Você está na página 1de 8

AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH

PENGUMUMAN STOCK BUYBACK


(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang Melakukan Stock Buyback Periode 2015-2016)

Dyah Retno Wulan


Sri Sulasmiyati

Fakultas Ilmu Administrasi


Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: dyahretno_wulan@ymail.com

ABSTRACT

The purpose of the company is to maximize shareholder value. Management's achievements in managing the
company are accounted to shareholders. The decline in stock prices caused shareholder concerns to their profits.
Stock buyback policy is one of the company's actions to prevent the stock price stability by reducing the number
of shares outstanding. Reducing the number of shares outstanding can raise earnings per share also the stock
prices. The purpose of this research is testing and analyzing the differences of average abnormal return, average
trading volume activity, and average trading frequency activity before and after stock buyback announcement on
the period 2015-2016. This research is a quantitative research with paired sample approach using Paired Sample
T-Test and Wilcoxon Sign Rank Test at level of significance 0,05. The sample of research is 35 companies using
purposive sampling method. Data Analysing using Statistical Package of Social Science 21. The results showed
insignificant differences in average abnormal return, average trading volume activity, and average trading
frequency activity before and after stock buyback announcement.

Keywords: Stock Price, Stock Buyback, Average Abnormal Return, Average Trading Volume Activity, Average
Trading Frequency Activity

ABSTRAK

Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai pemegang saham. Prestasi manajemen dalam mengelola
perusahaan dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham. Penurunan harga saham menyebabkan
kekhawatiran pemegang saham akan keuntungan yang mereka peroleh. Kebijakan stock buyback merupakan salah
satu tindakan perusahaan untuk menjaga kestabilan harga saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar.
Berkurangnya jumlah saham beredar membuat earnings per share (EPS) meningkat sehingga harga saham juga
meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis average abnormal return, average
trading volume activity, dan average trading frequency activity sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback
periode 2015-2016. Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif dengan pendekatan uji sampel berpasangan
menggunakan Paired Sample T-Test dan Wilcoxon Sign Rank Test pada tingkat signifikansi 0,05. Sampel
penelitian sebanyak 35 perusahaan diperoleh menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis data
menggunakan Statistical Package of Social Science (SPSS) versi 21. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan average abnormal return, average trading volume activity, dan average trading
frequency activity sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

Kata Kunci: Harga Saham, Stock Buyback, Average Abnormal Return, Average Trading Volume Activity,
Average Trading Frequency Activity

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 68


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
A. PENDAHULUAN penelitian ini menggunakan average trading volume
Pasar modal merupakan pasar yang activity dan average trading frequency activity
diperuntukkan untuk aktivitas jual beli berbagai untuk mengetahui reaksi pasar akibat adanya
instrumen jangka panjang. Keberadaan pasar modal informasi yang masuk ke pasar modal. Berdasarkan
dapat digunakan sebagai salah satu ciri uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk
perekonomian modern sebagai salah satu elemen melakukan penelitian yang berjudul “Aktivitas
sistem ekonomi yang memacu pertumbuhan dan Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah
perkembangan ekonomi (Basir dan Fakhrudin, Pengumuman Stock Buyback (Studi pada
2005:5). Adanya pasar modal diharapkan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
meningkatkan aktivitas perekonomian suatu negara Indonesia (BEI) yang Melakukan Stock Buyback
karena pasar modal merupakan alternaltif pendanaan Periode 2015-2016).”
untuk beroperasi dalam skala besar (Halim, 2015:2).
Sumber pendanaan pasar modal dapat berupa B. KAJIAN PUSTAKA
saham dan obligasi. Saham merupakan salah satu 1. Pasar Modal
instrumen pasar modal yang paling populer (Hadi, Pasar modal merupakan pasar untuk
2013:67). Investor yang menginginkan keuntungan memperjuabelikan sekuritas yang memiliki umur
lebih tinggi biasanya memilih saham biasa dalam lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi
berinvestasi karena tingkat perputarannya yang (Tandelilin, 2010:26).
tinggi dibandingkan saham preferen (Fahmi,
2015:80). Indeks Harga Saham merupakan salah satu 2. Saham
sarana yang digunakan investor untuk memantau Saham merupakan tanda penyertaan modal
kondisi pasar menguntungkan atau tidak. seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan
Kinerja perusahaan yang menurun akibat kondisi (Bursa Efek Indonesia, 2016). Pemegang saham
ekonomi yang memburuk menyebabkan Indeks memiliki hak atas penghasilan perusahaan, aset
Harga Saham Gabungan (IHSG) turut menurun. perusahaan, dan hadir dalam Rapat Umum
Harga saham yang menurun terus menerus Pemegang Saham (RUPS).
menyebabkan kekhawatiwan bagi pemegang saham
karena akan berpengaruh terhadap keuntungan yang 3. Pasar Efisien
mereka peroleh. Perusahaan perlu menjaga Pasar efisien adalah suatu kondisi dimana
kepercayaan pemegang saham, salah satunya dengan informasi tentang semua harga dapat diperoleh
melakukan stock buyback untuk menjaga kestabilan secara terbuka dan cepat tanpa ada hambatan khusus
harga saham dan sebagai sinyal positif atas kinerja (Fahmi, 2015:267).
perusahaan (Basir dan Fakhrudin, 2005:179).
Stock buyback merupakan kebijakan perusahaan 4. Abnormal Return
untuk membeli kembali saham beredar. Halim (2015:89) menyatakan bahwa abnormal
Berkurangnya sejumlah saham diharapkan mampu return adalah selisih antara return seseungguhnya
meningkatkan earnings per share (EPS) yang yang terjadi dengan return ekspektasi. Abnormal
nantinya mampu meningkatkan harga saham. return dapat dihitung dengan cara:
Kondisi perekonomian yang berfluktuatif
mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk
mengeluarkan peraturan untuk mempermudah
perusahaan dalam melakukan stock buyback. Sumber: Halim (2015:90)
Pengumuman stock buyback merupakan salah Keterangan:
satu jenis event study yang merupakan bagian dari ARTNi,t = abnormal return sekuritas i periode
konsep hipotesis pasar efisien. Jenis penelitian ini t
digunakan untuk menganalisis abnormal return A(Ri,t) = actual return sekuritas i periode t
sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar hari E(Ri,t) = expected return sekuritas i periode t
pengumuman (Hartono, 2015:647). Abnormal return
menurut Hartono (2015:647) merupakan selisih 5. Aksi Korporasi
antara return yang sesungguhnya terjadi dengan Robert Ang dalam Hadi (2013:177) menyatakan
return ekspektasian. Selain abnormal return, corporate action adalah tindakan yang dilakukan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 69


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
oleh perusahaan yang bobotnya cukup materil 9. Studi Peristiwa (Event Study)
sehingga memiliki kemampuan untuk Event study merupakan penelitian yang
mempengaruhi harga saham perusahaan. mengamati dampak dari adanya suatu pengumuman
informasi terhadap harga saham, berkaitan dengan
6. Pembelian Kembali Saham (Stock Buyback) seberapa cepat suatu informasi dapat tercermin
Stock buyback merupakan kebijakan perusahaan melalui harga saham (Tandelilin, 2010).
untuk membeli kembali beberapa saham beredar
perusahaan. Menurut Mayo (2014:279) saham yang 10. Hipotesis
dibeli kembali biasanya digunakan sebagai “harta
karun” perusahaan yang digunakan di masa depan.

7. Aktivitas Perdagangan Saham


Penelitian ini menggunakan aktivitas
perdagangan saham real-time yang tercatat melalui
Jakarta Automated Trading System (JATS). Peneliti
menggunakan trading volume activity dan trading
frequency activity sebagai alat untuk mengetahui
pengaruh adanya event terhadap aktivitas
perdagangan saham.

a) Trading Volume Activity (TVA) Gambar 1. Model Hipotesis


TVA merupakan jumlah total saham yang Sumber: Data Diolah (2017)
diperdagangkan di pasar sekunder pada periode
tertentu. TVA merupakan salah satu indikator yang H1: terdapat perbedaan yang signifikan average
dapat digunakan dalam analisis teknikal. abnormal return sebelum dan sesudah
pengumuman stock buyback.
H2: terdapat perbedaan yang signifikan average
trading volume activity sebelum dan sesudah
pengumuman stock buyback.
Sumber: Taslim (2015) H3: terdapat perbedaan yang signifikan average
trading frequency activity sebelum dan sesudah
b) Trading Frequency Activity (frekuensi pengumuman stock buyback.
perdagangan saham)
Sandrasari (2010) menyatakan frekuensi C. METODE PENELITIAN
perdagangan saham merupakan salah satu elemen 1. Jenis Penelitian
aktivitas pasar modal yang digunakan untuk melihat Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
reaksi pasar terhadap informasi yang masuk ke pasar dengan pendekatan uji sampel berpasangan Paired
modal. Frekuensi perdagangan saham adalah jumlah Sample T-Test untuk variabel average abnormal
berapa kali terjadinya transaksi jual beli saham yang return dan Wilcoxon Sign Rank Test untuk variabel
bersangkutan pada waktu tertentu. average trading volume activity dan average trading
frequency activity. Penggunaan uji Paired Sample T-
Test dimaksudkan untuk menguji variabel dengan
distribusi data normal dan Wilcoxon Sign Rank Test
untuk variabel dengan distribusi data tidak normal.
8. Signaling Theory Bentuk penelitian ini adalah studi peristiwa (event
Signaling theory menurut Tandelilin (2010:579) study). Event study digunakan untuk mengetahui
adalah suatu tindakan nyata yang dilakukan oleh reaksi pasar atas suatu peristiwa di pasar modal.
manajer untuk memberikan koreksi informasi yang Event yang diteliti adalah pengumuman stock
terjadi di pasar yang ditangkap secara jelas sebagai buyback yang dilakukan oleh perusahaan tercatat di
sinyal yang membedakannya dengan perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI).
lain.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 70


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2. Periode Penelitian 5. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan periode a) Statistik Deskriptif
pengamatan selama 11 hari, yaitu 5 hari sebelum, Statistik deskriptif merupakan bagian dari
hari pengumuman stock buyback, dan 5 hari sesudah. statistik yang mempelajari alat, teknik, ataupun
Alasan pemilihan periode ini adalah untuk prosedur yang ditujukan untuk mendapatkan
menhindari gangguan dari munculnya peristiwa lain. gambaran atau mendeskripsikan sekumpulan data
dari hasil pengamatan (Lupiyoadi dan Ikhsan,
3. Sumber Data 2015:84). Statistik deskriptif dalam penelitian ini
Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan average
berupa data sekunder yang diperoleh melalui website abnormal return, average trading volume activity
resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. dan average trading frequency activity sebelum dan
Data penelitian berupa tanggal pengumuman stock sesudah pengumuman stock buyback.
buyback, jumlah saham beredar perusahaan, volume
perdagangan saham harian, harga penutupan saham b) Statistik Inferensial
harian, IHSG penutupan harian dan frekuensi Quadratullah (2014:194) menjelaskan statistik
perdagangan saham harian. inferensial merupakan pengambilan kesimpulan
tentang parameter populasi berdasarkan data sampel
4. Populasi dan Sampel yang diambil dari populasi. Penelitian ini
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Statistik uji
adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa yang digunakan pada penelitian ini adalah uji sampel
Efek Indonesia (BEI) yang melakukan stock buyback berpasangan Paired Sample T-Test untuk data
periode 2015-2016. Terdapat 46 perusahaan tercatat berdistribusi normal dan Wilcoxon Sign Rank Test
yang melakukan stock buyback. Penentuan sampel untuk data berdistribusi tidak normal.
menggunakan metode purposive sampling dengan 1) Uji Normalitas Data
kriteria sebagai berikut: Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-
a) Perusahaan terdaftar di BEI periode 2015-2016 Smirnov dengan nilai signifikansi 0,05. Data
yang melakukan pengumuman stock buyback dikatakan berdistibusi normal jika nilai
sesuai peraturan OJK (POJK nomor signifikansi > 0,05 dan dikatakan tidak
02/POJK.04/2013 dan SEOJK nomor berdistribusi tidak normal jika nilai signifikansi
22/SEOJK.04/2015). < 0,05.
b) Perusahaan tidak melakukan aksi korporasi lain 2) Uji Hipotesis
seperti right issue, merger, akuisisi, stock split Berdasarkan hasil uji normalitas nantinya akan
dan aksi korporasi lainnya selama periode ditentukan uji statistik yang akan digunakan,
pengamatan. jika data berdistribusi normal maka
c) Perusahaan memiliki data yang cukup untuk menggunakan statistik parametrik Paired
dianalisis, yaitu harga saham penutupan harian, Sample T-Test. Apabila data tidak berdistribusi
tanggal pengumuman stock buyback, volume normal akan menggunakan uji non parametrik
perdagangan saham harian, jumlah saham berupa Wilcoxon Sign Rank Test (Mason and
beredar perusahaan dan frekuensi perdagangan Lind dalam Junizar, 2013).
saham.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh 1. Penyajian Data
sebanyak 35 perusahaan sebagai sampel penelitian. a) Abnormal Return
Perusahaan yang melakukan lebih dari satu kali stock Berdasarkan tabel 1, rata-rata AAR sebelum
buyback selama periode pengamatan akan diartikan pengumuman stock buyback sebesar -0,000444 dan
bahwa perusahaan melakukan stock buyback lebih sesudah pengumuman mengalami peningkatan
dari satu kali. menjadi 0,006929. Nilai AAR tertinggi sebelum dan
sesudah pengumuman stock buyback dimiliki oleh
PT Harum Energy Tbk sebesar 0,046430 dan PT
Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk sebesar
0,056651. AAR perusahaan sebelum dan sesudah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 71


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pengumuman yang terendah dimiliki oleh PT Medco 2. Analisis Statistik Deskriptif
Energi Internasional Tbk tahun 2015 dengan nilai - Statistik deskriptif menurut Lind et.al dalam
0,066798 dan -0,023970. Zulganef (2008:189) adalah metode yang digunakan
untuk mengorganisasikan, mengikhtisarkan, dan
Tabel 1. AAR Sebelum dan Sesudah Pengumuman menyajikan data dengan cara yang informatif. Data
Stock Buyback yang telah dikumpulkan dan diolah selanjutnya akan
disajikan secara sistematik, rapi, dan menarik agar
memudahkan pembaca untuk memahaminya.
Statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan
Sumber: Data diolah peneliti (2017) untuk menggambarkan average abnormal return,
average trading volume activity, dan average trading
b) Trading Volume Activity frequency activity sebelum dan sesudah
Rata-rata ATVA perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.
pengumuman stock buyback adalah sebesar
0,001505 dan 0,001306, nilai ini mengalami a) Abnormal Return
penurunan dibandingkan sebelum melakukan
pengumuman. Perusahaan dengan nilai ATVA
tertinggi sebelum dan sesudah pengumuman adalah
PT Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk dengan
nilai 0,014767 dan PT Harum Energy Tbk sebesar
0,012264. Berdasarkan tabel 2, nilai terendah ATVA
sebelum dan sesudah pengumuman sebesar
0,000000 oleh PT Electronic City Indonesia Tbk
tahun 2015 dan PT Plaza Indonesia Realty Tbk.
Gambar 2.Pergerakan AAR Saham Harian
Tabel 2. ATVA Sebelum dan Sesudah Pengumuman Perusahaan Selama Periode
Stock Buyback Pengamatan
Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Berdasarkan gambar 2, nilai AAR mencapai


puncaknya pada t+1 pengumuman yaitu sebesar
Sumber: Data diolah peneliti (2017) 0,024727. Nilai AAR berfluktuatif selama periode
pengamatan. Nilai AAR sesudah pengumuman stock
c) Trading Frequency Activity buyback adalah positif, menunjukkan bahwa harga
Merujuk pada tabel 3, rata-rata ATFA sebelum saham meningkat sebagai reaksi positif investor
dan sesudah pengumuman stock buyback adalah terhadap informasi yang dikeluarkan perusahaan.
sebesar 1210 dan 2265. Nilai ATFA tertinggi
sebelum dan sesudah adalah 8109 dan 5882 oleh PT b) Trading Volume Activity
Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. PT Electronic Berdasarkan gambar 3, nilai ATVA bergerak
City Indonesia Tbk tahun 2015 dan PT Plaza secara fluktuatif. Pada hari t-4 mencapai nilai rata-
Indonesia Realty Tbk memiliki nilai ATFA terendah rata transaksinya yang tertinggi selama hari
sebelum pengumuman dan PT Plaza Indonesia pengamatan. Hari t+1 nilai ATVA mengalami
Realty Tbk sesudah pengumuman yaitu sebesar 0 penurunan dibandingkan saat hari pengumuman,
kali transaksi. yaitu dari 0,001422 menjadi 0,001396.

Tabel 3. ATFA Sebelum dan Sesudah Pengumuman


Stock Buyback

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 72


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
b) Hasil Uji Hipotesis I
Pengujian hipotesis I dilakukan dengan uji Paired
Sample T-Test untuk membuktikan pernyataan
tentang adanya perbedaan yang signifikan average
abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman
stock buyback.
Berdasarkan tabel 5 hasil uji beda, dapat
Gambar 3. Pergerakan ATVA Saham Harian dibuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
Perusahaan Selama Periode signifikan average abnormal return sebelum dan
Pengamatan sesudah pengumuman stock buyback. Nilai
Sumber: Data diolah peneliti (2017) signifikansi yang lebih besar (0,086>0,05), maka
diambil keputusan H0 diterima.
c) Trading Frequency Activity
Nilai ATFA selama periode pengamatan Tabel 5. Hasil Uji Paired Sample T-Test Average
bergerak secara fluktuatif. Peningkatan nilai ATFA Abnormal Return (AAR)
terlihat pada hari pengamatan t-4, t-1, dan t+3. Variabel T Signifikansi
Reaksi pasar yang terlihat di sekitar tanggal AAR sebelum – -1, 769 0,086
pengumuman mengindikasikan bahwa peristiwa AAR sesudah
mengandung informasi. Sumber: Output SPSS versi 21 (2017)

c) Hasil Uji Hipotesis II


Pengujian hipotesis II dilakukan dengan uji
Wilcoxon Sign Rank Test untuk membuktikan
pernyataan tentang adanya perbedaan yang
signifikan average trading volume activity sebelum
dan sesudah pengumuman stock buyback.

Tabel 6. Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Average


Gambar 4. Pergerakan ATFA Saham Harian Trading Volume Activity (ATVA)
Perusahaan Selama Periode Variabel Z Signifikansi
Pengamatan ATVA sebelum – -0,624 0,533
Sumber: Data diolah peneliti (2017)
ATVA sesudah
Sumber: Output SPSS versi 21 (2017)
3. Analisis Statistik Inferensial
a) Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan hasil uji beda dapat dibuktikan
Tabel 4, menyajikan hasil uji normalitas bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan average trading volume activity sebelum dan
tingkat kepercayaan 95%. Data dikatakan sesudah pengumuman stock buyback. Nilai
berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05. signifikansi yang lebih besar (0,533>0,05), maka
Variabel AAR sebelum dan sesudah berdistribusi diambil keputusan H0 diterima.
normal, begitu juga variabel ATFA sesudah. Data
yang berdistribusi tidak normal meliputi variabel d) Hasil Uji Hipotesis III
ATVA sebelum dan sesudah, serta variabel ATFA Pengujian hipotesis III dilakukan dengan uji
sebelum. Wilcoxon Sign Rank Test untuk membuktikan
pernyataan tentang adanya perbedaan yang
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data
signifikan average trading volume activity sebelum
dan sesudah pengumuman stock buyback.

Sumber: Output SPSS versi 21 (2017)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 73


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 7. Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Average perusahaan tersebut kurang diminati sehingga
Trading Frequency Activity (ATFA) transaksi sahamnya kecil bahkan tidak ada transaksi.
Variabel Z Signifikansi
ATFA sebelum – -0,120 0,905 c) Uji Hipotesis III
ATFA sesudah Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa
Sumber: Output SPSS versi 21 (2017) tidak ada perbedaan yang signifikan average trading
frequency activity sebelum dan sesudah
Berdasarkan hasil uji beda dapat dibuktikan pengumuman stock buyback. Informasi yang
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dipublikasikan perusahaan belum mampu untuk
average trading frequency activity sebelum dan menyakinkan investor untuk berinvestasi akibat
sesudah pengumuman stock buyback. Nilai kondisi perekonomian yang berfluktuatif. Meskipun
signifikansi yang lebih besar (0,905>0,05), maka secara statistik tidak mengalami perubahan
diambil keputusan H0 diterima. signifikan, kebijakan perusahaan untuk membeli
kembali sahamnya tidaklah sia-sia, PT Harum
4. Pembahasan Penelitian Energy Tbk merupakan salah satu perusahaan yang
Investor dalam melakukan investasi perlu mengalami peningkatan frekuensi transaksi. Hal ini
mengambil keputusan investasi yang tepat, diduga akibat kondisi ekonomi yang mulai membaik
keputusan untuk menjual, membeli, atau menahan pada triwulan IV ditandai meningkatnya ekspor dan
kepemilikan saham. Kinerja sekuritas dapat ditopang naiknya harga komoditas batubara,
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor dari tembaga, dan timah (Laporan Tinjauan Kebijakan
dalam maupun luar perusahaan, kondisi politik, Moneter Bank Indonesia, Januari 2017).
ekonomi, sosial, bahkan lingkungan internasional.
Pengumuman stock buyback merupakan salah satu Hasil pengujian yang tidak menunjukkan hasil
kebijakan perusahaan sebagai langkah signaling signifikan selain disebabkan karena sebab-sebab
yang mengindikasikan harga saham sudah yang telah disebutkan di depan juga diakibatkan oleh
undervalued. keputusan perusahaan dalam melakukan stock
buyback merupakan kebijakan yang dampaknya
a) Uji Hipotesis I tidak dapat diamati dalam waktu singkat. Dampak
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa stock buyback dalam meningkatkan earnings per
tidak ada perbedaan yang signifikan average share (EPS) yang nantinya meningkatkan harga
abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman saham akan dapat diketahui dalam periode
stock buyback. Meskipun secara statistik tidak pengamatan yang lama misalkan 5 tahun.
mengalami perubahan signifikan, kebijakan stock
buyback mampu meningkatkan rata-rata abnormal E. KESIMPULAN DAN SARAN
return perusahaan seperti yang terlihat pada tabel 1. 1. Kesimpulan
Hasil uji statistik yang berbeda disebabkan oleh Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
banyak faktor seperti periode pengamatan yang dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:
singkat dan jumlah sampel yang digunakan. a) Average Abnormal Return (AAR) tidak
mengalami perubahan yang signifikan sebelum
b) Uji Hipotesis II dan sesudah pengumuman stock buyback.
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa Berdasarkan hasil tersebut mengindikasikan
tidak ada perbedaan yang signifikan average trading bahwa investor telah mengantisipasi kondisi pasar
volume activity sebelum dan sesudah pengumuman yang berfluktuatif signifikan sehingga lebih
stock buyback. Meskipun secara statistik tidak selektif dalam menginvestasikan dananya.
mengalami perubahan signifikan, kebijakan b) Average Trading Volume Activity (ATVA) tidak
perusahaan untuk membeli kembali sahamnya mengalami perubahan yang signifikan sebelum
tidaklah sia-sia, PT Electronic City Indonesia Tbk dan sesudah pengumuman stock buyback. Nilai
dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk merupakan ATVA yang cenderung menurun sesudah
beberapa perusahaan yang mengalami peningkatan pengumuman mengindikasikan investor belum
volume transaksi saham. Sebelumnya, saham sepenuhnya percaya akan signaling yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 74


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dikeluarkan oleh perusahaan mengenai Hadi, Dr. Nor. 2013. Pasar Modal: Acuan Teoretis
kinerjanya. dan Praktis Investasi di Instrumen Keuangan
c) Average Trading Frequency Activity (ATFA) Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
tidak mengalami perubahan yang signifikan Halim, Abdul. 2015. Analisis Investasi di Aset
sebelum dan sesudah pengumuman stock Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
buyback. Pengumuman stock buyback yang
dikeluarkan perusahaan masih belum mampu Hartono, Jogiyanto. 2015. Teori Portofolio dan
menarik minat investor dalam bertransaksi saham. Analisis Investasi. Edisi Kesepuluh.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
2. Saran Junizar, Muhammad Luky. 2013. Pengaruh
Adapun saran yang dapat diberikan adalah: Pembelian Kembali Saham (Buyback)
a) Bagi Investor terhadap Respon Pasar: Studi pada Perusahaan
Investor harus lebih cermat dalam menganalisis yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
informasi yang dikeluarkan perusahaan seperti Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis
pengumuman stock buyback, agar informasi ini Universitas Diponegoro.
dapat digunakan secara tepat sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan investasi. Lupiyoadi, Rambat dan Ridho Bramulya Ikhsan.
b) Bagi Perusahaan 2015. Praktikum Metode Riset Bisnis. Jakarta:
Perusahaan disarankan untuk selalu menjaga dan Salemba Empat.
meningkatkan kinerja di masa depan, agar Mayo, Herbert B. 2014. Investment an Introduction.
penggunaan kebijakan stock buyback dengan South-Western: Cengage Learning.
tujuan menstabilkan harga saham dapat tercapai.
c) Bagi Peneliti Selanjutnya Quadratullah, Mohammad Farhan. 2014. Statistika
Penelitian selanjutnya yang akan melakukan Terapan: Teori, Contoh, Kasus, dan Aplikasi
penelitian pada fokus yang sama disarankan untuk dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.
menambahkan variabel selain abnormal retun, Sandrasari, Wiedya Tri. 2010. Analisis Volume
trading volume activity dan trading frequency Perdagangan, Frekuensi Perdagangan, dan
activity, seperti menggunakan earnings per share Order Imbalance terhadap Volatilitas Harga
(EPS). Selain itu memperpanjang periode Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa
pengamatan agar dampak dari pengumuman stock Efek Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi
buyback dapat diamati dalam jangka panjang. Universitas Sebelas Maret.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi.
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Bank Indonesia. 2017. Laporan Tinjauan Kebijakan
Moneter Bank Indonesia Januari 2017. Taslim, Ahmad. 2015. Pengaruh Frekuensi
Diakses pada tanggal 12 Juni 2017 dari Perdagangan Saham, Volume Perdagangan
www.bi.co.id. Saham, Kapitalisasi Pasar dan Jumlah Hari
Perdagangan terhadap Return Saham. Jurnal
Basir, Saleh dan Fakhrudin. 2005. Aksi Korporasi:
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Strategi untuk Meningkatkan Nilai Saham
Semarang.
melalui Tindakan Korporasi. Jakarta: Salemba
Empat. Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial & Bisnis.
Bursa Efek Indonesia. 2016. Pengertian Saham. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Diakses pada Tanggal 10 Desember 2016 dari
ww.idx.co.id.
Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Investasi: Teori
dan Soal Jawaban Edisi 2. Jakarta: Salemba
Empat.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 75


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Você também pode gostar