Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
Tema: Ius Constitutum dan Ius Constituendum terkait Pemanfaatan Sumber Daya Alam di
Indonesia
Oleh:
Indriyane Vera Natalia
110 110 160 354
Dosen:
Prof. Dr. Hj. Etty R. Agoes, S.H., LL.M
Dr. Idris, S.H., M.A.
R. A. Gusman C. Siswandi, S.H., LL.M, Ph.D
Dr. Maret Priyanta, S.H., M.H.
Nadia Astriani, S.H., M.Si.
Davina Oktivana, S.H., M.H.
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS HUKUM
JATINANGOR
2019
0
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
Abstract
Mineral and coal resources (minerba) since the early days of the Republic of Indonesia until now
have played a very important role in Indonesia's economic development. In managing natural
resources in the mining sector, a legal instrument is needed. In 1967 the Indonesian government
enacted Law Number 11 of 1967 concerning Basic Mining Provisions (hereinafter referred to as
Law No. 11 of 1967). In its development, the law whose material is centralistic is no longer in
accordance with the development of the current situation and conditions and challenges in the
future. Thus was born a new mining provision namely Law Number 4 concerning Mineral and
Coal Mining (hereinafter referred to as Law No. 4 of 2009). However, in the implementation of
this law, there are still various problems such as this paradigm shift, such as the shift from a work
contract to a Mining Business License, regarding divestment obligations and issues surrounding
licensing aspects if related to the era of regional autonomy. With this problem, then there is some
urgency to make changes to Law No. 4 of 2009. This research is a normative legal research
through the method of legislation approach, conceptual approach and analytical approach. The
object of normative legal research is in the form of qualitative legal material, namely primary
legal material, namely legislation and secondary legal material, namely library material. The
specification of this research is inferential research, which does not merely describe the facts, but
draws general conclusions that can be the basis of deduction to determine steps to deal with legal
issues and describe the position of problems of the national legal system. To the research data,
both secondary and primary data, a qualitative juridical analysis was conducted using legal
interpretation methods, especially grammatical interpretation, historical interpretation, and
systematic interpretation as well as analogy and legal construct and the results are then written
descriptively.
Keywords: Mining Law, Mineral and Coal Resources, Mining Business Permit, Divestment
Abstrak
Sumber daya mineral dan batubara (minerba) sejak masa awal berdirinya Republik Indonesia
hingga saat ini telah memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi
Indonesia.
1
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
Dalam mengelola sumber daya alam di bidang pertambangan ini, dibutuhkan sebuah instrumen
hukum. Pada tahun 1967 pemerintah Indonesia menetapkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan (untuk selanjutnya disebut sebagai UU
No. 11 Tahun 1967). Dalam perkembangannya, undang-undang tersebut yang materinya bersifat
sentralistik sudah tidak sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi sekarang serta tantangan
di masa yang akan datang. Maka lahirlah ketentuan pertambangan baru yakni Undang-Undang
Nomor 4 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (untuk selanjutnya disebut sebagai UU No.
4 Tahun 2009). Namun, dalam pelaksanaannya undang-undang ini masih mengalami berbagai
masalah seperti pergeseran paradigma ini seperti pergeseran dari kontrak karya menuju Izin Usaha
Pertambangan, mengenai kewajiban divestasi dan permasalahan seputar aspek perizinan jika
dihubungkan pada era otonomi daerah. Dengan permasalahan ini, maka munculah beberapa
urgensi untuk melakukan perubahan terhadap UU No. 4 Tahun 2009. Penelitian ini merupakan
penelitian hukum normatif melalui metode pendekatan perundang – undangan, pendekatan
konseptual dan pendekatan analitis. Objek penelitian hukum normatif ini berupa bahan hukum
yang bersifat kualitatif yaitu bahan hukum primer yakni peraturan perundang – undangan dan
bahan hukum sekunder yakni bahan pustaka. Spesifikasi penelitian ini adalah riset inferensial,
yang tidak sekedar mendeskripsikan fakta, tetapi menarik kesimpulan umum yang dapat menjadi
dasar deduksi untuk menentukan langkah – langkah untuk menghadapi masalah hukum serta
menggambarkan kedudukan permasalahan sistem hukum nasional. Terhadap data penelitian, baik
data sekunder maupun data primer, dilakukan analisis yang bersifat yuridis kualitatif dengan
menggunakan metode penafsiran hukum terutama penafsiran gramatikal, penafsiran sejarah, dan
penafsiran sistematis serta analogi dan konstrukti hukum yang kemudian hasilnya dituliskan secara
deskriptif.
Kata kunci: Hukum Pertambangan, Sumber Daya Mineral dan Batubara, Izin Usaha
Pertambangan, Divestasi
1 2
Victor Imanuel Wlliamso Nalle, “Hak Menguasai Adrian Sutedi, Hukum Pertambangan, (Jakarta :
Negara Atas Mineral dan Batubara Pasca Berlakunya Sinar Grafika, 2011), hlm. 103
Undang-Undang Minerba”, Jurnal Konstitusi, Vol. 9,
No. 3, September 2012, hlm. 474
2
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
3
Zaqiu Rahman, “Perubahan Undang-Undang Indonesia”, Jurnal Rechts Vinding, Vol. 1, No. 1,
Pertambangan Mineral dan Batubara: Upaya Untuk Desember 2015
Menata Kembali Pengelolaan Sumber Daya Alam di
3
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
tahun 2002, sementara sektor ini juga manfaat yang sebesar-besarnya bagi
menyumbangkan 2,7 % dari produk domestik kemakmuran rakyat secara berkelanjutan.6
bruto (PDB) dan US$ 920 juta dalam pajak Hal tersebut sudah diakomodir dalam
dan pungutan bukan pajak bagi berbagai landasan konstitusional Indonesia yakni
tingkat pemerintahan. Sektor dan pungutan Undang-Undang Dasar 1945 khususnya
bukan pajak bagi berbagai tingkat dalam Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3), yang
pemerintahan. Sektor pajak dan pungutan menyatakan bahwa: 7
bukan pajak bagi berbagai tingkat “......Bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di
pemerintahan. Sektor pertambangan juga
dalamnya dikuasai oleh negara
memberikan lapangan pekerjaan yang cukup dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai
besar, baik yang terlibat secara langsung
oleh negara dan dipergunakan
dalam proses produksi, maupun dalam untuk sebesar – besarnya
kemakumran rakyat, ......
berbagai produk dan jasa pendukung
Perekenomian nasional
pertambangan.4 Keuntungan ekonomis bagi diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan
Indonesia jauh lebih besar dibandingkan
prinsip kebersamaan, efesiensi
dengan jumlah kontribusinya dalam PDB, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan,
karena multiplier effect5 yang bersifat
kemandirian, serta dengan
intangible. menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional.”
Mengingat minerba sebagai kekayaan
alam yang terkandung di dalam bumi Hukum merupakan komponen faktor
merupakan sumber daya alam yang tidak penting terwujudnya pembangunan nasional
terbarukan, maka pengelolaannya perlu yang tertulis dalam pembukaan Undang –
dilakukan secara optimal, efisien, transparan, Undang Dasar 1945 tepatnya pada alinea
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, keempat menjelaskan tujuan dari negara
serta berkeadilan agar dapat memperoleh salah satunya ikut melaksanakan ketertiban
4
Price Waterhouse Coopers (PWC), “Mengundang (Deky Aji Suseni & Muhammad Azwar Anas,
Investasi Baru dalam Bidang Pertambangan”, Jurnal Multiplier Effect Sektor Basis Terhadap
Indonesia Policy Briefs, 2003, hlm. 14 Perekonomian Daerah Provinsi Jawa Tengah, Jurnal
5
Multiplier effect adalah suatu keterkaitan langsung Riset Ekonomi Pembangunan, Vol. 2, No. 2, April
dan tidak langsung yang kemudian mendorong adanya 2017, hlm 116)
6
kegiatan pembangunan diakibatkan oleh kegiatan pada Ibid.
7
bidang tertentu baik bersifat positif maupun negative Lihat Pasal 33 ayat (2) dan (3) Undang – Undang
yang menggerakan kegiatan di bidang-bidang lain. Dasar 1945
4
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
5
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
11 12
Franky Butar Butar, “Penegakan Hukum Adrian Sutendi, Loc. Cit.
13
Lingkungan di bidang Pertambangan”, Jurnal Ibid.
14
Yuridika, Vol. 25 No. 2, Mei - Agustus 2010, hlm. Ibid., hlm. 106
15
152 Victor Imanuel Wiliamson Nalle, Op. Cit., hlm. 476
6
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
berlakunya UU No. 4 Tahun 2009, terdapat pasca berlakunya UU No. 4 Tahun 2009
beberapa perubahan dari seperti perihal dalam kerangka upaya penataan kembali
kandungan tambang, golongan bahan pengelolaan sumber daya mineral dan
tambang, penguasaan pertambangan, batubara. Tulisan ini akan membahas terlebih
kewenangan pengelolaan, pengawasan, dahulu mengenai sejarah pengaturan dan
penggunaan lahan, wilayah pertambangan, alasan perubahan dari UU No. 1 Tahun 1967
bentuk perizinan, pelaksanaan usaha yang kemudian akan dilanjutkan dengan
pertambangan, tahapan usaha pertambangan, pembahasan mengenai permasalahan-
perizinan usaha, jangka waktu perizinan, hak permasalahan dari UU No. 4 Tahun 2009
dan kewajiban, divestasi, sanksi, dan lainnya. dengan seluruh harapan-harapan pengaturan
Akan tetapi, seiring dengan mengenai pengelolaan sumber daya mineral
implementasinya, ternyata keberlakuan UU dan batubara dimasa yang akan datang.
No. 4 Tahun 2009 belum menjawab beberapa
permasalahan dan kebutuhan hukum dalam IDENTIFIKASI MASALAH
pengelolaan minerba. Permasalahan-
permasalahan yang terjadi dikarenakan Berdasarkan latar belakang permasalahan di
banyaknya pergeseran paradigma dalam atas, dapat dirumuskan beberapa identifikasi
pengelolaan sumber daya mineral dan permasalahan terkait upaya penataan kembali
batubara. Pergeseran ini terkait hubungan pengelolaan sumber daya mineral dan
antara negara dan pemodal, khususnya batubara yang ditinjau dari UU No. 4 Tahun
kepada investasi asing. Permasalahan atas 2009, yaitu sebagai berikut:
pergeseran paradigma ini seperti pergeseran 1. Bagaimana perkembangan
dari kontrak karya menuju Izin Usaha pengaturan mengenai pengelolaan
Pertambangan, mengenai kewajiban sumber daya mineral dan batubara
divestasi dan permasalahan seputar aspek yang pernah berlaku di Indonesia?
perizinan jika dihubungkan pada era otonomi 2. Bagaimana penegakan UU No. 4
daerah. Tahun 2009 sebagai upaya untuk
Berkenaan dengan berbagai polemik melakukan penataan kembali
tersebut, penulis merasa perlu adanya pengelolaan sumber daya mineral dan
pengkajian mengenai pergeseran paradigma batubara di Indonesia?
7
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
16 18
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Pendekatan
(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), p 22. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta,
17
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian 2009), p. 29.
Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2003), p. 13.
8
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
19 20
H. Salim H.S., “Hukum Pertambangan di Adrian Sutendi, Op. Cit., hlm. 2
21
Indonesia”, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hlm. 1 Ibid.
9
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
melonjaknya harga komoditi mineral dunia katas kekayaan intelektual, serta tuntutan
yang memacu kenaikan laba perusahaan peningkatan peran swasta dan masyarakat.
tambang termuka di dunia (global 40), Dalam menghadapi tantangan
sehingga kegiatan produksi dan eksplorasi lingkungan strategis dan menjawab
muncul kembali dan membuat uasah ini permasalahan di atas, perlu disusun peraturan
masih dipandang layak dan ekonomis.22 perundang-undangan baru di bidang
Harapan untuk meningkatkan tren industry pertambangan mineral dan batubara yang
pertambangan muncul ketika hadirnya dapat memberikan landasan hukum bagi
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 langkah-langkah pembaruan dan penataan
tentang Ketentuan POKOK Pertambangan. kembali kegiatan pengelolaan dan
Dengan diterbitkannya UU No. 11 Tahun pengusahaan pertambangan mineral dan
1967 ini diharapkan akan menciptakan iklim batubara. Undang-undang yang diharapkan
industry yang lebih kondusif dan pada masa itu mengandung pokok-pokok
memulihkan kepercayaan publik terhadap pikiran sebagai berikut:23
investasi pertambangan Indonesia. a. Mineral dan Batubara sebagai sumber
Dalam perkembangan selanjutnya, daya yang tidak dapat diperbarukan
undang-undang tersebut yang materinya dikuasai oleh negara dan
muatannya bersifat sentralistik sudah tidak pengembangan serta pendayagunaan
sesuai dengan perkembangan situasi dilaksanakan oleh pemerintah dan
sekarang dan tantangan di masa depan. pemerintah daerah bersama dengan
Disamping itu, pembangunan pertambangan pelaku usaha;
harus menyesuaikan diri dengan perubahan b. Pemerintah selanjutnya memberikan
lingkungan strategis, baik bersifat nasional kesempatan kepada badan usaha yang
maupun internasional. Tantangan utama yang berbadan hukum Indonesia, koperasi,
dihadapi oleh pertambangan mineral dan batu perseorangan, maupun masyarakat
bara adalah penharuh globalisasi yang setempat untuk melakukan mineral
mendorong demokrastitasi, otonomi daerah, dan batubara berdasarkan izin, yang
hak asasi manusia, lingkungan hidup, sejalan dengan otonomi daerah,
perkembangan teknologi dan informasi, ha diberikan oleh pemerintah dan/atau
22 23
Ibid., hlm. 104 Ibid., hlm. 106-107
10
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
pemerintah daerah sesaui dengan yang baru yakni UU No. 4 Tahun 2009.
kewenangannya masing-masing; Berikut adalah perbedaan pengaturan dalam
c. Dalam rangka penyelenggaraan UU No. 11 Tahun 1967 dengan UU No. 4
desentralisasai dan otonomi daerah, Tahun 2009:
pengelolaan pertambangan mineral Tabel 1
Perbandingan UU No. 11 Tahun 1967 dan UU No. 4
dan batubara dilaksanakan
Tahun 2009
berdasarkan prinsip eksternalitas,
akuntabilitas, dan efesiensi yang
Kriteria UU No. 11 UU No. 4
melibatkan pemerintah dan
Tahun 1967 Tahun 2009
pemerintah daerah;
Isi UU 37 Pasal dan 12 175 Pasal dan
d. Usaha pertambangan harus memberi
Bab 26 Bab
manfaat ekonomi dan sosial yang
Kandun Segala bahan Lebih
sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
gan galian (unsur- spesifik yaitu
rakyat Indonesia;
Tamban unsur kimia mineral dan
e. Usaha pertambangan harus dapat
g mineral- batubara
mempercepat pengembangan wilayah
mineral, bijih-
dan mendorong kegiatan ekonomi
bijih, dan
masyarakat/pengusaha kecil dan
segala macam
menegah serta mendorong
batuan
tumbuhnya industri penunjang
termasuk batu-
pertambangan;
batu mulia
f. Dalam rangka terciptanya
yang
pembangunan berkelanjutan,
merupakan
kegiatan usaha pertambangan harus
endapan-
dilaksanakan dengan memperhatkan
endapan alam)
prinsip lingkungan hidup,
Golonga a. golongan a. mineral
transparansi, dan partisipasi
n Bahan bahan radioaktif
masyarakat.
Tamban galian ;
Kemudian, pada akhirnya UU No. 11 g strategis;
Tahun 1967 digantikan oleh undang-undang
11
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
12
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
13
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
14
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
(Pasal prioritas
67), (Pasal 75)
dengan
Pelaksan a. Instansi a. Pemegan
luas
a Usaha Pemerintah g IUP
terperinci
Pertamb yang atau
(Pasal 68)
angan ditunjuk IUPK
c. IUPK
oleh b. Badan
(Izin
Menteri Usaha
Usaha
b. Perusahaan c. Koperasi
Pertamba
Negara d. Perseoran
ngan
c. Perusahaan gan sesuai
Khusus)
Daerah dengan
diberikan
d. Perusahaan kualifikas
pada
dengan i yang
badan
modal telah
usaha
bersama ditetapka
berbadan
antara n oleh
hukum
Negara dan klasifikas
Indonesia
Daerah i Menteri
, baik
e. Koperasi
BUMN,
f. Badan atau
BUMD,
perseorang
maupun
an swasta
swasta.
yang
BUMN
memenuhi
dan
syarat-
BUMD
syarat yang
mendapat
dimaksud
dalam
15
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
16
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
17
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
Mineral an pendapat
dan perund an negara
Batubara ang- dan
(20 tahun undang daerah:
+ 2 x 10 an yang pajak,
tahun) berlaku PNBP,
terdiri 2) KP/PK iuran
dari P2B, (Pasal
konstruk tetap 128-133)
si (3 pada b. Lingkung
ahun) saat an
dan kontrak c. Pemegan
kegiatan ditanda g IUP
penamba tangani operasi
ngan, b. Lingkunga produksi
pengolah n (sedikit wajib
an dan diatur) melakuka
pemurnia c. Nilai n
n, tambah pengolah
pengang (hanya an dan
kutan diatur pemurnia
dan didalam n hasil
penjuala kontrak) tambang
n (20 d. Pemanfaata di dalam
tahun) n tenaga negeri
kerja untuk
Hak dan a. Keuangan a. Keuanga
setempat Nilai
Kewajib 1) KP, n,
(tidak Tambah
an sesuai membaya
diatur) (Pasal
peratur r
18
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
19
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
20
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
Penegakan UU No. 4 Tahun 2009 sebagai 1967 yang menjadi awal berlakunya
dalam pengelolaan sumber daya mineral dan tersebut karena hanya dimuat dalam
batubara. Dalam proses penegakan UU No. 4 satu pasal saja, yaitu Pasal 10.
24
Akbar Saleng, Hukum Pertambangan, (Yogyakarta:
UII Press, 2004), hlm. 65
21
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
25
Salim H.S., Op. Cit., hlm. 129 usaha milik negara dengan perusahaan swasta asing,
26
Mengacu pada pengertian bahan galian dalam Pasal biasanya perusahaan multinasional. Lihat Huala
1 huruf a UU No. 11 Tahun 1967 yang mencakup Adolf, Dasar-dasar Hukum Kontrak Internasional,
unsur-unsur kimia mineral-mineral, bijih-bijih dan (Bandung: Refika Aditama, 2008), hlm. 126-127
28
segala macam batuan termasuk batu mulia yang Meray Hendrik Mezak, “Pengaturan Hak
merupakan endapan-endapan alam. Penguasaan Negara atas Pertambangan Studi
27
Kontrak karya juga dapat digolongkan sebagai Perbandingan Konsepsi Kontrak Karya dengan Izin
kontrak internasional, khususnya sebagai kontrak Usaha Pertambangan,” Law Review, Vol. XI, No. 1,
pembangunan ekonomi. Jenis kontrak internasional ini Juli 2011, hlm. 33
pada umumnya dilakukan oleh negara atau badan
22
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
29
Putusan Mahkamah Konstitutsi Nomor: 01-021-
022/PUU-I/2003
23
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
kontrak karya. Model kontrak karya UU No. 4 Tahun 2009 ini menjadi
dalam rentang generasi telah titik perubahan kebijakan di bidang
mengatur standarisasi prosedur dan pertambangan karena dihapuskanya
memenuhi kebutuhan-kebutuhan model kontrak karya dan digantikan
investor sehingga investor merasa dengan sistem perizinan. UU No. 4
nyaman dengan model tersebut.30 Tahun 2009 mengenal izin di bidang
Wacana ditinggalkannya kontrak pertambangan sebagai Izin Usaha
karya dikarenakan permasalahan- Pertambangan (IUP).31 Figur izin
permasalahan yang tercipta merupakan sebuah tanda persetujuan
membutuhkan waktu yang lama dari pemerintah, berdasarkan
untuk kemudian menjadi kenyataan. peraturan perundang-undangan
Hal tersebut tidak dapat dilepaskan Dengan memberi izin, pemerintah
dari tarik menarik kepentingan antara memperkenankan orang yang
perusahaan-perusahaan mengajukan permohonan untuk
pertambangan yang telah melakukan melakukan tindakan-tindakan
eksploitasi mineral dan batubara di tertentu yang sebenarnya dilarang.32
Indonesia berdasarkan kontrak karya. Izin di bidang pertambangan juga
Kepastian hukum dalam bisnis menjadi sebuah instrumen
pertambangan menjadi pertanyaan pengendalian. Karakter pengendalian
besar bagi perusahaan-perusahaan dalam izin merupakan sebuah
pertambangan. karakter yang inheren, selain karakter
Perubahan kebijakan di yang mencegah bahaya, melindungi
bidang pertambangan baru dimulai obyek tertentu, ataupun menyeleksi
ketika DPR bersama pemerintah orang tertentu. Karakter pengendalian
mengesahkan UU No. 4 Tahun 2009. dan/atau pencegahan bahaya itulah
30
Balbir Bhasin dan Jennifer Mckay, “Mining Law Rakyat (Pasal 66-73 UU No. 4 Tahun 2009) dan Izin
and Policy in Indonesia: Reforms of the Contract of Usaha Pertambangan Khusus (Pasal 74-86 UU No. 4
Work Model to Promote Foreign Direct Investment Tahun 2009).
32
and Suistainbility”, Australian Mining and Petroleum N. M. Spelt dan J.B. J.M. ten Berge, Pengantar
Law Journal, Vol. 21, No. 1, April 2002, hlm. 84 Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus Mandiri
31
IUP terdiri atas IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Hadjon (Surabaya: Yuridika, 1993), hlm. 2
Produksi, selain itu dikenal pula Izin Pertambangan
24
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
33 34
Ida Bagus Rahmadi Supanca, Kerangka Hukum dan Salim H.S. dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di
Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia, (Bogor: Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm. 35
Ghalia Indonesia, 2006), hlm. 11-12
25
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
35
Keinginan perusahaan multinasional meraup tujuan tunggak. Lihat Detlev F. Vagts, “Perusahaan
keuntungan sebesar-besarnya sebagai suatu tujuan Multinasional: Suatu Tantangan Baru bagi Hukum
tunggal tidak dapat dilepaskan dari natur motivasi Internasional”, dalam Pernanan Hukum dalam
perusahaan. Walaupun demikian, beberapa pandangan Perekonomian di Negara Berkembang, ed. T. Mulya
menganggap hal tersebut merupakan asumsi yang Lubis dan Richard M. Buxbaum, (Jakarta: Yayasan
terlampau sederhana sehingga seharusnya perusahaan Obor Indonesia, 1986), hlm. 61
36
multinasional lebih bermanfaat jika dipandang Lihat Pasal 112 UU No. 4 Tahun 2009
persekutuan pribadi-pribadi yang tidak memiliki
26
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
27
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
28
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
29
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
lain yang strategis menyangkut isu IUP, kepada era otonomi daerah. Dengan
perizinan, divestasi, dan lainnya. permasalahan ini, maka munculah
beberapa urgensi untuk melakukan
PENUTUP perubahan terhadap UU No. 4 Tahun
A. Kesimpulan 2009. Dengan urgensi itu, dapat
1. Pengaturan Mengenai Pengelolaan dikatakan bahwa masih perlu adanya
Sumber Daya Mineral dan Batubara penyempurnaan terhadap undang-
yang Pernah Berlaku di Indonesia undang ini dalam upaya penataan
mengalami perkembangan. Hal ini kembali pengelolaan sumber daya
diawali dengan adanya permasalahan mineral dan batubara.
mengenai keberadaan modal asing di B. Saran
Indonesia pada masa awal
Pengaturan mengenai penataan dan
kemerdekaan, kemudian dilanjutkan
pengelolaan sumber daya mineral dan
dengan adanya UU No. 11 Tahun
batubara di Indonesia masih memerlukakn
1967. Dikarenakan beberapa
waktu untuk diuji apakah sudah mampu
pertimbangan maka undang-undang
menjawab sejumlah permasalahan di bidang
tersebut digantikan dengan UU No. 4
pertambangan mineral dalam rangka
Tahun 2009 dengan beberapa
menghadapi tantangan lingkungan strategis
perbandingannya.
baik bersifat nasional maupun internasional.
2. Dalam proses penegakan UU No. 4
Namun, yang terpenting dari pembaharuan
Tahun 2009 dalam kerangka untuk
ini adalah menegaskan kembali posisi
melakukan penataan kembali
pemerintah sebagai regulator yang tidak
pengelolaan sumber daya mineral dan
seharusnya menjadi pemegang saham dalam
batubara di Indonesia, pada
perusahaan pertambangan. Sudah
kenyataanya masih menimbulkan
sepantasnya pemerintah selaku organ negara
banyak permasalahan. Permasalahan-
bertindak hanya selaku pemberi izin dalam
permasalahan yang timbul adalah
pengusahaan pertambangan. Sedangkan,
seputar pergeseran dari kontrak karya
pihak yang akan menjadi pemegang saham
menuju IUP, kewajiban divestasi, dan
dalam perusahaan tambang asing sebaiknya
aspek perizinan yang dihubungkan
30
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
31
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
32
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
33
Indriyane Vera Natalia
Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
Upaya Penataan Kembali Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia
PERNYATAAN KEASLIAN
Menyatakan bahwa Ujian Tengah Semester ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan plagiat. Apabila
kemudian hari terbukti bahwa Ujian Tengah Semester ini adalah plagiat, saya bersedia menerima sanksi
akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya, dalam keadaan sadar,
sehat walafiat, dan tanpa tekanan dari pihak manapun.
Yang Menyatakan,