Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRACT
Medication Error is every event that can be avoided which can cause or result in improper drug
service or harm the patient while the drug is under the supervision of health personnel or patients.
The aim of the study was to find out the prevalence of Medication Errors, which occur, in the
precscribing phase and the dispensing phase of internal outpatient clinic. This research is a
descriptive analysis research with prospective data collection. Study sample is 332 prescriptions of
internal outpatient clinic who entered the pharmaceutical installation of Bhayangkara Hospital, Level
III, in the period of January 2019. The results showed that there was a Medication Error in both
phases. Medication Error that occurs in the prescribing phase includes; no birth date (age) 80.12%,
no dosage form 38.85%, no consentration/dosage 27.71%, incomplete prescription of hard drugs
6.32%, can’t read prescribing letter 3.01%, incorrect/unclear patient name 1.20 %, there is no
number of drugs 0.30% and there are no administration rules 0.30%. Medication Error that occurs in
the dispensing phase includes; drug delivery outside the instructions is 8.13%, the drug delivered is
less that 1.81%, and writing etiquette is wrong or incomplete 0.30%. Based on the data above, it can
be concluded that there is a potensial of Medication Error in the prescribing and dispensing phase at
Bhayangkara Hospital, Level III, Manado.
Keywords: Medication Error, Prescribing, Dispensing, Clinic Internally Bhayangkara Hospital Tk.III
Manado.
ABSTRAK
Medication Error adalah setiap kejadian yang dapat dihindari yang dapat menyebabkan atau berakibat
pada pelayanan obat yang tidak tepat atau membahayakan pasien sementara obat berada dalam
pengawasan tenaga kesehatan atau pasien. Tujuan penelitian yaitu mengetahui prevalensi Medication
Error yang terjadi pada fase prescribing dan fase dispensing pasien rawat jalan poli interna. Penelitian
ini merupakan penelitian analisis deskriptif dengan pengumpulan data secara prospektif. Terhadap
332 resep pasien rawat jalan Poli Interna yang masuk di instalasi farmasi Rumah Sakit Bhayangkara
Tk.III Manado periode bulan Januari 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi Medication
Error pada kedua fase tersebut. Medication Error yang terjadi pada Fase prescribing meliputi; tidak
ada tanggal lahir (usia) 80.12 %, tidak ada bentuk sediaan 38.85 %, tidak ada konsentrasi/dosis
sediaan 27.71 %, tidak lengkap penulisan resep obat keras 6.32 %, tulisan resep tidak terbaca 3.01 %,
salah/tidak jelas nama pasien 1.20 %, tidak ada jumlah obat 0.30 % dan tidak ada aturan pakai 0.30 %.
Medication Error yang terjadi pada Fase dispensing meliputi; pemberian obat diluar instruksi 8.13 %,
obat yang diserahkan kurang 1.81 %, dan penulisan etiket yang salah atau tidak lengkap 0.30 %.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa masih terjadi Medication Error pada fase
prescribing dan dispensing di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Manado.
Kata kunci : Medication Error, Prescribing, Dispensing, Poli Interna Rumah Sakit
Bhayangkara Tk.III Manado.
20
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493
21
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493
90 [VALUE]%
80
70
60
50
[VALUE]%
40
[VALUE]%
30
20
[VALUE]%
10
[VALUE]% [VALUE]% [VALUE]%
[VALUE]%
0
Persentasi Kejadian
Gambar 1. Grafik Persentase Hasil Penilaian Medication Error pada Fase Prescribing
di Poli Interna Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Manado.
9
[VALUE]%
8
7
6
5
4
3 [VALUE]%
2
1 [VALUE]%
0
Salah Penyerahan obat Penulisan etiket Pemberian obat Obat yang Obat kadaluarsa/
pengambilan pada pasien yang yang salah atau diluar instruksi diserahkan sudah rusak
obat salah tidak lengkap kurang
Persentase kejadian
Gambar 2. Grafik Persentase Hasil Penilaian Medication Error pada Fase Dispensing di
Poli Interna Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Manado
bentuk sediaan obat dipilih demi membaca nama obat, konsentrasi obat,
kenyamanan pasien serta meningkatkan aturan pakai obat, jumlah obat, dan
keberhasilan terapi pada saat penggunaan kesalahan dalam penyiapan maupun
obat oleh pasien (Wiedyaningsih, 2004). pemberian obat pada pasien (Susanti,
Dalam resep tidak ada bentuk sediaan obat 2013). Hasil penelitian di Rumah Sakit
terjadi karena sebagian dokter menunjukkan bahwa terdapat beberapa
menganggap petugas kefarmasian sudah resep yang tidak jelas nama pasiennya.
paham bentuk sediaan obat yang sering Nama pasien penting dalam penulisan
diresepkan. resep untuk memastikan kepemilikan resep
Hasil penelitian menunjukkan pasien dan untuk menghidari kesalahan
bahwa masih banyak penulisan resep yang pemberian obat sehingga pengobatan pada
tidak ada konsentrasi/dosis sediaan. pasien dapat tercapai (Anani et al, 2017).
Kesalahan berupa tidak ada Dalam penulisan resep tidak ada
konsentrasi/bentuk sediaan ini dapat jumlah obat dapat berakibat fatal dalam
merugikan pasien karena dapat penggunaan obat karena penulisan jumlah
menyebabkan kegagalan terapi pada saat obat sangat dibutuhkan untuk menentukan
penggunaan obat oleh pasien. Jika berapa banyak obat yang dibutuhkan untuk
konsentrasi obat lebih kecil dari kebutuhan terapi pada pasien tersebut. Jumlah obat
pasien maka tujuan terapi/ pengobatan juga berhubungan dengan dosis obat yang
yang dijalani tidak tercapai, namun jika akan diberikan, dimana dosis itu sendiri
dosis obat yang diberikan lebih tinggi adalah jumlah atau ukuran yang
maka sangat berbahaya bisa menimbulkan diharapkan dapat menghasilkan efek terapi
toksisitas bahkan kematian (Susanti, pada fungsi tubuh yang mengalami
2013). Berdasarkan hasil penelitian resep gangguan (Pernama, 2017). Hasil
obat narkotika dan psikotropika kadang penelitian menunjukkan bahwa ada salah
tidak ditulis sesuai dengan kelengkapan satu resep yang tidak tercantum aturan
resep seperti contoh Codein dan pakai. Dalam penulisan resep tidak ada
Alprazolam ditulis tidak lengkap yaitu aturan pakai dapat berakibat pada
tidak adanya tanda tangan dokter, nomor kesalahan dalam penggunaan obat. Aturan
telepon dokter, serta tidak diberi cap dalam pakai pada resep obat sangat penting maka
resep tersebut. Berdasarkan observasi harus ditulis dengan jelas agar tidak terjadi
peneliti terhadap tenaga kefarmasian kesalahan dalam penggunaan obat.
tentang penulisan resep yang tidak jelas
ataupun tentang penggantian obat, tenaga Identifikasi Medication Error Pada Fase
farmasi selalu mengkonfirmasikan kembali Dispensing
kepada dokter sebelum resep tersebut Sistem penyerahan obat pada
disiapkan dan diberikan kepada pasien. pasien poli interna Rumah Sakit
Berdasarkan hasil penelitian Bhayangkara dilakukan oleh apoteker atau
menunjukkan bahwa masih ada tulisan asisten apoteker. Kejadian Medication
resep tidak jelas atau tidak terbaca yang Error yang paling banyak terjadi pada fase
menyebabkan adanya hambatan ketika ini adalah pemberian obat di luar instruksi.
resep tersebut akan diberikan kepada Pemberian obat di luar instruksi dapat
pasien serta berdampak pada tahap berakibat fatal dimana dapat menghasilkan
selanjutnya, seperti kesalahan pada saat efek terapi yang berbeda serta dapat
24
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493
menyebabkan interaksi obat. Pada Instalasi Bhayangkara jam kerja setiap tenaga
Farmasi Rumah sakit Bhayangkara jika farmasi hanya dua orang dalam satu shift
terdapat obat yang kosong apoteker selama 24 jam, sehingga dapat
maupun asisten apoteker selalu menyebabkan kesalahan dalam
mengkonfirmasi kepada dokter apabila pengobatan.
obat tersebut ingin diganti. Contoh yaitu Kesalahan dalam penyerahan obat
obat yang diminta Irbesartan 300 mg tetapi pada pasien yang salah dan obat
yang diberikan Irbesartan 150 mg hal ini kadaluarsa atau obat rusak dapat
menyebabkan pasien tidak mendapatkan menyebabkan terjadinya Medication Error
hasil terapi yang sesuai dengan hasil terapi yang fatal. Dalam penelitian tidak terdapat
yang diinginkan. Penyusunan obat di kesalahan dalam hal tersebut, dikarenakan
instalasi farmasi Rumah Sakit setiap penyerahan resep dipanggil untuk
Bhayangkara disusun berdasarkan alfabet dikonfirmasi terlebih dahulu dengan
serta penyimpanan berdasarkan FIFO (first pasien agar tidak terjadi kesalahan.
In First Out), tetapi untuk nama dan Ruangan Instalasi Farmasi dilengkapi
tampilan yang hampir sama (LASA/look dengan dua pendingin/AC yang masing-
alike sound alike) tidak diberi tanda, masing di letakkan pada ruang tunggu dan
sehingga dapat menyebabkan salah ruang peracikan. Obat-obat yang tidak
pengambilan obat (Penama, 2017). stabil pada suhu rungan disimpan di lemari
Selama penelitian terdapat beberapa es sehingga tidak terdapat obat yang
kasus kesalahan pada saat pemberian obat, kadaluarsa maupun obat rusak.
yaitu masih ada obat yang kurang atau Berdasarkan data di atas, dapat diketahui
tidak diberikan. Kesalahan ini juga terjadi bahwa masih kerap terjadi Medication
dikarenakan, banyaknya resep yang masuk Error dalam praktek sehari-hari di instalasi
ke Instalasi Farmasi sehingga farmasi Rumah Sakit Bhayangkara
mengakibatkan tenaga farmasi kesulitan Manado. Tindakan untuk mencegah
untuk melakukan konfirmasi kepada terjadinya Medication Error di Rumah
dokter untuk mengganti obat tersebut. Sakit Bhayangkara, yaitu sebaiknya
Selanjutnya dalam penelitian terdapat penulis resep harus lebih teliti dalam
salah satu resep yang penulisan etiket penulisan resep, juga perlu adanya
salah atau tidak lengkap, dimana dalam kerjasama antara apoteker dan dokter,
penulisan etiket tidak ditulis tanggal perlu dilakukan edukasi/pembelajaran
penulisan resep serta nama pasien. yang bertujuan untuk mengembangkan
Kesalahan ini terjadi karena banyaknya pengetahuan. Keterbatasan penelitian
resep yang masuk ke instalasi farmasi hanya sebatas penulisan resep, penyiapan
sehingga menyebabkan tenaga farmasi serta pemberian obat kepada pasien.
kurang memperhatikan dengan baik dalam Namun penelitian ini tidak dapat
menulis etiket. Beban kerja sangat mengidentifikasi proses penggunaan obat
berpengaruh pada pelayanan kefarmasian (fase Administration) pada pasien yang
yang mengakibatkan ketidakseimbangan mengalami Medication Error.
dalam jumlah resep yang harus dilayani
dengan jumlah tenaga farmasi yang berada
di Instalasi farmasi (Pernama, 2017). Di
instalasi farmasi Rumah sakit
25
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493
27