Você está na página 1de 9

ISSN 0853-8557

HUBUNGAN KENAIKAN NILAI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR)


DENGAN NILAI UPAH PEKERJAAN BORONG DALAM KEGIATAN
KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
Andi Purnomo1
1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia,
Indonesia
Email:andi.purnomo@gmail.com

ABSTRACT
Nowadays, the dynamic progresses of industry often collides with its own labors because of
many issues, one of them is the monthly salary. Actually Government has released a rule that
regulate the minimum increasing of regional allowance annually,called UMR. The rule also
applies to the building construction that is usually paid based on the volume of workload or unit
price that increases periodically. Building construction project is usually well planned,
including its labor payment. However at the same period, both the government regulation and
project planning is being held, and this has raised curiosities in terms of its relevance, therefore
the objective of this study is to determine the relevance of the annual increasing of the minimum
regional sallary (UMR) with the increasing of the unit price. Then, in the budget project
planning (RAB), a designer could use the government regulation of minimum allowances to
calculate the increasing of labor cost. Actually, the government released another regulation
consist of procedures for calculation of unit price of land for buildings and housing standard
(SNI) to calculate the cost by volume of works, but its still need the daily workers payment
that’s very varied in every group of workers.The research method was collecting annual
regulation released by the government and interviewing with a few foreman about their unit
price that was stated on the working contract (SPK). The result of this study indicate that there
is no relevance between the increasing of minimum regional sallary of it and the increasing of
the unit price. Therefore, designers should make item by item volume cost to create budget
project planning perfectly or use government standard to state maximum unit price in each
volume of works.
Keywords : allowance, UMR, RAB, goverment standard, unit price
PENDAHULUAN pekerja dalam menerima upah. Dalam
penetapan Upah Minimum Regional
Dalam dunia ketenaga-kerjaan yang
(UMR), pemerintah akan selalu melakukan
berkembang pesat belakangan ini, para
pengkajian setiap tahunnya. Upah minimum
pelaku bisnis khususnya di Indonesia sering
yang ditetapkan oleh pemerintah, berlaku
mengalami kendala mengenai besarnya
secara umum dan penetapan dari upah
upah dan berapa kenaikannya tiap tahun,
minimum tersebut disuatu daerah akan
yang harus dibayarkan untuk pekerja yang
berbeda dengan daerah yang lain. Tentu
membantu mengembangkan bisnis mereka.
saja pertimbangan penetapan dan
Nilai yang harus dibayarkan sering
mekanismenya dilakukan oleh pemerintah
terhubung dengan jumlah kebutuhan hidup
daerah masing-masing berdasarkan survey
minimal yang harus dikeluarkan oleh
dan analisis yang cukup rumit. Hal ini akan
pekerja itu sendiri. Pemerintah berusaha
selalu dilakukan pengkajian untuk setiap
menengahi permasalahan tersebut dengan
tahunnya seiring kebutuhan hidup
membuat peraturan-peraturan yang
minimum seorang pekerja.
melindungi hak pekerja dalam menerima
besaran upah minimum dan melindungi Dunia konstruksi juga tidak lepas dari
pengusaha dari ketidak wajaran tuntutan permasalahan tentang besarnya nilai upah,

180 Jurnal Teknisia, Volume XXI, No. 1, Mei 2016


ISSN 0853-8557

pada saat setelah suatu kegiatan kostruksi harga satuan pekerjaan bidang Pekerjaan
selesai dilaksanakan, kemudian akan umum. Bagian analisa harga satuan bidang
dimulai kegiatan kostruksi yang baru, Cipta Karya. Dengan melihat indeks
sering terjadikendala yaitu upah yang koefisien dasar dari peraturan tersebut,
direncanakan pada suatu jenis pekerjaan, apabila dilihat dari SNI yang dipakai
dengan realisasi pembayaran upah akan sebagai acuan tentang harga satuan
timpang, karena pekerja menuntut kenaikan pekerjaan yang selama ini dipakai, maka
nilai upah sedangkan perhitungan rencana peraturan tersebut dikeluarkan masih
anggaran biaya sering kali hanya berdasarkan SNI 2835-2008 yaitu “Tata
merupakan perkiraan saja. Pelaksanaan cara perhitungan harga satuan pekerjaan
kegiatan konstruksi yang baik, adalah tanah untuk konstruksi bangunan gedung
kegiatan tersebut sebelumnya harus dan perumahan”, yang dikeluarkan oleh
direncanakan, dan kemudian diaplikasikan Badan Standarisasi Nasional. Hal ini
anggaran biayanya, sehingga kegiatan sebagai dasar legal yang dikeluarkan
konstruksi tersebut menjadi terencana, pemerintah dalam penetapan upah, salah
teraplikasikan dan terukur secara matang. satunya adalah upah borong. Pada
penerapannya, sering ditemukan kesulitan
Kegiatan konstruksi pada awalnya harus
karena masih berupa pendekatan yang
direncanakan secara matang baik dalam
dituangkan dalam bentuk indeks pekerjaan
aspek kekuatan, metode kerja,
dan harus dikalikan dengan perkiraan nilai
permasalahan sosial dan lain sebagainya.
upah masing-masing level pekerja dalam
Hal yang paling penting dari semua
suatu pekerjaan, misalnya nilai upah mador,
perencanaan tersebut adalah semua
upah tukang, sampai upah pekerja (lebih
perencanaan tersebut harus dihitung berapa
sering disebut laden). Hal ini disebabkan
nilai anggaran biayanya. RAB adalah
karena nilai indeks yang tercantum dalam
analisis kegiatan yang akan dilakukan
SNI merupakan pendekatan dari banyak
dalam kegiatan konstruksi. Dalam
pengamatan, sedangkan nilai upah masing-
pembuatan RAB, selain memperhitungkan
masing pekerja dengan mandornya sebagai
material yang akan diaplikasikan, pelaku
pimpinan para pekerja sangat bervariatif
konstruksi yang dalam hal ini adalah tim
nilainya tergantung dari tingkat pengalaman
perencana juga pasti akan
dan keahlian dari yang bersangkutan.
memperhitungkan berapa nilai upah dan
jasa tiap-tiap jenis pekerjaan dengan tingkat Prosentase kenaikan upah minimum yang
kesulitannya masing-masing. Permasalahan ditentukan oleh pemerintah dan ditetapkan
yang biasanya timbul pada tahap tiap tahunnya, adalah kenaikan yang
perencanaan dan perhitungan RAB berdasarkan perhitungan yang sangat rumit
adalah,tim perencana sering mengalami dan diyakini telah diperhitungkan mampu
kesulitan saat menetapkan atau mencukupi kebutuhan minimum pekerja.
memprediksi nilai upah suatu pekerjaan,dan Prosentase kenaikan ini diharapkan dapat
biasanya tim perencana akan menjadi jawaban dalam membantu tim
memperhitungkannya dengan asumsi perencana dalam memastikan nilai kenaikan
bahwa dipekerjaan atau proyek yang lalu, upah borong suatu pekerjaan berdasarkan
pada daerah yang sama, nilainya dinaikkan data historis pekerjaan terdahulu.
sekian persen.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan
Dalam hal membantu melindungi hak antara lain oleh Admodjo, Haryanto,
pekerja kegiatan konstruksi, pemeritah juga Meidianto, dan David. (2001), dengan judul
mengeluarkan peraturan yang tertuang Studi tentang Manajemen Pekerja
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Bangunan untuk Pemborong Pemula di
dan Perumahan Rakyat, untuk yang terbaru Surabaya. Atau Daniel Kusnanto, Adhitya
adalah No :28/PRT/M/2016 tentang analisis R.D, Indriani S., dan Budiman P. (2015),

181 Jurnal Teknisia, Volume XXI, No. 1, Mei 2016


ISSN 0853-8557

dengan judul Studi Tentang Harga Satuan 1. Proyek penambahan gedung kuliah,
dan Upah pada Proyek Konstruksi, dan berlantai 3 pada tahun 2013.
beberapa penelitian tentang upah pada 2. Proyek pembangunan gedung toko buku,
proyek konstruksi, belum ditemukan jl. Kaliurang, berlantai 4 dan dengan
bahasan tentang tingkat kenaikan upah fasilitas terpadu seperti bank, kantin,
borong terhadap upah tahun sebelumnya, pusat bahasa, dan ruang penerbitan buku
dua penelitian yang dipakai sebagai pada tahun 2014.
literature awal pada penelitian kali ini lebih 3. Proyek pengembangan ruang rawat inap
berfokus kepada kelayakan nilai upah sebuah rumah sakit internasional, pada
borong yang diterima pekerja dan tahun 2014-2015.
kesesuaian nilai upah borong terhadap 4. Proyek pembangunan hotel, di lokasi
peraturan pemerintah tentang standar sekitaran kawasan Malioboro, berlantai
nasional indeks pekerjaan gedung dan 8 pada tahun 2015-2016.
perumahan. Jadi peneitian mengenai ada Responden yang memberikan data diambil
tidaknya hubungan antara kenaikan upah dari pihak yang berkompeten langsung
minimum regional dengan kenaikan harga dalam hal pembuatan surat perintah kerja
upah borong dalam pekerjaan konstruksi yaitu operator administrasi teknik pada
bangunan gedung dan perumahan belum proyek-proyek tersebut. Data hasil survey
pernah dilakukan. Maka penelitian ini juga dilakukan silang data dengan beberapa
bertujuan untuk mencari hubungan tingkat mandor yang bekeja pada proyek tersebut,
kenaikan UMR dengan kenaikan upah untuk melihat kevalidan data yang
borong kegiatan konstruksi bangunan diberikan oleh masing-masing operator
gedung sehingga seorang perencana dapat administrasi teknis pada proyek yang
memperhitungkan upah borong pekerjaan diambil datanya tersebut.
dalam suatu proyek konstruksi secara tepat
Pengamatan pada penelitian ini dibatasi
tanpa perlu melakukan survey harga satuan
hanya pada beberapa pekerjaan yang paling
borong.
sering ada dalam suatu kegiatan konstruksi
METODOLOGI PENELITIAN bangunan gedung antra lain :
Penelitian ini dilakukan dengan 1. Pekerjaan pasangan ½ bata
mengumpulkan data historis perubahan dengancampuran1PC : 2 PS,
nilai UMR yang berlaku di provinsi 2. Pekerjaan Plesteran-aci tebal 15mm
D.I.Yogyakarta selam 4 (empat) tahun campuran 1 PC : 3 PS,
terakhir untuk melihat persentase 3. Pekerjaan skoning sudut lebar 10mm,
kenaikannya, kemudian akan dibandingkan 4. Struktur kolom dan balok praktis.
dengan survey lapangan secara langsung
berupa wawancara dengan pemborong upah Selain mengumpulkan data lapangan
kegiatan konstruksi selama periode yang sebagai data primer, pada penelitian ini juga
sama. Dengan didapatkannya angka dilakukan analisis data perhitungan upah
prosentase perbandingan tersebut borong berdasarkan Peraturan Menteri
diharapkan untuk kemudian dapat Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
ditetapkan untuk penetapan angka upah untuk yang terbaru adalah No
pekerjaan oleh perencana suatu kegiatan :28/PRT/M/2016 tentang analisis harga
kostruksi dan tidak hanya berupa perkiraan satuan pekerjaan bidang Pekerjaan umum.
kasar saja. Bagian analisa harga satuan bidang Cipta
Karya, sebagai tolok ukur harga yang
Survey lapangan yang dilakukan untuk
berlaku di proyek-proyek yang dilakukan
penelitian ini dilakukan pada proyek-proyek
pengambilan data tersebut.
dari sebuah Yayasan pendidikan di
Yogyakarta meliputi :

182 Jurnal Teknisia, Volume XXI, No. 1, Mei 2016


ISSN 0853-8557

LANDASAN TEORI keluarganya sebagai warga negara


Indonesia.
Pengertian Upah Minimum
6. Merupakanindikator perkembangan
Upah Minimum adalah suatu standar ekonomi Pendapatan Perkapita.
minimum yang digunakan oleh para
Mekanisme Penetapan Upah
pengusaha atau pelaku industri untuk
memberikan upah kepada pekerja di dalam Peraturan pelaksana terkait upah minimum
lingkungan usaha atau kerjanya. Karena diatur dalam Permenakertrans No. 01
pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap Tahun 1999 tentang Upah minimum,
propinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Kepmenakertrans No. 226/MEN/2000
Minimum Propinsi. tentang perubahan beberapa pasal dalam
Permenaketrans No 01 tahun 1999. Sebagai
Hal-hal yang diambil sebagai dasar
Gambaran, mengenai mekanisme penetapan
pertimbangan penetapan upah minimum
Upah Minimum dapat dilihat dari Gambar 1
adalah sebagai berikut,
yaitu diagram mekanisme penetapan upah
1. Sebagai jaring pengaman agar nilai minimum. Penetapan upah minimum
upah tidak melorot dibawah kebutuhan dilakukan di tingkat propinsi atau di tingkat
hidup minimum. kabupaten/kotamadya, dimana Gubernur
2. Sebagai wujud pelaksanaan Pancasila, menetapkan besaran upah minimum
UUD 45 dan GBHN secara nyata. propinsi (UMP) atau upah minimum
3. Agar hasil pembangunan tidak hanya Kabupaten/Kotamadya (UMK),
dinikmati oleh sebagian kecil berdasarkan usulan dari Komisi Penelitian
masyarakat yang memiliki kesempatan, Pengupahan dan Jaminan Sosial Dewan
tetapi perlu menjangkau sebagian Ketenagakerjaan Daerah (sekarang Dewan
terbesar masyarakat berpenghasilan Pengupahan Provinsi atau Kab/Kota)
rendah dan keluarganya. dengan mempertimbangkan, kebutuhan
4. Sebagai satu upaya pemerataan hidup pekerja, indeks harga konsumen,
pendapatan dan proses penumbuhan pertumbuhan ekonomi, kondisi pasar kerja
kelas menengah. dan sebagainya.
5. Kepastian hukum bagi perlindungan
atas hak – hak dasar Buruh dan

Gambar 1. Mekanisme Penetapan Upah Minimum

183 Jurnal Teknisia, Volume XXI, No. 1, Mei 2016


ISSN 0853-8557

Tabel 1. Kutipan Lampiran Per-Men No 28/PRT/M/2016

Perhitungan Upah Borongan Menurut para pekerja berdasarkan kinerja. Misalnya


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum kerja borongan yang mengkaitkan
dan Perumahan Rakyat, No pengupahan dengan jumlah atau sebagian
:28/PRT/M/2016 hasil yang dihasilkan oleh pekerja secara
langsung. Faktor-faktor yang
Koefisien analisis harga satuan adalah
mempengaruhi upah borongan sendiri
angka yang menunjukkan jumlah kebutuhan
adalah pengaruh jam kerja, lokasi
bahan dan/atau tenaga kerja dalam satuan
pekerjaan, sifat dari pekerjaan, permintaan
tertentu. Angka-angka ini dapat digunakan
dan penawaran dari tenaga kerja (Daniel
untuk menghitung RAB (rencana anggaran
Kusnanto, Adhitya R.D, Indriani S.,
biaya) suatu pekerjaan bangunan. Sebagai
Budiman P., 2015).
contoh untuk perhitungan, digunakan salah
satu contoh angka koefisien dari Peraturan Selain itu, dalam kegiatan pemborongan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan yang dipimpin oleh seorang mandor,
Rakyat, No :28/PRT/M/2016 tentang pengaturan komposisi tenaga kerja yang
analisis harga satuan pekerjaan bidang menyangkut mengenai jumlah tenaga kerja
Pekerjaan umum. Bagian analisa harga yang dipakai sangat penting. Hal ini
satuan bidang Cipta Karya, yaitu pekerjaan dikarenakan dalam penentuan komposisi
pasangan bata merah dengan perbandingan tenaga kerja akan berpengaruh terhadap
campuran PC: PS = 1:6 (tabel 1), dapat biaya yang harus dikeluarkan oleh mandor
diketahui nilai koefisien pada kolom untuk membayar pekerja dan tukang yang
indeks. Untuk memasang bata merah akan dipakai dalam kegiatan pemborongan.
dengan luasan 1 m2 memerlukan 70 buah Bila komposisi tenaga kerja yang telah
bata. Angka 70 ini tentu berdasarkan ditentukan tidak sesuai maka akan
penelitian ditambah dengan safety berdampak pada pekerjaan yang tidak
factornya. Begitu juga dengan semen dan efektif dan boros akibat menumpuk terlalu
pasir, setiap pasangan 1 m2 membutuhkan banyak pekerja (Admodjo dan Meidianto,
8,32 kg semen dan 0,049 m3 pasir. 2001) Dalam prakteknya, masing-masing
pemborong akan mengajukan penawaran
Upah Borong dan Penetapannya harga satuan pekerjaan berdasarkan
Upah merupakan suatu imbalan jasa yang kapasitas tenaga kerja yang dimilikinya
harus diberikan oleh kontraktor kepada dalam menghasilkan jumlah volume
tenaga kerja sebagai balas jasa terhadap pekerjaan tertentu, kemudian dibandingkan
hasil kerja mereka (Rustan dan Gunawan, dengan kebutuhan membayar tenaga kerja
2002). Upah menurut kesatuan hasil dari pemborong tersebut ditambah
merupakan upah yang diberikan kepada keuntungan tiap-tiap volume pekerjaan.

184 Jurnal Teknisia, Volume XXI, No. 1, Mei 2016


ISSN 0853-8557

Tabel 2. Data Nilai UMR D.I.Yogyakarta dalam Kurun Waktu 5 Tahun Terakhir
KOTA/KABUPATEN 2013 2014 2015 2016
Kota Yogyakarta Rp 1.065.247 Rp 1.173.300 Rp 1.302.500 Rp 1.452.400
Kabupaten Sleman Rp 1.026.181 Rp 1.127.000 Rp 1.200.000 Rp 1.338.000
Kabupaten Bantul Rp 993.484 Rp 1.125.500 Rp 1.163.800 Rp 1.297.700
Kabupaten Kulon Progo Rp 954.000 Rp 1.069.000 Rp 1.138.000 Rp 1.268.870
Kabupaten Gunung Kidul Rp 947.114 Rp 988.500 Rp 1.108.249 Rp 1.235.700
sumber : www.bkpm.go.id, www.hrcentro.com, www.tribunjogja.com,www.beriberita.com

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN upah/bass borong seperti terilustrasikan


dalam Gambar 2, analisis dari kenaikan
Setelah mengumpulkan data yang
harga borong yang disetujui antara pihak
didapatkan dari beberapa sumber, nilai
pelaksana proyek dengan pihak pemborong
penetapan upah minimum regional yang
upah menunjukkan bahwa kenaikan harga
diputuskan oleh pemerintah propinsi
untuk tiap tahunnya tidak selalu linier,
D.I.Yogyakarta adalah seperti tercantum
bahkan ada pekerjaan yang turun harga per-
dalam Tabel 2, kenaikan UMR tiap
volume pekerjaannya dikarenakan selalu
tahunnya memang tidak stabil dan tidak
ada negosiasi tiap-tiap harga satuan volume
merata untuk tiap-tiap sub-
tersebut sebelum dikeluarkannya surat
daerah/kabupaten dalam satu propinsi. Hal
perintah kerja (SPK) sebagai pengikat harga
ini terjadi berdasarkan proses penetapan
kesepakatan. Seorang pemborong dapat
yang berbeda-beda untuk tiap daerah.
memutuskan bahwa hal itu dapat dijalankan
Tergantung dari rapat bersama yang
sesuai harga kesepakatan sering kali hanya
dilakukan oleh kepala daerah, yang dalam
berdasarkan atas kebutuhan untuk
hal ini adalah Bupati, dengan para
mempertahankan tenaga kerja yang dimiliki
pengusaha lokal di kabupaten tersebut.
supaya tidak berpindah bekerja kepada
Setelah tahun 2016 nilai kenaikan UMR di
pemborong lain, dan juga berdasarkan
propinsi D.I.Y disamakan dalam satu nilai
perkiraan kasar bahwa pekerjanya mampu
tertentu (kenaikan dari 2015 ke 2016 adalah
ditekan untuk dapat menghasilkan
11,5%).
keuntungan. Hal yang bertolak belakang
Upah pekerjaan yang akan dibandingkan dan akan berbeda dengan kenaikan yang
dengan kenaikan UMR, yang diamati dalam dianalisis berdasarkan indeks Per-Men no
penelitian ini adalah pekerjaan yang umum 28/PRT/M/2016 dan masih menggunakan
ada dalam setiap kegiatan konstruksi indeks SNI 2835-2008, meskipun hasil
bangunan gedung dan sering dipakai analisis didapatkan dari wawancara
sebagai tolok ukur awal bahwa harga langsung untuk mengetahui upah harian
penawaran yang diajukan termasuk kategori masing-masing tenaga kerja yang dimiliki
standar atau tidak. Pengambilan data oleh pemborong tiap tahunnya, apabila
dilakukan secara langsung dari data proyek dibandingkan secara langsung, maka dapat
yaitu harga kesepakatan antara pelaksana tergambarkan dalam Gambar 2 berikut.
lapangan dengan pihak pemborong

185 Jurnal Teknisia, Volume XXI, No. 1, Mei 2016


ISSN 0853-8557

Grafik Perbandingan Upah Borong Realisasi


vs
Upah Borong analisa SNI 2008
40,000.00
35,000.00
30,000.00
25,000.00
20,000.00
15,000.00
10,000.00
5,000.00
-
2013 2014 2015 2016
PASANGAN 1/2 BATA SNI 14,175.00 23,050.00 28,800.00 28,950.00
Pasangan bata (m2) 14,500.00 17,500.00 20,000.00 22,500.00
PLESTER-ACI SNI 16,200.00 26,325.00 32,700.00 32,850.00
Plester-aci (m2) 12,000.00 19,500.00 27,000.00 28,000.00
SKONING l = 10mm SNI 18,900.00 30,600.00 36,800.00 36,840.00
Skoning (m') 5,500.00 5,500.00 6,000.00 15,000.00
Struktur Praktis SNI 8,805.00 13,890.00 17,480.00 17,570.00
struktur Praktis (m') 14,500.00 16,500.00 15,000.00 17,500.00

Gambar 2. Grafik Perbandingan Upah realisasi dengan upah borong hasil analisis SNI 2835-
2008 Setelah dirata-rata
Rata-rata kenaikan upah pekerjaan borong kenaikan nilai UMR tiap tahunnya dan
realisasi, perhitungan upah pekerjaan didapatkan perbedaan pola kenaikan. Hal
borong hasil analisis SNI 2835-2008, dan tersebut sangat dimungkinkan terjadi karena
upah minimum regional apabila nilai kenaikan UMR dianalisis berdasarkan
dibandingkan secara langsung dapat dilihat kebutuhan hidup minimal, sedangkan
dalam Gambar 3 dan dapat dianalisis bahwa kenaikan upah harian pekerja dianalisis
tidak ada kesamaan pola antara kenaikan berdasarkan tingkat kinerja dan loyalitas
UMR secara tahunan dengan kenaikan pekerja itu sendiri. Kenaikan upah borong
harga upah borong realisasi proyek maupun hanya dapat dihubungkan dengan acuan
secara analisis SNI. Hal yang sebenarnya SNI 2008 tentang indeks angka pekerjaan,
ingin dicari dalam penelitian ini adalah, namun hanya sebagai batasan nilai
hubungan kenaikan upah pekerja secara maksimaum kesepakatan harga. Sehingga,
umum berdasarkan UMR dengan kenaikan dalam suatu proses pembuatan rancangan
upah borong hasil kesepakatan yang anggaran biaya, tetap harus melakukan
diambil di proyek. Meskipun pola grafiknya survey yang banyak untuk mendapat kan
hampir serupa, namun nilai kenaikannya harga upah borong yang tepat.
tidak seirama dan tidak dapat suatu
Dalam penelitian ini memang tidak
pendekatan. Dalam penelitian inipun dicoba
dilakukan analisis terhadap angka indeks
dikembangkan dengan membandingkan
kinerja pekerja secara riil dilapangan
kenaikan upah harian pekerja dengan
namun dapat dilihat pula dalam

186 Jurnal Teknisia, Volume XXI, No. 1, Mei 2016


ISSN 0853-8557

perbandingan kenaikan harga antara upah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
borong dengan upah yang dianalisis Indeks pekerja pada pekerjaan borongan
terhadap indeks SNI 2835-2008, bahwa lebih kecil dari SNI, tetapi indeks tukang
upah borong kesepakatan masih lebih pada pekerjaan borongan pada beberapa
rendah/murah. Hal ini juga seirama dengan pekerjaan lebih besar dari SNI. Hal ini
kesimpulan dari penelitian yang dilakukan disebabkan pada kenyataan di lapangan,
oleh Daniel Kusnanto, Adhitya R.D, tingkat keahlian tukang dan pekerja
Indriani S., Budiman P. (2015) yaitu Studi berbeda-beda, sehingga komposisi tenaga
Tentang Harga Satuan dan Upah pada kerja disesuaikan dengan kebutuhan.
Proyek Konstruksi. Didalam penelitian
Gambar 3. Grafik perbandingan kenaikan UMR vs Upah realisasi borong (SPK) vs analisis
upah berdasarkan SNI 2835-2008

Grafik Perbandingan Prosentase Kenaikan


Upah
65.00%
55.00%
45.00%
35.00%
25.00%
15.00%
5.00%
-5.00%
1 2 3
UMR 9.94% 7.89% 11.50%
berdasar kesepakatan
24.25% 13.19% 45.72%
Proyek
berdasar sni 2008 61.19% 23.82% 0.40%

KESIMPULAN penawaran pekerjaan borong yang


kemudian dilakukan negosiasi
Kesimpulan yang dapat dirangkum dari
kesepakatan harga upah borong,
hasil analisis dan kajian yang telah
pendekatan SNI merupakan perkiraan
dilakukan adalah sebagai berikut :
yang memperlihatkan nilai anggaran
1. Kenaikan upah minimum regionnal biaya tersebut dalam batas maksimum.
(UMR) tidak mimiliki hubungan secara
DAFTAR PUSTAKA
linier dengan kenaikan upah borong
pekerjaan. Wage Indicator, (2016), Pengertian Upah
2. Nilai upah borong hanya dapat dianalisis Minimum, diakses tanggal 1
dengan pendekatan sebagai batasan November 2016 dari
maksimum perhitungan rencana http://www.gajimu.com/main/gaji/gaji
anggaran biaya yaitu dengan memakai -minimum/pengertian-upah-minimum.
acuan SNI 2835-2008, namun masih Daniel Kusnanto, Adhitya R.D, Indriani S.,
harus mengetahui berapa nilai upah dan Budiman P. (2015), Studi Tentang
pekerja kegiatan konstruksi secara Harga Satuan dan Upah pada Proyek
umum sebagai kendalanya. Meskipun Konstruksi, Jurnal Dimensi Pratama
hasilnya masih terdapat perbedaan yang Teknik Sipil, Univ. Kristen Petra,
cukup jauh terhadap nilai pengajuan Surabaya

187 Jurnal Teknisia, Volume XXI, No. 1, Mei 2016


ISSN 0853-8557

Admodjo, H. dan Meidianto, D., (2001), UMR Daerah D.I. Yogyakarta, diakses
Studi tentang Manajemen Pekerja tanggal 29 Oktober 2016 dari
Bangunan untuk Pemborong Pemula http://regionalinvestment.bkpm.go.id/f
di Surabaya. Unpublished ront/dumr/34
undergraduate thesis, Universitas Hrcentro.com (2014), UMR/UMK
Kristen Petra, Surabaya. Indonesia (2015),
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan http://www.hrcentro.com/umr/daerah_
Perumahan Rakyat No. istimewa_yogyakarta
28/PRT/M/2016, Tentang Pedoman M. Resya Firmansyah (2015), Besaran
Analisa Harga Satuan Bidang UMK 2016 di D.I.Y Diumumkan Hari
Pekerjaan Umum. Ini, diakses tanggal 29 Oktober 2016
SNI 2835-2008, Tata Cara Perhitungan dari
Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk http://jogja.tribunnews.com/2015/11/0
Konstruksi Bangunan Gedung dan 2/pengumuman-besaran-umk-2016-di-
Perumahan, Badan Standarisasi diy-diumumkan-hari-ini
Nasional, Jakarta. Beriberita.com, (2016), Inilah Daftar UMK
Rustan, R., dan Gunawan, T., (2002)., UMR Kabupaten/Kota Yogyakarta
Pengukuran Produktivitas Pekerja 2016 Lengkap diakses tanggal 29
sebagai Dasar Perhitungan Upah Kerja Oktober 2016 dari
pada Anggaran Biaya. Unpublished http://www.berberita.com/2015/11/daf
undergraduate thesis, Universitas tar-umk-umr-kabupaten-kota-
Kristen Petra, Surabaya. yogyakarta-2016.html

188 Jurnal Teknisia, Volume XXI, No. 1, Mei 2016

Você também pode gostar