Você está na página 1de 14

AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN.

0852-5426

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI ANGGUR PRABU


BESTARI DI KOTA PROBOLINGGO JAWA TIMUR
The Financial Feasibility Analysis of Anggur Prabu Bestari Farming in Probolinggo
City East Java

Abdul Wahib Muhaimin


Dosen Jurusan Sosek FP UB

ABSTRACT

This research has aimed to (1) analyze production costs, revenue, and income of
Prabu Bestari grapes farming; (2) analyze financial feasibility of Prabu Bestari grapes
farming based on Net B/C, NPV, IRR, and payback period; and (3) analyze sensitivity of
Prabu Bestari grapes farming towards costs, price, and total production changes. The result
shows that (1) average production cost of farming is 33,235,153,- rupiahs for a hectare
farming each year, its average benefit is 50.781.645,- rupiahs per year, and average income
of this farming is 17.526.036,- rupiahs per year. (2) At the interest rate of 14%, Prabu
Bestari grapes farming is eligible to be developed, with Net B/C value is 1,85; NPV yield
54.192.293,- rupiahs; value of IRR is 28,67%; and payback period during 5 years and 4
months. (3) Analysis of farming sensitivity by increasing production costs about 10%
changes the values of investmen criteria, to be 1,49 in Net B/C, 34.737.561,- rupiahs for its
NPV, 23,09% of IRR, with payback period as long as 5 years and 9 months. Those values
indicates that the farming still feasible to conduct. In condition when there is a decreasing
of product price about 15%, the farming still faesible to develop because it has value of Net
B/C 1,25; NPV is 16.881.351,- rupiahs; IRR 17.93%, with payback period during 6 years a
month. The latest, sensitivity analysis of decreasing productivity up to 25% give results as
Net B/C value of 0,88; NPV of -7.992.610,- rupiahs; IRR of 10,01%; and payback period as
long as 6 years and 9 months. This results show that Prabu Bestari farming is not feasible to
do if the productivity decrease up to 25% and more.

Keywords: grapes farming, Prabu Bestari variety, cost, revenue, income, financial
feasibility, sensitivity analysis

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis biaya produksi, pendapatan, dan
penerimaan usahatani anggur Prabu Bestari; (2) menganalisis kelayakan finansial usahatani
anggur Prabu Bestari berdasarkan BC rasio, NPV, IRR, dan payback period; dan (3)
menganalisis kepekaan/sensitivitas usahatani anggur Prabu Bestari terhadap perubahan
biaya produksi, harga produk, dan jumlah produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
(1) biaya produksi rata-rata dari usahatani ini sebesar Rp. 33.235.153,18/Ha/tahun;
penerimaan rata-rata usahatani sebesar Rp. 50.781.645,09/Ha/tahun; dan pendapatan rata-
rata yang diperoleh petani sebesar Rp. 17.526.036,91/Ha/tahun. (2) Pada tingkat suku
bunga bank 14%, adalah bahwa usahatani tersebur layak dikembangkan, dengan nilai BC
rasio sebesar 1,85; NPV sebesar Rp. 54.192,293,-; IRR sebesar 28,67%; dan payback
period selama 5 tahun 4 bulan. (3) Analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya produksi
10% mengakibatkan perubahan nilai BC rasio menjadi 1,49; NPV sebesar Rp.
34.737.561,31; IRR sebesar 23,09%, dan payback period menjadi 5 tahun 9 bulan sehingga
usaha tersebut masih layak dikembangkan. Pada penurunan harga produk 15% usahatani

832
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

tersebut juga masih layak dikembangkan, dengan nilai Net B/C sebesar 1,25; nilai NPV
sebesar Rp. 16.881.351,32; IRR sebesar 17,93% dengan payback period selama 6 tahun 1
bulan. Kepekaan terhadap penurunan produktivitas 25% menghasilkan nilai Net B/C
sebesar 0,88, NPV -Rp. 7.992.610,01, IRR diperoleh sebesar 10,01%. dan jangka waktu
pengembalian modalnya selama 6 tahun 9 bulan. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa
usahatani anggur Prabu Bestari tidak layak dilakukan jika produktivitasnya turun hinga
25%.

Kata kunci: Usahatani anggur, varietas Prabu Bestari, biaya, pendapatan, penerimaan,
kelayakan finansial, analisis sensitivitas.

PENDAHULUAN komoditas  yang tersebar di 90


kabupaten/kota. Komoditi anggur meru-
Komoditi hortikultura merupakan pakan komoditi yang pengembangan-nya
produk yang prospektif, baik untuk masih terbatas. Hal ini dibuktikan dengan
memenuhi kebutuhan pasar domestik minimnya lokasi sentra pengembangan
maupun internasional. Permintaan pasar anggur di Indonesia, hanya meliputi Kota
baik di dalam maupun di luar negeri masih Probolinggo (Jawa Timur), Buleleng
besar. Di samping itu, produk ini juga (Bali), dan Kota Palu (Sulawesi Tenggara).
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kota Probolinggo merupakan satu-satunya
Kemajuan perekonomian menyebabkan sentra pengembangan komoditi anggur di
permintaan produk hortikultura semakin Pulau Jawa.
meningkat. Di sisi lain, keragaman Walaupun dikenal sebagai sentra
karakteristik lahan, agroklimat serta komoditi anggur, namun produksi anggur
sebaran wilayah yang luas memungkinkan di Kota Probolinggo beberapa tahun
wilayah Indonesia digunakan untuk terakhir menurun secara signifikan. Hal ini
pengembangan hortukultura tropis dan sub terutama disebabkan oleh usia tanaman
tropis. yang sebagian besar sudah cukup tua
Berdasarkan data FAO, perdagangan sehingga produktivitasnya berkurang. Oleh
buah tropika di tingkat dunia terus karena itu diperlukan upaya peremajaan/
mengalami peningkatan (Morey, 2007 regenerasi tanaman anggur. Namun upaya
dalam Dirjen Hortikultura Departemen ini membutuhkan biaya/modal yang besar
Pertanian, 2009). Indonesia merupakan sehingga petani banyak yang tidak
salah satu negara penghasil buah tropis melanjutkan lagi usahataninya. Pengem-
yang memiliki keanekaragaman dan bangan anggur di Kota Probolinggo
keunggulan cita rasa yang cukup baik bila merupakan upaya pemerintah untuk
dibandingkan dengan buah-buahan dari mengembalikan citra Probolinggo sebagai
negara-negara penghasil buah tropis kota “Bayuangga” (bayu = angin; angga =
lainnya.  Produksi buah tropika nusantara anggur dan mangga).
terus mengalami peningkatan dari tahun ke Menurut Dinas Pertanian (2009),
tahun. Pada tahun 2007 produksi buah areal kebun anggur di Kota Probolinggo ini
Indonesia sebesar 17.116.622 ton dan naik hingga saat ini mencapai 9,24 hektar yang
sekitar 4,18% selama produksi tahun 2008 tersebar di lima kecamatan dengan pro-
sebesar 17.831.252 ton (Deptan, 2009). duktivitas berkisar antara 15,5 sampai
Berdasarkan data dari Dirjen Horti- dengan 16,5 ton per hektar. Produktivitas
kultura (2009), komoditas unggulan daerah anggur di tiap kecamatan pada tahun 2009
yang pengembangannya telah didukung adalah: 1) Kecamatan Kademangan se-
melalui pendanaan APBN mencakup 29  banyak 24,8 ton; 2) Kecamatan Wonoasih

833
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

sebanyak 75,1 ton; 3) Kecamatan Ma- Usahatani adalah organisasi produksi


yangan sebanyak 26,97 ton; 4) Kecamatan bagi petani dalam mengusahakan alam,
Kanigaran sebanyak 14,50 ton; dan 5) tenaga kerja dan modal mereka dengan
Kecamatan Kedopok sebanyak 22,37 ton. tujuan untuk menghasilkan produksi dan
Data dari Dinas Pertanian tersebut pendapatan di sektor pertanian. Setiap
menunjukkan bahwa Kecamatan Wonoasih petani pada hakekatnya menjalankan
merupakan daerah penghasil buah anggur sebuah perusahaan pertanian di atas
dengan produktivitas terbesar di Kota usahataninya. Usahatani tersebut merupa-
Probolinggo. Oleh karena itu, penelitian ini kan suatu perusahaan pertanian karena
dilakukan di wilayah Kecamatan Wono- tujuannya bersifat ekonomis. Dengan
asih. Saat penelitian berlangsung, di demikian wajar bila setiap petani akan
Kecamatan Wonoasih sedang dikembang- berusaha mencari perpaduan dalam hal
kan tanaman anggur varietas Prabu Bestari. pemanfaatan sumber daya yang mereka
Walaupun sudah hampir sepuluh tahun miliki agar mendatangkan keuntungan bagi
ditanam di wilayah Kota Probolinggo, usahataninya (Soekartawi, 1995).
namun varietas ini baru dipatenkan sebagai Anggur merupakan salah satu
anggur khas Probolinggo pada tahun 2007. komoditi unggulan buah-buahan tropis
Sehingga saat ini Pemerintah sedang yang daerah penanamannya tersebar
mengupayakan pengembangan anggur terutama di wilayah Jawa Timur, Bali dan
varietas Prabu Bestari secara intensif. Sulawesi Tenggara. Di Jawa Timur, lokasi
Salah satunya dengan pemberian subsidi sentra produksi anggur adalah Kota
usahatani dan bibit gratis kepada petani Probolinggo. Tanaman anggur yang telah
yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian dibudidayakan di wilayah Kota Probo-
Kota Probolinggo. linggo saat ini telah mencapai ± 14.036
Penelitian ini mengambil pokok pohon (Dinas Pertanian Kota Probolinggo,
bahasan analisis kelayakan finansial untuk 2009).
mengetahui peran potensi daerah yang ada Petani anggur di Kecamatan Wono-
dalam meningkatkan perekonomian daerah asih Kota Probolinggo berusahatani anggur
ini, menguntungkan atau tidak. Selain itu, dengan memadukan sumber daya yang
analisis kelayakan finansial penting dimiliki dengan seoptimal mungkin agar
dilaksanakan mengingat informasi ini mendatangkan keuntungan yang maksimal.
dapat digunakan sebagai bahan usulan Namun demikian masih ada kendala dalam
dalam pengambilan keputusan terhadap usahatani yang dilakukan petani ini antara
layak tidaknya usahatani anggur ini lain keterbatasan penerapan inovasi
sehingga dapat dikembangkan secara teknologi dan keterbatasan modal petani;
maksimal. resiko gagal panen akibat angin kencang /
Tujuan dari penelitian ini adalah angin fohn lokal (angin gending) yang
untuk menganalisis biaya produksi dan menyebabkan bunga dan buah anggur yang
pendapatan usahatani anggur Prabu masih kecil berguguran; serta masalah
Bestari. Kemudian menganalisis kelayakan pemasaran. Padahal sebagai komoditas
finansial usahatani usahatani anggur Prabu unggulan dari Kota Probolinggo, usahatani
Bestari, serta menganalisis kepekaan/ anggur memiliki potensi pengembangan
sensitivitas usahatani anggur Prabu Bestari dan peluang pasar yang cukup luas,
terhadap perubahan biaya produksi, harga ketersediaan bibit yang cukup, serta
produk, dan jumlah produksi. didukung oleh iklim dan keadaan tanah
yang sangat menunjang bagi pertumbuhan
tanaman anggur.
KERANGKA KONSEP Tanaman anggur varietas Prabu
Bestari dibudidayakan untuk mengatasi
masalah rendahnya produksi anggur di

834
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Kota Probolinggo. Varietas ini merupakan Value (NPV), Internal Rate of Interest
varietas khas Probolinggo yang dirilis oleh (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net
pemerintah daerah melalui Keputusan B/C). Suatu proyek dikatakan layak bila
Menteri Pertanian RI No.: 600/Kpts/ proyek tersebut memenuhi kriteria sebagai
SR.120/ 11/2007 tanggal 7 November berikut:
2007 sebagai varietas unggul. Inovasi ini  NPV lebih besar dari nol.
merupakan keunggulan komparatif (com-  IRR lebih besar dari discount rate
parative advantages) yang dapat yang sedang berlaku.
dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota  Net B/C lebih besar dari 1.
sekaligus para petani dalam mengem- Cara penghitungan NPV merupakan
bangkan usahatani anggur. cara yang paling praktis untuk mengetahui
Usaha pengembangan anggur dapat apakah proyek itu menguntungkan atau
dilakukan dengan cara memperbaiki aspek tidak. Kriteria lain adalah IRR dan Net
teknis usahatani (budidaya) melalui B/C. IRR (Internal Rate of Return) meru-
penerapan teknologi, maupun dengan pakan tingkat keuntungan atas investasi
memperluas skala usahatani. Hal tersebut bersih dalam suatu proyek jika setiap
tentunya memerlukan modal besar benefit bersih yang diwujudkan (setiap Bt-
sehingga dibutuhkan suatu investasi. Untuk Ct yang bersifat positif) secara otomatis
menarik minat petani atau investor agar digunakan lagi dalam tahun berikutnya.
bersedia menanamkan modalnya, diper- Keuntungan yang dihasilkan sama dan
lukan informasi tentang kelayakan dari diberi bunga selama sisa proyek. Sedang-
usahatani anggur itu sendiri. Menurut Gray kan Net B/C merupakan perbandingan di
(1992), untuk mengetahui seberapa jauh mana pembilangnya terdiri dari present
suatu proyek bisa menguntungkan perlu value dari total biaya bersih dalam tahun-
dilakukan analisis proyek. Tujuan dari tahun dimana Bt-Ct bersifat negatif, yaitu
analisis proyek adalah untuk mengetahui biaya kotor lebih dari benefit kotor
tingkat keuntungan yang dapat dicapai (Soekartawi, 1986).
melalui investasi untuk proyek tersebut, Selain perhitungan kriteria investasi
untuk menghindari pemborosan sumber juga perlu dilakukan analisis tentang
daya, mengadakan penilaian terhadap jangka waktu pengembalian modal
peluang investasi yang ada, dan untuk (payback period). Metode ini mencoba
menentukan prioritas investasi. mengukur seberapa cepat suatu investasi
Data-data yang diperlukan sebelum bisa mengembalikan modal. Bila periode
menganalisis kelayakan suatu investasi payback ini lebih pendek daripada yang
adalah arus uang tunai (cash flow), yang disyaratkan, maka proyek dikatakan
meliputi biaya produksi, penerimaan, dan menguntungkan. Namun bila lebih lama,
pendapatan. Hasil analisis arus uang tunai maka proyek ditolak (Husnan dan
akan memperlihatkan besarnya biaya yang Suwarno, 1994).
dikeluarkan dalam usahatani dan besarnya Selanjutnya dilakukan analisis kepe-
pendapatan yang diperoleh dari hasil kaan (sensitivity) yang dapat menjelaskan
penjualan. Dengan mengetahui jumlah pada skala mana suatu usahatani lebih
pendapatan serta biaya yang dikeluarkan mampu bertahan terhadap berbagai peru-
maka dapat dihitung keuntungan yang akan bahan yang tidak menguntungkan, seperti
diperoleh. Data-data tersebut nantinya adanya penurunan produksi, kenaikan
dibutuhkan untuk menghitung kriteri- biaya produksi, dan penurunan harga
kriteria investasi (Soekartawi, 1986). komoditas anggur. Tingkat sensitivitas ini
Menurut Kadariah (1999), untuk disesuaikan dengan kondisi usahatani di
mengetahui daya tarik suatu proyek, ada daerah penelitian dan informasi dari petani
tiga kriteria investasi yang dapat tentang perubahan harga input, harga
dipertanggungjawabkan yaitu: Net Present output, dan hasil panen.

835
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Hasil dari analisis kelayakan finansial observasi lapang, meliputi: data


ini akan menunjukkan apakah usahatani investasi awal, data produksi, biaya
anggur layak atau tidak layak untuk produksi, penerimaan dan pendapatan
dikembangkan. Informasi ini berguna bagi petani.
para petani maupun investor yang tertarik 2. Data sekunder, merupakan data tertulis
untuk mengembangkan atau menanamkan dari instansi-instansi yang terkait
modalnya dalam usahatani anggur. maupun dari literatur-literatur, untuk
Sehingga dengan adanya investasi dalam mendukung data primer. Data-data ini
usaha pengembangan usahatani ini meliputi: data kependudukan, data
diharapkan akan meningkatkan jumlah geografis, data produksi tahunan
produksi anggur dan pada akhirnya akan anggur, dan kondisi pertanian di lokasi
meningkatkan keuntungan atau pendapatan penelitian.
petani anggur dan investor itu sendiri.
Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan kuisioner.
METODE PENELITIAN Wawancara dilakukan terhadap semua
pihak yang bersangkutan dengan penelitian
a. Lokasi Penelitian dan ini dan dapat memberikan informasi yang
Res-ponden diperlukan, seperti biaya produksi, jumlah
Lokasi penelitian ditentukan secara pendapatan, karakteristik responden, dan
purposive (sengaja), yaitu Kota Probo- deskripsi tentang kerja sama antara petani
linggo yang merupakan daerah asal dengan pemerintah. Pengumpulan data
terbentuknya varietas Prabu Bestari. juga dilakukan dengan metode observasi,
Penelitian ini dilakukan melalui studi kasus yaitu pengamatan secara langsung terhadap
di Kecamatan Wonoasih Kota Pro- kondisi lapang, kondisi tanaman anggur
bolinggo. Penentuan lokasi ini berdasarkan Prabu Bestari, kondisi sosial masyarakat,
informasi dari Dinas Pertanian setempat, dan kondisi wilayah di daerah penelitian.
bahwa Kecamatan Wonoasih merupakan
daerah penghasil buah anggur terbesar di c. Analisis Data
Kota Probolinggo. Analisis data yang dilakukan dalam
Penentuan responden dalam pene- penelitian ini didasarkan pada pendekatan
litian ini dilakukan dengan metode sensus kualitatif maupun kuantitatif.
terhadap 27 petani yang menanam anggur
varietas Prabu Bestari di Kecamatan 1. Analisis Kualitatif
Wonoasih dan merupakan anggota dari Analisis kualitatif digunakan untuk
kelompok tani yang berbeda-beda. Umur menggambarkan (deskripsi) suatu keadaan
tanaman yang dimiliki para petani anggur atau fenomena secara sistematis sesuai
responden berbeda antara 1 hingga 10 kondisi riil yang ada di lapang. Dalam
tahun. penelitian ini analisis deskriptif dilakukan
dengan mengamati (observasi) kegiatan
b. Pengumpulan Data usahatani petani anggur.
Jenis data yang digunakan sebagai
pendukung dalam penelitian ini meliputi: 2. Analisis Kuantitatif
1. Data primer, merupakan data yang Analisis kuantitatif digunakan untuk
berasal dari responden petani anggur, data-data yang berbentuk angka sehingga
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) mempermudah penyimpulan dari tujuan
Dinas Pertanian Kota Probolinggo, dan penelitian.
pihak lain yang bersangkutan. Data
primer diperoleh melalui wawancara a. Analisis Arus Uang Tunai (Cash
dan menggunakan kuisioner serta Flow Analysis)

836
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Cash flow analysis merupakan TR = penerimaan total dari usahatani


gambaran tentang besarnya biaya dan P = harga anggur Prabu Bestari per kg
pendapatan dari usahatani anggur Prabu Q = jumlah produksi
Bestari yang didapat dengan menghitung
semua penerimaan dan pengeluaran selama Pendapatan Usahatani
proses produksi berlangsung. Pendapatan usahatani merupakan
 Biaya produksi selisih antara total penerimaan dengan total
Biaya produksi merupakan biaya selama proses produksi. Rumusnya:
keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh
petani anggur Prabu Bestari selama proses π = TR – TC
produksi. Jenis biaya ini dibedakan
menjadi dua, yaitu: Keterangan:
 Biaya tetap π = pendapatan atau keuntungan
(fixed cost), meliputi biaya sewa lahan usahatani
dan peralatan. TR = penerimaan total
 Biaya TC = biaya total
variabel (variable cost), seperti biaya
untuk pembelian pupuk dan fungisida b. Analisis Kelayakan Finansial
serta biaya tenaga kerja. Tujuan dilakukan analisis finansial
adalah untuk mengetahui apakah usahatani
TC = TFC + TVC anggur layak atau tidak layak untuk
dikembangkan. Kriteria investasi yang
(TC = biaya total; TFC= biaya tetap total; digunakan dalam analisis kelayakan
TVC = biaya variabel total). finansial usahatani anggur ini meliputi:

Penghitungan biaya produksi dalam Net B/C (Net Benefit Cost Ratio)
usahatani berdasarkan jenis input yang Usahatani anggur Prabu Bestari
digunakan dapat dihitung dengan rumus dikatakan menguntungkan (profitable)
berikut: apabila nilai Net B/C > 1.

n
Bt  Ct
 1  i 
t 1
t
Net B / C  n
Ct  Bt
Keterangan:
TC =Biaya total yang dikeluarkan untuk  1  i 
t 1
t

membudidayakan anggur Prabu


Bestari selama 10 tahun
Keterangan:
Xi = Jumlah fisik dari input yang
Bt = penerimaan kotor pada tahun ke-t
diperlukan dalam usahatani anggur
Ct = biaya kotor pada tahun ke-t
Prabu Bestari
n = umur ekonomis proyek
Px1 = Harga input
i = tingkat suku bunga yang berlaku
 Penerimaan Usahatani
 Net Present Value (NPV)
Penerimaan usahatani merupakan
Net Present Value merupakan
perkalian antara jumlah produksi anggur
selisih antara penerimaan dengan biaya
Prabu Bestari yang dihasilkan dengan
yang telah di-present value-kan. Dalam
harga jualnya.
kriteria ini dikatakan bahwa proyek akan
dipilih apabila nilai NPV lebih besar dari
TR = P x Q
nol.
Keterangan:

837
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

n
Bt  Ct Tp-1 = tahun sebelum terdapat PP
NPV   Ii = jumlah investasi yang telah
t 0 1  i  t didiscount
Keterangan: Bicp-1 = jumlah pendapatan yang telah
Bt = penerimaan usahatani pada tahun ke-t didiscount sebelum PP
Ct = Cost (biaya usahatani pada tahun ke- Bp = Jumlah pendapatant pada PP
t)
n = umur ekonomis proyek (10 tahun) c. Analisis Sensitivitas
i = tingkat suku bunga yang berlaku Analisis kepekaan (sensitivity analysis)
(14%) digunakan untuk menunjukkan bagian-
Internal Rate of Return (IRR) bagian produksi yang peka dan
Kriteria yang menunjukkan bahwa memerlukan pengawasan yang lebih ketat
suatu usaha layak dijalankan adalah jika untuk menjamin hasil yang diharapkan dan
nilai IRR lebih besar dari tingkat suku menguntungkan secara ekonomis. Tujuan
bunga yang berlaku pada saat usahatani dilakukan analisis kepekaan adalah untuk
tersebut diusahakan (Gittinger, 1993). mengetahui kemungkinan yang akan
terjadi terhadap hasil analisis proyek bila
NPV1 ada suatu kesalahan atau perubahan dalam
IRR  i1   i2  i1  dasar penghitungan.
NPV1  NPV2 Beberapa parameter yang dapat
menyebabkan perubahan pada usahatani
Keterangan: anggur, yaitu:
NPV1 = NPV yang bernilai positif
NPV2 = NPV yang bernilai negatif i. Kenaikan Biaya Produksi
I1 = tingkat suku bunga saat NPV Berdasarkan pengalaman berusaha
bernilai positif tani, hampir setiap tahun biaya produksi
I2 = tingkat suku bunga saat NPV usahatani anggur meningkat. Dalam
bernilai negatif penelitian ini kenaikan biaya produksi
yang digunakan adalah sebesar 10%
Suatu proyek akan dipilih bila nilai dengan pertimbangan harga-harga sarana
IRR yang dihasilkan lebih tinggi daripada produksi di daerah penelitian, seperti
tingkat suku bunga yang berlaku (social pupuk dan fungisida, seringkali mengalami
discount rate) karena menunjukkan bahwa kenaikan hingga 10%.
modal proyek akan lebih menguntungkan
bila didepositokan di bank dibandingkan ii. Penurunan Harga Produk
bila digunakan untuk menjalankan proyek. Harga produk ditentukan oleh kualitas
produk yang dipanen. Pada musim tanam
Analisis Payback Period di musim hujan biasanya mutu buah yang
Payback period (PP) merupakan dipanen kurang bagus karena kelembaban
jangka waktu/periode yang diperlukan udara yang tinggi menyebabkan jamur
petani untuk membayar kembali semua cepat tumbuh. Persentase penurunan harga
biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk buah anggur di daerah penelitian pernah
berinvestasi melalui usahatani budidaya mencapai 15%.
anggur.
n n iii. Penurunan Jumlah Produksi
 I   Bicp1 Penurunan tingkat produksi adalah
penurunan jumlah produksi maksimal yang
PP  T p1  i 1 i 1
Bp dialami petani akibat gagal panen maupun
karena penurunan produktivitas tanaman
yang disebabkan oleh umur tanaman.
Keterangan:

838
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Penurunan tingkat produksi yang Total biaya investasi awal untuk


digunakan adalah sebesar 25% karena usahatani anggur di Kecamatan Wonoasih,
persentase penurunan tingkat produksi Kota Probolinggo sebesar Rp.
sebesar 25% pernah terjadi di daerah 22.330.000,00. Biaya investasi untuk
penelitian. peralatan terbanyak untuk pembelian
bambu (26,87%) dan kawat (22,39%).
Kedua bahan tersebut digunakan untuk
membuat ajir dan para-para sebagai
rambatan tanaman anggur nantinya.Nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN investasi yang cukup besar seringkali
mendorong petani untuk tidak melanjutkan
usahatani anggurnya, sehingga perlu
Analisis Cash Flow dilakukan efisiensi terhadap barang-barang
modal yang dibutuhkan dalam investasi
A) Biaya Usahatani awal. Penghematan biaya dapat dilakukan
Biaya usahatani anggur meliputi semua dari pembelian mesin bor. Petani dapat
pengeluaran yang diperlukan untuk memanfaatkan mesin bor dari usahatani
membiayai usahatani anggur di Kecamatan anggur sebelumnya atau menyewa dari
Wonoasih selama umur ekonomis petani lain.
tanaman, yaitu 10 tahun.
b. Biaya Produksi
a. Biaya Investasi Awal Biaya produksi merupakan semua jenis
Biaya investasi merupakan biaya yang biaya yang harus dikeluarkan untuk
dikeluarkan pada awal usaha (sebelum kebutuhan budidaya anggur tiap tahunnya
adanya produksi dan penerimaan) atau selama 10 tahun. Biaya produksi
pada saat usaha akan dimulai. Perincian dibedakan menjadi dua macam, yaitu biaya
investasi awal yang digunakan meliputi tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dalam
biaya pembelian bibit, sarana usahatani anggur meliputi biaya sewa
produksi/peralatan, dan sewa lahan. Biaya lahan, biaya penyusutan peralatan, dan
peralatan dalam usahatani anggur biaya pengairan. Sedangkan biaya variabel
dibutuhkan untuk menjamin kelancaran pada usahatani anggur Prabu Bestari antara
kegiatan usahatani anggur selama umur lain biaya pupuk, biaya obat-obatan, biaya
ekonomis tanaman. tenaga kerja, dan biaya bahan bakar.

839
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

pendapatan diartikan usahatani diartikan


sebagai selisih yang dihasilkan dari besar-
nya penerimaan dari output yang dihasil-
kan dikurangi dengan total biaya yang
telah dikeluarkan dalam usahatani.
Pendapatan usahatani tergantung pada
jumlah produksi yang dihasilkan dari
tanaman anggur.

Besarnya biaya produksi rata-rata yang


dibutuhkan dalam usahatani anggur Prabu
Bestari adalah Rp. 34.325.668,88/
ha/tahun, terdiri dari biaya tetap sebesar Produktivitas tanaman anggur Prabu
Rp.5.579.500,00 dan biaya variabel Bestari dari tahun ke tahun cenderung
sebesar Rp. 28.746.168,88. Efisiensi biaya mengalami peningkatan. Bahkan di atas
dapat dilakukan dari jenis biaya tenaga usia 5 tahun produktivitas tanaman anggur
kerja karena dalam pelaksanaan usahatani bisa mencapai 30 kg/pohon dengan
anggur, sebagian besar tenaga kerja perawatan yang tepat. Produktivitas tanam-
merupakan tenaga kerja dari dalam an anggur mulai mengalami penurunan
keluarga. Biaya produksi dalam usahatani setelah tahun ke-7, dan penurunan paling
anggur tiap tahunnya selalu bertambah, signifikan terjadi ketika memasuki umur 8
mulai tahun pertama hingga tahun ke-10. tahun. Namun penurunan produktivitas
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh dapat diminimalkan dengan perawatan
penambahan penggunaan pupuk dan obat- yang optimal terhadap tanaman anggur.
obatan yang digunakan. Semakin tua umur Perawatan yang baik juga dapat mem-
tanaman, maka kebutuhan pupuk dan obat- perpanjang usia ekonomis tanaman.
obatan, terutama fungisida, semakin
banyak untuk menjaga kualitas maupun
kuantitas buah anggur yang dihasilkan.

c. Penerimaan dan Pendapatan Usaha-


tani
Penerimaan usahatani anggur merupa-
kan perkalian antara banyaknya jumlah
produksi buah anggur yang dihasilkan (kg)
dengan harga anggur (Rp/kg) yang berlaku
di Kecamatan Wonoasih. Sedangkan

840
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Pada tingkat suku bunga 14% per


tahun, usahatani anggur di Kecamatan
Wonoasih layak untuk diusahakan lebih
lanjut, karena memiliki nilai Net B/C
sebesar 1,85. Nilai tersebut diartikan
bahwa setiap Rp. 1,00 investasi yang
Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani dapat menambah
diperlukan dalam usahatani anggur Prabu keuntungan (net benefit) sebesar Rp. 1,85.
Bestari selama 10 tahun adalah sebesar Rp. Semakin besar nilai Net B/C maka suatu
biaya rata-rata yang dikeluarkan adalah usaha akan semakin menguntungkan. Hasil
Rp.33.235.153,18/ha/tahun. Dari sisi pene- perhitungan NPV dengan tingkat suku
imaan, diketahui rata-rata penerimaan bunga sebesar 14% menghasilkan NPV
petani adalah Rp. 50.781.645,09/ha/tahun sebesar Rp. 54.192.293,31. NPV bernilai
dari usahatani anggur Prabu Bestari. positif, menunjukkan bahwa usahatani
Berdasarkan data biaya dan penerimaan anggur Prabu Bestari dikatakan layak
tersebut dihasilkan pendapatan usahatani untuk dikembangkan. Nilai IRR 28,67%,
anggur Jenis Prabu Bestari sebesar lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang
Rp.17.526.036,91/ha/tahun. Penerimaan berlaku yang besarnya 14%.
tahunan sebesar nilai tersebut menunjuk- Nilai IRR menunjukkan nilai tingkat
kan bahwa sebagai usaha utama bagi suku bunga di saat NPV = 0, artinya
petani, usahatani anggur Prabu Bestari kondisi usaha tidak untung dan tidak juga
menguntungkan (profitable) untuk dikem- merugi. Nilai IRR > i menunjukkan bahwa
bangkan. menginvestasikan modal untuk usahatani
anggur Prabu Bestari lebih menguntungkan
1. Analisis Kelayakan Finansial daripada mendepositokan ke bank, dengan
Usahatani anggur Prabu Bestari di ketentuan usahatani ini dikelola dengan
Kecamatan Wonoasih merupakan usaha semaksimal mungkin. Berikutnya adalah
yang dilakukan selama bertahun-tahun perhitungan payback period, diketahui
karena tanaman anggur memiliki umur bahwa jangka waktu pengembalian modal
produktif puluhan tahun. Suatu usaha yang investasi usahatani anggur adalah 5 tahun 4
dijalankan dalam jangka panjang biasanya bulan.
perlu diketahui kelayakannya dengan
menggunakan alat analisis kriteria 2. Analisis Sensitivitas
investasi, antara lain NPV (Net Present Analisis sensitivitas dilakukan untuk
Value), IRR (Internal Rate of Return), dan mengetahui yang akan terjadi terhadap
Net B/C. Tingkat suku bunga yang berlaku hasil analisis kelayakan investasi jika
di daerah penelitian adalah dengan asumsi terjadi perubahan atau kesalahan dalam
tingkat suku bunga yang berlaku pada saat dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit.
penelitian berlangsung, yaitu sebesar 14%. Apabila faktor-faktor tersebut mengalami

841
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

perubahan maka akan berpengaruh


terhadap NPV, IRR, dan Net B/C ratio. Harga Produk Turun 15%
Dalam perhitungannya, penurunan
Biaya Produksi Naik 10% harga produk sebesar 15% diasumsikan
Dalam menganalisis sensitivitas usaha menyebabkan penerimaan usahatani turun
tani anggur Prabu Bestari ini, diasumsikan sebesar 15% dan kondisi lain (seperti
bahwa perubahan hanya terjadi pada biaya jumlah input, produksi buah anggur, dan
produksi yaitu dengan kenaikan sebesar lain-lain) dianggap tetap.
10%. Sedangkan kondisi lain-lain dianggap
tetap (Ceteris paribus). Sehingga kenaikan
biaya produksi dianggap tidak mening
katkan jumlah produksi buah anggur.

Usahatani anggur Prabu Bestari di


Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo
masih layak dikembangkan walaupun
dalam kondisi terjadi penurunan harga
produk hingga 15%. Pada kondisi dimana
penerimaan turun hingga 15% akibat
Apabila biaya produksi meningkat penurunan harga, Net B/C usahatani
sebesar 10%, usahatani anggur Prabu anggur sebesar 1,25. Nilai NPV turun
Bestari di Kecamatan Wonoasih memiliki menjadi Rp. 16.881.351,32. Sedangkan
nilai Net B/C lebih dari satu, yaitu sebesar nilai IRR yang dihasilkan sebesar 17,93%
1,49. Sedangkan nilai NPV lebih dari nol, juga menunjukkan bahwa usahatani anggur
yaitu sebesar Rp. 34.737.561,31. Nilai IRR ini masih layak diteruskan karena nilai ini
yang dihasilkan sebesar 23,09%, lebih masih lebih tinggi daripada tingkat suku
tinggi daripada tingkat suku bunga bank bunga yang berlaku (14%). Sedangkan
yang berlaku. Hasil-hasil tersebut me- jangka waktu pengembalian modal
nunjukkan bahwa usahatani anggur layak menjadi 6 tahun 1 bulan.
dikembangkan. Sedangkan payback period Penurunan harga ini terutama disebab-
diketahui selama 5 tahun 9 bulan kan oleh mutu produk yang kurang baik
Alokasi biaya produksi terbesar dalam akibat serangan hama/jamur. Harga jual
usahatani anggur Prabu Bestari adalah buah anggur di tingkat petani umumnya
untuk membeli pupuk-pupuk kimia dan berkisar antara Rp. 17.500,00 hingga Rp.
fungisida. Hal ini dikarenakan kebutuhan 22.500,00 per kg. Namun seringkali musim
pupuk tiap pohon meningkat antara 0,25 hujan yang terlalu lama menyebabkan
hingga 0,5 kg tiap tahunnya. Terutama kualitas hasil panen menurun, akibatnya
pada umur delapan tahun, dimana harga jual produk di tingkat petani juga
produktivitas tanaman anggur mulai turun.
menurun sehingga diperlukan penambahan
pupuk yang cukup banyak untuk A. Jumlah Produksi Turun 25%
mempertahankan produktivitasnya agar Analisis sensitivitas usahatani anggur
tetap stabil. Prabu Bestari di Kecamatan Wonoasih,

842
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Probolinggo dilakukan dengan asumsi KESIMPULAN DAN SARAN


terjadi penurunan jumlah produksi sebesar
25% disebabkan oleh penurunan produk- Kesimpulan
tivitas tanaman karena usia tanaman yang Berdasarkan hasil dan pembahasan
semakin tua. Asumsi lain adalah bahwa diperoleh kesimulan sebagai berikut.
kondisi selain jumlah produksi dianggap 1. Analisis terhadap biaya produksi,
tetap (Ceteris paribus), termasuk jumlah penerimaan, dan pendapatan usahatani
penggunaan input, harga jual produk, dan anggur di Kecamatan Wonoasih,
lain-lain. Probolinggo menunjukkan bahwa
usahatani anggur dinilai layak untuk
diusahakan karena menguntungkan
(profitable), dan diperoleh hasil: biaya
produksi rata-rata Rp. 33.235.153,18/
ha/tahun; penerimaan usahatani
sebesar Rp. 50.781.645,09/Ha/tahun;
dan pendapatan rata-rata yang diper-
oleh petani sebesar Rp. 17.526.036,91/
ha/tahun.
2. Analisis finansial usahatani anggur
Prabu Bestari di Kecamatan Wonoasih,
Probolinggo pada tingkat suku bunga
Hasil analisis sensitivitas terhadap bank sebesar 14%, menunjukkan
penurunan jumlah produksi sebesar 25% bahwa usahatani anggur dinilai layak
dalam usahatani anggur Prabu Bestari di untuk diusahakan karena diperoleh:
Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo, nilai Net B/C sebesar 1,85; NPV
diperoleh nilai Net B/C kurang dari 1, yaitu sebesar Rp.54.192,293,31; IRR sebesar
sebesar 0,88. Perhitungan NPV meng- 28,67%; dan payback period selama 5
hasilkan nilai-nilai negatif, yaitu tahun 4 bulan.
-Rp.7.992.610,01, pada tingkat suku bunga 3. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap
bank sebesar 14%. Nilai IRR usahatani tiga kondisi berikut.
saat produksi turun 25% diperoleh sebesar  Kenaikan biaya produksi sebesar
10,01%. Nilai-nilai tersebut menunjukkan 10% pada tingkat suku bunga bank
bahwa usahatani tidak layak untuk 14% menghasilkan: nilai Net B/C
diteruskan, karena nilai Net B/C kurang ratio sebesar 1,49; NPV sebesar Rp.
dari 1, NPV kurang dari nol (negatif), dan 34.737.561,31; IRR sebesar
nilai IRR lebih rendah daripada tingkat 23,09%. Dengan jangka waktu pe-
suku bunga bank yang berlaku. Sedangkan ngembalian modal investasi menja-
jangka waktu pengembalian modal di 5 tahun 9 bulan. Hasil tersebut
menjadi lebih lama, yaitu 6 tahun 9 bulan. menunjukkan bahwa usahatani
Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa anggur Prabu Bestari masih layak
usahatani anggur Prabu Bestari di untuk dikembangkan.
Kecamatan Wonoasih, Probolinggo tidak  Penurunan penerimaan akibat penu-
layak untuk dikembangkan bila terjadi runan harga sebesar 15% meng-
penurunan jumlah produksi sebesar 25%. hasilkan: Net B/C sebesar 1,25;
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya NPV sebesar Rp. 16.881.351,32;
preventif, terutama dari segi budidaya, IRR sebesar 17,93% dengan
untuk mencegah terjadi penurunan jumlah payback period selama 6 tahun 1
produksi hingga 25% atau lebih. bulan. Nilai-nilai dari tiap kriteria
investasi di atas mengindikasikan
bahwa usahatani anggur Prabu

843
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Bestari masih layak dijalankan kerusakan hasil panen di musim hujan


dalam kondisi tersebut. dapat diminimalkan.
 Penurunan penerimaan akibat penu-
runan jumlah produksi tanaman
hingga 25% (dengan tingkat suku DAFTAR PUSTAKA
bunga bank 14%) menyebabkan
terjadi perubahan nilai Net B/C Anonymous. 2008. Informasi Spesies
sebesar 0,88. Sedangkan NPV Anggur.(online),
menjadi bernilai negatif, yaitu (http://www.plantamor.com/index.p
sebesar -Rp. 7.992.610,01. Nilai Hp plant=1291, diakses tanggal 28
IRR diperoleh sebesar 10,01%,. Oktober 2009).
Sedangkan jangka waktu Adiwilaga, Anwas. 1982. Ilmu Usahatani.
pengembalian modalnya selama 6 IKAPI. Bandung.
tahun 9 bulan. Hasil tersebut Bahar, Yul Harry. 2008. Pengembangan
menunjukkan bahwa usahatani Komoditas Hortikultura Pada Tahun
anggur Prabu Bestari tidak layak 2008. (online), (http:// www.
dikembangkan pada kondisi terjadi hortikultura.deptan.go.id/index.php?
penurunan jumlah produksi sebesar option=com_content&taskview&id
25%. =111&Itemid=138, diakses tanggal
Saran 16 Oktober 2009).
Dari kesimpulan di atas dapat Departemen Pertanian. 2008. Berita Resmi
disarankan: PVT: Pendaftaran Varietas Hasil
1. Diharapkan para penyuluh pertanian Pemuliaan.(online),
lebih intensif dan lebih lama mela- (http://ppvt.setjen.deptan.go.id/ppvt
kukan pendampingan terhadap para new/loket/file/ berita/BR-
petani anggur agar petani selalu PVHPBalitjestro-anggur%
termotivasi untuk mengoptimalkan 20(2).pdf, diakses tanggal 28
usahataninya walaupun saat produk- Oktober 2009).
tivitas tanaman mulai menurun atau Dinas Pertanian. 2009. Laporan Tanaman
karena resiko gagal panen akibat hujan Buah-buahan dan Tanaman Sayur-
cukup besar. sayuran Tahunan. Dinas Pertanian
2. Kebijakan Pemerintah Kota Probo- Kota Probolinggo. Probolinggo.
linggo telah banyak mendukung per- Dinas Pertanian. 2009. Profil Kawasan
kembangan usahatani anggur di Kota Buah-buahan Tahun 2009. Dinas
Probolinggo, khususnya di wilayah Pertanian Kota Probolinggo.
Kecamatan Wonoasih. Namun Probolinggo.
diharapkan kebijakan tersebut disertai Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian.
dengan pemberian fasilitas yang 2008. Anggur Varietas Prabu
memadai, terutama dalam hal Bestari dari Probolinggo. (online),
pemasaran yang masih terkonsentrasi (http://www.hortikultura.deptan.go.i
secara lokal. Pemerintah juga d/ index.php?
diharapkan memberi dukungan penuh option=com_content&task=view&i
terhadap setiap upaya penelitian dan d=202&Itemid=138, diakses tanggal
pengembangan (litbang) di bidang 16 Oktober 2009).
pertanian. Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian.
3. Petani diharapkan lebih banyak mencari 2008. Mentan Panen Mangga dan
informasi tentang pembudidayaan Anggur di Probolinggo. (online),
maupun teknologi pertanian, terutama (http://www.hortikultura.deptan.go.i
dalam pengendalian hama maupun d/ index.php?option=com_
perlindungan tanaman agar resiko

844
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

wrapper&Itemid=207, diakses ?
tanggal 16 Oktober 2009). sa=t&source=web&ct=res&cd=10&
Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian. ved=0CbQFjAJ&url=http%3A%2F
2009. Upaya Pengembangan %2Fwww.aagos.ristek.go.id
Kawasan Buah Unggulan Tropika %2Fpertanian
untuk Ekspor. (online), %2Fanggur.pdf&rct=j&q=produksi
(http://www.hortikultura.deptan.go.i +anggur+di+probolinggo&ei=DO_
d/index.php? XSuz1BYWIwOj4ImkBg&usg=AF
option=com_content&task=view&i QjCNFJV2_bIWE0vD9tqCnDQWV
d=240&Itemid=2, diakses tanggal y4iKRSQ , diakses tanggal 16
16 Oktober 2009). Oktober 2009).
Djamin, Zulkarnain. 1993. Perencanaan Putra, Zhil Fitrih Ardy. 2007. Analisis
dan Analisis Proyek. Fakultas Kelayakan Finansial Usahatani
Ekonomi Universitas Indonesia. Rambutan (Nephellium lappaceum
Jakarta. L.) Studi Kasus di Desa Kanigoro
Gittinger, J. P., and Adler H.A. 1993. Kecamatan Kanigoro Kabupaten
Evaluasi Proyek. Rineka Jaya. Blitar. Skripsi. Fakultas Pertanian
Jakarta. Universitas Brawijaya. Malang.
Gittinger, J. P., and Adler H.A. 1982. Pudjosumarto, Muljadi. 1998. Evaluasi
Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Proyek. Liberty. Jogjakarta.
Pertanian. Universitas Indonesia (UI Rahmawati, Mariana Fitri. 2006. Analisis
Press). Jakarta. Kelayakan Finansial Usahatani
Gray. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek Belimbing (Averrhoa carambola L.)
Edisi Kedua. Gramedia Pustaka Studi Kasus di Desa Moyoketen
Utama. Jakarta. Kecamatan Boyolangu Kabupaten
Hernanto, F. 1981. Ilmu Usaha Tani. Tulungagung. Skripsi. Fakultas
Penebar Swadaya. Jakarta. Pertanian Universitas Brawijaya.
Husnan, Suad dan Suwarno. 1994. Studi Malang.
Kelayakan Proyek. UPP AMP Soekartawi. 1986. Dasar-dasar Evaluasi
YKPN. Jogjakarta. Proyek dan Petunjuk Praktis dalam
Kadariah, et all. 1999. Pengantar Evaluasi Membuat Evaluasi. PT Bina Ilmu.
Proyek: Edisi Revisi. Fakultas Eko- Surabaya.
nomi Universitas Indonesia. Jakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI
Nurikawati, Nuri. 2004. Analisis Press. Jakarta.
Kelayakan Finansial Usahatani Trisnawati, Ana. 2009. Analisis Kelayakan
Jeruk Besar (Pamelo) Studi Kasus Finansial Usahatani Jeruk Manis
di Desa Tamanan Kecamatan Suko- Pacitan di Desa Selorejo, Keca-
moro Kabupaten Magetan. Skripsi. matan Dau, Kabupaten Malang.
Fakultas Pertanian Universitas Bra- Skripsi. Fakultas Pertanian Univer-
wijaya. Malang. sitas Brawijaya. Malang.
Prihatman, Kemal. . 2000. Anggur (Vitis).
(online),http://www.google.co.id/url

845

Você também pode gostar