Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
0852-5426
ABSTRACT
This research has aimed to (1) analyze production costs, revenue, and income of
Prabu Bestari grapes farming; (2) analyze financial feasibility of Prabu Bestari grapes
farming based on Net B/C, NPV, IRR, and payback period; and (3) analyze sensitivity of
Prabu Bestari grapes farming towards costs, price, and total production changes. The result
shows that (1) average production cost of farming is 33,235,153,- rupiahs for a hectare
farming each year, its average benefit is 50.781.645,- rupiahs per year, and average income
of this farming is 17.526.036,- rupiahs per year. (2) At the interest rate of 14%, Prabu
Bestari grapes farming is eligible to be developed, with Net B/C value is 1,85; NPV yield
54.192.293,- rupiahs; value of IRR is 28,67%; and payback period during 5 years and 4
months. (3) Analysis of farming sensitivity by increasing production costs about 10%
changes the values of investmen criteria, to be 1,49 in Net B/C, 34.737.561,- rupiahs for its
NPV, 23,09% of IRR, with payback period as long as 5 years and 9 months. Those values
indicates that the farming still feasible to conduct. In condition when there is a decreasing
of product price about 15%, the farming still faesible to develop because it has value of Net
B/C 1,25; NPV is 16.881.351,- rupiahs; IRR 17.93%, with payback period during 6 years a
month. The latest, sensitivity analysis of decreasing productivity up to 25% give results as
Net B/C value of 0,88; NPV of -7.992.610,- rupiahs; IRR of 10,01%; and payback period as
long as 6 years and 9 months. This results show that Prabu Bestari farming is not feasible to
do if the productivity decrease up to 25% and more.
Keywords: grapes farming, Prabu Bestari variety, cost, revenue, income, financial
feasibility, sensitivity analysis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis biaya produksi, pendapatan, dan
penerimaan usahatani anggur Prabu Bestari; (2) menganalisis kelayakan finansial usahatani
anggur Prabu Bestari berdasarkan BC rasio, NPV, IRR, dan payback period; dan (3)
menganalisis kepekaan/sensitivitas usahatani anggur Prabu Bestari terhadap perubahan
biaya produksi, harga produk, dan jumlah produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
(1) biaya produksi rata-rata dari usahatani ini sebesar Rp. 33.235.153,18/Ha/tahun;
penerimaan rata-rata usahatani sebesar Rp. 50.781.645,09/Ha/tahun; dan pendapatan rata-
rata yang diperoleh petani sebesar Rp. 17.526.036,91/Ha/tahun. (2) Pada tingkat suku
bunga bank 14%, adalah bahwa usahatani tersebur layak dikembangkan, dengan nilai BC
rasio sebesar 1,85; NPV sebesar Rp. 54.192,293,-; IRR sebesar 28,67%; dan payback
period selama 5 tahun 4 bulan. (3) Analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya produksi
10% mengakibatkan perubahan nilai BC rasio menjadi 1,49; NPV sebesar Rp.
34.737.561,31; IRR sebesar 23,09%, dan payback period menjadi 5 tahun 9 bulan sehingga
usaha tersebut masih layak dikembangkan. Pada penurunan harga produk 15% usahatani
832
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
tersebut juga masih layak dikembangkan, dengan nilai Net B/C sebesar 1,25; nilai NPV
sebesar Rp. 16.881.351,32; IRR sebesar 17,93% dengan payback period selama 6 tahun 1
bulan. Kepekaan terhadap penurunan produktivitas 25% menghasilkan nilai Net B/C
sebesar 0,88, NPV -Rp. 7.992.610,01, IRR diperoleh sebesar 10,01%. dan jangka waktu
pengembalian modalnya selama 6 tahun 9 bulan. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa
usahatani anggur Prabu Bestari tidak layak dilakukan jika produktivitasnya turun hinga
25%.
Kata kunci: Usahatani anggur, varietas Prabu Bestari, biaya, pendapatan, penerimaan,
kelayakan finansial, analisis sensitivitas.
833
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
834
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
Kota Probolinggo. Varietas ini merupakan Value (NPV), Internal Rate of Interest
varietas khas Probolinggo yang dirilis oleh (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net
pemerintah daerah melalui Keputusan B/C). Suatu proyek dikatakan layak bila
Menteri Pertanian RI No.: 600/Kpts/ proyek tersebut memenuhi kriteria sebagai
SR.120/ 11/2007 tanggal 7 November berikut:
2007 sebagai varietas unggul. Inovasi ini NPV lebih besar dari nol.
merupakan keunggulan komparatif (com- IRR lebih besar dari discount rate
parative advantages) yang dapat yang sedang berlaku.
dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Net B/C lebih besar dari 1.
sekaligus para petani dalam mengem- Cara penghitungan NPV merupakan
bangkan usahatani anggur. cara yang paling praktis untuk mengetahui
Usaha pengembangan anggur dapat apakah proyek itu menguntungkan atau
dilakukan dengan cara memperbaiki aspek tidak. Kriteria lain adalah IRR dan Net
teknis usahatani (budidaya) melalui B/C. IRR (Internal Rate of Return) meru-
penerapan teknologi, maupun dengan pakan tingkat keuntungan atas investasi
memperluas skala usahatani. Hal tersebut bersih dalam suatu proyek jika setiap
tentunya memerlukan modal besar benefit bersih yang diwujudkan (setiap Bt-
sehingga dibutuhkan suatu investasi. Untuk Ct yang bersifat positif) secara otomatis
menarik minat petani atau investor agar digunakan lagi dalam tahun berikutnya.
bersedia menanamkan modalnya, diper- Keuntungan yang dihasilkan sama dan
lukan informasi tentang kelayakan dari diberi bunga selama sisa proyek. Sedang-
usahatani anggur itu sendiri. Menurut Gray kan Net B/C merupakan perbandingan di
(1992), untuk mengetahui seberapa jauh mana pembilangnya terdiri dari present
suatu proyek bisa menguntungkan perlu value dari total biaya bersih dalam tahun-
dilakukan analisis proyek. Tujuan dari tahun dimana Bt-Ct bersifat negatif, yaitu
analisis proyek adalah untuk mengetahui biaya kotor lebih dari benefit kotor
tingkat keuntungan yang dapat dicapai (Soekartawi, 1986).
melalui investasi untuk proyek tersebut, Selain perhitungan kriteria investasi
untuk menghindari pemborosan sumber juga perlu dilakukan analisis tentang
daya, mengadakan penilaian terhadap jangka waktu pengembalian modal
peluang investasi yang ada, dan untuk (payback period). Metode ini mencoba
menentukan prioritas investasi. mengukur seberapa cepat suatu investasi
Data-data yang diperlukan sebelum bisa mengembalikan modal. Bila periode
menganalisis kelayakan suatu investasi payback ini lebih pendek daripada yang
adalah arus uang tunai (cash flow), yang disyaratkan, maka proyek dikatakan
meliputi biaya produksi, penerimaan, dan menguntungkan. Namun bila lebih lama,
pendapatan. Hasil analisis arus uang tunai maka proyek ditolak (Husnan dan
akan memperlihatkan besarnya biaya yang Suwarno, 1994).
dikeluarkan dalam usahatani dan besarnya Selanjutnya dilakukan analisis kepe-
pendapatan yang diperoleh dari hasil kaan (sensitivity) yang dapat menjelaskan
penjualan. Dengan mengetahui jumlah pada skala mana suatu usahatani lebih
pendapatan serta biaya yang dikeluarkan mampu bertahan terhadap berbagai peru-
maka dapat dihitung keuntungan yang akan bahan yang tidak menguntungkan, seperti
diperoleh. Data-data tersebut nantinya adanya penurunan produksi, kenaikan
dibutuhkan untuk menghitung kriteri- biaya produksi, dan penurunan harga
kriteria investasi (Soekartawi, 1986). komoditas anggur. Tingkat sensitivitas ini
Menurut Kadariah (1999), untuk disesuaikan dengan kondisi usahatani di
mengetahui daya tarik suatu proyek, ada daerah penelitian dan informasi dari petani
tiga kriteria investasi yang dapat tentang perubahan harga input, harga
dipertanggungjawabkan yaitu: Net Present output, dan hasil panen.
835
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
836
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
Penghitungan biaya produksi dalam Net B/C (Net Benefit Cost Ratio)
usahatani berdasarkan jenis input yang Usahatani anggur Prabu Bestari
digunakan dapat dihitung dengan rumus dikatakan menguntungkan (profitable)
berikut: apabila nilai Net B/C > 1.
n
Bt Ct
1 i
t 1
t
Net B / C n
Ct Bt
Keterangan:
TC =Biaya total yang dikeluarkan untuk 1 i
t 1
t
837
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
n
Bt Ct Tp-1 = tahun sebelum terdapat PP
NPV Ii = jumlah investasi yang telah
t 0 1 i t didiscount
Keterangan: Bicp-1 = jumlah pendapatan yang telah
Bt = penerimaan usahatani pada tahun ke-t didiscount sebelum PP
Ct = Cost (biaya usahatani pada tahun ke- Bp = Jumlah pendapatant pada PP
t)
n = umur ekonomis proyek (10 tahun) c. Analisis Sensitivitas
i = tingkat suku bunga yang berlaku Analisis kepekaan (sensitivity analysis)
(14%) digunakan untuk menunjukkan bagian-
Internal Rate of Return (IRR) bagian produksi yang peka dan
Kriteria yang menunjukkan bahwa memerlukan pengawasan yang lebih ketat
suatu usaha layak dijalankan adalah jika untuk menjamin hasil yang diharapkan dan
nilai IRR lebih besar dari tingkat suku menguntungkan secara ekonomis. Tujuan
bunga yang berlaku pada saat usahatani dilakukan analisis kepekaan adalah untuk
tersebut diusahakan (Gittinger, 1993). mengetahui kemungkinan yang akan
terjadi terhadap hasil analisis proyek bila
NPV1 ada suatu kesalahan atau perubahan dalam
IRR i1 i2 i1 dasar penghitungan.
NPV1 NPV2 Beberapa parameter yang dapat
menyebabkan perubahan pada usahatani
Keterangan: anggur, yaitu:
NPV1 = NPV yang bernilai positif
NPV2 = NPV yang bernilai negatif i. Kenaikan Biaya Produksi
I1 = tingkat suku bunga saat NPV Berdasarkan pengalaman berusaha
bernilai positif tani, hampir setiap tahun biaya produksi
I2 = tingkat suku bunga saat NPV usahatani anggur meningkat. Dalam
bernilai negatif penelitian ini kenaikan biaya produksi
yang digunakan adalah sebesar 10%
Suatu proyek akan dipilih bila nilai dengan pertimbangan harga-harga sarana
IRR yang dihasilkan lebih tinggi daripada produksi di daerah penelitian, seperti
tingkat suku bunga yang berlaku (social pupuk dan fungisida, seringkali mengalami
discount rate) karena menunjukkan bahwa kenaikan hingga 10%.
modal proyek akan lebih menguntungkan
bila didepositokan di bank dibandingkan ii. Penurunan Harga Produk
bila digunakan untuk menjalankan proyek. Harga produk ditentukan oleh kualitas
produk yang dipanen. Pada musim tanam
Analisis Payback Period di musim hujan biasanya mutu buah yang
Payback period (PP) merupakan dipanen kurang bagus karena kelembaban
jangka waktu/periode yang diperlukan udara yang tinggi menyebabkan jamur
petani untuk membayar kembali semua cepat tumbuh. Persentase penurunan harga
biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk buah anggur di daerah penelitian pernah
berinvestasi melalui usahatani budidaya mencapai 15%.
anggur.
n n iii. Penurunan Jumlah Produksi
I Bicp1 Penurunan tingkat produksi adalah
penurunan jumlah produksi maksimal yang
PP T p1 i 1 i 1
Bp dialami petani akibat gagal panen maupun
karena penurunan produktivitas tanaman
yang disebabkan oleh umur tanaman.
Keterangan:
838
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
839
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
840
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
841
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
842
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
843
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
844
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426
wrapper&Itemid=207, diakses ?
tanggal 16 Oktober 2009). sa=t&source=web&ct=res&cd=10&
Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian. ved=0CbQFjAJ&url=http%3A%2F
2009. Upaya Pengembangan %2Fwww.aagos.ristek.go.id
Kawasan Buah Unggulan Tropika %2Fpertanian
untuk Ekspor. (online), %2Fanggur.pdf&rct=j&q=produksi
(http://www.hortikultura.deptan.go.i +anggur+di+probolinggo&ei=DO_
d/index.php? XSuz1BYWIwOj4ImkBg&usg=AF
option=com_content&task=view&i QjCNFJV2_bIWE0vD9tqCnDQWV
d=240&Itemid=2, diakses tanggal y4iKRSQ , diakses tanggal 16
16 Oktober 2009). Oktober 2009).
Djamin, Zulkarnain. 1993. Perencanaan Putra, Zhil Fitrih Ardy. 2007. Analisis
dan Analisis Proyek. Fakultas Kelayakan Finansial Usahatani
Ekonomi Universitas Indonesia. Rambutan (Nephellium lappaceum
Jakarta. L.) Studi Kasus di Desa Kanigoro
Gittinger, J. P., and Adler H.A. 1993. Kecamatan Kanigoro Kabupaten
Evaluasi Proyek. Rineka Jaya. Blitar. Skripsi. Fakultas Pertanian
Jakarta. Universitas Brawijaya. Malang.
Gittinger, J. P., and Adler H.A. 1982. Pudjosumarto, Muljadi. 1998. Evaluasi
Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Proyek. Liberty. Jogjakarta.
Pertanian. Universitas Indonesia (UI Rahmawati, Mariana Fitri. 2006. Analisis
Press). Jakarta. Kelayakan Finansial Usahatani
Gray. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek Belimbing (Averrhoa carambola L.)
Edisi Kedua. Gramedia Pustaka Studi Kasus di Desa Moyoketen
Utama. Jakarta. Kecamatan Boyolangu Kabupaten
Hernanto, F. 1981. Ilmu Usaha Tani. Tulungagung. Skripsi. Fakultas
Penebar Swadaya. Jakarta. Pertanian Universitas Brawijaya.
Husnan, Suad dan Suwarno. 1994. Studi Malang.
Kelayakan Proyek. UPP AMP Soekartawi. 1986. Dasar-dasar Evaluasi
YKPN. Jogjakarta. Proyek dan Petunjuk Praktis dalam
Kadariah, et all. 1999. Pengantar Evaluasi Membuat Evaluasi. PT Bina Ilmu.
Proyek: Edisi Revisi. Fakultas Eko- Surabaya.
nomi Universitas Indonesia. Jakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI
Nurikawati, Nuri. 2004. Analisis Press. Jakarta.
Kelayakan Finansial Usahatani Trisnawati, Ana. 2009. Analisis Kelayakan
Jeruk Besar (Pamelo) Studi Kasus Finansial Usahatani Jeruk Manis
di Desa Tamanan Kecamatan Suko- Pacitan di Desa Selorejo, Keca-
moro Kabupaten Magetan. Skripsi. matan Dau, Kabupaten Malang.
Fakultas Pertanian Universitas Bra- Skripsi. Fakultas Pertanian Univer-
wijaya. Malang. sitas Brawijaya. Malang.
Prihatman, Kemal. . 2000. Anggur (Vitis).
(online),http://www.google.co.id/url
845