Você está na página 1de 4

A.

Pengertian qawaidul fiqhiyah


Qawaid merupakan bentuk jamak dari qoidah. Dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan kaidah yang berarti aturan atau pijakan. Dalam tinjauan terminologi kaidah
mempunyai beberapa arti. Menurut Dr. Ahmad Muhammad asy-Syafi’i dalam
bukunya “Ushul fiqih Islami” menyatakan bahwa kaidah adalah.

ٍ ‫تحتَ ُك ِّل َوا ِح ٍد ِم ْنهَا ُح ْك ٌم ج ُْزئِيَا‬


‫ت َكثِي َر ٍة‬ ِ ‫ضايَا اَلــْ ُكـلـِّيَّةُ اَلتِي يَ ْند‬
َْ ‫َر ُج‬ َ َ‫ اَلــْق‬: ‫اع ُد‬
ِ ‫اَلـقَ َو‬
“Hukum-hukum yang bersifat kulli (menyeluruh) yang dijadikan jalan untuk
terciptanya masing-masing hukum jaz’i yang banyak.” (ahmad Muhammad Syafi’I,
1983:4)
Sedang bagi mayoritas ulama’ ushul mendifinisikan kaidah dengan:

‫ق عَلى َج ِمي ِْع ج ُْزئـِيَّاتِ ِه‬ ٌ ِّ‫ ُح ْك ٌم ُكل‬: ‫اع ُد‬


ُ ِ‫ي يَ ْنتـَب‬ ِ ‫اَلـقَ َو‬
“Hukum yang bersifat kulli (menyeluruh) yang meliputi semua bagian-bagian-nya”
(Fathi Ridlwan, 1969: 171-172)
Sedangkan arti fiqhiyah diambil dari kata “fiqh” yang diberi tambahan ya’ nisbah
yang berfungsi sebagai penjenisan. Secara etimologi makna fiqih lebih dekat dengan
makna ilmu sebagaimana yang banyak dipahami oleh para sahabat, makna tersebut
diambil dari firman Allah SWT. :

)122:‫(التوبة‬ ‫لـِيَتَفَقَّهُوْ ا فِى الدِّيـْ ِن‬


Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.(QS. At-Taubah : 122)
Dan sabda Nabi SAW.:

)‫(رواه البخارى و مسلمـ‬ ‫َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه خَ ْيرًا يُفَقِّ ْههُ فِى الدِّيـْ ِن‬
"barang siapa yang dikehendaki oleh Allah sebagai orang yang baik,
pasti diberikan kepahaman dalam agama (yang mendalam) kepadanya."
(HR. Buhari-Muslim).
Sedang dalam arti istilah, fiqh berarti:
1. Menurut al-Jurjani al-Hanafi,

ِ ‫صلِيَّ ِة َوهُ َو ِع ْل ٌم ُمسْتـ َ ـ ْنبَطٌ بِــالر َّْأ‬


‫ى‬ ِ ‫اَ ْل ِع ْل ُم بِاْالَحْ َك ِام ال َّشرْ ِعيَّ ِة ْال َع َملِيَّ ِة ِم ْن اَ ِدلَّـتِهَاالتــ َّ ْف‬
ْ َّ‫لى الن‬
‫ظ ِر َوالتـَّأ َ ُّم ِل‬ َ ِ‫َو ْا ِالجْ تِهَا ِد َويُحْ تا َ ُج فِ ْي ِه ا‬
“Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang amaliyah yang
diambil dari dalil-dalinya yang tafshili, dan di istinbathkan lewat ijtihad
yang memerlukan analisa dan perenungan.” (Hasbi ash-Shiddiqi, 1975 :
25).
2. Menurut ibnu Khaldun dalam muqaddimah al-mubtada’ wal Khabar.
ِ ‫ب َو ْال َحظَـ‬
‫ـر‬ ِ ْ‫ْرفَةُ اَحْ َك ِام هللاِ تَ َعالى فِى اَ ْف َعا ِل ْال ُم َكلـَّفِ ْينَ بِ ْال ُوجُو‬ ِ ‫اَ ْلفِ ْقهُ َمع‬
‫ب َوالسُّـــــــنَّ ِة‬ ِ ‫اح ِة َو ِه َى ُمتَلَقَّاةٌ ِمنَ ْال ِكــــتَا‬ َ ‫ب َو ْال َك َراهَـــ ِة َو ْا ِإل َبــــ‬ِ ‫َوالنُّ ْد‬
‫ت ْاالَحْ َكــا ُم قِ ْي ـ َل‬
ِ ‫ااس ـتُ ْخ ِر َج‬ ْ ‫ْرفَتِهَا ِمنَ ْاألَ ِدلّ ِة فَا ِ َذ‬
ِ ‫ع لِ َمع‬ ِ ‫صبَهُ ال َّش‬
ُ ‫ار‬ َ َ ‫َو َمانـ‬
.ٌ‫َلهَافِ ْقه‬
“ilmu yang denganya diketahui segala hukum Allah yang berhubungan
dengan segala perbuatan mukallaf, (di istinbathkan) dari al-Qur’an dan
as-Sunnah dn dari dalil-dalil yang ditegaskan berdasarkan syara’, bila
dikeluarkan hukum-hukum dengan jalan ijtihad dari dalil-dalil maka
terjadilah apa yang dinamakan fiqh.” (Hasbi ash-Shiddiqi, 1975 : 27)

Dari ulasan diatas, baik mengenai qawaid maupun fiqhiyah adalah sebagaimana
yang dikemukakan oleh imam Tajuddin as-Subki :

‫َّات َكثِــي َرةٌ يُ ْفهَ ُم اَحْ َكا ُمهَــا‬ ُ ‫اَالَ ْم ُر ْال ُكلِّ ُّى الَّ ِذى يَ ْن ِط ْب‬
ٌ ‫ق َعلَ ْي ِه ج ُْزئـِي‬
‫ِم ْنهَا‬
“Suatu perkara yang kulli yang bersesuaian dengan juz’iyah yang banyak
yang dari padanya diketahui hukum-hukum juz’iyat itu.”
Atau dengan kata lain:

ُ‫ع اَحْ َكا َمـ ه‬


ُ ‫ار‬ َّ َ‫س اَلـ َّـتِى بَــنى َعلَ ْيه‬
ِ ‫االش ـ‬ ِ ‫اال ُمتَ َعلِّقَةُ بِاألَ َس ـ‬
ْ َ‫ضاي‬
َ َ‫اَلـ ـق‬
‫ص َد اِلَيـْـهَا بِـتَ ْش ِريـْ ِع ِه‬
َ َ‫َواالَ ْغ َراضُ الـَّتِى ق‬
“hukum-hukum yang berkaitan dengan asas hukum yang dibangun oleh
syar’i serta tujuan-tujuan yang dimaksud dalam pensyariatan-nya.”
Jika kaidah-kaidah ushuliyah di cetuskan oleh ulama ushul maka kaidah-kaidah
fiqhiyah dicetuskan oleh ulama fiqih.1

B. Perbedaan Fiqih, Ushul Fiqih dan Qawaid al-Fiqhiyah


1. Fiqih
Fiqih secara etimologi berarti (‫)الفهم‬pemahaman yang mendalam dan
membutuhkan pengarahan potensial akal tentang suatu ucapan dan perbuatan.
Pengertian tersebut dapat ditemukan dalam al-Qur’an, yakni surat Thaha (20:27-28),
An-Nisa’ (4:78), Hud (11:91), al-A’raf(179). Dan terdapat dalam hadis, yakni:

)‫(رواه البخارى و مسلم‬ ‫َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْيرًا يُفَقِّ ْههُ ِفى الدِّيـْ ِن‬

1
Drs. H. muchlis usman, MA. Kaidah-kaidah ushuliyah dan fiqhiyah.rajawali pres.jakarta
"barang siapa yang dikehendaki oleh Allah sebagai orang yang baik,
pasti diberikan kepahaman dalam agama (yang mendalam) kepadanya."
(HR. Buhari-Muslim).
Fiqih secara terminologi menurut fuqaha’ terdahulu adalah pengetahuan tentang
hukum-hukum syara’ mengenai perbuatan manusia yang telah dewasa dan berakal
sehat (mukallaf) dan diambil dari dalil-dalil terinci (mendetail).
Pendapat ulama’ terdahulu :

ِ ‫َ ْال ِع ْل ُم بِاْألَحْ َك ِام ال َّشرْ ِعيَّ ِة ْال َع َملِيَّ ِة اَ ْل ُم ْكتَ َسبَ ِة ِم ْن أَ ِدلَّتِهَا التـ َّ ْف‬
.‫صيْلِيََِّّـ ِة‬
Artinya:
“ilmu tentang hukum syara’ tentang perbuatan manusia (amaliyah) yang
diperoleh melalui dalil-dalil terperinci.”

Objek kajian fiqih ialah hukum perbuatan mukallaf, yakni halal,mandub, haram,
wajib, makruh dan mubah beserta dalil-dalil yang mendasari ketentuan hukum
tersebut.
Seperti contoh.
- Mendirikan shalat (wajib)

))56:‫ (النور‬.‫كمدلول قوله تعالى (أقيموا الصّالة‬


- Larangan berbuat zina (wajib dijauhi/haram)

))32:‫ (اإلسراء‬.‫كمدلول قوله تعالى (والتقربُوا ال ّزنا‬


Obyek pembahasan fiqh dapat di bagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Hukum Syara’
b. Al-Hakim (yang menetapkan hukum), yaitu Allah SWT, dan cara untuk
mengetahui hukum Allah, yaitu dalil-dalil syara’ atau sumber –sumber
hukum syara’ untuk mengetahui hukum-hukum syara’ tersebut.
c. Mahkum fih (obyek hukum atau yang dihukumi), yaitu perbuatan-
perbuatan orang mukallaf.
d. Mahkum ‘alaih (subyek hukum atau yang menaggung hukum), yaitu
orang mukallaf (orang yang dibebani hukum).

2. Ushul Fiqih
a. Definisi ushul fiqih
Ushul fiqih berasal dari dua kata Ashl dan Fiqih. Ushul fiqih adalah tarkib
idhafi yang terdiri dari susunan mudhaf dan mudhaf ileh.
b. Hubungan ushul fiqih dengan fiqih
c. Obyek pembahasan ushul fiqih
d. Perbedaan antara qawa’id fiqhiyyah dengan ushul fiqih

C. sistematika pembahasan qawaidul fiqhiyah


Pada umumnya, pembahasan qawaidul fiqhiyah berdasarkan pembagian kaidah-
kaidah ghairu asasiyah. Kaidah asasiayah adalah kaidah yang disepakati oleh imam
mazdhahib tanpa di perselisihkan kekuatanya. Adapun jumlah kaidah asasiah hanya 5
macam (panca kaidah) yaitu:
1. ‫ص ِدهَا‬ ُْ َ‫( ا‬setiap perkara/sesuatu tergantung pada tujuan-nya)
ِ ‫ْالُـ ُموْ ُر ِب َمقَا‬
2. ِّ‫( اَليَقِيْنُ الَ يُ َزا ُل بِال َّشك‬keyakinan itu dapat dihilangkan dengan keraguan)
َ ‫( اَل ََْـْم َشقَّةُ تَجْ لِبُ الـتَّ ِـْس‬kesulitan itu dapat menarik kemudahan)
3. ‫ِْير‬
4. ‫ض َر ُر يُزَ ا ُل‬ َّ ‫( اَل‬kemadharatan itu harus dihilangkan)
ٌ
5. ‫( اَلـْ َعا َدةُ ُمحْ َك َمة‬kebiasaan itu bisa dijadikan hukum)
Sedang

)78:‫ح ِديْثا َ (النثاء‬


َ َ‫فَ َمالِه ُؤآل ِء ْالقَوْ ِم َالَي َكا ُدوْ نَ يَ ْفقَهُوْ ن‬
Artiny

Você também pode gostar