Você está na página 1de 10

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)

PENGGUNAAN VARIABLE SPEED DRIVE


PADA UNIT KOMPRESSOR AC CENTRAL

I. PROFIL PT Tigaraksa Satria

PT Tigaraksa Satria berdiri pada tahun 1919 sebagai perusahaan dagang


yang dijalankan oleh Bapak Widjaja, selanjutnya bisnis keluarga ini
berkembang sesuai dengan kondisi dan waktu. Pada tahun 1960an,
ketiga anaknya mengambil alih pengelolaan perusahaan dan memulai
impor produk konsumsi sebagai tambahan pada bisnis utama, yaitu
komoditi ekspor. Pencapaian pertama menandai transformasi perusahaan
dagang keluarga dengan perubahan bisnis penjualan dan distribusi
menjadi perusahaan terpisah yang beroperasi pada tahun 1988 dan
kemudian menjadi perusahaan distribusi publik dengan mencatatkan
sahamnya pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dan
Bursa Efek Surabaya (dengan kode TGKA) pada April 1990.

Kegiatan usaha penjualan & distribusi dilakukan dengan cara : 1)


Penjualan kepada toko-toko pengecer yang dilakukan sendiri oleh
Perseroan ataupun melalui sub-distributor; dan 2) Penjualan langsung
kepada konsumen (direct-selling). Perseroan juga memiliki produk dengan
merek sendiri yaitu susu bubuk berkalsium tinggi dengan merek
”Produgen”. Tahun 2005, PT. Tigaraksa Satria Tbk membangun unit
produksi Produgen di Sleman, Yogyakarta dan telah mulai beroperasi
sejak bulan April 2006. Bulan Juni 2006 PT. Tigaraksa Satria Tbk
meluncurkan produk susu Coklat khusus untuk anak-anak usia sekolah
yang diberi nama ”Produgen Chocomax”. Chocomax mengandung zat gizi
yang lengkap, berkualitas tinggi, rasa coklat yang disukai oleh anak-anak,
dan harga terjangkau. Produgen Chocomax menciptakan maskot-maskot
yang diharapkan dapat menginspirasi anak-anak untuk selalu minum susu
setiap hari.

II. LANGKAH STUDI KELAYAKAN

Keputusan investasi proyek merupakan keputusan yang harus matang,


apalagi melibatkan dana yang besar. Demikian juga dalam pelaksanaan
implementasi hasil audit energi agar terhindar dari kegagalan, maka
keputusan harus dituangkan dahulu dalam bentuk studi kelayakan. Yang
terdiri dari identifikasi proyek, dan analisis tekno ekonomi
berdasarkan Life Cycle Costing.

1
Identifikasi Proyek

Yang dimaksud dengan identifikasi proyek adalah :

• Karakteristik dan Potensi Penghematan

Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai


karakteristik dan potensi penghematan suatu peralatan atau sistem yang
akan digunakan.

• Perencanaan dan Penjadualan Proyek

Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai ruang


lingkup proyek dan jadual kegiatan proyek.

Analisis Tekno Ekonomis

Sedangkan yang dimaksud dengan analisis tekno ekonomis yaitu:

• Analisis Teknis

Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai teknologi


yang akan digunakan alat penghematan energi. Tahap ini juga merupakan
tahapan di mana rancangan dan rencana penempatan peralatan atau
sistem termasuk didalamnya.
• Estimasi Biaya
Tahapan ini dilakukan untuk mendapat-kan gambaran mengenai
total biaya investasi proyek selama masa preproduksi, termasuk IDC
(Interest During Construction) apabila proyek menggunakan debt
financing.

• Analisis Cash Flow

Tahapan ini dilakukan untuk men-dapatkan gambaran mengenai proyeksi


arus kas proyek sejak proyek dimulai sampai dengan berakhirnya masa
produksi.

• Penilaian Kelayakan Proyek

Penilaian kelayakan proyek dilakukan dengan menggunakan profitability


indicators.

III. IDENTIFIKASI PROYEK

Karakteristik Perusahaan

Energi yang digunakan pada PT Tigaraksa Satria hanya bersumber dari


energi listrik. Energi listrik tersebut digunakan pada peralatan-peralatan

2
produksi utama serta, sistem transportasi produk, motor listrik, work shop,
sistem penerangan, sistem tata udara ruang kantor. Diagram satu garis
sistem kelistrikan PT Tigaraksa Satria ditunjukkan pada gambar 1.

Pasokan Energi Listrik Feeder Utama

Sumber-sumber energi listrik di PT Tiga Raksa Satria terdiri dari satu


buah feeder yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sumber Energi Listrik
PLN merupakan feeder utama, dimana pada keadaan operasi normal
maka feeder PLN yang beroperasi dengan menggunakan 1 transformator.
Spesifikasi Sumber PLN adalah sebagai berikut :
Sistem tegangan jaringan : JTR, 220/380 V
Kapasitas Langganan : 865 kVA
Frekuensi Kerja : 50 Hz
Meteran : Ganda LWBP dan WBP

Diagram Satu Garis Sistem Kelistrikan PT. Tiga Raksa Satria

Berdasarkan data konsumsi listrik selama enam bulan terakhir, rata-rata


penggunaan kWh perbulan sekitar 174.466,67 kWh. Profil penggunaan
listrik dari feeder utama PT Tiga Raksa Satria ditunjukkan pada tabel 6.1.

3
Konsumsi Energi dan Biaya Tagihan Rekening dalam Enam Bulan
Terakhir di PT. Tiga Raksa Satria
Pemakaian Jumlah Rupiah Per
Bulan
Energi Produksi Bulan
JANUARI 51.159 189.104 37.844.945,0
PEBRUARI 76.858 288.313 50.823.990,0
MARET 108.800 314.827 78.352.420,0
APRIL 37.600 121.310 36.505.855,0
MEI 37.200 149.402 33.521.330,0
JUNI 43.200 161.988 36.290.260,0
JULI 54.000 208.253 41.185.605,0
AGUSTUS 63.200 286.122 51.256.495,0
SEPTEMBER 70.000 306.943 55.390.130,0
OKTOBER 126.000 613.093 86.498.790,0
NOPEMBER 144.000 614.630 98.640.025,0

Potensi Penghematan

Berdasarkan hasil audit yang telah dilakukan, terdapat beberapa peluang


penghematan yang diidentifikasi pada PT Tiga Raksa Satria. Peluang
penghematan yang tergolong ke dalam high cost atau peluang
penghematan berbiaya tinggi pada PT Tiga Raksa Satria adalah
penggunaan Variable Speed Drive motor.

Pada proses produksi digunakan motor sebagai penggerak kompressor.


Motor dinyalakan kontinue. Konsumsi daya listrik di PT Tiga Raksa Satria
sebagian besar (kurang lebih 80%) digunakan untuk kompressor. Bila
pada motor-motor tersebut digunakan Variable Speed Drive, maka akan
didapatkan beberapa keuntungan seperti meningkatkan efisiensi motor,
mengurangi biaya operasi, dan mempermudah pengontrolan.

Penghematan Dari Segi Biaya Energi

Berdasarkan analisa dan perhitungan, maka penghematan yang dapat


dilakukan dengan penggunaan Variable Speed Drive sebesar Rp
6.022.275,84 per bulan.

4
Perencanaan dan Penjadualan Proyek

Tabel 6.2 berikut ini adalah perkiraan perencanaan dan penjadualan untuk
proyek Pemasangan Variable Speed Drive.

Perencanaan dan Penjadualan Proyek Pemasangan Variable Speed Drive


Bulan
NO URAIAN
1 2 3 4 5
1 Persiapan
2 Penyiapan Lokasi Sistem
3 Pengadaan Sistem/Peralatan
4 Instalasi Sistem/Peralatan
6 Komisioning dan Adjustment

IV. ANALISIS TEKNO EKONOMIS

Analisis Teknis

Pada umumnya motor seringkali dioperasikan dengan beban kurang dari


50 % dari kapasitas normalnya. Hal ini dapat terjadi karena tidak ada
pengaturan motor sehingga pada saat dalam keadaan tanpa beban, motor
akan menggunakan energi listrik lebih besar daripada seharusnya.
Akibatnya tidak hanya dari sisi biaya energi yang makin besar namun juga
terkait dengan lilitan pada motor yang makin panas, serta getaran makin
tinggi.

Variable Speed Drive akan mengontrol konsumsi energi listrik yang


diserap oleh motor sesuai dengan kebutuhannya secara efisien dengan
cara memonitoring (memantau) pembebanan motor setiap saat. Dengan
demikian smart control motor dapat mematikan motor (switch motor off)
secara otomatis pada saat motor tidak digunakan , atau melakukan
penyimpanan energi (seperti mekanisme flywheel) untuk mengurangi
konsumsi energi listrik rata - rata.

Berdasarkan teori, motor makin tidak efisien apabila dioperasikan dengan


pembebanan kurang dari 50 % kapasitasnya. Kurva efisiensi yang
ditunjukkan pada gambar 6.2 menggambarkan hubungan antara
pembebanan dengan efisiensi motor.

5
Kurva Hubungan Efisiensi Motor vs Prosentase Beban

Perkembangan kemampuan teknologi digital saat ini membuat para


engineer mampu memberikan solusi terhadap kinerja motor pada saat
dioperasikan terkait dengan pembebanannya. Dengan menetapkan suatu
nilai relative switch-on, memungkinkan pengaturan arus yang mengalir
pada thyristor dengan cara pengontrollan tegangan. Thyristor akan
bekerja apabila gelombang tegangan mencapai nilai tertentu (yang telah
diperhitungkan), sehingga arus yang mengalir menjadi lebih kecil. Dengan
prinsip kerja tersebut serta menghubungkan dua thyristor secara anti-
paralel di setiap fasa yang terhubung dengan motor, Variable Speed Drive
akan mengatur tegangan motor secara kontinyu dengan pengaturan nilai
switch-on pada thyristor. Pengontrolan dinamik secara kontinyu ini
diterapkan pada motor melalui microcontroller yang terintegrasi dengan
suatu software khusus. Selain itu Variable Speed Drive juga didesain
untuk memonitor (memantau) secara konsisten flux yang terjadi di motor,
dan mampu mengoptimalkan penghematan tanpa mengurangi
kecepatan/kemampuan motor sesuai dengan kebutuhannya.

Perawatan yang perlu dilakukan hanya menjaga agar Variable Speed


Drive tetap bersih dan menjaga agar sistem pendinginan (fan) beroperasi
secara efektif.

Berikut ini adalah skema pemasangan Variable Speed Drive pada motor.

Sebelum Pemasangan

Setelah pemasangan

6
Spesifikasi umum dari Variable Speed Drive adalah sebagai berikut :

Analisis Ekonomis

Biaya-biaya yang timbul untuk pemasangan Variable Speed Drive adalah :


• Biaya Investasi atau biaya pengadaan barang, di mana biaya ini
sudah termasuk pajak-pajak dan biaya pemasangan.
• Biaya Operasi, Pemeliharaan dan Perbaikan dianggarkan sebesar Rp.
500.000,- per bulan.
• Biaya Energi Tambahan

Biaya Investasi (Pembelian Barang + Instalasi)


 Rp 30.000.000,-
Total Investasi = Rp 51.017.295,90

Mengacu kepada biaya-biaya yang timbul seperti diatas, maka dapat


dibuat analisis Life Cycle Cost (LCCA) dimana Biaya selama penggunaan
adalah dapat dilihat pada tabel.

Biaya Selama Penggunaan (LCC)

7
Berdasarkan tabel tersebut biaya selama penggunaan (LCC) untuk nilai
kini adalah sebesar Rp 51.017.295,90 yang dapat digunakan selama 5
tahun (usia pakai peralatan minimum). Total penghematan, yaitu
perbandingan penghematan apabila dilakukan pemasangan Variable
Speed Drive untuk nilai kini dapat dilihat pada tabel 6.4.

Biaya Tanpa Pemasangan Dan Dengan Pemasangan

Berdasarkan tabel 6.4 diketahui bahwa total penghematan pada nilai kini
selama kurun waktu 5 tahun adalah sebesar Rp 232.126.610,71 sehingga
dapat dihitung Net Savingnya adalah sebesar Rp 202.126.610,711.

Untuk mengetahu jangka waktu balik modal atau payback periode, maka
ditampilkan perhitungan Payback Periode dari investasi peralatan dalam
rangka pemasangan Variable Speed Drive, di mana apabila Net saving
sudah benilai positif, maka pada bulan tersebut dianggap modal sudah
kembali. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel.

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa modal kembali terjadi pada bulan 6,


yaitu ketika Net saving mencapai Rp 1.731.051,76.

Jangka Waktu Balik Modal

8
Analisis Cash Flow

Dalam menilai suatu kelayakan proyek adalah dengan menghitung Cash


Flow dari pemasangan Variable Speed Drive, yaitu dengan
memperhitungkan dan menganalisis Inflow serta Outflow biaya. Adapun
perhitungan Cash Flow pada PT Tiga Raksa Satria ditunjukkan pada
tabel.

Cash Flow

V. PENILAIAN KELAYAKAN PROYEK

Penilaian Teknis

Mengacu kepada analisis teknis di mana kualitas produksi merupakan


prioritas utama yang diinginkan oleh PT Tiga Raksa Satria, dimana kondisi
ini dapat dipenuhi karena didukung oleh teknologi dan kemampuan
Variable Speed Drive yang diusulkan memenuhi persyaratan serta sistem
jaringan yang lebih baik. Oleh karena itu pelaksanaan pemasangan
Variable Speed Drive di PT Tiga Raksa Satria secara teknis baik untuk
dilaksanakan.

Penilaian Ekonomis

Keputusan Berdasarkan LCCA

Dalam penentuan pilihan menggunakan analisa LCC dengan satu pilihan


alternatif digunakan kriteria sebagai berikut :
• LCC pilihan < LCC kondisi eksisting
• NS pilihan > 0
• SIR >1
• AIRR > tingkat pemotongan

Untuk melakukan perhitungan LCC dibutuhkan biaya investasi


sebesar Rp. 30.000.000 dan nilai ini tetap untuk jangka waktu selama 5
tahun. Sedangkan biaya operasi, pemeliharaan, dan perbaikan untuk 5
tahun diperkirakan sebesar Rp. 500,000,- per bulan, dengan

9
memperhitungkan tingkat pemotongan 1.25% per bulan, maka seluruh
biaya operasi, pemeliharaan, dan perbaikan yang akan dikeluarkan
selama 5 tahun menjadi Rp. 51.017.295,90.

Dari perhitungan dapat dibandingkan biaya yang harus dibayarkan antara


sebelum penggunaan VSD dengan sesudah penggunaan VSD sebagai
berikut. :
• Sebelum pemasangan VSD (Variable Speed Drive) biaya yang akan
dikeluarkan adalah Rp 6.022.275,84 per bulan, atau dalam jangka
waktu 5 tahun dan dengan tingkat pemotongan 1.25% per bulan
diperoleh biaya total yang harus dikeluarkan dalam jangka waktu 5
tahun Rp 253.143.906,61
• Setelah penggunaan VSD, maka biaya biaya yang harus dikeluarkan
adalah sebagai berikut : pertama adalah biaya operasi, pemeliharaan,
dan perbaikan Rp. 500,000.- per bulan atau Rp 21.017.295,90.-
selama 5 tahun. Biaya yang kedua adalah biaya investasi yang
dibayarkan pada awal periode sebesar Rp. 30.000.000.-. Sehingga
total biaya yang dikeluarkan setelah Pemasangan Variable Speed
Drive selama 5 tahun adalah Rp 51.017.295,90
• Selisih biaya yang diperoleh antara sebelum penggunaan dan setelah
penggunaan diperoleh penghematan biaya bersih (Net Saving)
sebesar Rp 202.126.610,71. Rasio antara total penghematan
terhadap biaya yang dikeluarkan selama 5 tahun (SIR) adalah 7,7375
Sedangkan AIRR adalah 0,0476 dengan jangka waktu pengembalian
modal adalah 6 bulan.

Berdasarkan penilaian diatas, maka usaha penghematan energi dengan


pemasangan VSD dapat dilaksanakan dari sisi LCCA.

Berdasarkan Cashflow

Pemasangan VSD, dilihat dari Cash Flow maka kami rekomendasikan


agar dapat dilaksanakan terlihat dari adanya Surplus dari Inflow dan
Outflow, dimana surplus terjadi pada bulan ke delapan. Dengan demikian,
kondisi surplus ini dapat membiayai pengeluaran baik itu berupa
pengembalian pinjaman, beban bunga, maintenance maupun penyusutan.

10

Você também pode gostar