Você está na página 1de 15

Antenatal Care

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan

medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan

memuaskan. Tujuan antenatal yaitu untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan,

persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya

risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko

tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal. Bidan telah diakui sebagai

tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan

untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa

nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru

lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi

komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta

melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan

pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat.

Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat

meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.

Bidan mempunyai perilaku-perilaku profesional antara lain : 1. Berpegang teguh pada filosofi, etika

profesi dan aspek legal. 2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang

dibuatnya. 3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir. 4.

Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit, penularan dan strategis dan pengendalian

infeksi. 5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan. 6.

Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode

pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak. 7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama

dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang

semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas

kesehatannya sendiri. 8. Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi. 9. Bekerjasama

dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga.

10. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum Sesuai dengan latar belakang di atas maka penulisan makalah ini bertujuan untuk

menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca terutama tentang Asuhan Pada Antenatal Care 2.

Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Pengertian Asuhan Pada Antenatal Care b. Untuk mengetahui

Tujuan Asuhan Pada Antenatal Care c. Untuk mengetahui Cara Melakukan Asuhan Pada Antenatal

Care.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Antenatal Care Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan

dan persalinan yang aman dan memuaskan. (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal

Care) Pelayanan antenatal Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional

(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu

selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T

yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur

tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Perencanaan

Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) : - sampai 28 minggu : 4

minggu sekali - 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali - di atas 36 minggu : 1 minggu sekali Kecuali jika

ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus

lebih sering dan intensif.

B. KUNJUNGAN / PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE

1. Tujuan - menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan - menentukan usia kehamilan dan

perkiraan persalinan - menentukan status kesehatan ibu dan janin - menentukan kehamilan normal

atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko kehamilan - menentukan rencana pemeriksaan/

penatalaksanaan selanjutnya 2. Anamnesis Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status

perkawinan dan tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada

kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis

yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk

kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan

preterm, abortus. Keluhan utama sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin

periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat

penyakit sekarang Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari pertama

haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan
menstrual dan memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg)

untuk siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau

belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data

dasar inisial pemeriksaan kita). Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang

berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak. 3. Pemeriksaan Fisis Status

generalis / pemeriksaan umum Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi. Tanda

vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu

dengan tinggi BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Untuk membantu seorang ibu melalui kehamilan dan persalinan yang sehat, bidan

harus : 1. Menbantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan

yang mungkin terjadi. 2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul

selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau obstetri 3. Memelihara peningkatan

fisik, mental dan sosial ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen immunisasi

4. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusuai, melalui masa nifas yang normal, serta

menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologi dan sosial. B. Saran Dengan penulisan

makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca.

Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar sudi kiranya memberikan kritik

dan saran yang bersifat membangun.

http://saputra83.blog.friendster.com/36/

ASKEB POST PARTUM / NIFAS


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira
selama 6 minggu.
Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu:
1. Perubahan fisik
2. Involusi uterus dan pengeluaran lokhia
3. Laktasi /pengeluaran ASI
4. Perubahan psikis

B. Tujuan
Tujuan asuhan masa nifas yaitu :
1. Menjaga Kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologik
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.

B. Perubahan Fisilogi pada Masa Nifas


Pada masa nifas ini akan terjadi perubahan fisiologi, yaitu:
1. Alat genitalia
Alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil atau sering disebut involusi, selain itu juga perubahan-perubahan
penting lain, yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi karena lactogenik hormone dari
kelenjar hipofisis terhadap kelenjar mammae.
2. Fundus uteri
Setelah janin lahir fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir, TFU
kurang lebih 2 jari di bawah pusat. Pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebih setinggi
7 cm di atas symfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi di atas symfisis.
Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan pada bekas implantasi plasenta lebih
tipis dari bagian lain. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan Penanganan suatu luka
yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah persalinan.
Otot-otot uterus berkontraksi setelah post partum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada
di antara anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta dilahirkan.

Proses involusi uteri:


Involusi Tinggi fundus Berat uterus
Plasenta lahir Sepusat 1.000 gr
7 hari (1 minggu) Pertengehan pusat dan simfisis 500gr
14 hari (2 minggu) Tak teraba 350gr
42 hari (minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50gr
56 hari (minggu) normal 50gr

3. Serviks
Segera setelah post partum bentuk servik agak menganga seperti corong. Bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik uteri
tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan servik uteri
terbentuk semacam cincin.
4. Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang selama kehamilan dan
partus, setelah jalan lahir, berangsur-angsur ciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang
ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Tidak
jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan karena ligamenta,
fasia, jaringan alat penunjang genetalia menjadi menjadi agak kendor. Untuk memulihkan
kembali jaringan-jaringan penunjang alat genitalia tersebut, juga otot-otot dinding perut
dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu.Pada 2 hari post
partum sudah dapat diberikan fisioterapi. Keuntungan lain ialah dicegahnya pula stasis
darah yang dapat mengakibatkan trombosis masa nifas.

C. PENANGANAN
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu, yaitu:
1. Kebersihan Diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sanun dan air.
Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu
dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ubu
untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
c. sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah
matahari atau disetrika.
d. sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.

2. Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-
lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

3. Latihan
a. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu
akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya
b. menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
c. Jelaskan bahwa latuhan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat membantu
mempercepat mengembalikan otot-otot perut dsan panggul kembali normal, seperti:
1). Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas,
tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima. Rileks
dan ulangi 10 kali.
2). Ubtuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-
otot pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan
sebsnyak 5 kali.
3). Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan
jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus
mengerjakan latihan sebanyak 30 kali.
4. Gizi
Ibu menyusui harus:
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup
c. minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin
e. minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASInya.

5. Perawatan Payudara
a. menjaga payudara tetap bersih dan kering
b. Mengenakan BH yang menyokong payudara
c. Apabila putting susus lecet oleskan colostrums atau ASI yang keluar pada sekitar putting
susu setiap kali seleswai menyusui. Menyusu tetap dilakukan dari putting susu yang tidak
lecet.
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan sendok.
e. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
1). Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hanagat selama 5 menit.
2). Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut
payudara dengan arah “Z” menuju putting.
3). Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu menjadi
lunak.
4). Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluakan
dengan tangan.
5). Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6). Payudara dikeringkan.

6. Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga


Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah
merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung
pada pasangan yang bersangkutan.
7. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat mem,Bantu
merencanakan keluarganyadengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya
selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid
pertamakembali untukmencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2 %
kehamilan.
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih
aman, terutama apabila ibu telah haid lagi.
Pada ibu nifas juga ter jadi perubahan psikologi, seperti:
a. Taking in : focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri, pengalaman waktu
melahirkan diceritakannya, kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala
kurang tidur,.
b. Taking hold : ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggungjawab
merawat bayi, perasaan sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jadi komunikasi
kurang hati-hati, ibu butuh dukungan untuk merawat diri dan bayinya.
c. Letting go : ibu sudah mulai menerima tanggung jawab akan peran barunya, ibu sudah
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya, keinginan untuk merawat bayinya
sudah meningkat pada fase ini.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS


PADA NY. C UMUR 24 TAHUN P1A0Ah1 NIFAS 1 HARI
FASE TAKING IN
DI RSUD BANYUMAS

Tanggal masuk : 30 januari 2009 jam : 13.30 wib


Tanggal pengkajian : 30 januari 2009 jam : 14.00 wib

I. Pengumpulan Data Dasar


A. Biodata
Nama Ibu : Ny.C Suami : Tn.B
Umur : 24 tahun : 30 th
Alamat : Cilongok : Cilongok
Pekerjaan : IRT : Swasta
Status Perkawinan : Menikah : Menikah
Pendidikan : SMP : SMP
Kewarganegaraan : Indonesia : Indonesia
B. Riwayat Masuk Rumah Sakit
Ibu datang bersama keluarga dan menyatakan kenceng - kenceng sejak. Jam 10.00 wib
tanggal 30 januari 2009

C. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules.

D. Riwayat Kehamilan dan Persalinan saat ini


Para : 1 Abortus : 0
1. HPHT : 2-6-2008
2. HPL : 9-3-2009
3. Umur Kehamilan : 38+2 minggu
4. Tempat : Ruang Anggrek, RSUD Banyumas
5. Tanggal Persalinan : 30 januari 2009
6. Jenis Persalinan : Spontan
7. Plasenta Lahir : Plasenta lahir jam 13.35 wib
8. Penolong : Bidan
9. Lama Persalinan
Kala I : 6 jam Perdarahan : -
Kala II : 1 Jam 30 menit Perdarahan : ± 50 cc
Kala III : 8 menit Perdarahan : ± 50 cc
Kala IV : 2 Jam Perdarahan : ± 50 cc
Jumlah : 9 Jam 38 menit Perdarahan : ± 150 cc

E. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu


Nifas ini

F. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun Banyak : 50 cc
Siklus : 30 hari Keluhan : -
Lama : 6-7 hari Keputian: -

G. Riwayat Perkawinan
Umur waktu menikah : 22 tahaun
Perkawitnan ke : 1
Lama perkawinan : 2 tahhun

H. Riwayat Kesehatan Ibu


1. Riwayat keehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat dan tidak sedang menderita penyakit
menular dan menurun seperti : Asma, DM, Hipertensi, kanker, TORCH, dll.
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengataakan tidak mempunyai penyakit menular dan menurun seperti : Asma, DM,
Hipertensi, Paru–Paru, kanker, TORCH, Hepatitis, dll, tidak ada keturunan kembar.

I. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular dan
menurun seperti : Asma, DM, hipertensi , TORCH, paru-paru, kanker, hepatitis, dll dan tidak
ada keturunan kembar.

J. Riwayat kontrasepsi
Belum pernah pakai
Rencana setelah persalinan akan menggunakan KB suntik (3 bulan).

K. Data kebiasaan Sehari-hari


1. Pola Nutrisi
• Selama hamil
Frekuensi : 3 X sehari,porsi sedang, tidak ada pantangan.
Komposisi : Nasi, sayur, lauk, buah, Minum 7 – 8 gelas / hari, susu 1 gelas.
• Selama Nifas
Frekuensi : 4 X Sehari ,prsi sedang,tidak ada pantangan.
Komposisi : Nasi, sayur, lauk , buah, minum 7 – 8 gelas /hari.
2. Pola Eliminasi
• Selama hamil
BAK : 6 X / hari,bau khas,warna kuning jernih,kelhan tidak ada.
BAB : 1 X/hari, bau khas, warna kuning, tidak ada keluhan.
• Selama Nifas
BAK : 4 X /hari, warna kuning, bau khas tidak dada keluhan
BAK pertama kali 6 jam post partum
BAB : ibu belum BAB
3. Pola Istirahat
• Selama hamil : tidur malam 7-8 jam, siang 2 jam
• Selama Nifas : malam 5 jam, siang 1-2 jam
4. Pola kebersihan Diri
• Selama hamil : mandi 2 x/hari, ganti baju + celana dalam 2x/hari, gosok gigi 2 x/hari,
keramas 3x seminggu
• Selama Nifas : mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, ganti celana dalam dan ganti baju 2
x/hari, keramas 3 x /minggu.
5. Pola Kehidupan Seksual
• Selama hamil : 1x seminggu, tidak ada kontak bleeding,tidak ada keluhan.
• Selama nifas : belum pernah.

L. Data psikologis
Emosional ibu stabil dan keluarga serta ibu sangat senang dengan kelahiran bayinya.

M. Riwayat Sosial Budaya


- Ibu tidak mempunyai pantangan dalam makanan/alergi dalam makanan dan obat.
- Ibu tidak minum jamu.

N. Data Spiritual
Ibu mengatakan taat menjalankan ibadah sesuai agamanya.

O. Pengetahuan Ibu tentang masa nifas


• Tentang masa nifas : Ibu sedikit tahu
• Tentang perawatan payudara : Ibu sedikit tahu
• Tentang kebersihan perineum : Ibu sedikit tahu

P. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
• Keadaan umum : Baik, kesadaran:composmetis
• TTV
TD : 110/70 mmHg N : 84 x/ menit
S : 36o C R : 20 x/ menit
• BB Selama hamil :60 kg , BB sekarang :55 kg
• TB : 155 cm
• Status present
Rambut : Bersih, tidak rontok.
Muka : Cloasma tidak ada , tidak pucat.
Mata : Pandangan tidak kabur,konjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterik.
Hidung : Bersih tidak ada polip
Telinga : Bersih ,tidak ada serumen.
Mulut : Tidak sariawan , tidak ada caries dentis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Dada : Simetris , tidak ada retraksi interkostal.
Jantung : Normal
Paru : Normal
Payudara : Putting susu : menonjol Massa : tidak ada
Cairan susu : Keluar Nyeri : tidak ada
Warna : Putih kekuningan

Abdomen : Hepar : Tidak Teraba KK : kosong


Linea alba : Ada Striae : Normal
Tfu : 2 jari di bawah pusat
Ekstremitas : Atas : normal
Bawah : tidak ada oudema
Varises : tidak ada
Reflek patella : ada
Genetalia : Vulva =
Labiya mayora dan labiya minora : tidak ada kelainan
Perineum : derajat 1di mukosa vagina jahitan jelujur dengan benang catgut.
Pengeluaran per vaginam
Lochea : rubra Banyak : 50 cc
Warna : merah Bau : khas

Q. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan.

II. Interprestasi Data Dasar


Diagnosa : Ny C umur 24 tahun P1A0Ah1, 1 Hari post partum dalam fase taking in.
Dasar :
S : - Ibu mengatakan bernama Ny K umur 24 tahun.
- Ibu mengatakan melahirkan anak pertama jenis kelamin perempuan lahir secara spontan
BB : 3150 gram, ibu mengatakan belum pernah keguguran.
O : Tanggal persalinan 30 Januari 2009
Lochea rubra warna merah, bau khas.
TFU 2 jari di bawah pusat
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : tidak ada

III. Antisipasi Masalah Dan Diagnosa Potensial


Tidak ada

IV. Menetapkan Kebutuhan Langsung Yang Dilakukan Oleh Bidan Dan Kolaborasi Dengan
Tenaga Kesehatan Lain Berdasarkan Kondisi Klien.
Tidak dilakukan

V. Menyusun Rencana Asuhan


1. Periksa keadan umum ibu
2. Beri tahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas
3. Beri tahu cara menyusui yang benar
4. Beri tahu tentang ASI eksklusif
5. Beri konseling Neonatal
6. Beri tahu tentang perawatan payudara

VI. Penerapan Rencana Asuhan


Tanggal 30 Januari 2009 Jam 14.30 WIB.

1. Memeriksa keadaan umum ibu meliputi TTV, uterus, TFU, Perdarahan / pengeluaran
pervaginam.
2. Memberitahu pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas, yaitu seperti demam,
perdarahan pervagina, dan sakit kepala yang hebat.
3. Memberitahukan ibu cara menyusui yang benar yaitu ibu duduk tegak tapi santai, tangan
ibu menyangga bokong bayi dan tangan satunya memegang payudara, perut bayi
menempel pada perut ibu, dagu bayi menempel pada payudara, areola masuk ke mulut
bayi dan lidah bayi menopang putting susu.
4. Memberitahu ibu tentang ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI selama 6 bulan tanpa
pemberian makanan tambahan / susu formula.
5. Memberikan konseling tentang neonatal yang meliputi perawatan tali pusat, menjaga
bayi agar tetap hangat, dan cara merawat bayi sehari-hari.
6. Memberitahukan tentang perawatan payudara yaitu, bila payudara bengkak, kompreslah
dengan air hangat dan lakukan pemijatan, bila putting susu lecet maka cukup diolesi
dengan air susu ibu. Tidak perlu menggunakan obat lain dan cara membersihkannya
dengan miyak kelapa.

VII. Evaluasi
Tanggal
S : 1.Ibu dalam keadaan baik
2. Ibu tahu tentang tanda bahaya masa nifas
3. Ibu tahu tentang cara menyusui yang benar
4. Ibu tahu tentang ASI eksklusif
5. Ibu tahu tentang peratan bayinya
6. Ibu tahu tentang cara perawatan payudara
O : KU : Baik , Kesadaran : Composmetis , Ibu sudah memberikan ASI
TD : 110/70 MMHg, N : 84 X/menit, R : 20 X/menit, S : 36

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara teori dan praktek di lapangan mengenai
pelayanan pada ibu nifas hanya di Rumah Sakit tidak diajarkan tentang senam ibu nifas dan
konseling dini KB.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Pada masa
nifas juga terjadi perubahan pada alat reproduksi yaitu pada serviks dan endometrium.
Pada psikologi ibu nifas juga terjadi perubahan yaitu masa taking in, taking hold, dan letting
go.
Pada masa nifas TFU 2 jari di bawah pusat, pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebuh
setinggi 7 cm atas symfisis/ setengah sympisis pusat. Setelah 12 hari uterus sudah tidak
teraba lagi.

B. Saran
1. Sebaiknya pihak Rumah Sakit menganjurkan setiap pasien dengan post partum spontan
untuk melakukan senam nifas.
2. Untuk memudahkan pasien dalam memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah
melahirkan, sebaiknya pihak Rumah Sakit khususnya di ruang nifas selalu memberikan
konseling dini KB pada setiap pasien post partum.

http://therizkikeperawatan.blogspot.com/2009/03/askeb.htm

Antenatal Care
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan

medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan

memuaskan. Tujuan antenatal yaitu untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan,

persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya

risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko

tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal. Bidan telah diakui sebagai

tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan

untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa

nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru

lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi

komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta

melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan

pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat.

Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat

meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.

Bidan mempunyai perilaku-perilaku profesional antara lain : 1. Berpegang teguh pada filosofi, etika

profesi dan aspek legal. 2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang

dibuatnya. 3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir. 4.

Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit, penularan dan strategis dan pengendalian

infeksi. 5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan. 6.

Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode

pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak. 7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama

dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang

semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas
kesehatannya sendiri. 8. Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi. 9. Bekerjasama

dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga.

10. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum Sesuai dengan latar belakang di atas maka penulisan makalah ini bertujuan untuk

menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca terutama tentang Asuhan Pada Antenatal Care 2.

Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Pengertian Asuhan Pada Antenatal Care b. Untuk mengetahui

Tujuan Asuhan Pada Antenatal Care c. Untuk mengetahui Cara Melakukan Asuhan Pada Antenatal

Care.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Antenatal Care Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan

dan persalinan yang aman dan memuaskan. (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal

Care) Pelayanan antenatal Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional

(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu

selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T

yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur

tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Perencanaan

Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) : - sampai 28 minggu : 4

minggu sekali - 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali - di atas 36 minggu : 1 minggu sekali Kecuali jika

ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus

lebih sering dan intensif.

B. KUNJUNGAN / PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE

1. Tujuan - menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan - menentukan usia kehamilan dan

perkiraan persalinan - menentukan status kesehatan ibu dan janin - menentukan kehamilan normal

atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko kehamilan - menentukan rencana pemeriksaan/

penatalaksanaan selanjutnya 2. Anamnesis Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status

perkawinan dan tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada

kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis

yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk
kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan

preterm, abortus. Keluhan utama sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin

periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat

penyakit sekarang Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari pertama

haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan

menstrual dan memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg)

untuk siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau

belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data

dasar inisial pemeriksaan kita). Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang

berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak. 3. Pemeriksaan Fisis Status

generalis / pemeriksaan umum Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi. Tanda

vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu

dengan tinggi BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Untuk membantu seorang ibu melalui kehamilan dan persalinan yang sehat, bidan

harus : 1. Menbantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang

mungkin terjadi. 2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama kehamilan,

baik yang bersifat medis, bedah atau obstetri 3. Memelihara peningkatan fisik, mental dan sosial ibu

serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen immunisasi 4. Membantu mempersiapkan ibu

untuk menyusuai, melalui masa nifas yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik,

psikologi dan sosial. B. Saran Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah

ilmu pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar

sudi kiranya memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Kontjoro, T.,2005. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan Sebagai Strategi Dalam

Peningkatan Mutu Klinis, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol.08/No3. Mochtar, Rustam.

Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi/Rustam Mochtar; Editor, Defli Lutan, Ed 2 –

Jakarta : EGC, 1998.

Você também pode gostar