Você está na página 1de 14

Abstract

ANALISIS DETERMINAN AUDIT DELAY


KAJIAN EMPIRIS DI BURSA EFEK JAKARTA

Wiwik Utami1)
Abstract

T he purposes of this study is to find out empirical evidence of some


determinants of audit delay. Audit delay is important issue
because it can affect the timeliness of accounting information
releases. There are seven factors used in this study: total asset, debt to
equity ratio, industry classification, current-year income (loss), number of
years company has been a client of public accountant firms, type of audit
opinion, and auditor reputation.
The population of this study was public company listed at Jakarta Stock
Exchange, and the sample was selected based on cluster random sampling
method. There are 90 firms selected for the period 2000-2002. Data
analysis was carried out in terms of pool cross-section and the hyphotheses
were tested using the regression model.
The result showed that audit delay is significantly longer for companies
that announces losses, receive opinion beside unqualified audit opinions
and significantly shorter for company has been a client of public
accountant firms for two years or more. This finding recommended the
investor to be aware of the timeliness of financial statement publication.
Key words: audit delay, timeliness

I. PENDAHULUAN Tujuan audit untuk memberikan


opini tentang kewajaran laporan
1.1. Latar Belakang
keuangan, artinya bahwa laporan
Laporan keuangan merupa- keuangan yang disajikan manajemen
kan media komunikasi antara perlu verifikasi apakah telah sesuai
manajemen (intern perusahaan) dengan standar pelaporan yang
dengan pihak di luar perusahaan. berterima umum. Pilihan antara
Relevansi informasi yang dikomuni- segera mengumumkan laporan
kasikan akan hilang jika terlambat keuangan atau menunda adalah
disampaikan, oleh karena itu laporan merupakan pertimbangan cost-
keuangan haruslah disajikan tepat benefit.
waktu. Keinginan untuk menyajikan Audit delay adalah lamanya
laporan keuangan tepat waktu sering waktu penyelesaian audit yang
dihadapkan dengan berbagai ken- diukur dari tanggal penutupan tahun
dala. Salah satu kendala adalah buku hingga tanggal diselesaikan
adanya keharusan laporan keuangan laporan auditor independen (Ashton
untuk di audit oleh akuntan publik. et al: 1997, Halim: 2000). Ber-

1)
Ka. Pusat Penelitian dan Dosen FE, Universitas Mercu Buana
20
dasarkan penelitian yang telah keuangan paling lambat 90 hari
dilakukan oleh peneliti sebelumnya sejak tanggal tahun buku berakhir,
menunjukkan bahwa audit delay untuk tahun 2002 masih terdapat 92
yang terjadi di Indonesia rata-rata emiten yang terlambat menyerahkan
85 hari. Rata-rata audit delay di dan secara otomatis tentu juga
Indonesia ini tergolong lebih panjang terlambat dalam publikasi laporan
bila dibandingkan dengan di luar keuangan di media masa.
negeri, misalnya audit delay di Audit delay yang melewati
Kanada lebih pendek, yaitu lebih batas waktu ketentuan Bapepam,
cepat 21,95 hari dibandingkan tentu berakibat pada keterlambatan
dengan Indonesia (Halim: 2000). publikasi laporan keuangan. Keter-
Berdasarkan peraturan Pasar lambatan publikasi laporan keuangan
Modal No.KEP 80/PM/1996 mengenai bisa mengindikasikan adanya masa-
penyampaian laporan keuangan lah dalam laporan keuangan emiten
menyatakan bahwa: perusahaan sehingga memerlukan waktu yang
yang terdaftar dalam pasar modal lebih lama dalam penyelesaian
wajib menyampaikan laporan audit.
keuangan tahunan yang telah diaudit Keterlambatan publikasi la-
kepada Bapepam selambat- poran keuangan sangat merugikan
lambatnya 120 hari terhitung sejak investor karena dapat meningkatkan
tanggal berakhirnya tahun buku. asimetri informasi di pasar, insider
Peraturan tersebut kemudian trading dan memunculkan rumor
diperbaharui dengan dikeluarkannya yang membuat pasar menjadi tidak
keputusan No.KEP 17/PM/2002 oleh pasti. Penelitian ini bertujuan untuk
Ketua Bapepam tentang kewajiban mengungkapkan faktor faktor apa
penyampaian laporan keuangan yang menyebabkan (determinan)
secara berkala yang mulai berlaku audit delay. Informasi tentang fak-
untuk laporan keuangan yang tor dominan yang mempengaruhi
berakhir pada 31 Desember 2002. audit delay dinilai penting karena
Dalam keputusan tersebut dapat digunakan oleh investor untuk
disebutkan bahwa laporan keuangan mengantisipasi risiko investasi.
tahunan harus disertai dengan
laporan akuntan dengan pendapat 1.2. Perumusan Masalah
yang lazim dan disampaikan kepada
Sesuai dengan latar belakang
Bapepam selambat-lambatnya pada
penelitian, maka masalah yang
akhir bulan ketiga setelah tanggal
diteli adalah: faktor – faktor apa
laporan keuangan tahunan.
saja yang dominan berpengaruh
Pembaharuan keputusan
terhadap audit delay laporan
tersebut dimaksudkan untuk mem-
keuangan emiten di Bursa Efek
berikan informasi yang lebih cepat
Jakarta.
dan akurat kepada investor me-
ngenai kondisi emiten atau
perusahaan publik serta dalam 1.3. Tujuan dan Manfaat
rangka mengikuti perkembangan Penelitian
pasar modal global. Meskipun sudah Tujuan penelitian adalah
ada peraturan yang mengharuskan untuk mengkaji secara empiris
emiten untuk menyerahkan laporan

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Analisis Determinan Audit Delay


21
mengenai faktor dominan apa saja utama yang mempengaruhi kinerja
yang berpengaruh terhadap audit perusahaan, (2) posisi keuangan
delay laporan keuangan. Adapun perusahaan, (3) kondisi ketidak-
manfaat yang diharapkan dari hasil pastian, (4) laporan mengenai
penelitian adalah: (1) Agar investor lingkungan hidup, dan (5) laporan
memperoleh gambaran mengenai nilai tambah (PSAK No.1, par. 08 dan
penyebab terjadinya audit delay 09).
yang berdampak pada keter- Statements of Financial
lambatan publikasi laporan keu- Accounting Concepts (SFAC)
angan, dan (2) memberikan infor- membedakan pengertian Financial
masi kepada badan regulator pasar Statement dengan Financial Repor-
modal dan dewan pembuat standar ting. Basic Financial Statement
akuntansi untuk mempertimbangkan meliputi: (1) Statement of financial
faktor dominan yang berpengaruh position, (2) Statement of earnings
terhadap audit delay dalam and comprehensive income, (3)
membuat regulasi (kebijakan) Statement of cash flow, (4)
tentang pelaporan keuangan. Statement of investment by and
distributions to owners, dan (5)
II. KERANGKA TEORITIS DAN Notes to Financial statements. Basic
HIPOTESIS financial statement inilah yang
harus taat pada standar akuntansi
2.1. Laporan Keuangan
dan merupakan laporan yang
Laporan keuangan yang diaudit.
lengkap menurut Pernyataan Laporan keuangan merupa-
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) kan media komunikasi yang digu-
No.1 terdiri dari komponen- nakan oleh manajemen kepada
komponen, (a) Neraca, (b) Laporan pihak luar perusahaan. Kualitas
laba-rugi, (c) Laporan perubahan komunikasi yang dicapai akan
ekuitas, (d) Laporan arus kas, dan tergantung dengan kualitas laporan
(e) Catatan atas laporan keuangan. keuangan. Untuk mendukung ter-
Laporan keuangan harus mene- capainya kualitas laporan keuangan
rapkan PSAK secara benar disertai yang baik, maka diperlukan adanya
pengungkapan yang diharuskan PSAK aturan (regulasi) yang dibuat oleh
dalam catatan atas laporan profesi (dewan pembuat standar)
keuangan. Informasi lain tetap dan pemerintah.
diungkapkan untuk menghasilkan Karakteristik kualitas laporan
penyajian yang wajar walaupun keuangan sebagaimana yang dinya-
pengungkapan tersebut tidak takan dalam Pernyataan Standar
diharuskan oleh standar akuntansi Akuntansi Keuangan (PSAK:2002) no-
(PSAK No.1, par. 10) mer satu adalah:
Di samping catatan atas
1). Dapat dipahami
laporan keuangan, perusahaan
(manajemen) juga dianjurkan untuk Kualitas penting informasi
memberikan “informasi tambahan”. yang ditampung dalam laporan
Informasi tambahan yang dianjurkan keuangan adalah kemudahannya
meliputi (1) telaahan keuangan untuk segera dapat dipahami oleh
yang menjelaskan karakteristik
Analisis Determinan Audit Delay BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
22
pemakai. Untuk maksud ini, pemakai Untuk menghasilkan infor-
diasumsikan memiliki pengetahuan masi yang relevan dan andal tidaklah
yang memadai tentang aktivitas mudah, terdapat beberapa kendala
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta yang dihadapi. Salah satu kendala
informasi yang relevan dan andal
kemauan untuk mempelajari infor-
tersebut adalah tepat waktu
masi dengan ketekunan yang wajar. (timeliness). Suatu informasi akan
2). Relevan kehilangan relevansinya jika
terdapat keterlambatan yang tidak
Agar bermanfaat, informasi
semestinya dalam pelaporan.
harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses
2.2. Audit Delay
pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan kalau Lamanya waktu penyele-
dapat mempengaruhi keputusan saian audit terhitung mulai dari
ekonomi pemakai dengan membantu tanggal penutupan tahun buku
mereka mengevaluasi peristiwa sampai dengan tanggal diter-
masa lalu, masa kini atau masa
bitkannya laporan audit disebut
depan, menegaskan, atau
audit report lag atau audit delay.
mengkoreksi, hasil evaluasi mereka
di masa lalu. Menurut Dyer & McHugh (1975:206),
“Auditors’ report lag is the open
3). Keandalan interval of number of days from the
Agar bermanfaat, informasi year end to the date recorded as
juga harus andal (reliable). the opinion signature date in the
Informasi memiliki kualitas andal auditors’ report”. Menurut Ashton,
jika bebas dari pengertian yang Willingham, & Elliott (1987), Carslaw
menyesatkan, kesalahan material, & Kaplan (1991), Ahmad &
dan dapat diandalkan pemakainya
Kamarudin (2001), “Audit delay is
sebagai penyajian yang tulus atau
jujur (faithful representation) dari the length of time from a company’s
yang seharusnya disajikan atau yang fiscal year end to the date of the
secara wajar diharapkan dapat auditor’s report”.
disajikan. Beberapa penelitian sebe-
lumnya menunjukkan rata-rata audit
4). Dapat dibandingkan
delay yang berbeda-beda pada
Pemakai harus dapat mem- setiap negara. Perbedaan ini dapat
perbandingkan laporan keuangan dimaklumi karena adanya peraturan
perusahaan antar periode untuk dan kebijakan pasar modal yang
mengidentifikasikan kecenderungan
berbeda antar negara.
(trend) posisi dan kinerja keuangan.
Pemakai juga harus dapat mem- Penelitian yang dilakukan
perbandingkan laporan keuangan Halim (2000) di Indonesia
antar perusahaan untuk menge- menunjukkan rata-rata audit delay
valuasi posisi keuangan, kinerja adalah 84.45 hari. Hasil ini tergolong
serta perubahan posisi keuangan lebih panjang diban-dingkan hasil
secara relatif. penelitian Ashton, Willingham, &

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Analisis Determinan Audit Delay


23
Elliott (1987) yang hanya sebesar Ashton et al (1987) me-
62.53 hari. Sedangkan hasil ngungkapkan bahwa perusahaan
penelitian Hossain dan Taylor (1998) sektor financial mempunyai audit
di Pakistan menunjukkan rata-rata delay lebih pendek daripada perusa-
haan industri lain. Hasil pengujian
audit delay yang lebih panjang yaitu
tersebut juga ditemukan pada
143 hari. penelitian Ahmad dan Anuar (2001)
di Kuala Lumpur Stock Exchange
2.3. Faktor – faktor yang Diduga yang menunjukkan audit delay pada
Berpengaruh terhadap Audit perusahaan non-financial lebih besar
Delay 15 hari daripada perusahaan
1) Ukuran perusahaan financial. Hal ini disebabkan karena
perusahaan financial tidak mem-
Perusahaan berskala besar
punyai saldo persediaan yang cukup
cenderung untuk tepat waktu dalam
signifikan sehingga audit yang
penyampaian laporan keuangan,
diperlukan tidak memerlukan waktu
karena perusahaan tersebut dimo-
yang cukup lama. Disamping itu,
nitor secara ketat oleh investor,
aktiva yang dimiliki mempunyai nilai
pengawai, kreditur dan pemerintah
moneter sehingga mudah dalam
sehingga perusahaan berskala besar
pengukurannya dibandingkan dengan
cenderung menghadapi tekanan yang
aktiva yang berbentuk fisik, seperti
lebih tinggi untuk mengumumkan
persediaan, aktiva tetap dan aktiva
laporan audit yang lebih awal (Dyer
berwujud (Anthony dan Govin-
dan Mc Hugh, 1975).
darajan, 1998 : 717).
Boynton dan Kell (1996:152)
berpendapat bahwa, “Audit delay 3) Lamanya perusahaan menjadi
akan semakin lama apabila ukuran klien sebuah kantor akuntan
perusahaan yang akan di audit publik
semakin besar”. Ini berkaitan de- Hasil penelitian Ashton
ngan semakin banyaknya jumlah (1987) menemukan bahwa semakin
sampel yang harus diambil dan lama menjadi klien KAP, semakin
semakin luasnya prosedur audit yang pendek audit delay. Hal ini
dilakukan. dikarenakan KAP tidak perlu lagi
Beberapa hasil penelitian memahami karakteristik perusahaan,
mengungkapkan bahwa ukuran sistem pengendalian internal
perusahaan berpengaruh terhadap perusahaan, dan sebagainya. Hasil
ketepatan waktu pelaporan ke- ini berbeda dengan yang ditemukan
uangan (Schwartz dan Soo:1996; Halim (2000) yaitu semakin lama
Owusu dan Ansah:2000). Hasil yang menjadi klien KAP maka semakin
kontradiksi ditemukan pada pene- lama audit delay, hal ini
litian di Indonesia dimana ukuran kemungkinan disebabkan oleh skala
perusahaan tidak berpengaruh kuat perusahaan yang cenderung
terhadap ketepatan waktu pelaporan meningkat dari tahun ke tahun
keuangan (Naim: 1998; Bandi: 2000). kecuali tahun 1997 (karena krisis
2) Jenis industri moneter).

Analisis Determinan Audit Delay BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006


24
4)Jenis opini yang diberikan oleh yang mengalami kerugian (Hassa-
Akuntan Publik nudin, 2002 : 56).
Penelitian Ashton, Willing-
Hasil penelitian Ashton, Willingham
ham, dan Elliott (1987), Dyer dan
dan Elliott (1987), Carslaw dan
McHugh (1975), Hossain dan Taylor
Kaplan (1991), serta Ahmad dan
(1998), serta penelitian Ansah (2000)
Kamarudin (2001) membuktikan
menunjukkan bahwa tidak terdapat
bahwa audit delay akan lebih
pengaruh yang signifikan dari tingkat
panjang jika perusahaan menerima
profitabilitas terhadap audit delay.
pendapat qualified atau selain
Demikian juga dengan hasil
pendapat unqualified. Fenomena ini
penelitian yang ditemukan Halim
terjadi karena proses pemberian
(2000). Namun hasil penelitian
pendapat qualified tersebut
Na’im (1999) menemukan bahwa
melibatkan negosiasi dengan klien,
tingkat profitabilitas merupakan
konsultasi dengan partner audit yang
satu-satunya variabel yang signifikan
lebih senior atau staf teknis lainnya
mempengaruhi ketepatan waktu
dan perluasan lingkup audit
pelaporan.
(Elliott,1982:633). Hasil ini juga
konsisten dengan penelitian Simunic 6) Rasio Hutang terhadap Ekuitas
(1980) yang menemukan bahwa fee
audit akan semakin besar apabila Rasio hutang terhadap eku-
pemberian pendapat qualified. itas dapat digunakan sebagai indi-
Untuk kondisi Indonesia, kator tingkat kesulitan keuangan
Na’im (1999) menemukan bahwa perusahaan. Rasio hutang terhadap
tidak terdapat pengaruh yang ekuitas yang tinggi mencerminkan
signifikan jenis opini akuntan publik tingginya resiko keuangan dan peru-
terhadap ketidaktepatan pelaporan sahaan mengalami kesulitan keu-
keuangan. Hasil penelitian Halim angan. Kesulitan keuangan tersebut
(2000) pada pengujian univariate merupakan berita buruk yang akan
dan multivariate juga menunjukkan mempengaruhi kondisi perusahaan di
bahwa pendapat yang diberikan mata masyarakat. Pihak manajemen
Akuntan Publik tidak berpengaruh juga cenderung akan menunda
signifikan terhadap audit delay. penyampaian laporan keuangan yang
berisi berita buruk. Perusahaan
5) Laba/rugi dengan kondisi rasio hutang
terhadap modal yang tinggi akan
Laba menunjukkan keberha-
terlambat dalam penyampaian
silan perusahaan dalam mengha-
pelaporan keuangannya, karena
silkan keuntungan. Sehingga dapat
waktu yang ada digunakan untuk
dikatakan bahwa laba merupakan
menekan debt to equity ratio
berita baik. Perusahaan tidak akan
serendah-rendahnya (Hassanudin,
menunda penyampaian informasi
2002:54).
yang berisi berita baik. Dengan
Hasil penelitian Carslaw
demikian perusahaan yang meraih
dan Kaplan (1991), Naim (1999),
laba cenderung akan lebih tepat
Hossain dan Taylor (1998)
waktu dalam pelaporan keuangannya
menunjukkan bahwa debt to equity
dibandingkan dengan perusahaan
ratio tidak berpengaruh signifikan

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Analisis Determinan Audit Delay


25
terhadap audit delay. Tetapi hasil auditor tidak berpengaruh
penelitian Ahmad dan Kamarudin baik secara simultan maupun
(2001) di Malaysia menunjukkan parsial terhadap audit delay
bahwa variabel ini berpengaruh
H1 : Ukuran perusahaan, jenis
signifikan terhadap audit delay.
industri, lama emiten menjadi
7) Reputasi Auditor klien KAP, jenis opini auditor,
laba/rugi, rasio hutang
Hasil penelitian Ashton, terhadap ekuitas dan reputasi
Willingham, dan Elliott (1987), auditor berpengaruh baik
Schwartz dan Soo (1996) secara simultan maupun parsial
menemukan bahwa audit delay akan terhadap audit delay
lebih pendek bagi perusahaan yang
III. METODE PENELITIAN
diaudit oleh KAP yang tergolong
besar. Hasil yang sama juga Sesusai dengan masalah yang
ditemukan Ahmad dan Kamarudin diteliti, penelitian yang penulis
(2001) yaitu bahwa audit delay pada lakukan termasuk tipe penelitian
KAP Big Five akan lebih pendek kausal. Variabel dependen adalah
audit delay dan variabel
dibandingkan dengan audit delay
independennya adalah: ukuran
pada KAP kecil. perusahaan, jenis industri, lama
Hal ini diasumsikan karena emiten menjadi klien KAP, jenis
KAP besar memiliki karyawan dalam opini auditor, laba/rugi, rasio
jumlah yang besar, dapat mengaudit hutang terhadap ekuitas dan
lebih efisien dan efektif, memiliki reputasi auditor
jadwal yang fleksibel sehingga 3.1 Objek penelitian
memungkinkannya untuk menyele-
saikan audit tepat waktu, dan Objek penelitian adalah
memiliki dorongan yang lebih kuat laporan tahunan (annual reports)
perusahaan publik di Bursa Efek
untuk menyelesaikan auditnya lebih
Jakarta untuk periode 2000-2002.
cepat guna menjaga reputasinya. Pertimbangan untuk menggunakan
Hasil penelitian diatas berbeda objek penelitian laporan tahunan
dengan hasil penelitian yang pada periode tersebut adalah (1)
diperoleh Carslaw dan Kaplan sejak mengalami resesi tahun 1998-
(1991), Hossain dan Taylor (1998) 2000 kondisi operasi dan keuangan
yaitu bahwa tidak terdapat pengaruh emiten banyak yang kurang bagus
yang signifikan dari ukuran KAP demikian juga dengan kondisi
dengan audit delay. perdagangan di bursa, (2) laporan
keuangan dipublikasikan selalu
2.4. Perumusan Hipotesis setelah tahun buku berakhir,misal:
laporan keuangan tahun 2002 baru
H0 : Ukuran perusahaan, jenis dipublikasikan pada April 2003 dan
industri, lama emiten menjadi tersedia untuk umum dalam bentuk
klien KAP, jenis opini auditor, Market directory sekitar bulan July-
laba/rugi, rasio hutang ter- Agustus 2003.
hadap ekuitas dan reputasi
Analisis Determinan Audit Delay BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
26
3.2. Populasi dan sampel Variabel
penelitian
Ikhtisar variabel dan
Populasi penelitian adalah pengukurannya disajikan dalam
emiten di Bursa Efek Jakarta, yang Tabel 1.
pada tahun 2002 berjumlah 357
3.4. Metode analisis
perusahaan. Sampel dipilih berda-
sarkan cluster random sampling. Mengingat bahwa skala
Cluster yang digunakan adalah jenis pengukuran variabel dependen
sektor, yaitu sektor keuangan dan adalah rasio dan variabel inde-
sektor non keuangan. Emiten untuk penden menggunakan skala nominal
masing-masing sektor dipilih secara dan rasio, maka model regresi
random. Jumlah emiten yang yang sesuai adalah regresi sederhana
terpilih sebanyak 90 perusahaan,
tediri dari 61 perusahaan sektor non Y = α + β 1 X1 + β 2 X2+ β 3 X3 +
keuangan dan 29 perusahaan dari β4 X4 + β 5 X5 + β 6 X6 + β 7
sektor non keuangan. Berhubung X7 + e
periode pengamatan dari tahun
2000-2002 maka jumlah laporan Keterangan :
tahunan yang menjadi objek Y = Audit delay
penelitian adalah 270 buah. X1 = Jenis industri emiten
3.3. Variabel dan Pengukuran X2 = Lamanya emiten memakai jasa audit

Tabel 1. Variabel dan Pengukuran

Variabel Pengukuran Skala


Dependen
Audit delay lamanya waktu penyelesaian audit yang Rasio
diukur dari tanggal penutupan tahun buku
hingga tanggal diterbitkannya laporan
audit.
Independen:
Jenis industri Jenis industri dibagi dalam 2 kelompok: Skala nominal
industri keuangan dan non keuangan Keuangan = 1
Non Keuangan = 0

Lamanya perusahaan menjadi Lamanya emiten menggunakan jasa audit Skala nominal
klien Kantor Akuntan Publik pada KAP yang sama Dua 2 th / lebih = 1
(KAP) Kurang 2 tahun = 0
Jenis opini yang diberikan Opini akuntan publik atas laporan keuangan Skala nominal
oleh auditor emiten Selain Unqualfd = 1
Unqualified = 0
Laba/rugi perusahaan Laba atau rugi yang dilaporkan dalam Skala nominal
laporan keuangan Melaporkan rugi = 1
Melaporkan laba = 0
Rasio hutang terhadap Total hutang dibagi total ekuitas Rasio
ekuitas
Ukuran perusahaan Total aktiva yang dimiliki emiten pada tahun Rasio
pelaporan
BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Analisis Determinan Audit Delay
Reputasi Auditor KAP lokal yang berafiliasi yang dengan Skala nominal
KAP Asing Afiliasi asing = 1
Non Afiliasi = 0
27
sebuah KAP keuangan dapat segera
X3 = Jenis opini akuntan publik dimanfaatkan oleh stakeholders
X4 = Laba/rugi emiten
X5 = Total aktiva perusahaan untuk berbagai pengambilan
X6 = Reputasi auditor keputusan.
X7 = Rasio hutang terhadap ekuitas Untuk memperoleh model
α = Konstanta prediksi (regresi) yang baik maka
β = Koefisien regresi perlu dilakukan uji asumsi, hasil uji
e = error
asumsi dapat dilihat di Lampiran.
Bedasarkan hasil pengujian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh kesimpulan bahwa model
Hasil pengolahan data regresi memenuhi asumsi yang
disajikan secara lengkap di dipersyaratkan berdasarkan pada
Lampiran. Berdasarkan statistik hasil berikut:
deskriptif dapat diketahui bahwa a. Nilai Durbin-Watson sebesar
rata-rata audit delay adalah 84,16 1,799 menunjukkan bahwa tidak
hari. Hasil ini sesuai dengan yang terdapat masalah autokorelasi.
diungkapkan Halim (2000) yaitu 85 b. Nilai Variance Inflation Factor
hari dimana data yang digunakan (VIF) dan Tolerance mempunyai
adalah laporan keuangan tahun nilai disekitar satu (1) dan nilai
1993-1997 dengan jumlah sampel 59 korelasi antar variabel
perusahaan. Dengan demikian dapat independent tidak signifikan, hal
disimpulkan bahwa selama kurun ini menunjukkan tidak ada
waktu hampir sepuluh tahun yaitu masalah multikolinieritas.
dari tahun1993 sampai tahun 2002 c. Berdasarkan normal probability
tidak ada perbaikan dalam proses plot menunjukkan bahwa data
penyelesaian audit. Manajemen dan menyebar disekitar garis dia-
akuntan publik masih konsisten gonal dan mengikuti arah garis
menggunakan pola kerja lama dan diagonal, maka model regresi
tidak ada perbaikan. Skedul memenuhi asumsi normalitas.
pekerjaan audit pada umumnya d. Berdasarkan plot dari stu-
dilakukan berdasarkan kebiasaan- dentized residual (sumbu Y)
kebiasaan yang sudah berlaku dengan standardized predicted
selama ini, tanpa melakukan value ( sumbu X) menunjukkan
evaluasi perbaikan yang berarti. tidak ada membentuk suatu pola
Padahal teknologi digital sudah tertentu yang teratur, ini berarti
sangat berkembang sehingga bisa bahwa tidak terjadi hetero-
digunakan untuk efisiensi dan skedastisitas.
efektivitas pekerjaan audit. Hasil regresi menunjukkan
Adanya peraturan No. bahwa nilai koefisien determinan (R
Kep.17/PM/2002 tentang keharusan square) adalah 8,3%, artinya
untuk menyerahkan laporan variabel ukuran perusahaan, jenis
keuangan yang diaudit paling lambat industri, lama emiten menjadi klien
90 hari sejak tanggal tutup buku KAP, jenis opini auditor, laba/rugi,
tentu sangat positip. Hal ini akan rasio hutang terhadap ekuitas dan
mendorong manajemen dan akuntan reputasi auditor mampu menjelas-
publik untuk bekerja lebih cepat kan 8,3% dari variasi lamanya audit
sehingga informasi dalam laporan delay, sisanya 91,7% dijelaskan oleh
Analisis Determinan Audit Delay BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
28
factor lain. Hal ini menunjukkan berdampak memperbesar rugi.
bahwa factor lain lebih dominan, Dengan demikian, manajemen akan
terutama factor regulasi. Tercip- menahan lebih lama informasi yang
tanya transparansi informasi di Bursa kurang menyenangkan (bad news)
Efek Jakarta tidak bisa berjalan bagi investor dan kreditur. Namun
tanpa regulasi. Pada dasarnya sebaliknya jika perusahaan mem-
manajemen (emiten) lebih senang peroleh laba, maka manajemen
bertahan pada pola lama, ia hanya ingin segera mengumumkan pres-
akan berubah jika ada desakan yang tasinya sehingga pekerjaan audit
kuat dari pasar dan pemerintah berjalan lebih lancar dan audit delay
(regulator). menjadi lebih pendek. Bukti empiris
Hasil analisis varian atau ini konsisten dengan hasil penelitian
ANOVA menunjukkan nilai F test Halim (2000) dan Ashton et al.
signifikan pada tingkat 0,02. Dengan (1987)
demikian model regresi memenuhi Lamanya emiten menjadi
kriteria goodness of fit, artinya klien suatu KAP berpengaruh negatip
model regresi cocok untuk digunakan dan signifikan terhadap audit delay,
sebagai model prediksi. Nilai F yang artinya bahwa semakin lama emiten
signifikan juga bermakna bahwa menjadi klien KAP maka semakin
ukuran perusahaan, jenis industri, pendek audit delay. Hal ini dapat
lama emiten menjadi klien KAP, difahami karena secara teori auditor
jenis opini auditor, laba/rugi, rasio yang memberikan jasa audit kepada
hutang terhadap ekuitas dan klien lama akan membutuhkan
reputasi auditor secara simultan waktu audit yang lebih pendek.
berpengaruh signifikan terhadap Pada klien lama, auditor telah
audit delay. memahami bisnis klien dan
Untuk mengetahui factor mengetahui efektifitas internal
dominan yang berpengaruh terhadap control klien, sehingga waktu yang
audit delay dapat dilihat dari hasil diperlukan untuk menyelesaikan
uji t . Dengan menggunakan tingkat audit lebih pendek dibandingkan jika
signifikan 5% (α = 0,05) dapat mengaudit klien baru. Hasil
diketahui bahwa ada tiga factor penelitian ini berbeda dengan yang
yang dominan, yaitu: (1) laba/rugi, diungkapkan oleh Halim (2000),
(2) lamanya menjadi klien KAP dan dengan memakai data tahun 1993-
(3) opini auditor. 1997 ditemukan bukti empiris bah-
Laba/Rugi emiten berpenga- wa lamanya emiten menjadi klien
ruh signifikan terhadap audit delay. KAP berpengaruh positip terhadap
Bukti empiris ini bermakna bahwa audit delay.
jika perusahaan mengalami keru- Jenis opini akuntan berpe-
gian maka kemungkinan besar audit ngaruh signifikan terhadap audit
delay lebih panjang dibandingkan delay, hal ini dapat dijelaskan
ketika perusahaan memperoleh laba. bahwa ketika opini auditor adalah
Manajemen cenderung akan be- selain unqualified maka sebelum
rusaha meminimalkan rugi dan opini tersebut dipublikasikan maka
melakukan negosiasi yang alot manajemen akan berusaha melaku-
dengan auditor jika ada perlakuan kan konsultasi dan negosiasi secara
akuntansi yang dikoreksi auditor dan intensif dengan auditor sehingga

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Analisis Determinan Audit Delay


29
memerlukan waktu yang relative mendapat opini selain unqua-
lama. Di sisi lain auditor juga lified dari akuntan publik.
melakukan konsultasi dengan
partner audit yang lebih senior atau VI. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
melakukan perluasan audit sehingga
Implikasi hasil penelitian
diperoleh bukti yang menguatkan
yang berkaitan dengan pengambilan
judgement auditor untuk membe-
keputusan investasi adalah perlunya
rikan opini. Hasil penelitian ini
investor untuk mewaspadai adanya
berbeda dengan yang diungkap oleh
keterlambatan publikasi laporan
Halim (2000), di mana tidak
keuangan emiten, karena kemung-
ditemukan adanya pengaruh signi-
kinan besar emiten pada tahun
fikan opini audit dengan audit
berjalan mengalami kerugian atau
delay.
mendapat opini selain unqualified.
Secara parsial ukuran perusa-
Bagi regulator pasar modal perlu
haan, jenis industri, reputasi auditor
membuat kebijakan untuk membe-
dan rasio hutang terhadap ekuitas
rikan sanksi yang memberikan efek
terbukti tidak berpengaruh signi-
jera kepada emiten yang terlambat
fikan terhadap audit delay. Dengan
mempublikasikan laporan keuangan.
demikian dapat digunakan sebagai
Kebijakan tersebut untuk melindungi
petunjuk awal bahwa jika audit
investor dari ketidakpastian (risiko).
delay panjang dan bahkan berdam-
Penelitian ini belum mem-
pak pada terlambatnya publikasi
pertimbangkan adanya pengaruh
laporan keuangan maka dapat
dari aspek tata kelola perusahaan
diduga kemungkinan terbesar penye-
yang baik (good corporate
babnya adalah emiten mengalami
governace), di samping itu juga
rugi dan atau memperoleh opini
perlu kajian lebih lanjut mengingat
selain unqualified.
adanya peraturan baru tentang
perubahan batas waktu penyam-
V. KESIMPULAN
paian laporan keuangan ke Bapepam
Berdasarkan hasil analisis dari 120 hari menjadi 90 hari sejak
dapat disimpulkan bahwa: tanggal penutupan tahun buku.
1. Secara simultan jenis opini
auditor, laba/rugi emiten, lama-
nya emiten menjadi klien KAP, DAFTAR REFERENSI
ukuran perusahaan, reputasi
auditor, rasio hutang terhadap Ahmad,R.A.R. and K.A. Kamaru-
ekuitas dan jenis industri din,”Audit Delay and The
berpengaruh terhadap audit Timeliness of Corporate Repor-
delay. ting Malaysian Evidence,
2. Secara empiris determinan audit ”2001,http://www.ssrn.pp.1-14.
delay meliputi factor (a)
lamanya emiten menjadi klien Anthony, R.N and V. Govindarajan.
sebuah kantor akuntan public, Manajement Cntrol System,
(b) emiten mengalami kerugian Ninth Edition, Irwin, USA, 1998.
dalam tahun berjalan, dan (c)
laporan keuangan emiten
Analisis Determinan Audit Delay BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
30
Asthon, R.H., John J.W., and Robert
K.E.,1987. An Empirical Analisis Ghozali,Imam.2005. Aplikasi Analisis
of Audit Delay, Journal of Multivariate dengan Program
Accounting Research (25:2), SPSS, edisi 2, Badan Penerbit
Autumn , pp. 275-292. Universitas Diponegoro, Semarang

Asthon, R.H., P.R. Graul, and J.D. Halim, Varianda.2000. Faktor-faktor


Newton,1989. Audit Delay and yang mempengaruhi Audit Delay:
the timeliness of Corporate Studi Empiris pada Perusahaan-
Reporting, Contemporary Acco- perusahaan di Bursa Efek
unting Research, Spring 1989, Jakarta,” Jurnal Bisnis dan
pp. 657 – 673. Akuntansi (2:1), April, Hal. 63 –
75.
Bandi, “Ketepatan waktu atas
Laporan Keuangan Perusahaan Hassanudin, A.F, 2002. Ketepatan
Indonesia”, Simposium Nasional Waktu Pelaporan Keuangan
Akuntansi III, hal 66-67 (Suatu Tinjauan Faktor-faktor
yang mempengaruhi),” Jurnal
Boynton, W.C. and Walter G. K. Indonesia Membangun, Juli, p.
“Modern Auditing,” Sixth Edi- 47 – 60.
tion, John Wiley & Sons, Inc.,
New York, 1996. Hossain Monirul, A and Peter.
J.Taylor.1998 An Examination of
Carslaw, Charles A.P.N. and Steven Audit Delay : Evidence from
E. Kaplan, “An Examination of Pakistan,” School of Accounting
Audit Delay: Further Evidence and Finance (University of
from New Zealand,” Accounting Manchester Oxford Road), Fe-
and Bussiness Research (22 : 85), bruary,
1991, pp. 21 – 32.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001.
Deni Darmawati, “Corporate Gover- Standar Profesional Akuntan
nance dan Manajemen Laba: Publik per 1 Januari 2001,
Suatu Studi Empiris,” Jurnal Cetakan Pertama, Salemba
Bisnis dan Akuntansi, (5:1), April Empat, Jakarta 2001.
2003, pp. 47 – 68.
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar
Dyer, J.D. and Arhur Mc. Hugh.1975. Akuntansi Keuangan per 1 April
The Timeliness of the Australian 2002, Salemba Empat, Jakarta
Annual Report, Journal of 2002.
Accounting Research, Autumn,
pp. 204 – 219. Na’im,Ainun, 1999. Nilai Informasi
Ketepatan Waktu Penyampaian
Elliot, J.A.1982. Subject to Audit Laporan Keuangan: Analisis
Opinion and Abnormal Security Empirik Regulasi Informasi di
Return: Outcomes and Ambi- Indonesia,”Jurnal Ekonomi dan
quities,” Journal of Accounting Bisnis Indonesia (14:2), April,
Research, Autumn pp. 617 – 638. p.85-99.

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Analisis Determinan Audit Delay


31

Owusu, S dan Ansah, “Timeliness of Simunic,D.A., ”The Pricing of Audit


Corporate Financial Reporting in Services: Theory and Evidence,
Emerging Capital Market: ”Journal of Accounting Research
Empirical Evidence from The (18,1), Spring 1980, pp.161-190.
Zimbamwe Stock Exchange”.
Accounting and Business Rese-
arch, 241-254

Schwartz, K.B. and Billy S.Soo,


”Evidence of Regulatory
Noncom-pliance with SEC
Disclosure Rules on Auditor
Changes,”The Acco-unting
Review (71:4), October 1996,
pp.555-572.

-oOo-

Analisis Determinan Audit Delay BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006


32

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Analisis Determinan Audit Delay

Você também pode gostar