Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Salah satu model perencanaan strategis adalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunities dan Threats).
S dan W mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dalam
hal ini berkaitan dengan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemberian motivasi dan pengendalian). S dan W juga mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan pada fungsi bisnis yaitu : merancang pemasaran dan produk; produksi dan
penawaran; sumber daya manusia; dan keuangan.
O dan T merupakan analisis eksternal – berupa peluang dan ancaman yang
meliputi aspek : sosial, teknologi, ekonomi, politik, hukum, lingkungan, demografi dan
pesaing.
Dalam analisis matrix SWOT diterapkan sistem “skoring” untuk unsur-unsur
yang dianggap penting. Makna pemberian persentase skor dapat terlihat pada tabel
berikut.
“Bobot” menunjukkan kepentingan relatif dari sub-elemen dalam komponen SWOT pada
setiap perusahaan dari waktu ke waktu. Untuk perusahaan baru, aspek S dan W –nya
tentu berbeda dengan perusahaan yang sudah berdiri, khususnya di aspek kinerja. Di sini
analisis harus mencatat berbagai macam perbedaan yang ada pada laporan tersebut.
Analisis BCG
Dari apa yang telah dibahas, bisa diketengahkan bahwa analisis BCG bertujuan
mengembangkan keseimbangan antara berbagai portofolio produk. Posisi bintang dan
sapi perahan diharapkan akan mencapai omzet penjualan yang besar. Sedang posisi tanda
tanya relatif hanya sedikit dan posisi anjing sangat sedikit.
Evaluasi dan Pengendalian Strategi berupa pengendalian operasi dan pelaporan
kinerja.
Tahapan-tahapan pengendalian dan perbaikan mutu operasi ini selaras dengan siklus
Deming yang masing-masing diinisialkan dengan P = plan, D = do, S = study dan A =
action. Secara skematik dapat digambarkan sbb :
Act “A”
Plan Do
Study
“P” “D”
“S”
Yes Standardi
Objectives zation
tercapai
No
Act
Follow Up
Correction
Improvement
Implikasi sistem Kaizen ini bisa dijabarkan melalui gambar berikut :
Perbaikan mutu
operasi
Meminimalkan
Biaya
Meningkatkan
Produktivitas
Penetapan harga
yang bersaing
Memperluas
Pasar
Eksis dalam
Usaha
Kembalian Investasi
(ROI)
Yang meningkat
Proses pengendalian dan perbaikan operasi secara terintegrasi ini merupakan bagian dari
jiwa manajemen mutu terpadu (Total Qualitiy Management = TQM). TQM tidak sama
dengan TQC (total quality control) karena TQM mempunyai jangkauan lebih luas. TQC
merupakan program perbaikan mutu yang mengubah jalan pikiran karyawan tentang
mutu dengan menekankan pada performance bebas kesalahan (zero defects). Adapun
pada TQM, eksistensi kualitas dijadikan strategi perusahaan untuk memenangkan
persaingan.
Prinsip-prinsip umum TQM :
• Customer focus
• Quality Leadership
• Stakeholder focus
• Integrated Business Strategy
• Teamwork
• Empowerment
Salah satu wujud pemahaman mutu adalah memberikan layanan yang tepat waktu
kepada konsumen. Just in time merupakan falsafah yang diterapkan dengan hanya
memproduksi produk yang diperlukan, pada saat yang dibutuhkan konsumen dan dalam
jumlah sebesar permintaan konsumen, dengan scenario yang paling efisien.
TQM adalah komitmen strategic untuk mengembangkan mutu dengan
menggunakan dan mengkombinasikan metode-metode pengendalian mutu secara statistic
(Statistical quality control procedure) serta merupakan komitmen budaya untuk mencari
peningkatan produktivitas dan meminimalkan biaya. Metode statistic ini mencakup dua
kategori :
1. Acceptance sampling procedure
Yaitu prosedur pengendalian mutu untuk menentukan apakah produk jadi sesuai
dengan desainnya.
2. Process control procedure
Yaitu prosedur pengendalian mutu untuk memantau mutu selama proses produksi atas
produk atau jasa.
Secara skematik system Just in time diilustrasikan sebagai berikut :
Strategi Produksi Just in Time
Mengeliminasi Pemborosan
CAMEL
4. Rentabilitas :
a. Laba
Volume Usaha (asset) (bobot 5%)
b. Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (bobot 5%)
5. Likuiditas :
a. Kewajiban bersih call money
Kas, Giro BI, Surat Berharga (bobot 5%)