Você está na página 1de 36

TUGAS PRAKTIKUM AIR DAN UDARA

BESI, MANGAN, ALUMINIUM, ZENG,


ALKALINITAS, ACIDITY DAN COX

Oleh :
Kelompok 3
1. Bustala Estu E2A 006 016
2. Diska Ardi S E2A 006 028
3. Johan Fahyudi E2A 006 052
4. Lenci Ariani E2A 006 057

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2009

1
A. BESI (Fe)
a. Parameter :
Keberadaan besi dalam air dapat ditandai dengan air berwarna merah kecoklatan
dan adanya endapan kuning kecoklatan pada air. Pada dasarnya, besi dalam air
dalam bentuk Ferro (Fe2+) atau Ferri (Fe 3+), hal ini tergantung pada kondisi pH dan
oksigenterlarut dalam air. Pada pH netral dan adanya oksigen terlarut yang cukup,
maka ion ferro yang terlarut dapat teroksidasi menjadi ion ferri dan selanjutnya
membetuk endapan.
b. Hal yang mempengaruhi kelarutan besi dalam air.
a) Kedalaman resapan air
Air tanah yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi masuk kedalam tanah
yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H2O dan CO2 dalam tanah dan
membentuk Fe(HCO3)2 dimana semakin dalam air yang meresap kedalam tanah
semakin tinggi juga kelarutan besi karbonat dalam air tersebut.
b) pH
pH air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam air, apabila pH air
rendah akan berakibat terjadinya proses korosif sehingga menyebabkan larutnya
besi dan logam lainnya dalam air, pH yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan
logam. Dalam keadaan pH rendah, besi yang ada dalam air berbentuk ferro dan ferri
akan mengendap dan tidak larut dalam air dan tidak dapat dilihat dengan mata dan
berakibat terjadinya warna pada air, air berbau dan adanya rasa karat pada air.
c) Temperatur Air
Temperatur yang tinggi akan menyebabkan menurunnya kadar O 2 dalam air,
kenaikan temperature air juga akan menguraikan derajat kelarutan mineral
sehingga kelarutan Fe pada air tinggi

d) Bakteri Besi
Bakteri besi adalah bakteri yang dapat mengambil unsure besi dari sekeliling
lingkungan hibupnya sehingga mengakibatkan turunnya kadungan besi dalam air.
Dalam aktifitasnya bakteri besi memerlukan oksigen dan besi sehingga bahan
makanan dari bakteri besi tersebut. Hasil aktifitas bakteri besi tersebut menghasilkan

2
presipitat (oksida besi) yang akan menyebabkan warna kuning pada pakaian dan
bangunan.
Bakteri besi merupakan bakteri yang hidup dalam keadaan anaerob dan banyak
terdapat dalam air yang mengandung mineral. Pertumbuhan bakteri akan menjadi
lebih sempurna apabila air banyak mengandung CO 2 dengan kadar yang cukup
tinggi.
e) CO2 Agresif
Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas yang terdapat dalam air.
Berdasarkan bentuk dari gas karbondioksida (CO 2) di dalam air, CO2 dibedakan
menjadi :
a. CO2 bebas
b. CO2 dalam kesetimbanagan
c. CO2 agresif
Dari ketiga bentuk karbondioksida (CO 2) yang terdapat dalam air, CO2 agresiflah
yang paling berbahaya karena kadar CO 2 agresif lebih tinggi dan dapat
menyebabkan terjadinya korosi sehingga berakibat kerusakan pada logam-logam
dan beton.
c. Standar Baku
Konsentrasi besi pada air tanah bervariasi mulai dan 0,01 mg/l sampai dengan ± 25
mg/l. Secara umum Fe (II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1.0 – 10 mg/L,
namun demikian tingkat kandungan besi sampai sebesar 50 mg/L dapat juga
ditemukan dalam air tanah ditempat – tempat tertentu.
Menurut SK Menkes no 907 tahun 2002, standar besi dalam air yang diperkenankan
adalah sebesar 0,3 mg/L. Sedangkan menurut Permenkes nomor 416 tahun 1990,
standar besi yang diperbolehkan dalam air bersih adalah sebesar 1,0 mg/L.
d. Bentuk di alam :
Pada dasarnya, besi dalam air dalam bentuk Ferro (Fe 2+) atau Ferri (Fe3+), hal ini
tergantung pada kondisi pH dan oksigenterlarut dalam air. Keterangan selanjutnya
dapat dilihan pada bagan.

3
Endapan:
FeS,
FeCO3,Fe(OH)2

Terlarut :
Bebas Fe2+,Fe(OH)+

Besi II
Komplek
(Ferro)
Mineral : ab
Besi Total Bentuk
Silikat,Fosfat
Komplek
Besi III
(Ferri)
Komplek
Organik:
Asam
humus&fulfik
Bebas
Endapan :
Fe(OH)3,
Endapan lain
Keterangan :
a : besi terlarut / terdispersi halus (lolos saringan)
b : besi endapan (tertahan pada saringan)
e. Senyawa Kimia :
Reaksi ion besi dalam larutan Ion-ion yang paling sederhana dalam larutan adalah:
Ion heksaaquobesi(II) – [Fe(H2O)6]2+.
Ion heksaaquobesi(III) – [Fe(H2O)6]3+.
Persamaan reaksi :
Fe(HCO)3 + O2 Fe(OH)2 + 2CO2 + O2
Fe(OH)2 + 2H2O + O2 Fe(OH)3 + H2O + O2 + H+
Besi pada umumnya terdapat mempunyai senyawa kimia bikarbonat dan sulfat, juga
ditemukan kedua unsur tersebut bersenyawa dengan hidroden sulfida (H 2S).
f. Metode Pengujian
Uji Besi (Fe)
1. Mudah teroksidasi menjadi Fe3+.

4
2. Diberi Fe2+ à larutan zat + K4Fe(CN)4 akan menghasilkan endapan
berwarna biru.
3. Diberi Fe+3 à larutan zat + Ammonium Tiosianat (NH4CNS), maka akan
menghasilkan Fe(CNS)3 yang berwarna merah tua.
g. Metode Pengolahan
Metode yang digunakan untuk menghilangkan kandungan besi dalam air yaitu :
I. Aerasi
Adalah suatu tehnik memancarkan air ke udara agar air terkena kontak dengan
udara/oksigen. Semakin banyak permukaan air yang terkena oksigen maka semakin
baik. Selain dapat menurunkan zat besi, banyak lagi manfaat yang lain jika
menggunakan sistem aerasi ini.
II. Menggunakan Pasir Mangaan (Manganese Green Sand)
Pasir mangaan ini terbukti efektif untuk menurunkan kandungan zat besi (Fe) dalam
air. Penggunaanya adalah dengan cara dimasukkan ke dalam tabung filter.
III. Menggunakan bahan kimia
Banyak sekali jenis bahan kimia yang dapat dipergunakan untuk menurunkan zat
besi ini. Namun saya tidak akan membahasnya disini karena harus menggunakan
takaran dan metode tertentu dan takarannya berbeda beda tergantung dari
seberapa tingginya zat besi dalam air tersebut.

h. Dampak Terhadap Lingkungan

- Mengotori bak dari seng, wastafel dan kloset

- Bersifat korosif terhadap pipa terutama pipa GI dan akan mengendap pada
saluran pipa, sehingga mengakibatkan pembunuhan

- Menyumbat pergerakan saringan sumur

- Mengotori plumbing dan pakaian

i. Dampak Terhadap Kesehatan

5
Tubuh manusia perlu mineral dan zat besi !!! Ini yang perlu digaris bawahi. Coba
perhatikan saja produsen produk susu untuk bayi berlomba lomba memploklamirkan
bahwa produknya mengandung zat besi.
Tetapi kandungan zat besi yang terlalu tinggi juga tidak baik bagi kesehatan karena
akan menyebabkan gangguan pada ginjal dan lainnya. Menurut Kepmenkes,
kandungan zat besi maksimum yang diperbolehkan untuk air minum adalah 0,3.
Defisiensi kekurangan besi sering terjadi pada golongan yang rentan yaitu, anak-
anak, remaja, ibu hamil, ibu meyusui serta para pekerja berpenghasilan rendah.
Defisiensi besi berkaitan dengan anemia gizi besi. Kehilangan besi bisa dikarenakan
komsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi, dan
karena pendarahan akibat cacingan, menstruasi berlebihan, gagal ginjal.
Kekurangan besi terjadi tiga tahap :
- Bila simpanan besi berkurang telihat dari penurunan feritin dan plasma (12 ug/L).
- Terlihat dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh transferin dan
meningkatnya protoporfirin (bentuk pendahulu hem).
- Terjadi animia gizi, dimana kadar hemoglobin total turun di bawah nilai
normal.Kekurangan besi pada umumnya menyebabakan pucat, pusing, rasa lemah,
kurang nafsu makan, menurunnya kemampuan bekerja, menurunnya kekebalan
tubuh dan gangguan penyembuhan luka.

Dampak kelebihan dan kekurangan besi antara lain:


a. Metabolisme energy
Besi berkerja sama dengan rantai protein pengankut electron, yang berperan pada
langkah-langkah akhir metabolisme energi. Protein ini memindahkan hydrogen dan
electron yang berasal dari zat gizi penghasil energi ke oksigen, sehingga
membentuk air, proses tersebut menghasilkan ATP.
b. Produktivitas kerja
Kekurangan besi dapat menyebabkan 2 faktor yaitu:
- Berkurangnya enzim-enzim mengandung besi dan besi sebagai kofaktor enzim
yang terlibat dalam metabolisme energi.
- Menurunnya hemoglobin darah.

6
Akibatnya, metabolisme energi dalam otot terganggu dan terjadi penumpukan asan
laktat yang menyebabkan rasa lelah.
c. Berkurangnya Kemampuan belajar
Kadar besi dalam darah meningkat pada saat pertumbuhan sampai remaja, dan
tidak dapat di gantikan pada saat dewasa. Kekurangan besi berpengaruh negatif
pda perkembangan otak, terutama pada sistem penghantar saraf. Akibatnya,
kepekaan saraf dopamin berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor
tersebut. Daya konsentrasi, daya ingat, damn kemampuan belajar terganggu, fungsi
kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.
d. Sistem kekebalan tubuh.
Besi memegang peranan dalam system kekebalan tubuh. Sel darah putih yang
menghancurkan bakteri tidak dapat berkerja efektif dalam keadaan tubuh
kekurangan besi. Di samping itu dua protein pengankut besi transferin dan laktoferin
mencegah terjadianya infeksi dengan cara memisahkan mikroorganisme yang
membutuhkannya untuk perkembangbiakan.
e. Pelarut obat-obatan
Obat-obatan tidak larut air oleh enzim mengandung besi dapat dilarutkan sehingga
dapat dikeluarkam oleh tubuh.
Selain dampak kekurangan besi, kelebihan besi dalam air yang dikonsumsi juga
dapat:

- Merusak dinding usus dalam dosis yang besar

- Menimbulkan rasa mual

- Iritasi pada mata dan kulitapabila kadar fe lebih dari 1 mg/l

- Sirosis hati dan kerusakan pancreas. Pada hemokromatosis primer, besi


diserap dan disimpan dalam jumlah yang berlebihan. Feritrin berada dalam keadaan
jenuh akan besi sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk
kompleks dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Hal inilah yang menyebabkan
sirosis hati dan kerusakan pancreas yag dapat mengakibatkan diabetes.

7
B. MANGAN (Mn)
a. Parameter
Pada air permukaan yang belum diolah ditemukan konsentrasi mangan rata-rata
lebih dari 1 mg/l, walaupun demikian dalam keadaan tertentu unsur mangan dapat
timbul dalam konsentrasi besar pada suatu reservoir/tandon atau sungai pada
kedalaman dan saat tertentu. Hal ini terjadi akibat adanya aktivitas mikroorganisme
dalam menguraikan dan mereduksi bahan organik dan mangan (IV) menjadi
mangan (II) pada kondisi hypolimnion (kondisi adanya cahaya matahari).
Keberadaan mangan dalam air, seperti halnya besi, dapat diketahui dengan warna
air yang menjadi merah kecoklatan dan adanya endapan. Hal ini disebabkan
mangan dan besi pada umumnya keberadaannya selalu bersama.
b. Standar Baku
Kadar mangan yng diperbolehkan dalam air minum menurut SK Menkes No 907
tahun 2002 adalah sebesar 0,1 mg/L sedangkan kandungan mangan yang
diperbolehkan di dalam air bersih adalah sebesar 1 mg/L.
c. Bentuk di alam
Mangan ditemukan di alam dalam bentuk:
Pyrolusite (MnO2)
Brounite (Mn2O3)
Housmannite (Mn3O4)
Mangganite (Mn 2O3.H2O)
Psilomelane [(BaH2O)2.Mn5O10]
Rhodochrosite (MnCO3)
d. Sifat kimia sifat-sifat oksida mangan
Mangan memiliki tingkat oksidasi lebih banyak dimana menyebabkan mangan
memiliki bebrapa sifat dari senyawa oksida mangan tersebut, yaitu:
Oksida
Bilangan oksidasi
Sifat
 MnO (+2)
Basa

8
MnO + H2SO4 → MnSO4 + H2O
 Mn2O3 (+3)
Basa lemah
Mn2O3 + 6HCl → 2MnCl3 + 3H2O
 MnO2
+4
Amfoter
MnO2 + 4HCl → MnCl2 + 2H2O + Cl2
MnO + Ca(OH)2 → CaO.MnO2 + H2O
 MnO3
+6
Asam
3MnO4 + H2O → 2HMnO4 +MnO2
 Mn2O7
+7
Asam
Mn2O7 + H2O → 2HMnO4

Reaksi kimia
o Reaksi dengan air
Mangan bereaksi dengan air dapat berubah menjadi basa secara perlahan dan gas
hidrogen akan dibebaskan sesuai reaksi:
Mn(s) + 2H2O → Mn(OH)2 +H2
o Reaksi dengan udara
Logam mangan terbakar di udara sesuai dengan reaksi:
3Mn(s) + 2O2 → Mn3O4(s)
3Mn(s) + N2 → Mn3N2(s)
o Reaksi dengan halogen
Mangan bereaksi dengan halogen membentuk mangan (II) halida, reaksi:
Mn(s) +Cl2 → MnCl2
Mn(s) + Br2 → MnBr2

9
Mn(s) + I2 → MnI2
Mn(s) + F2 → MnF2
Selain bereaksi dengan flourin membentuk mangan (II) flourida, juga menghasilkan
mangan (III) flourida sesuai reaksi:
2Mn(s) + 3F2 → 2MnF3(s)
o Reaksi dengan asam
Logam mangan bereaksi dengan asam-asam encer secara cepat menghasilkan gas
hidrogen sesuai reaksi:
Mn(s) + H2SO4 → Mn2+(aq) + SO42-(aq) + H2(g)

e. Metode pemeriksaan
Mangan diperoleh dengan ekstraksi oksida-oksidanya dari tambang bijihnya.
Prosesnya ada beberapa cara antara lain:
a) Reduksi dengan karbon
Oksida mangan yang telah diekstraksi dicampur dengan karbon lalu dipanaskan,
sehingga terjadi reaksi:
Mn3O4 + 4C → 3Mn + 4CO
MnO +2C → Mn + 2CO
b) Proses alumino thermic
Bijih dicuci dengan mengalirkan air dan dipanggang dengan dialiri udara lalu
dipanaskan terus sampai pijar(merah) dimana MnO2 akan berubah menjadi
Mn3O4
MnO2 → Mn3O4 + O2
Oksida yang terbentuk dicampur dengan bubuk aluminium dalam krus, lalu ditimbuni
dengan bubuk magnesium dan barium peroksida. Reduksi terjadi dalam pemanasan
3Mn3O4 + 8Al → 4Al2O3 + 9Mn
c) Metode elektrolisa
Mangan secara besar-besaran diprodiuksi dengan cara ini:
Bijih digiling dan dipekatkan dengan proses gravity
Bijih yang sudah dipekatkan dipanggang (elumino proses) sampai terbentuk
Mn3O4

10
d) Mn3O4 diubah menjadi MnSO4
Mn3O4 dipanaskan bersama H2SO4 encar maka terbentuk MnSO4 (larut) dan
MnO2 (tak larut). MnO2 dapat dipijarkan lagi menjadi Mn3O4 dan proses diulang
seperti diatas.
Elektrolisa larutan MnSO4 dielektrolisa menggunakan katoda merkuri. Mangan
dibebaskan pada katoda ini membentuk amalgam. Selanjutnya amalgam didestilasi
dimana Hg akan menguap lebih dulu dan tinggal mangan.
f. Metode Pengujian
Uji Mangan (Mn)
1. Larutan zat ditambah Na-fosfat (Na3PO4) akan menghasilkan endapan
merah jambu.
2. Zat pijar (sisa) ditambah asam asetat dan K-oksalat akan menghasilkan
endapan roset (batang-batang).
3. Sisa pijar ditambah asam asetat, KOH dan benzene asetat akan berwarna
biru.
4. Dengan NaOH + H2O2 akan menghasilkan endapan coklat.
g. Dampak Lingkungan
Jika konsentrasi mangan di dalam air relatif besar, akan memberikan dampak
sebagai berikut :
 Menimbulkan penyumbatan pada pipa disebabkan secara langsung oleh
deposit (tubercule) yang disebabkan oleh endapan
 Meninggalkan noda pada bak-bak kamar mandi dan peralatan lainnya
(kehitaman oleh mangan). Pada ion exchanger endapan mangan yang terbentuk,
seringkali mengakibatkan penyumbatan atau menyelubungi media pertukaran ion
(resin), yang mengakibatkan hilangnya kapasitas pertukaran ion. Menyebabkan
keluhan pada konsumen (seperti kasus “red water”) bila endapan mangan yang
terakumulasi di dalam pipa, tersuspensi kembali disebabkan oleh adanya kenaikan
debit atau kenaikan tekanan di dalam pipa/system distribusi, sehingga akan terbawa
ke konsumen.
h. Dampak Kesehatan

11
Keracunan mangan dapat mengakibatkan gangguan motorik dan gangguan kognitif.
mangan dapat menyebabkan sindrom peracunan dalam binatang-binatang
menyusui, dengan kerusakan sistem deteksi detak jantung yang kadang-kadang
tidak dapat diubah. Keracunan mangan pernah di hubungkan ke kerusakan
ketrampilan-ketrampilan motor dan penyakit kognitif. Sejenis penyakit
neurodegeneration yang mirip dengan Parkinson's Disease bernama "Manganism"
pernah dihubungkan ke pembeberan mangan terhadap buruh-buruh tambang dan
buruh-buruh pencair mangan sejak awal abad ke 19.

C. ALUMINIUM (Al)
a. Definisi
Aluminium merupakan unsur logam yang termasuk ringan dan mempunyai massa
jenis 2,7–3 gr /cm3, sehingga dalam pengunaan sebaiknya dicampur dengan unsur
logam sehingga lebih kuat seperti Duralium (campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan
badan peswat. Aluminium adalah logam yang berwarna putih perak dan tergolong
ringan yang mempunyai massa jenis 2,7–3 gr/ cm3. Aluminium merupakan
konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan konduktor yang baik juga
buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi
menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.
Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam
kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan
badan pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan,
tutup botol susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan
compact disks.

b. Parameter
Keberadaan aluminium dalam air dapat ditandai dengan air yang berwarna putih
keruh dan terdapat endapan putih.
c. Sifat-sifat yang dimiliki aluminium antara lain :

a) Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat
rumah tangga seperti panci, wajan dan lain-lain.

12
b) Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus
makanan, obat, dan rokok.
c) Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai
kabel tiang listrik.
d) Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti
Duralium (campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan peswat.
e) Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.
d. Senyawa kimia
Beberapa senyawa Aluminium juga banyak penggunaannya, antara lain:

a. Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)
Tawas mempunyai rumus kimia KSO4.Al2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan untuk
menjernihkan air pada pengolahan air minum.
b. Alumina (Al2O3)
Alumina dibedakan atas alfa-allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina
diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500oC. Gamma-alumina digunakan
untuk pembuatan aluminium, untuk pasta gigi, dan industri keramik serta industri
gelas. Alfa-allumina diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 pada suhu diatas 10000oC.
Alfa-allumina terdapat sebagai korundum di alam yang digunakan untuk amplas atau
grinda. Batu mulia, seperti rubi, safir, ametis, dan topaz merupakan alfa-allumina
yang mengandung senyawa unsur logam transisi yang memberi warna pada batu
tersebut.

Warna-warna rubi antara lain:

Rubi berwarna merah karena mengandung senyawa kromium (III)


Safir berwarna biru karena mengandung senyawa besi(II), besi(III) dan
titan(IV)
Ametis berwarna violet karena mengandung senyawa kromium (III) dan titan
(IV)
Topaz berwarna kuning karena mengandung besi (III)
 Kelebihan : Mempunyai bobot yang ringan, minim perawatan, tahan terhadap

13
karat, tahan terhadap asam.
 Kekurangan : Mudah tergores, lemah terhadap benturan, kurang fleksibel
dalam hal desain
e. Bentuk dialam
Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain:
sebagai silikat misal feldspar, tanah liat, mika sebagai oksida anhidrat misal
kurondum (untuk amril) sebagai hidrat misal bauksit sebagai florida misal kriolit.
f. Metode pemeriksaan
a) Basakan dengan amonium berlebih menghasilkan endapan putih.
b) Ditambahkan NaOH akan larut kembali menghasilkan garam aluminat.
c) Sisa pijaran ditambahkan HCl/CH3COOH dan NaCo nitrat kemudian dibakar
maka akan menghasilkan abu berwarna hijau.

g. Dampak
Dampak adanya aluminium dalam air memiliki kesamaan dengan dampak yang
ditimbulkan oleh logam berat lainnya. Dampak yang ditimbulkan pada kesehatan
manusia adalah adanya gangguan organ dalam dan gengguan pencernaan.
D. SENG (Zn)
a. Definisi
Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor
atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12
pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini
dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga
memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di
kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang
adalah sfalerit (seng sulfida). Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan,
berkilau, dan bersifat diamagnetik. Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan
suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C. Di atas

14
210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk
dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan
dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik didih
(900 °C) yang relatif rendah.Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang
terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium. Terdapat
berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng
glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada
sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun
seng dietil di laboratorium organik.Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30
ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,1–4 µg/m3.
Seng diklasifikasikan sebagai kalkofil, yang berarti bahwa unsur ini memiliki afinitas
yang rendah terhadap oksigen dan lebih suka berikatan dengan belerang. Kalkofil
terbentuk ketika kerak bumi memadat di bawah kondisi atmosfer bumi awal yang
mendukung reaksi reduksi. Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk kristal seng
sulfida, merupakan bijih logam yang paling banyak ditambang untuk mendapatkan
seng karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.
Endapan Zn dapat terbentuk dengan senyawa-senyawa hidroksida, karbonat, fosfat,
sulfida, molibdat, dan asam-asam organik yang terdiri dari humat, fulvat, dan ligand
organik.

Beberapa reaksi lain sebagai contoh dikemukakan sebagai berikut:


Reaksi redoks, Zn++ + 2e- Zn (c), Ko = 10-25,80
Pada reaksi redoks ini dibutuhkan sumber donor elektron dari unsur – unsur lain
atau unsur-unsur yang lebih kuat untuk mereduksi Zn++. Kondisi reduktif dapat
terjadi dengan dilakukan penggenangan.
 Mineral willemite, Zn2SiO4 + 4H+ 2Zn++ + H4SiO4,
Ko = [Zn++]2[H4SiO4]/[H+]4 =10 +13,15.
 Hidroksida, Zn(OH)2 + 2H+ Zn++ + 2H2O, Ko = 10 + 12,48
 Hidrolisis, Zn++ + 2H2O Zn(OH)2 + 2H+, Ko = 10 -16,80
 Kompleks Fosfat, Zn++ + H2PO4- ZnHPO4 + H+, Ko = 10-3,90
Rata – rata keberadaannya di kulit bumi sekitar 76 ppm, dalam tanah 25 – 68 ppm,
dalam perairan sungai sekitar 20 g/L dan atau 5 – 10 ppb, air laut sekitar 0.6 – 5

15
ppb, pada tubuh ganggang sekitar 20 – 700 ppm, ikan dan kerang laut sekitar 3 – 25
ppm, tiram sekitar 100 – 900 ppm, udang/lobster sekitar 7 – 50 ppm dan didalam air
tanah tidak lebih dari 0.1 mg/L.

b. Parameter
Keberadaan seng di dalam air dapat ditandai dengan air yang berwarna merah
kecoklatan dan terbentuknya endapan berwarna serupa.

c. Senyawa kimia
Seng klorida
Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner dengan
seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih yang
hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut dalam
larutan asam dan basa kuat.[18] Kalkogenida lainnya seperti ZnS, ZnSe, dan ZnTe
memiliki banyak aplikasinya dalam bidang elektronik dan optik. Pniktogenida (Zn3N2,
Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2), peroksida ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida ZnC2 juga
dikenal keberadaannya. Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat yang paling
ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur rendah dan dianggap
lebih bersifat kovalen.
Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn 2+, hidroksida dari seng Zn(OH)2
terbentuk sebagai endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini
akan terlarut dalam bentuk [Zn(OH)4]2- Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2,
sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit
Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)2•8H2O dan kromat ZnCrO4 merupakan beberapa
contoh senyawa anorganik seng. Salah satu contoh senyawa organik paling
sederhana dari seng adalah senyawa asetat Zn(O2CCH3)2.
Senyawa organo seng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan
kovalen seng-karbon. Dietilseng ((C2H5)2Zn) merupakan salah satu reagen dalam
kimia sintesis. Senyawa ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi
antara seng dengan etil iodida dan merupakan senyawa yang pertama kali diketahui

16
memiliki ikatan sigma logam-karbon. Dekametildizinkosena mengandung ikatan
seng-seng kovalen yang kuat pada suhu kamar.
d. Bentuk dialam
Keberadaan logam Seng (Zn) dapat berasal dari proses alamiah maupun adisi dari
limbah industri dan pertanian. Mineral-mineral sebagai sumber utama yang kaya Zn
dalam tanah adalah sphalerite dan wurtzite (ZnS), dan sumber yang sangat kecil
dari mineral-mineral smithsonites (ZnCO3), willemite (Zn2SiO4), zincite (ZnO),
zinkosite (ZnSO4), franklinite (ZnFe2O4), dan hopeite (Zn3(PO4)2.4H2O (Lindsay,
1972). Endapan Zn dapat terbentuk dengan senyawa-senyawa hidroksida, karbonat,
fosfat, sulfida, molibdat, dan asam-asam organik yang terdiri dari humat, fulvat, dan
ligand organik.
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini
menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi. Tanah
mengandung sekitar 5–770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan
pada air laut kadar sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,1–
4 µg/m3.
e. Metode pemeriksaan

Dipijar, ketika panas berwarna kuning, ketika dingin berwarna putih,


ditambahkan ammonium sulfida (NH4)2S menghasilkan endapan putih ZnS.
Setelah dipijar, sisa + HCl/CH3COOH + K2Hg(CNS)4 menghasilkan kristal
berbentuk salib (Zn[Hg(SCN)4]).
f. Dampak
Keberadaannya berfungsi dalam proses enzimatik dan pengulangan DNA. Hormon
insulin manusia mengandung Zn, dan sangat penting dalam perkembangan seksual.
Minimal asupan harian Zn berkisar antara 4 – 8 g. Tubuh manusia hanya menyerap
20 – 40% Zn dari makanan sehingga dapat dicukupi dengan minuman yang
diperkaya dengan Zn. Gejala kekurangan Zn menyebabkan rasa tidak enak dan
hilangnya nafsu makan. Pengaruh terbesar dapat terjadi pada sistem kekebalan dan
enzim pada tubuh anak – anak. Keberadaan Zn dalam tubuh dapan mencegah
keracunan kadmium juga mengurangi penyerapan Pb. Zn yang hubungannya
dengan tembaga merupakan unsur yang sangat penting dalam tubuh.

17
Kelebihan penyerapan Zn dapat menyebabkan gejala mual, muntah, pusing, mulas/
sakit perut, demam, diare dan kebanyakan terjadi pada setelah terjadi asupan antara
4 – 8 g Zn. Asupan 2 g ZnS dapat menyebabkan keracunan akut yang berdampak
sakit perut dan muntah – muntah. Yang lebih penting adalah Zn merupakan unsur
satu golongan dengan kadmium (Cd) dan raksa (Hg) yang keduanya merupakan
racun.
Zn hubungannya dengan kesehatan dapat menyebabkan infeksi pada selaput lendir
dengan letal dosis (LD) 3 – 5 g ZnCl2 dan ZnS beracun pada letal dosis (LD) 5 g.
Jumlah ini sangat berbahaya karena dosis oral dalam jangka panjang menyebabkan
masalah pencernaan, menurunkan HDL dan menyebabkan kerusakan sistem
imunitas. Selain itu dapat menyebabkan aktivitas organ reproduksi bisa terganggu,
mengakibatkan perkembangan seksual yang terlambat dan pada pria, menyebabkan
berkurangnya produksi sperma. Pertumbuhan badan juga bisa terhambat.

E. ALKALINITAS
Alkaliniti adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan
nilai pH larutan. Sama halnya dengan larutan bufer, alkaliniti merupakan pertahanan
air terhadap pengasaman. Alkaliniti adalah hasil reaksi-reaksi terpisah dalam larutan
hingga merupakan sebuah analisa “makro” yang menggabungkan beberapa reaksi.
Alkaliniti dalam air disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO32- ), bikarbonat (HCO3- ),
hidroksida (OH-) dan juga borat (BO33-), fosfat (PO43-), silikat dan sebagainya.
Dalam air alam alkaliniti sebagian besar disebabkan oleh adanya bikarbonat, dan
sisanya oleh karbonat dan hidroksida. Pada keadaan tertentu (siang hari) adanya
ganggang dan lumut dalam air menyebabkan turunnya kadar karbon dioksida dan
bikarbonat. Dalam keadaan seperti ini kadar karbonat dan hidroksida naik, dan
menyebabkan pH larutan naik.
Kalau kadar alkaliniti terlalu tinggi (dibandingkan dengan kadar Ca2+ dan Mg2+ yaitu
kadar kesadahan) air menjadi agresip dan menyebabkan karat pada pipa,
sebaliknya alkaliniti yang rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat
menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding pipa yang dapat memperkecil penampang
basah pipa. Kadar alkaliniti yang tinggi menunjukkan adanya senyawa garam dari

18
asam lemah seperti asam asetat, propionat, amoniak dan sulfit (SO 32- ). Alkaliniti
juga merupakan parameter pengontrol untuk anaerobik digester dan instalasi lumpur
aktif.
Air yang sangat alkali atau bersifat basa sering mempunyai pH tinggi dan umumnya
mengandung padatan terlarut yang tinggi. Sifat-sifat ini dapat menurunkan
kegunaannya untuk keperluan dalam tangki uap, prosesing makanan dan system
saluran air dalam kota. Alkalinitas memegang peranan penting dalam penentuan
kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan perairan
lainnya.
Alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-
an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam
air. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat
(CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut
sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut
sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang.
CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air. Sedangkan
H(+) merupakan sumber kemasaman. Mekanisme diatas merupakan reaksi bolak-
balik, artinya reaksi bisa berjalan ke arah kanan (menghasilkan H+) atau ke arah kiri
(menghasilkan CO2).
Alkaliniti dalam air disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO32-), bikarbonat (HCO3-),
hidroksida (OH-) dan juga borat (BO33-), fosfat (PO43-), silikat. Dalam air alam
alkaliniti sebagian besar disebabkan oleh adanya bikarbonat, dan sisanya oleh
karbonat dan hidroksida. Alkaliniti juga merupakan parameter pengontrol untuk
anaerobik digester dan instalasi lumpur aktif.
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion
carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan
tawar. Kalau pH merupakan faktor intensitas, alkalinitas merupakan faktor kapasitas,
dimana kapasitas itu merupakan kapasitas air tersebut untuk menetralkan asam.
Oleh karena itu kadang-kadang penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan
untuk mencegah supaya air itu tidak menjadi asam.

19
Dalam kebanyakan air alami alkalinitas disebabkan oleh adanya HCO 3- dan sedikit
oleh adanya CO32- dan air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon
organik yang tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion hydrogen dalam air
mengurangi alkalinitas.
a. Parameter
Alkali sebagai pengontrol untuk anaerobik digester dan instalasi lumpur aktif.
b. Senyawa Kimia
Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan proses
sbb:
CO2 + H2O <==> H2CO3 <==> H+ + HCO3- <==> CO3-- + 2H+
CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air. Sedangkan
H(+) merupakan sumber kemasaman. Pada umumnya, komponen utama yang
memegang peran dalam menentukan alkalinitas perairan adalah ion bikarbonat, ion
karbonat dan ion hidroksil.
HCO3- + H+ CO2 + H2O
CO32- + E +
HCO3-
OH- + H+ H2O
c. Bentuk di Alam
Alkaliniti dalam air disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO32- ), bikarbonat (HCO3- ),
hidroksida (OH-) dan juga borat (BO33-), fosfat (PO43-), silikat. Yang lainnya, yang
sedikit menyumbang alkalinitas adalah ammonia dan konyugat basa-basa dari
asam-asam fosfat, silikat, borat dan asam-asam organic. Alkalinitas umumnya
dinyatakan sebagai “alkalinitas fenolftalein” yaitu proses situasi dengan asam untuk
mencapai pH 8,3 dimana HCO3- merupakan ion terbanyak, dan “alkalinitas total”,
yang menyatakan situasi dengan asam menuju titik akhir indicator metal jingga (pH
4,3), yang ditunjukan oleh berubahnya kedua jenis ion karbonat dan bikarbonat
menjadi CO2.
d. Meode Pemeriksaan
Alkalinitas diukur dengan cara titrasi dengan asam yang distandarisasi sampai titik
akhir methyl orange (MO) pada sekitar pH 4.3 dan dicerminkan sebagai mg/L

20
sebagai CaCO3. Sebagian besar air beralkalinitas tinggi juga mempunyai pH alkalin
(pH >7) dan konsentrasi TDS yang tinggi.
e. Standar Baku Mutu
Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan
nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena
biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang
tinggi (Effendi, 2003).
Alkalinitas (mg/l) Kondisi perairan 0 – 10. Tidak dapat dimanfaatkan
10 – 50 Alkalinitas rendah, kematian mungkin terjadi, CO2 rendah, pH bervariasi,
dan perairan kurang produktif 50 – 200 Alkalinitas sedang, pH bervariasi, CO2
sedang, produktivitas sedang >500 pH stabil, produktivitas rendah, ikan terancam.
Pada air tanah netral alkalinity umumnya karena carbonate dan bicarbonate, ada di
air dari kapur atau deposit concrete yang mungkin disebabkan oleh hydroxide
Dalam air normal alkalinity (CO3--) umumnya tidak lebih dari 10 ppm. Pada air
dengan sodium tinggi kemungkinan sampai 50 ppm dan air alkali (pH lebih dari 4.5)
kemungkinan mempunyai nilai setinggi 250 ppm.
f. Dampak
Kalau kadar alkaliniti terlalu tinggi (dibandingkan dengan kadar Ca 2+ dan Mg2+ yaitu
kadar kesadahan) air menjadi agresip dan menyebabkan karat pada pipa,
sebaliknya alkaliniti yang rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat
menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding pipa yang dapat memperkecil penampang
basah pipa.

F. ACIDITY (Keasaman)
a. Parameter
Acidity disebabkan karena adanya asam bebas (seperti H2SO4 atau HCl atau
hidrolisis dari suatu cation dalam larutan.
pH = - log (H+)
keberadaannya dapat ditandai dengan meningatnya keasaman pH air.
b. Bentuk di Alam

21
Acidity bebas umumnya dinyatakan dalam bentuk ion (H+), dan ditentukan dengan
titrasi dengan standard alkali sampai pH sekitar 4.5. Total acidity biasanya
dinyatakan sebagai H2SO4 dan ditentukan dengan titrasi sampai pH 7 atau 8.2.
c. Standar Baku Mutu
Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis).
Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas
7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan pH = 7 disebut sebagai
netral.
d. Metode Pemeriksaan
Acidity ditemukan di air tercemar oleh air pabrik, atau datang dari tambang, deposit
sulphifde dsb, dan dapat berkisar dari nol untuk air netral sampai beberapa ratus
ppm sebagai H2SO4 untuk pH sekitar 2.5
e. pH meter
pH meter digunakan untuk mengukur alkalinity dan acidity pada air, yang juga
menunjukkan kadar ion hydrogen atau -log[H + ]. Ion merupakan atom atau
sekumpulan atom yang mempunyai muatan listrik, bila negatif disebut anion,
sebaliknya kation. Acidity di dominasi ion H + sedangkan alkalinity inon OH - . Air
dengan pH>7 bersifat basa (alkaline), air dengan pH <7 bersifat acidic.

g. Cox (Karbon x Oksida)


a. Parameter
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa
kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah
atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan
hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-
kira 387 ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung
pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting
karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan
mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses
fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam

22
siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran
bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan
proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.

b. Senyawa Kimia

Karbon dioksida Sifat

Rumus molekul CO2


44,0095(14)
Massa molar
g/mol

Nama gas tidak


Karbon dioksida Penampilan
Sistematis berwarna

Gas asam 1.600 g/L (padat)


Densitas
karbonat; 1,98 g/L (gas)
karbonat −57 °C (216 K)
Nama lain anhidrida; es Titik leleh (di bawah
kering (bentuk tekanan)
padat); zat asam −78 °C (195 K)
Titik didih
arang (menyublim)
Identifikasi Kelarutan dalam
1,45 g/L
Nomor CAS [124-38-9] air

PubChem 280 Keasaman (pKa) 6,35 dan 10,33

Nomor EINECS 204-696-9 0,07 cP pada


Viskositas
Nomor RTECS FF6400000 −78 °C

SMILES C(=O)=O Momen dipol nol

InChI 1/CO2/c2-1-3

23
Struktur

Bentuk molekul linear


Senyawa terkait

karbon
monoksida;
karbon
oksida terkait suboksida;
dikarbon
monoksida;
karbon trioksida
Kecuali dinyatakan sebaliknya,
data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan
standar (25°C, 100 kPa)

24
c. Bentuk di Alam
Karbon dioksida (Co2) meruakan salah satu gas yang terdapat dalam air.
Berdasarkan bentuk dari gas karbondiksida di dalam air, CO 2 dibedakan menjadi:
CO2 bebas
CO2 dalam kesetimbangan
CO2 agresif
Dari ketiga bntuk karbondioksida yang terdapat dalam air, CO2 agresiflah yang
paling berbahayakarena kadar Co2 agresif lebih tinggi dan dapat menyebabkan
terjadiny akorosi sehingga berakibat kerusakan pada logam-logam dan beton.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm
namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk
padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.
CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna litmus dari biru menjadi
merah muda.

Di samudera
Terdapat sekitar 50 kali lebih banyak karbon yang terlarut di dalam samudera
dalam bentuk CO2 dan hidrasi CO2 daripada yang terdapat di atmosfer.
Samudera berperan sebagai buangan karbon raksasa dan telah menyerap
sekitar sepertiga dari emisi CO2 yang dihasilkan manusia. Secara umum,
kelarutan akan berkurang ketika temperatur air bertambah. Oleh karena itu,
karbon dioksida akan dilepaskan dari air samudera ke atmosfer ketika
temperatur samudera meningkat.
Kebanyakan CO2 yang berada di samudera berbentuk asam karbonat. Sebagian
dikonsumsi oleh organisme air sewaktu fotosintesis dan sebagain kecil lainnya
tenggelam dan meninggalkan siklus karbon. Terdapat kekhawatiran
meningkatnya konsentrasi CO2 di udara akan meningkatkan keasaman air laut,
sehiggga akan menimbulkan efek-efek yang merugikan terhadap organisme-
organisme yang hidup di air.

Pada keadaan STP, rapatan karbon dioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m³, kira kira
1,5 kali lebih berat dari udara. Molekul karbon dioksida (O=C=O) mengandung
dua ikatan rangkap yang berbentuk linear. Ia tidak bersifat dipol. Senyawa ini
tidak begitu reaktif dan tidak mudah terbakar, namun bisa membantu
pembakaran logam seperti magnesium.

Pelet kecil dari es kering yang menyublim di udara.

26
Struktur kristal es kering
Pada suhu −78,51° C, karbon dioksida langsung menyublim menjadi padat
melalui proses deposisi. Bentuk padat karbon dioksida biasa disebut sebagai "es
kering". Fenomena ini pertama kali dipantau oleh seorang kimiawan Perancis,
Charles Thilorier, pada tahun 1825. Es kering biasanya digunakan sebagai zat
pendingin yang relatif murah. Sifat-sifat yang menyebabkannya sangat praktis
adalah karbon dioksida langsung menyublim menjadi gas dan tidak
meninggalkan cairan. Penggunaan lain dari es kering adalah untuk pembersihan
sembur.
Cairan kabon dioksida terbentuk hanya pada tekanan di atas 5,1 atm; titik tripel
karbon dioksida kira-kira 518 kPa pada −56,6 °C (Silakan lihat diagram fase di
atas). Titik kritis karbon dioksida adalah 7,38 MPa pada 31,1 °C.
Terdapat pula bentuk amorf karbon dioksida yang seperti kaca, namun ia tidak
terbentuk pada tekanan atmosfer. Bentuk kaca ini, disebut sebagai karbonia,
dihasilkan dari pelewatbekuan CO2 yang terlebih dahulu dipanaskan pada
tekanan ekstrem (40-48 GPa atau kira-kira 400.000 atm) di landasan intan.
Penemuan ini mengkonfirmasikan teori yang menyatakan bahwa karbon dioksida
bisa berbentuk kaca seperti senyawa lainnya yang sekelompok dengan karbon,
misalnya silikon dan germanium. Tidak seperti kaca silikon dan germanium, kaca
karbonia tidak stabil pada tekanan normal dan akan kembali menjadi gas ketika
tekanannya dilepas.
Berbagai jenis reaksi kimia dapat menghasilkan karbon dioksida, seperti reaksi
pada kebanyakan asam dengan karbonat logam. Reaksi antara asam sulfat
dengan kalsium karbonat adalah:
H2SO4 + CaCO3 → CaSO4 + H2CO3
H2CO3 kemudian terurai menjadi air dan CO 2. Reaksi ini diikuti dengan
pembusaan atau penggelembungan.
Pembakaran dari semua bahan bakar yang mengandung karbon, seperti metana
(gas alam), distilat minyak bumi (bensin, diesel, minyak tanah, propana), arang
dan kayu akan menghasilkan karbon dioksida. Sebagai contohnya reaksi antara
metana dan oksigen:
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
Besi direduksi dari oksida besi dengan kokas pada tungku sembur,
menghasilkan pig iron dan karbon dioksida:

27
2 Fe2O3 + 3 C → 4 Fe + 3 CO2
Khamir mencerna gula dan menghasilkan karbon dioksida beserta etanol pada
proses pembuatan anggur, bir, dan spiritus lainnya:
C6H12O6 → 2 CO2 + 2 C2H5OH
Semua organisme aerob menghasilkan CO2 dalam proses pembakaran
karbohidrat, asam lemak, dan protein pada mitokondria di dalam sel. Reaksi-
reaksi yang terlibat dalam proses pembakaran ini sangatlah rumit dan tidak bisa
dijelaskan dengan mudah. (Lihat pula: respirasi sel, respirasi anaerob, dan
fotosintesis).
Karbon dioksida larut dalam air dan secara spontan membentuk H2CO3 (asam
karbonat) dalam kesetimbangan dengan CO2. Konsentrasi relatif antara CO2,
H2CO3, dan HCO3− (bikarbonat) dan CO32−(karbonat) bergantung pada kondisi
pH larutan. Dalam air yang bersifat netral atau sedikit basa (pH > 6,5), bentuk
bikarbonat mendominasi (>50%). Dalam air yang bersifat basa kuat (pH > 10,4),
bentuk karbonat mendominasi. Bentuk karbonat dan bikarbonat memiliki
kelarutan yang sangat baik. Dalam air laut (dengan pH = 8,2 - 8,5), terdapat 120
mg bikarbonat per liter.

Konsentrasi CO2 yang diukur di observatorium Mauna Loa.


Karbon dioksida di atmosfer bumi dianggap sebagai gas kelumit dengan
konsentrasi sekitar 385 ppm berdasarkan volume dan 582 ppm berdasarkan
massa. Massa atmosfer bumi adalah 5,14×1018 kg, sehingga massa total karbon
dioksida atmosfer adalah 3,0×1015 kg (3.000 gigaton). Konsentrasi karbon
dioksida bervariasi secara musiman (lihat grafik di samping). Di wilayah
perkotaan, konsentrasi karbon dioksida secara umum lebih tinggi, sedangkan di
ruangan tertutup, ia dapat mencapai 10 kali lebih besar dari konsentrasi di
atmosfer terbuka.

28
Karbon dioksida adalah gas rumah kaca. Lihat Efek rumah kaca untuk informasi
lebih lanjut.

Peningkatan tahunan CO2 atmosfer: Rata-rata peningkatan tahunan pada tahun


1960-an adalah 37% dari rata-rata peningkatan tahunan tahun 2000-2007. Oleh
karena aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan
penggundulan hutan, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat
sekitar 35% sejak dimulainya revolusi industri. Pada tahun 1999, 2.244.804.000
ton CO2 dihasilkan di Amerika Serikat dari pembangkitan energi listrik. Laju
pengeluaran ini setara dengan 0,6083 kg per kWh.
d. Dampak
CO2 bebas yang asam akan merusak logam apabila CO2 tersebut bereaksi
dengan air, karena akan merusak logam. Reaksi ini dikenal sebagai teori asam,
dengan reaksi sebagai berikut:
2 Fe + H2CO3 -> FeCO3 + @ H+
2 FeCO3 + 5 H2O + ½ O2 -> 2Fe(OH)2 + 2 H2CO3
Dalam reaksi di atas dapat dilihat bahwa asam karbonat tersebut secara terus
menerus akan merusak logam, karena selain membentuk FeCO 3 sebagai hasil
reaksi antara Fe dan H2CO3 , selanjutnya FeCO3 bereaksi dengan air dan gas
oksigen mengikat zat 2Fe(OH)2 dimana H2CO3 tersebut akan menyerang logam
kembali sehingga proses perusakan logam akan berjalan secara terus-menerus
mengakibatkan kerusakan yang semakin lama semakin besar pada logam
tersbut.
Lima ratus juta tahun yang lalu, keberadaan karbon dioksida 20 kali lipat lebih
besar dari yang sekarang dan menurun 4-5 kali lipat semasa periode Jura dan
secara lambat menurun sampai dengan revolusi industri.

29
Sampai dengan 40% dari gas yang dimuntahkan oleh gunung berapi semasa
ledakan subaerial adalah karbon dioksida. Menurut perkiraan paling canggih,
gunung berapi melepaskan sekitar 130-230 juta ton CO2 ke atmosfer setiap
tahun. Karbon dioksida juga dihasilkan oleh mata air panas, seperti yang
terdapat di situs Bossoleto dekat Terme Rapolano di Toscana, Italia. Di sini, di
depresi yang berbentuk mangkuk dengan diameter kira-kira 100 m, konsentrasi
CO2 setempat meningkat sampai dengan lebih dari 75% dalam semalam, cukup
untuk membunuh serangga-serangga dan hewan yang kecil, namun menghangat
dengan cepat ketika cahaya matahari memancar dan berbaur secara konveksi
semasa pagi hari. Konsentrasi setempat CO2 yang tinggi yang dihasilkan oleh
gangguan air danau dalam yang jenuh dengan CO2 diduga merupakan akibat
dari terjadinya 37 kematian di Danau Moboun, Kamerun pada 1984 dan 1700
kematian di Danau Nyos, Kamerun. Namun, emisi CO2 yang diakibatkan oleh
aktivitas manusia sekarang adalah 130 kali lipat lebih besar dari kuantitas yang
dikeluarkan gunung berapi, yaitu sekitar 27 milyar ton setiap tahun.
Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup
pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer,
ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini
disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk
larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika
seseorang bersendawa setelah meminum air berkarbonat (misalnya Coca Cola).
Konsentrasi yang lebih besar dari 5.000 ppm tidak baik untuk kesehatan,
sedangkan konsentrasi lebih dari 50.000 ppm dapat membahayakan kehidupan
hewan.

Peranan pada fotosintesis


Tumbuh-tumbuhan mengurangi kadar karbon dioksida di atomosfer dengan
melakukan fotosintesis, disebut juga sebagai asimilasi karbon, yang
menggunakan energi cahaya untuk memproduksi materi organik dengan
mengkombinasi karbon dioksida dengan air. Oksigen bebas dilepaskan sebagai
gas dari penguraian molekul air, sedangkan hidrogen dipisahkan menjadi proton
dan elektron, dan digunakan untuk menghasilkan energi kimia via fotofosforilasi.
Energi ini diperlukan untuk fiksasi karbon dioksida pada siklus Kalvin untuk

30
membentuk gula. Gula ini kemudian digunakan untuk pertumbuhan tumbuhan
melalui repirasi
Walaupun terdapat lubang angin, karbon dioksida haruslah dimasukkan ke
dalam rumah kaca untuk menjaga pertumbuhan tanaman oleh karena
konsentrasi karbon dioksida dapat menurun selama siang hari ke level 200 ppm.
Tumbuhan memiliki potensi tumbuh 50 persen lebih cepat pada konsentrasi CO2
sebesar 1.000 ppm.
Tumbuh-tumbuhan juga mengeluarkan CO2 selama pernapasan, sehingga
tumbuhan yang berada pada tahap pertumbuhan sajalah yang merupakan
penyerap bersih CO2. Sebagai contoh, hutan tumbuh akan menyerap berton-ton
CO2 setiap tahunnya, namun hutan matang akan menghasilkan CO2 dari
pernapasan dan dekomposisi sel-sel mati sebanyak yang dia gunakan untuk
biosintesis tumbuhan.[21] Walaupun demikian, hutan matang jugalah penting
sebagai buangan karbon, membantu menjaga keseimbangan atmosfer bumi.
Selain itu, fitoplankton juga menyerap CO2 yang larut di air laut, sehingga
mempromosikan penyerapan CO2 dari atmosfer.
Toksisitas
Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi antara 0,03% (300ppm)
sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi.
Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan
terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis
dan efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan
peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun
kepada jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada
konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, ia bersifat narkotik ringan
dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan
menyebabkan penurunan daya dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen
berdasarkan volume, ia menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-
pusing, kebingungan, dan kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala dan
sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, ia menyebabkan sakit kepala,
keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran setelah
paparan selama lima sampai sepuluh menit."
Oleh karena bahaya kesehatan yang diasosiasikan dengan paparan karbon
dioksida, Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat

31
menyatakan bahwa paparan rata-rata untuk orang dewasa yang sehat selama
waktu kerja 8 jam sehari tidak boleh melebihi 5.000 ppm (0,5%). Batas aman
maksimum untuk balita, anak-anak, orang tua, dan individu dengan masalah
kesehatan kardiopulmonari (jatung dan paru-paru) secara signifikan lebih kecil.
Untuk paparan dalam jangka waktu pendek (di bawah 10 menit), batasan dari
Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keamanan Kerja Amerika Serikat (NIOSH)
adalah 30.000 ppm (3%). NIOSH juga menyatakan bahwa konsentrasi karbon
dioksida yang melebihi 4% adalah langsung berbahaya bagi keselamatan jiwa
dan kesehatan.
Adaptasi terhadap peningkatan kadar CO2 dapat terjadi pada manusia. Inhalasi
CO2 yang berkelanjutan dapat ditoleransi pada konsentrasi inspirasi tiga persen
paling sedikit selama satu bulan dan empat persen konsentrasi insiparsi selama
lebih dari satu minggu. Diajukan juga bahwa konsentrasi insipirasi sebesar 2,0
persen dapat digunakan untuk ruangan tertutup (seperti kapal selam) oleh
karena adaptasi ini bersifat fisiologis dan reversibel. Penurunan kinerja atau pada
aktivitas fisik yang normal tidak terjadi pada tingkat konsentrasi ini.
Gambaran-gambaran ini berlaku untuk karbon dioksida murni. Dalam ruangan
tertutup yang dipenuhi orang, konsentrasi karbondioksida akan mencapai tingkat
yang lebih tinggi daripada konsentrasi di udara bebas. Konsentrasi yang lebih
besar dari 1.000 ppm akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap 20%
penghuni dan ketidaknyamanan ini akan meningkat seiring dengan
meningkatnya konsentrasi CO2. Ketidaknyamanan ini diakibatkan oleh gas-gas
yang dikeluarkan sewaktu pernapasan dan keringatan manusia, bukan oleh CO2.
Pada konsentrasi 2.000 ppm, mayoritas penghuni akan merasakan
ketidaknyamanan yang signifikan dan banyak yang akan mual-mual dan sakit
kepala. Konsentrasi CO2 antara 300 ppm sampai dengan 2.500 ppm digunakan
sebagai indikator kualitas udara dalam ruangan.
Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang
biasanya akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang
bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapat
tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar
CO2 mencapai tingkat yang berbahaya untuk manusia. Karbon dioksida
menyebabkan kematian yang luas di Danau Nyos di Kamerun pada tahun

32
1996.[27] Karbon dioksida yang lebih berat yang dikeluarkan mendorong oksigen
keluar, menyebabkan kematian hampir 2000 orang.
e. Dampak pada Fisiologi manusia
CO2 diangkut di darah dengan tiga cara yang berbeda:
Kebanyakan (sekitar 70% – 80%) dikonversikan menjadi ion bikarbonat
HCO3− oleh enzim karbonat anhidrase di sel-sel darah merah, dengan reaksi
CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3−.
5% – 10% larut di plasma

5% – 10% diikat oleh hemoglobin sebagai senyawa karbamino

Hemoglobin, molekul pengangkut oksigen yang utama pada sel darah merah,
mengangkut baik oksigen maupun karbon dioksida. Namun CO2 yang diangkut
hemoglobin tidak terikat pada tempat yang sama dengan oksigen. Ia bergabung
dengan gugus terminal-N pada empat rantai globin. Namun, karena efek
alosterik pada molekul hemoglobin, pengikatan CO2 mengurangi jumlah oksigen
yang dapat diikat. Penurunan pengikatan karbon dioksida oleh karena
peningkatan kadar oksigen dikenal sebagai efek Haldane dan penting dalam
traspor karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Sebaliknya, peningkatan
tekanan parsial CO2 atau penurunan pH akan menyebabkan pelepasan oksigen
dari hemoglobin, dikenal sebagai efek Bohr.
Karbon dioksida adalah salah satu mediator autoregulasi setempat suplai darah.
Apabila kadar karbon dioksidanya tinggi, kapiler akan mengembang untuk
mengijinkan arus darah yang lebih besar ke jaringan yang dituju.
Ion bikarbonat sangatlah penting dalam meregulasi pH darah. Laju pernapasan
seseorang dipengaruhi oleh kadar CO2 dalam darahnya. Pernapasan yang
terlalu lambat akan menyebabkan asidosis pernapasan, sedangkan pernapasan
yang terlalu cepat akan menimbulkan hiperventilasi yang bisa menyebabkan
alkalosis pernapasan.
Walaupun tubuh memerlukan oksigen untuk metabolisme, kadar oksigen yang
rendah tidak akan menstimulasi pernapasan. Sebaliknya pernapasan distimulasi
oleh kadar karbon dioksida yang tinggi. Akibatnya, bernapas pada udara
bertekanan rendah atau campuran gas tanpa oksigen (seperti nitrogen murni)
dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Hal ini sangatlah berbahaya bagi

33
pilot tempur. Ini juga adalah alasan mengapa penumpang pesawat diinstruksikan
untuk memakai masker oksigen ke dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum
membantu orang lain ketika tekanan kabin berkurang, jika tidak maka terjadi
resiko tidak sadarkan diri.[28]
Menurut salah satu kajian dari Departemen Pertanian Amerika Serikat,
pernapasan orang pada umumnya menghasilkan kira-kira 450 liter (sekitar 900
gram) karbon dioksida perhari.
Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi antara 0,03% (300ppm)
sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi. Menurut Otoritas
Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi
karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek
merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan
endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun kepada jantung
dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen
berdasarkan volume di udara, ia bersifat narkotik ringan dan menyebabkan
peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan daya
dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, ia
menyebabkan stimulasi pusat pernafasan, pusing-pusing, kebingungan, dan
kesulitan pernafasan yang diikuti sakit kepala dan sesak nafas. Pada konsentrasi
delapan persen, ia menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram,
tremor, dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh
menit."
Oleh karena bahaya kesehatan yang diasosiasikan dengan paparan karbon
dioksida, Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat
menyatakan bahwa paparan rata-rata untuk orang dewasa yang sehat selama
waktu kerja 8 jam sehari tidak boleh melebihi 5.000 ppm (0,5%). Batas aman
maksimum untuk balita, anak-anak, orang tua, dan individu dengan masalah
kesehatan kardiopulmonari (jatung dan paru-paru) secara signifikan lebih kecil.
Untuk paparan dalam jangka waktu pendek (di bawah 10 menit), batasan dari
Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keamanan Kerja Amerika Serikat (NIOSH)
adalah 30.000 ppm (3%). NIOSH juga menyatakan bahwa konsentrasi karbon
dioksida yang melebihi 4% adalah langsung berbahaya bagi keselamatan jiwa
dan kesehatan.

34
Adaptasi terhadap peningkatan kadar CO2 dapat terjadi pada manusia. Inhalasi
CO2 yang berkelanjutan dapat ditoleransi pada konsentrasi inspirasi tiga persen
paling sedikit selama satu bulan dan empat persen konsentrasi insiparsi selama
lebih dari satu minggu. Diajukan juga bahwa konsentrasi insipirasi sebesar 2,0
persen dapat digunakan untuk ruangan tertutup (seperti kapal selam) oleh
karena adaptasi ini bersifat fisiologis dan reversibel. Penurunan kinerja atau pada
aktivitas fisik yang normal tidak terjadi pada tingkat konsentrasi ini.
Gambaran-gambaran ini berlaku untuk karbon dioksida murni. Dalam ruangan
tertutup yang dipenuhi orang, konsentrasi karbondioksida akan mencapai tingkat
yang lebih tinggi daripada konsentrasi di udara bebas. Konsentrasi yang lebih
besar dari 1.000 ppm akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap 20%
penghuni dan ketidaknyamanan ini akan meningkat seiring dengan
meningkatnya konsentrasi CO2. Ketidaknyamanan ini diakibatkan oleh gas-gas
yang dikeluarkan sewaktu pernafasan dan keringatan manusia, bukan oleh CO2.
Pada konsentrasi 2.000 ppm, mayoritas penghuni akan merasakan
ketidaknyamanan yang signifikan dan banyak yang akan mual-mual dan sakit
kepala. Konsentrasi CO2 antara 300 ppm sampai dengan 2.500 ppm digunakan
sebagai indikator kualitas udara dalam ruangan.
Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang
biasanya akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang
bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapat
tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar
CO2 mencapai tingkat yang berbahaya untuk manusia. Karbon dioksida
menyebabkan kematian yang luas di Danau Nyos di Kamerun pada tahun 1996.
Karbon dioksida yang lebih berat yang dikeluarkan mendorong oksigen keluar,
menyebabkan kematian hampir 2000 orang.

35
DAFTAR PUSTAKA
http://www.airminumisiulang.com/news/47/cara_menghilangkan_menurun
kan_zat_besi_fe_dalam_air

http://luluramadhini.dagdigdug.com/2009/06/11/fungsi-fe-bagi-manusia/

http://agrica.wordpress.com/2009/01/11/besi-fe/.

http://smk3ae.wordpress.com/2008/07/20/besi-fe-dan-mangan-mn-dalam-
eustaria/

http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/IJCPML-12-1-03.pdf.

http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_jour
nal_review&id=1743&task=view.

http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/IJCPML-12-1-03.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Seng

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1781568-tanda-tanda-anda-
kekurangan-seng/.

http://www.dinkes-diy.org/?x=berita&id_berita=22032006084939

http://www.migas-
indonesia.com/files/article/Aluminium_properties_post_welding.doc

36

Você também pode gostar