Você está na página 1de 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

PERCOBAAN X
DEGRADASI FOTOKATALISIS ZAT WARNA DALAM PELARUT AIR
MENGGUNAKAN FOTOKATALIS OKSIDA LOGAM

OLEH :

NAMA : ROBBY SUDARMAN


STAMBUK : F1C1 08 043
KELOMPOK :V
ASISTEN : LA ODE ABDUL KADIR

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2010
DEGRADASI FOTOKATALISIS ZAT WARNA DALAM PELARUT AIR
MENGGUNAKAN FOTOKATALIS OKSIDA LOGAM

A. Hasil Pengamatan

1. Data Hasil Pengamatan

Sebelum Fotokatalisis Sesudah Fotokatalisis


Konsentrasi zat
Absorbansi Absorbansi
warna, ppm
0,2 0,63 -
0,4 0,103 -
0,6 0,163 -
0,8 0,202 -
1 0,294 0,175

2. Kurva Kalibrasi

Grafik hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi


0.35

0.3

0.25 y = 0.280x - 0.003


absorbansi (A)

R² = 0.975
0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
konsentrasi (ppm)
Dari kurva kalibrasi di atas, dapat diketahui konsentrasi zat warna yang telah

terdegradasi. Di mana persamaan y = 0,280x – 0,003 dengan y adalah absorbansi dan

x adalah konsentrasi.

y = 0,280x – 0,003

0,175 = 0,280x – 0,003

0,280x = 0,175 + 0,003 = 0,178

0,178
x=
0,280

= 0,636

Jadi, konsentrasi metil orange 1 ppm setelah degradasi adalah 0,636 ppm.

Konsentrasi metil orange 1 ppm yang terdegradasi = (1 – 0,636) ppm = 0,364 ppm.

= 36,4 %
B. Pembahasan

Salah satu teknologi yang sedang banyak dikembangkan untuk mendegradasi

berbagai limbah industri adalah proses fotokatalisis, yang memiliki beberapa

keunggulan yaitu polutan organik dapat didegradasi menjadi senyawa yang tidak

berbahaya seperti air dan CO2, serta lebih hemat pemakaian bahan kimia dan

energinya. Akan tetapi proses fotokatalisis kurang efektif dalam mengolah limbah

yang konsentrasinya tinggi karena rendahnya daya adsorpsi fotokatalis, sehingga

menyebabkan rendahnya laju reaksi fotokatalisis (Slamet et al., 2008). Zat warna

seperti metil orange merupakan senyawa organik yang dapat terdegradasi dengan

proses fotokatalisis menggunakan bahan semikonduktor seperti yang terjadi pada

percobaan ini.

Dalam percobaan ini, diamati proses degradasi zat warna metil orange

menggunakan fotokatalis oksida logam. Oksida logam yang digunakan dalam

percobaan ini adalah Zink Peroksida (ZnO2), di mana diketahui bahwa proses

degradasi fotokatalisis yang merupakan proses transformasi kimia didasarkan pada

kemampuan ganda suatu material semikonduktor untuk menyerap foton dan

melakukan reaksi transformasi pada antar muka material secara simultan.

Zink peroksida digunakan sebagai fotokatalis dalam percobaan ini karena

merupakan semikonduktor oksida logam yang memiliki celah energi sehingga

mampu mengabsorpsi radiasi elektromagnetik pada daerah ultraviolet dari sumber

foton yang dalam percobaan ini adalah lampu UV.


Proses degradasi fotokatalisis zat warna dalam percobaan ini diamati dengan

penentuan absorbansi larutan zat warna dan konsentrasi larutan zat warna (metil

orange) yang terdegradasi. Tahap pertama yaitu pembuatan kurva kalibrasi dengan

pengukuran absorbansi larutan standar zat warna pada konsentrasi 0,2 ppm, 0,4 ppm,

0,6 ppm, 0,8 ppm, dan 1 ppm. Dari hasil pengukuran absorbansi pada panjang

gelombang maksimum metil orange yaitu 430 nm terlihat bahwa semakin besar

konsentrasi maka absorbansi semakin besar yang sesuai dengan teori bahwa

konsentrasi berbanding lurus dengan absorbansi atau semakin pekat larutan maka

sinar yang terserap akan semakin banyak sehingga absorbansi semakin besar.

Dari hasil pengukuran absorbansi tersebut maka dapat dibuat kurva kalibrasi

dengan memplot hubungan antara konsentrasi terhadap absorbansi larutan yang

didapat garis yang cukup linear dengan persamaan regresinya yaitu: y = 0,280x –

0,003. Persamaan ini berguna nantinya untuk penentuan konsentrasi larutan setelah

degradasi fotokatalisis.

Tahap berikutnya yang dilakukan adalah penyinaran larutan zat warna yang

telah dicampurkan dengan fotokatalis ZnO2. Penyinaran ini dilakukan sekitar 5 menit

dengan menggunakan lampu UV. Dengan sinar UV maka nilai degradasi akan

semakin maksimal. Menurut Gunlazuardi (2001) h+ pada permukaan semikonduktor

seperti ZnO2 merupakan spesi oksidator kuat, karenanya akan mengoksidasi spesi

kimia lainnya yang mempunyai potensial redoks lebih kecil, termasuk dalam hal ini

molekul air dan/atau gugus hidroksil yang akan menghasilkan radikal hidroksil.
Mekanisme fotokatalisis semikonduktor ZnO2 dengan adanya bantuan sinar

UV dapat dijelaskan, yaitu ketika ZnO2 dikenai cahaya dengan energi (hv) yang sama

atau lebih besar dari energi celah pita maka sebuah elektron akan dipromosikan dari

pita valensi ke pita konduksi yang mengakibatkan lubang (hole) pada pita valensi.

Karena kehilangan elektron maka pita ini memiliki muatan positif (hvb+) dan pita

konduksi bermuatan negatif karena mendapatkan tambahan elektron (ecb-). Reaksinya

menurut El-Amin dkk (2007) sebagai berikut:

ZnO2 → hvb+ + ecb-

Lubang bermuatan positif pada pita valensi hvb+ dan elektron pada pita

konduksi ecb- akan dapat berekombinasi. Ketika hvb+ bereaksi dengan suatu donor

elektron maka terjadi reaksi oksidasi sedangkan ketika ecb- bereaksi dengan suatu

akseptor elektron maka terjadi reaksi reduksi. Selanjutnya hole (hvb+) bereaksi dengan

hidroksida logam yaitu zink peroksida membentuk radikal hidroksida logam yang

merupakan oksidator kuat yang kemudian dapat mengoksidasi zat warna. Untuk

elektron yang berada pada permukaan semikonduktor akan terjebak dalam hidroksida

logam dan dapat bereaksi dengan penangkapan elektron yang ada dalam larutan

misalnya H2O dan O2, membentuk radikal hidroksil (•OH) maupun superoksida (•O2)

yang akan mengoksidasi zat warna dalam larutan. Radikal-radikal ini akan terus

menerus terbentuk selama ZnO2 yang terdapat dalam larutan disinari oleh sinar UV

dan akan menyerang zat warna sehingga zat warna tersebut akan terdegradasi.
Telah dilaporkan bahwa dalam sistem tersebut mampu menghasilkan radikal

hidroksil (•OH). Radikal hidroksil tersebut merupakan spesi pengoksidasi kuat, pada

pH= 1 mempunyai beda potensial oksidasi sebesar 2,8 Volt relatif terhadap elektroda

hidrogen. Dengan potensial sebesar itu hampir kebanyakan senyawa organik dapat

dioksidasi (terdegradasi) (Nasution, 2006).

Menurut Wijaya dkk (2006) dengan bertambahnya radiasi sinar UV maka

foton yang mengenai semikonduktor akan semakin banyak sehingga zat warna yang

terdegradasi akan semakin banyak pula. Dalam percobaan ini, larutan zat warna

dengan bantuan sinar UV dari lampu juga akan menghasilkan radikal hidroksil yang

akan bertindak sebagai agen pengoksidasi kuat, yang mampu mendegradasi zat

warna.

Dalam prosesnya, radikal •OH sangat reaktif menyerang molekul-molekul

organik (metil orange) dan mendegradasinya menjadi CO2 dan H2O (dan ion-ion

halida jika molekul organik mengandung atom-atom halogen). Hal ini terjadi akibat

kontak antara sinar UV dengan molekul-molekul metil orange semakin intensif dan

meningkat jumlahnya dan energi yang diserap oleh molekul-molekul metil orange

semakin tinggi sehingga molekul teraktivasi dan terurai (Nasution, 2006).

Oleh karena itu, dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa reaksi

fotokatalisis ini terjadi karena penyinaran radiasi elektromagnetik (seperti sinar UV)

pada permukaan fotokatalis yang menyebabkan fotokatalis teraktivasi. Jika

fotokatalis semikonduktor teraktivasi oleh cahaya (energi foton) yang besarnya setara

dengan energi band gap, maka akan memiliki kemampuan untuk membentuk radikal
hidroksil yang dapat mengoksidasi senyawa organik seperti metil orange. Dengan

kata lain, degradasi (oksidasi) ini hanya dapat terjadi dibawah efek cahaya

(photocatalytic effect) (Bismo et al., 2006).

Hal ini dibuktikan dari pengukuran absorbansi larutan zat warna 1 ppm yang

tanpa menggunakan sinar dan setelah tersinari oleh sinar UV. Dapat diamati bahwa

pada reaksi yang tanpa menggunakan bantuan sinar UV maka nilai absorbansi lebih

besar yaitu sebesar 0,294 sedangkan nilai absorbansi larutan setelah penyinaran

sebesar 0,175. Dari persamaan regresi pada kurva kalibrasi dapat diketahui

konsentrasi metil orange setelah degradasi yaitu sebesar 0,636 ppm sehingga dapat

ditentukan besar konsentrasi zat warna yang terdegradasi sebesar 0,364 ppm atau 36,4

%. Jadi, dengan adanya sinar maka semikonduktor ZnO2 yang ada pada suatu larutan

zat warna akan teraktifkan sehingga dapat mendukung reaksi fotodegradasi (Saefudin

et al., 2008).

C. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa prinsip

degradasi fotokatalisis menggunakan bahan semikonduktor ZnO2 yakni penyinaran

radiasi elektromagnetik (seperti sinar UV) pada permukaan fotokatalis akan

menyebabkan fotokatalis teraktivasi sehingga memiliki kemampuan untuk

membentuk radikal hidroksil yang dapat mengoksidasi (mendegradasi) senyawa

organik seperti metil orange, yang dalam percobaan didapatkan konsentrasi zat warna

yang terdegradasi sebesar 0,364 ppm atau 36,4 %.


DAFTAR PUSTAKA

Bismo, S., Slamet, Arbianti, R., Sari, Z., 2006, ”Penyisihan Fenol dengan Kombinasi
Proses Adsorpsi dan Fotokatalisis Menggunakan Karbon Aktif dan TiO2”,
JURNAL TEKNOLOGI, Edisi No. 4 Tahun XX.

El-Amin, A.A., Rashed, M.N., 2007, ”Photocatalytic Degradation of Methyl Orange


in Aqueous Under Different Solar Irradiation Sources”, Journal of Physical
Sciences Vol. 2(3).

Gunlazuardi, J., 2001, Fotokatalisis pada Permukaan TiO2: Aspek Fundamental dan
Aplikasinya, Seminar Nasional Kimia Fisika II, Kimia, FMIPA, Universitas
Indonesia.

Nasuton, D.Y., 2006, ”Pengaruh Waktu Irradiasi dan Laju Alir Terhadap Degradasi
Fotokatalitik Larutan Asam Benzoat dengan Titanium Dioksida (TiO2)
Sebagai Katalis”, Jurnal Sains Kimia, Vol.10 No.1.

Saefudin, A., Darmawan, A., Azmiyawati, C., 2008, Sintesis Lempung Terpilar TiO2
Menggunakan Surfaktan Dodesilamin, Karakterisasi dan Aplikasinya sebagai
Fotokatalis Degradasi Zat Warna, Kimia Anorganik Jurusan Kimia
Universitas Diponegoro Semarang.

Slamet, Ellyana, M., Bismo, S., 2008, ”Modifikasi Zeolit Alam Lampung Dengan
Fotokatalis TiO2 Melalui Metode Sol Gel dan Aplikasinya Untuk Penyisihan
Fenol”, JURNAL TEKNOLOGI, Edisi No. 1 Tahun XXII.

Wijaya, K., Sugiharto, E., Fatimah, I., Sudiono, S., dan Kurniaysih, D., 2006,
”Utilisasi TiO2-Zeolit dan Sinar UV untuk Fotodegradasi Zat warna Congo
red”, Berkala MIPA 16(3).

Você também pode gostar