Você está na página 1de 9

Anime, abreviasi dari kata "animation", dalam kamus bahasa Inggris dideskripsikan sebagai film

animasi bergaya Jepang atau film animasi yang diproduksi oleh Jepang itu memang populer di
Indonesia. Popularitasnya di Indonesia itu sebenarnya sudah dimulai pada awal dekade 1980-an
ketika video betamax sedang menjamur.

Penggemar anime yang lahir pada dekade 1960-an dan 1970-an mungkin masih sangat ingat
anime bertajuk "Voltus Five", "God Sigma" "Candy-Candy" dan "Ikkyu-san" yang begitu
populer pada dekade 1980-an. Namun popularitasnya di Indonesia saat itu masih terbatas karena
beredar dalam format video betamax, sedangkan pada waktu itu tidak semua orang bisa membeli
perangkat pemutar video betamax.

Pada dekade 1990-an, anime dapat dikatakan benar-benar "booming" karena pada waktu itu
stasiun televisi Indonesia mulai memutar beberapa serial anime populer sehingga dapat
disaksikan siapapun yang memiliki televisi. Indosiar yang baru lahir pada pertengahan 1990-an
juga tidak mau ketinggalan untuk menayangkan anime. Malah anime-anime yang ditayangkan
Indosiar saat itu sangat meledak di Indonesia.

Pemirsa setia Indosiar pada dekade tersebut tentu saja masih ingat tayangan serial anime yang
sangat populer, "Sailor Moon" dan "Born to Cook". Dibandingkan dengan stasiun-stasiun televisi
lain di Indonesia, mungkin dapat dikatakan hanya Indosiar yang masih setia dan konsisten
menayangkan anime di layar kaca hingga kini. Sebut saja "Digimon", "Inuyasha", "Gundam
Seed", "Dragon Ball", "Detective Conan", "GTO", "Naruto" dan masih banyak anime yang
pernah dan sedang ditayangkan di Indosiar.

Popularitas anime pun makin menggila setelah VCD dan DVD anime bajakan begitu mudah
didapatkan di seantero Indonesia, tidak hanya dijual di pusat-pusat perbelanjaan, bahkan mudah
didapatkan melalui internet. Para otaku, sebutan untuk penggemar anime dan manga, di
Indonesia pun memberikan andil atas populernya genre tersebut dengan membentuk berbagai
komunitas baik di dunia nyata ataupun di internet seperti milis dan forum.

Dalam artikel Michael O'Connell "A Brief History of Anime" dalam buku "Otakun 1999
Program Book" (1999), bahwa anime sebagai film animasi telah berkembang di Jepang sejak
awal abad ke-20, tetapi dalam bentuk yang sekarang, baru dimulai pada dekade 1960-an ketika
Osamu Tezuka, pembuat komik yang juga bapak manga Jepang, tertarik pada animasi setelah
terlibat sebagai konsultan untuk film animasi buatan Toei "Alakazam the Great" (1960) yang
berdasarkan komiknya.

Sebelum dekade 1960-an, gaya film-film animasi Jepang masih dipengaruhi oleh animasi Barat
terutama animasi produksi Walt Disney. Menurut O'Connell, Tezuka membawa gaya baru dalam
pembuatan anime terutama pada desain karakter dan juga penggunaan ekspresi emosi yang kaya.
Desain karakter Osamu Tezuka yang menyederhanakan karakter wajah, pembuatan mata yang
besar dan penggunaan ekspresi emosi pada karakter anime dan manga itulah membawa pengaruh
dahsyat pada industri anime Jepang setelah Perang Dunia II.

Karya Osamu Tezuko yang fenomenal tentu saja adalah "Astro Boy". Anime "Astro Boy" (1966)
itu diangkat dari komiknya bertajuk sama yang dibuat pada dekade 1950-an. Gaya anime yang
berdasarkan teknik ciptaan Osamu Tezuko makin berkembang setelah genre anime tidak lagi
terbatas untuk konsumen anak-anak, tapi juga melebar ke berbagai genre seperti yang dikenal
sekarang antara lain genre fiksi ilmiah, drama percintaan, horor dan aksi laga yang lebih banyak
ditujukan pada konsumen usia remaja dan dewasa.

Lompatan terbesar yang dibuat di dunia anime ketika serial anime di televisi berjenis fiksi ilmiah
meledak di pasaran. Hal ini terjadi berkat serial animasi "Uchu Senkan Yamato " (di Amerika
dikenal sebagai "Space Battleship Yamato") karya Leiji Matsumoto mampu menangkap
imanjinasi penontonnya. Leiji Matsumoto yang dianggap sebagai bapak anime fiksi ilmiah juga
menginspirasi banyak anime bergenre fiksi ilmiah populer antara lain "Uchu Kaizoku Captain
Harlock" dan "Galaxy Express 999" (1999).

Selain itu subgenre fiksi ilmiah yaitu anime mecha (robot) yang menampilkan robot-robot
raksasa yang dipiloti manusia yang sebenarnya sudah ada sejak Shotaro Kaneda menciptakan
"Tetsujin 28" pada 1966 yang kemudian disusul dengan serial populer "Voltus V". Namun pada
tahun 1979 subgenre tersebut mendapat darah baru setelah mengalami interpretasi baru dengan
pembuatan serial anime bertajuk "Mobile Suit: Gundam" yang disusul dengan berbagai "spin
off" (keturunan) seperti "Gundam X", "Gundam Seed", "Gundam Destiny" dan banyak lain.

Begitu pula dengan genre-genre lainnya yang juga populer seperti genre drama percintaan "Hana
Yori Dango", genre horor " Angel of Darkness" dan sebagainya. Bicara tentang anime, juga tidak
bisa dilepaskan dari manga. Di Jepang, pengertian anime sendiri tidak hanya mengacu pada
animasi, namun juga mengacu pada manga. Terlebih lagi sebagian besar anime Jepang sering
diangkat dari manga (komik Jepang), walau anime juga diangkat dari novel, game atau cerita
rakyat Jepang. Selain itu, juga ada anime populer yang kemudian dibuatkan manga seperti serial
"Gundam".

Manga dalam bentuk modern telah dimulai sejak Perang Dunia dan juga memiliki akar sejarah
yang sangat tua sejak awal kesenian Jepang, namun memiliki momentum sangat berarti setelah
Osamu Tezuka menciptakan karya manga fenomenal "Astro Boy" pada tahun 1951. Tidak heran
jika dalam perkembangannya teknik pembuatan manga sangat terpengaruh oleh gaya Osamu
Tezuka karena juga memiliki karakteristik sama dengan anime seperti desain karakter wajah dan
mata yang bulat besar.

Selain itu, teknik Tezuka dalam membuat manga dengan pendekatan sinematografi mampu
menyajikan kisah yang menggugah emosi pembacanya dibandingkan dengan komik Barat yang
cenderung datar dari sisi emosi. Dalam proses tersebut, Tezuka telah mengajari dan
menginspirasi para artis pembuat manga bagaimana memvisualisasikan dan membuat komposisi
sebuah kisah manga yang dinamis dan selalu bergerak. Proses itu juga terlihat dalam pembuatan
anime yang berdasarkan gambar-gambar yang dibuat tangan, walau kini dalam
perkembangannya banyak menggunakan teknologi grafis komputer.

Juga tidak boleh dilupakan jasa artis wanita Machiko Hasegawa yang menciptakan manga
"Sazae-san" sejak tahun 1946. Kisah manga karya Machiko Hasegawa yang memfokuskan pada
kehidupan wanita inilah menginspirasikan manga genre shojo (drama percintaan) untuk segmen
pembaca gadis remaja. Tidak heran jika genre manga shojo untuk remaja wanita hingga kini pun
sangat terlihat pengaruh gaya Machiko Hasegawa seperti desain karakter wajah baik pria
maupun wanita yang begitu lembut dan cantik, bentuk mata yang sayu dan bulu mata yang
panjang.

Nah, seperti yang telah dikatakan di atas bahwa anime dan manga kini sangat populer di
Indonesia sehingga mengalahkan komik dan animasi dari belahan dunia barat yang sempat
berjaya seperti Tintin atau Superman dan Batman. Anda bisa melihat bagaimana banyaknya
manga yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia di toko-toko buku Indonesia seperti manga
"Kungfu Boy", "Detecive Conan" dan sebagainya.

Begitupula penggemar manga juga ingin menyaksikan adaptasi manga dalam bentuk anime.
Popularitas tersebut mau tidak mau pun membawa perubahan di Indonesia seperti munculnya
komunitas penggemar manga dan anime. Selain itu, juga terlihat bagaimana penggemar anime
dan manga di Indonesia mengekspresikan diri dalam "cosplay" yaitu berdandan dengan kostum
yang berdasarkan karakter-karakter anime dan manga kesayangan mereka.

Di sisi lain populernya manga di Indonesia itu juga membawa pengaruh pada proses
pembentukan komik karya Indonesia, karena secara tidak langsung banyak generasi komikus
muda di Indonesia baik tanpa sadar maupun sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang (manga).
Tidak heran jika bermunculan sekolah-sekolah dan kursus menggambar gaya manga di Indonesia
untuk memenuhi keinginan orang-orang yang berminat menjadi ilustrator komik ala Jepang, baik
yang dikelola secara profesional dan mahal hingga kursus yang berbiaya murah.

Anime dan manga sebetulnya sudah lama dikenal di Indonesia. Hanya saja kebanyakan orang
Indonesia masih menyebutnya dengan sebutan Eropa/Amerika, yaitu kartun dan komik. Anime
bahkan sudah dikenal sejak jamannya TVRI. Ingat serial Dash Yonkuro? Serial yang
mengisahkan tentang mobil mini 4WD buatan Tamiya yang terkenal sekali saat itu? Bukankah
ini salah satu contoh dari anime? Saint Seiya, Sailormoon, Dragon Ball Z, One Piece, Naruto,
bahkan Doraemon juga beberapa contoh anime.

Kemudian untuk manga, tentunya pasti tahu komik-komik terbitan Elex Media Komputindo dan
M&C Comics yang mendominasi komik-komik di hampir setiap toko buku. Judul-judul seperti
Kungfu Boy, Kotaro, Dragon Ball Z, Sailormoon, Legenda Naga, Kenji, Detektif Conan, One
Piece, Naruto, Shaman King, Bleach, dll tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Bagaimana
dengan perkembangan anime dan manga sekarang ini? Sepertinya perkembangannya semakin
meluas saja. Hal ini bisa dilihat dengan banyak ditayangkannya beberapa anime di stasiun
televisi swasta. Demikian juga manga. Penerbit legal komik seakan-akan berlomba untuk
menerbitkan komik yang ceritanya bagus.

Untuk music Jepang, ini memang luar biasa berkembangnya. Mulai awal tahun 2000-an, musik
Jepang menjadi salah satu genre musik yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia,
khususnya anak-anak muda. Bahkan, video clip dari artis/band Jepang itu sendiri saat ini sudah
bisa ditonton lewat televisi swasta walaupun hanya artis/band tertentu saja. Contohnya seperti
GLAY, L’Arc~en~Ciel, Utada Hikaru dan Ayumi Hamasaki. Demikian juga dengan albumnya.
Sudah mulai masuk ke toko-toko kaset di seluruh Indonesia.

Bagaimana dengan Tokusatsu? Sama seperti ketiga hal di atas. Tokusatsu juga mengalami
perkembangan yang pesat di Indonesia. Lihat saja bagaimana beberapa televisi swasta yang
menayangkan serial Kamen Rider dan Ultraman.

Untuk Cosplay, seiring dengan mulai berkembangnya anime dan manga di Indonesia, cosplay-
pun tidak mau kalah. Perkembangannya sangat pesat sekali! Di kota-kota besar di Indonesia,
seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya, cosplay memang bukan sesuatu hal yang aneh lagi.
Terlebih lagi para cosplayer di Bandung. Mereka seakan membuka diri kepada masyarakat yang
ada. Caranya? Dengan ber-cosplay di tempat-tempat umum pada hari-hati tertentu. Dan
masyarakat menyambut positif dengan aksi mereka tersebut. Asalkan para cosplayer beraksi
dengan norma dan etika yang ada tanpa harus melanggar rambu-rambu yang ada.

Sepertinya Anime, Manga, J-Music, Tokusatsu dan Cosplay akan semakin terus berkembang di
Indonesia. Semoga hal ini akan membawa manfaat bagi kita semua….

Walaupun sudah ada sebagian dari kita yang mengetahui apa itu anime, manga, j-music dan
tokusatsu, ada baiknya aku memberikan ulasan sedikit saja tentang hal-hal tersebut agar mereka
yang tidak tahu dengan istilah ini setidaknya mengerti apa yang dimaksud.

Anime : adalah suatu kata yang digunakan untuk menyebut film animasi, dalam hal ini animasi
buatan Jepang. Bisa juga disebut Japanimation, tetapi sebutan ini sepertinya kurang populer.
Anime bisa dikatakan mirip dengan kartun, tapi gayanya berbeda. Karakter-karakter dalam
anime kebanyakan mempunyai mata yang besar, kecuali karakter yang sudah dewasa,
mempunyai mata yang sedikit kecil. Rambut dalam anime, diwarnai dengan berbagai macam
warna. Bahkan untuk warna yang paling mustahil dipakai dalam dunia nyata sekalipun, seperti
merah muda, hijau, dll. Untuk targetnya, tidak seperti kartun yang kebanyakan ditujukan untuk
anak-anak dan remaja laki-laki, anime ditujukan untuk anak-anak, remaja, dewasa, pria atau
wanita.

Manga : adalah suatu kata yang digunakan untuk menyebut komik, dalam hal ini komik buatan
Jepang. Manga mempunyai sejarah yang cukup panjang di Jepang dan juga digunakan sebagai
salah satu sarana pendidikan. Cara penyebutan kata manga yang benar adalah mangga. Di Jepang
sendiri huruf “n” dibaca “ng”. Semoga dimengerti.

J-Music : merupakan istilah yang dibuat oleh penggemar musik Jepang untuk lebih mengetahui
genrenya secara detail. Secara harfiahnya, J-Music adalah musik Jepang. Termasuk di dalamnya
J-Pop, J-Rock, dll. Untuk contoh band/artis yang termasuk J-Pop maupun J-Rock, sepertinya
tidak perlu disebutkan lagi.

Tokusatsu : Merupakan singkatan dari “tokushu satsuei” yang dalam bahasa Inggrisnya berarti
special effects. Jadi arti secara keseluruhan dari kata Tokusatsu itu adalah film atau serial televisi
Jepang yang genrenya action plus special effects. Banyak sekali contoh dari serial Tokusatsu.
Sebut saja Kamen Rider Series, Super Sentai Series [ingat dengan Goggle V, Jetman,
Turboranger, Megaranger? inilah yang dinamakan Sentai], Metal Heroes [tentu masih ingat dong
dengan Gavan, Sharivan, Shaider], Kaiju/Ultraman, Other Heroes [Megaloman, Lion Maru], dan
lainnya.

Cosplay : adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang [Wasei-eigo] yang berasal dari gabungan
kata “costume” [kostum] dan “play” [bermain]. Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian
beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, game,
atau penyanyi/musisi idola. Pelaku cosplay disebut cosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer
juga disingkat sebagai layer. Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang
diadakan perkumpulan sesama penggemar seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari
grup musik yang bergenre visual-kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan
cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, diantaranya Amerika Serikat, RRC, Eropa,
Filipina, Singapura, Malaysia dan tentu saja Indonesia. Dalam catatan sejarah Jepang, cosplay
pertama kalinya dikenakan oleh Mari Kotani yang memakai kostum Triton of the Sea [judul
komik karya Ozamu Tesuka, yang juga beken dengan karyanya berjudul Tetsuwan Atom/Atom
Boy/Astro Boy]. Dan itu terjadi pada tahun 1978.

Ibra-ibra Go Blog Ed.


write to protect the unwritten

MANGA DAN DIPLOMASI JEPANG DI INDONESIA


dengan 4 komentar

Indonesia telah menikmati hubungan yang sangat mesra dengan Jepang selama lima puluh tahun.
Seiring dengan hal tersebut, masyarakat Indonesia semakin mengenal dan tertarik pada Jepang
baik di bidang ilmu pengetahuan, budaya maupun gaya hidup. Jepang seakan terus mengundang
decak kagum masyarakat Indonesia. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam kesuksesan
diplomasi Jepang di Indonesia adalah kehadiran komik Jepang (manga) ke tengah-tengah
masyarakat.
Akatsuki dari Manga Naruto

Manga sangat mendominasi pasar komik Indonesia, sekitar 80 persen dari total komik yang
terjual adalah manga (Kompas. 26/11/2007). Manga dengan mudah dapat ditemui di setiap toko
buku dan gerai komik di Indonesia. Bahkan manga dapat dengan mudah ditemui di berbagai
taman bacaan dan tempat penyewaan komik. Pada Indonesia-Jepang Expo 2008 terdapat tempat
dan sesi tersendiri mengenai manga karena begitu tertariknya masyarakat Indonesia terhadapnya.
Manga telah memperoleh kesuksesan dan penggemar dalam jumlah besar di Indonesia.

Siapa tak kenal Doraemon Diunduh dari: http://andihendra.files.wordpress.com

Kesuksesan manga dalam memenangi hati dan pikiran masyarakat menjadikanya mitra dalam
diplomasi Jepang. Hal ini diungkapkan Taro Aso ketika menjabat menteri luar negeri untuk
menggunakan media dan budaya populer yang sangat efektif dalam mepenetrasi masyarakat
dalam diplomasi. Jepang mulai memanfaatkan manga sebagai alat berdiplomasi ke berbagai
negara. Manga hadir dan digunakan untuk mendukung multitrack diplomacy di level masyarkat.
Manga merupakan media pendukung soft power Jepang dalam hubungan antar negara, terutama
di Indonesia.

Saat ini manga telah menjadi suatu yang identik dengan Jepang. Masyarakat seketika akan
terbayang pada manga ketika berpikir tentang Jepang dan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat pada
sosok ikonik dari Doraemon. Masyarakat Indonesia sangat mengenal Doraemon dan mengetahui
dari mana ia berasal. Oleh karena itu tokoh yang berasal dari manga yang sangat sukses di
Indonesia dijadikan ikon duta diplomasi budaya Jepang. Doraemon menunjukan bahwasanya
manga dapat disebut dan menjadi diplomat Jepang masa kini.

Hal ini tidaklah terlalu berlebihan mengingat diplomasi saat ini tidak hanya melibatkan
pemerintah semata. Sebagaimana yang dicetuskan oleh Hasan Wirayuda untuk melibatkan
berbagai komponen bangsa dalam diplomasi total. Di saat yang bersamaan media telah disadari
sebagai sebuah elemen yang sangat berpengaruh dalam memperkuat karakter dan kesuksesan
dari diplomasi. Bila media merupakan elemen yang penting maka bukanlah sesuatu yang
mengada-ada untuk menggunakan media populer seperti manga dalam diplomasi. Manga
semakin memperkuat citra dan upaya mengenalkan Jepang di Indonesia.

Detective Conan menggambarkan kota-kota besar di Jepanghttp://www.anime-


pictures.info/detective-conan/detective-conan1.jpg

Lalu, manga merupakan media yang efektif dengan efek yang dahsyat untuk melihat dan
mengenal Jepang. Manga menawarkan cerita mengenai Jepang melalui visualisasi apik dan
penjelasan sederhana yang dikemas sebagai sebuah hiburan. Manga mengambarkan cerita
mengenai Jepang mulai dari sejarah, budaya, gaya hidup, karakter masyarakat, kondisi sosial,
semangat hingga humor. Manga sebagai sebuah media hiburan terlihat sepele namun sebagai
media diplomasi ia memiliki efek yang membius. Efek yang mengendap di hati dan pikiran
masyarakat Indonesia secara berkelanjutan. Suatu hal yang diimpikan oleh para diplomat dalam
berdiplomasi.

Kehadiran manga di Indonesia semakin memperkenalkan Jepang kepada masyarakat. Manga


seperti pendukung dari suatu kesebelasan dimana kehadirannya mendukung keberhasilan dan
kepentingan nasional Jepang. Manga yang merupakan sub-kultur semakin dikenal luas dan
diminati oleh masyarakat Indonesia khususnya remaja. Jepang melalui manga telah berdiri
kurang lebih sejajar dengan Amerika Serikat dan film Hollywoodnya dalam segi popularitas dan
pengaruh budaya di Indonesia.

Diplomasi Jepang di Indonesia selama lima puluh tahun telah dilakukan melalui berbagai
strategi. Strategi dan media yang digunakan Jepang untuk mendukung diplomasinya sangatlah
beragam. Salah satu bentuk diplomasi Jepang yang sangat menarik dan terhebat selain bantuan
dana adalah manga. Manga meningkatkan minat remaja Indonesia untuk belajar bahasa dan
mengunjungi Jepang. Remaja Indonesia semakin mengagumi dan mencintai Jepang sekalipun
mereka hanya melihat serta mengenalnya melalui manga. Hal ini merupakan keuntungan
tersendiri bagi Jepang dalam mempertahankan hubungan baik dengan Indonesia. Dikarenakan
memperoleh hati dan kepercayaan dari masyarakat di suatu negara merupakan bagian tersulit
dalam diplomasi. Dalam hal ini, Jepang melalui manga cukup berhasil melakukannya di
Indonesia.
Diplomasi manga merupakan keberhasilan dalam memadukan unsur kreativitas dan pemanfaatan
media secara maksimal. Indonesia merupakan contoh sukses dimana diplomasi manga berhasil
diterapkan dengan baik. Manga merupakan media populer yang semakin memperkokoh
hubungan Indonesia dengan Jepang hingga mencapai tahun ke lima puluh. Selain itu, kehadiran
manga juga mendukung dan memperkuat pengaruh budaya Jepang di Indonesia. Suatu
pencapaian yang digunakan Jepang untuk merintis dan mempertahankan keberhasilan
diplomasinya.

Terakhir, Produk budaya seperti manga merupakan hal yang cukup ampuh dalam mendukung
diplomasi. Kolaborasi diplomasi dengan manga merupakan suatu hal yang lahir secara kebetulan
namun momentum ketenaran manga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Jepang.
Diplomasi manga yang telah disebar dan dinikmati di berbagai negara menunjukan era terkini
dari politik dunia.

http://ibrahimjr.wordpress.com/2009/06/08/manga-dan-diplomasi-jepang-di-indonesia/

http://www.indosiar.com/program/resensi/67560/pengaruh-anime-dan-manga-di-indonesia

ika usia Anda di bawah 30 tahun, pasti Anda sudah familiar dengan yang satu ini. Ya, kartun
animasi yang berasal dari Jepang ini memang digandrungi kalangan muda. Nama lainnya adalah
anime.

(anime = film kartun Jepang; manga = komik Jepang)

Animasi Jepang memang lebih akrab dikenal dengan nama anime di Indonesia. Oleh karena itu
saya akan menggunakan istilah anime untuk mengacu kepada benda ini. Apa sih yang
menyebabkan popularitas anime di Indonesia, bahkan di seluruh dunia?

Anime memang baru sepuluh tahun terakhir ini berkembang di tanah air. Tahun 90-an awal,
anime belum begitu dikenal. Pada akhir tahun 90-an barulah anime mulai dikenal umum,
ditandai dengan menjamurnya majalah-majalah anime seperti Ultima dan Animonster. Booming-
nya anime pada waktu itu dimulai dengan serial Neon Genesis Evangelion. (Saya ingat, waktu
itu saya bela-belain beli semua VCD Eva di Mal Taman Anggrek. Mahal pula. Tapi waktu itu
saya suka sekali dengan serial ini.)

Sekarang, perkembangan anime lebih mengarah ke online. Dengan semakin berkembangnya


internet, pasokan anime semakin mudah didapat. Apalagi dengan adanya Youtube dan berbagai
situs video online sebagai sarana berbagi oleh para fans, atau dikenal juga dengan nama otaku.
Komunitas anime juga tertampung dalam wadah forum komunitas anime online.

Nah sekarang, coba kita lihat, mengapa anime bisa populer di seluruh dunia? Saya pribadi
beranggapan ada tiga faktor utama dan satu faktor tambahan. Berikut akan saya coba jelaskan.

Tiga faktor utama


Yang pertama tentu saja aspek cerita. Dunia anime adalah dunia khayalan, dunia fantasi. Tidak
butuh manusia/orang asli untuk memerankan. Tidak perlu tempat yang nyata untuk shooting
(semua proses terjadi di studio). Oleh karena itu, alur cerita dalam anime menjadi lebih bebas
dan liar. Apapun bisa terjadi dan batasnya adalah imajinasi sang pembuat. Ada berbagai jenis
anime, dari yang berjenis slapstick (komedi ringan) sampai yang ceritanya berat. Pokoknya,
penonton akan dimanjakan dengan banyaknya pilihan dan kemungkinan cerita yang ada.

Faktor kedua adalah aspek gambar. Memang ada berbagai jenis anime, tetapi pada umumnya
karakter dalam anime digambarkan secara menarik sekali. Mata besar, hidung dan mulut kecil
serta rambut warna-warni merupakan hal yang tipikal (walaupun tidak semua penggambaran
tokoh anime seperti itu). Kembali lagi, hal ini disebabkan oleh bebasnya media yang digunakan.
Tidak perlu ada orang asli yang memerankan, sehingga karakter anime bisa digambarkan sesuka
hati).

Faktor ketiga, yaitu musik. Aspek ini memegang peranan sangat besar dalam membentuk
suasana hati penonton. Anda masih ingat lagu opening Neon Genesis Evangelion? Yang
judulnya Cruel Angel's Thesis. (Coba cari di Youtube jika tidak tahu.) Wah, beberapa tahun
lalu, saya selalu mengulang-ulang lagu ini. Rasanya gimanaaa.... gitu. Saya yakin Anda juga
pernah mengalami perasaan yang sama. Memang hal seperti ini harus dirasakan untuk bisa tahu.

Satu faktor tambahan


Komunitas. Walaupun ini bukan faktor inti, justru komunitaslah yang membuat anime
berkembang di Indonesia. Komunitas anime berfungsi sebagai promotor dan mereka
mengenalkan anime kepada lingkungan sekitar. Dengan adanya komunitas, para fans anime
memiliki sense of belonging, sense that we are not alone. Harus diakui bahwa terkadang orang
yang suka anime dicap dengan istilah "aneh", "nerd", atau istilah-istilah seperti itu. Hal ini
semata-mata karena masyarakat belum terbiasa. Padahal di Jepang anime itu sudah sangat umum
sekali.

Yah, semoga saja anime bisa semakin berkembang. Daripada film setan di bioskop-bioskop
kita... jauh lebih baik kalau diisi dengan anime. Betul? ^_^

Você também pode gostar

  • ANALISIS
    ANALISIS
    Documento10 páginas
    ANALISIS
    Lucky Ardana
    100% (1)
  • Brand Equity
    Brand Equity
    Documento26 páginas
    Brand Equity
    Lucky Ardana
    Ainda não há avaliações
  • PTP
    PTP
    Documento3 páginas
    PTP
    Lucky Ardana
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Etikom
    Tugas Etikom
    Documento4 páginas
    Tugas Etikom
    Lucky Ardana
    Ainda não há avaliações
  • Waroeng Steak
    Waroeng Steak
    Documento3 páginas
    Waroeng Steak
    Lucky Ardana
    Ainda não há avaliações