Você está na página 1de 4

Analisis Perkembangan dan Prospek Teknologi Komunikasi Seluler

Berbasis CDMA di Indonesia

R. Haryo Wisanggeni, Azhardiaz Budiman, Riri Fitri Sari, Adhi Yuniarto

UI-Huawei Research and Training Center


Universitas Indonesia
Gedung A Perpustakaan Pusat UI Lantai 2
Kampus Baru UI, Depok 16424, Indonesia

{ r_haryo, azhar, riri, adhi}@ui.edu

Abstraksi

Perkembangan jaringan telekomunikasi yang berbasis pada CDMA disadari semakin pesat. Bermula
dari diciptakannya standar untuk komunikasi selular berbasis CDMA oleh TIA pada tahun 1989,
teknologi CDMA kini telah berevolusi menjadi salah satu teknologi telekomunikasi selular yang paling
banyak digunakan dan dari segi teknis serta pengembangannya dikatakan mengungguli teknologi yang
sudah ada lebih dulu yang berbasis pada GSM dan WCDMA. Berbagai spekulasi pun bermunculan
mengenai kelangsungan dan peluang CDMA di masa depan khususnya dalam penyediaan layanan
berbasis data dan proses transisi menuju jaringan dengan kualifikasi 3G. Dalam tulisan ini dianalisis
mengenai fitur dan pengembangan teknologi CDMA disertai perbandingannya dengan teknologi lain
dan mengenai penerapannya di Indonesia. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa teknologi komunikasi
seluler berbasis CDMA memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai solusi bagi
penyediaan akses komunikasi dan informasi khususnya di Indonesia.

Kata Kunci: CDMA, 3G, Evolusi.

1. PENDAHULUAN membuatnya memiliki potensi yang baik untuk


dikembangkan sebagai layanan 3G terutama
Proses transisi dari 2G ke 3G adalah tahap yang ketika dibandingkan dengan jaringan berbasis
cukup menarik perhatian. Pada masa ini, GSM dan WCDMA.
penggunaan telepon selular sudah memasyarakat
dan jaringannya semakin mapan sehingga
kebutuhan atas jenis layanan yang disediakan 2. PERKEMBANGAN CDMA
semakin beragam. Jika selama ini layanan suara
dan teks menjadi kebutuhan pengguna Sejak pertama kali teknologi komunikasi seluler
sepenuhnya, maka pada era ini layanan akses berbasis CDMA pertama kali dibuat, sudah
data menjadi salah satu parameter utama bagi banyak pengembangan yang dilakukan yang
pengguna dalam menentukan teknologi yang mengantar CDMA menjadi salah satu teknologi
akan dipakai. yang paling handal dan kompetitif.

Di Indonesia, proses transisi dari 2G ke 3G 2.1. Teknologi CDMA


masih berlangsung saat ini. Tiap operator baik Tidak seperti konsep pendahulunya yaitu
yang berbasis GSM/WCDMA atau CDMA FDMA dan TDMA yang mengalokasikan
berkompetisi untuk bisa lebih dulu melakukan frekuensi tertentu (Ditambah alokasi slot waktu
transisi dan membangun jaringan 3G yang untuk TDMA) dalam proses transmisi data, pada
mapan. Melalui analisis pada data sekunder dan CDMA data dibagi menjadi potongan-potongan
dokumentasi yang ada, akan ditunjukkan kecil, kemudian disebar sehingga menduduki
keunggulan dari jaringan berbasis CDMA yang banyak frekuensi diskrit dalam jangkauan

e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008)


Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
21-23 Mei 2008, Jakarta
tertentu. Proses penyebaran (spreading) ini CDMA di dunia yang tersebar di lebih dari 70
dilakukan menggunakan spreading code untuk negara yang dilayani oleh 70 perusahaan
menyebar data sebelum transmisi dilakukan. operator. Jumlah ini terus bertambah dan
memiliki nilai tingkat pertumbuhan yang
Tiap potongan data yang tersebar memiliki kode signifikan sejak tahun 2000, yaitu sebesar 27%.
unik yang disebut Pseudo Random Noise Code Jumlah ini terlihat kontras jika dibandingkan
atau disebut juga PN Code untuk dengan jumlah pelanggan jaringan seluler
mengidentifikasi tiap sinyal yang dikirim. Pada berbasis GSM yang mencapai 2.881.123.146
bagian penerima, digunakan correlator untuk (termasuk pelanggan W-CDMA) berdasarkan
menyusun data yang tersebar itu sesuai dengan data dari GSM Association pada akhir kuartal
susunannya semula berdasarkan PN Code-nya. keempat tahun 2007.
Pada proses ini digunakan bandpass filter untuk
memilih sinyal yang akan digunakan. Sinyal Namun, jika dicermati lebih jauh dalam
yang diinginkan akan dinaikkan dayanya kaitannya dengan penetrasi jaringan 3G, terdapat
sedangkan sinyal yang tidak diinginkan akan selisih nilai persentase yang signifikan antara
dianggap sebagai noise. pengguna layanan 3G jaringan CDMA dengan
jaringan GSM. Tercatat sampai akhir tahun 2007
terdapat 417.500.000 pelanggan 1X dan EV-DO
atau 97,26% dari total pelanggan CDMA dimana
90.534.000 diantaranya sudah menggunakan EV-
DO. Di sisi lain, terdapat 196.063.100 pelanggan
W-CDMA atau hanya sebesar 7,3% dari total
pelanggan GSM.

Perbandingan ini tidak dibuat untuk menyatakan


bahwa jumlah pengguna layanan 3G CDMA
akan terus diatas W-CDMA, melainkan untuk
menerangkan bahwa berdasarkan data ini,
terlihat bahwa operator-operator CDMA
memiliki kemudahan dalam melakukan transisi
dari 2G ke 3G [2].
Gambar 1. Ilustrasi Proses CDMA [6].

2.2. Perkembangan Teknologi CDMA 3. FITUR PENTING CDMA


Berdasarkan spesifikasi teknisnya, ITU-T
menggolongkan varian CDMA mulai dari Beberapa fitur berikut merupakan faktor
CDMA2000 1x sebagai teknologi 3G. ITU-T pendukung penting yang dapat menjadi penentu
tidak memberikan pengakuan resmi terhadap dari diterimanya CDMA sebagai teknologi
istilah seperti “2,5G”, “3,5G”, dan “4G” karena komunikasi utama di masyarakat terutama dalam
belum adanya standar baku mengenai istilah itu menentukan teknologi 3G yang akan dituju saat
walaupun sering digunakan sebagai istilah proses transisi dari teknologi 2G.
dagang.
3.1. Frekuensi yang Seragam
Tabel 1. Data Varian CDMA Data yang dikirimkan pada proses transmisi pada
Teknologi Downlink Uplink CDMA akan dibagi menjadi data diskrit berupa
potongan-potongan kecil yang akan disebar pada
cdmaOne 9.6 kbps 9.6 kbps rentang frekuensi pembawa (carrier) tertentu.
Dikarenakan penyebaran data untuk beberapa
CDMA2000 1x 144 kbps 144 kbps
kanal yang berbeda tetap dilakukan pada rentang
CDMA2000 1x EV- 2.45 Mbps 0.15 Mbps frekuensi yang sama, maka tidak diperlukan
DO adanya alokasi frekuensi pada tiap sel pada
CDMA2000 1x EV- 3.10 Mbps 1.80 Mbps jaringan CDMA.
DV (EV-DO Rev. A)
CDMA2000 3x (EV- 9.3 Mbps 3.6 Mbps 3.2. Efisiensi Kanal dan Frekuensi Carrier
DO Rev.B) Sejak diciptakannya standar IS-95 atau cdmaOne,
digunakan RTT (Radio Transmission
2.3. Penyebaran CDMA di Dunia Technology) dengan bandwidth sebesar 1,25
Berdasarkan data dari CDMA Development MHz untuk frekuensi 1900 MHz dan 1,23 MHz
Group (CDG), sampai pada bulan Desember untuk frekuensi 800 MHz sebagai lebar kanal
tahun 2007, terdapat 431.100.000 pelanggan radio yang digunakan untuk mengirim sinyal

e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008)


Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
21-23 Mei 2008, Jakarta
suara dan data dari mobile station ke base station 3.4. Kemudahan Dalam Proses Evolusi
(forward link) dan sebaliknya (reverse link). Proses evolusi seringkali dianggap sebagai
Penggunaan lebar kanal radio yang relatif kecil pekerjaan yang besar dan menantang, karena
ini membuat pengalokasian spektrum menjadi dibutuhkannya perangkat keras baru dalam
lebih efisien. Lebar pita ini tidak berubah jumlah banyak, modal yang besar, dan spektrum
setidaknya sampai EV-DO Rev. B. frekuensi yang baru.

3.3. Kapasitas Suara dan Data Jalur evolusi CDMA2000 didesain untuk
Dilihat dari sisi teknis, teknik CDMA meminimalkan dampak yang dialami jaringan
memberikan lebih banyak kanal komunikasi pada tiap tahap evolusinya. Terdapat 4 faktor
untuk tiap satuan waktu dibandingkan teknik utama yang hanya dimiliki oleh jaringan CDMA
FDMA dan TDMA. Berdasarkan pengukuran yang membuat proses evolusinya mudah
data dari CDMA Development Group, diketahui dilakukan [2].
bahwa kapasitas suara 1X mencapai hampir dua
kali lipat dari IS-95 dan melampaui teknologi 3G 3.4.1. Kompatibilitas
lainnya. Simulasi yang dilakukan pada lebar pita Jaringan 1X dan IS-95 bersifat saling kompatibel.
5 MHz dan 10 MHz juga menunjukkan bahwa Hal ini berarti handset dari IS-95 dapat
kapasitas suara CDMA2000 melampaui digunakan pada jaringan 1X dan sebaliknya.
WCDMA dan hampir 3 kali lebih banyak dari Dari sisi operator, hal ini memberikan
GSM [3]. keuntungan karena operator dapat menyiapkan
jaringan 1X sebelum migrasi sepenuhnya tanpa
Faktor yang tak kalah penting adalah layanan perlu memutus koneksi jaringan IS-95 atau
data. Dengan layanan data yang memadai, maka menyediakan subsidi handset dalam jumlah
penurunan ARPU (average revenue per user) besar pada pelanggan. Hal yang sama berlaku
akibat berkurangnya pemakaian layanan suara untuk peningkatan jaringan dari EV-DO ke EV-
dapat diantisipasi. Layanan data juga dapat DO Rev. A dan seterusnya. Karena EV-DO
memberikan pengaruh langsung pada menggunakan sistem full IP, maka tidak bersifat
peningkatan ARPU secara keseluruhan. kompatibel dengan 1X.
Kesuksesan EV-DO dalam penyediaan layanan
data pita lebar dapat dicermati dari statistik 3.4.2. Penggunaan Hardware Kembali
ARPU operator KDDI [2]. Tidak adanya perubahan pada lebar frekuensi
pembawa dan penggunaan basis teknologi yang
Antara Juni 2004 dan Juni 2005, terjadi sama, yaitu CDMA membuat banyak perangkat
penurunan ARPU layanan suara sebanyak keras dari jaringan sebelumnya yang dapat
$46,14. Akan tetapi, pada saat yang sama terjadi digunakan kembali pada jaringan yang baru.
peningkatan ARPU layanan data sebanyak 56% Peningkatan dari segi perangkat pada umumnya
sehingga mampu menjaga stabilitas ARPU hanya berupa penambahan channel card baru
secara keseluruhan. Khusus untuk layanan EV- dan software upgrade.
DO, ARPU-nya sebesar $87,79 pada Juni 2005
atau 41% lebih tinggi dari ARPU secara 3.4.3. “In Band Migration”
keseluruhan. Lebih jauh lagi, terlihat bahwa Poin paling penting dari dari proses evolusi
seiring dengan peningkatan penggunaan layanan CDMA adalah dapat digunakannya spektrum
data, pengguna EV-DO juga cenderung yang sama dengan lebar frekuensi pembawa
meningkatkan penggunaan layanan suara. yang sama. Hal ini merupakan keuntungan yang
besar disisi operator karena spektrum adalah
sumber daya yang terbatas. Mendapatkan
spektrum yang baru, kalaupun tersedia,
membutuhkan modal yang besar. Pembebasan
spektrum yang ada untuk digunakan pada
teknologi yang baru akan membebani jaringan
terdahulu sehingga menimbulkan penurunan
kualitas.

Pada proses evolusi CDMA, digunakan lebar


frekuensi pembawa yang sama untuk IS-95, 1X,
atau EV-DO sehingga yang diperlukan hanyalah
membebaskan satu frekuensi pembawa untuk
Gambar 2. Statistik ARPU KDDI [2]. dapat menggunakan teknologi yang baru.

e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008)


Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
21-23 Mei 2008, Jakarta
3.5. Penetrasi Jaringan yang Luas 5. KESIMPULAN

Selain pembangunan di daerah yang lebih maju, Berdasarkan spesifikasi teknisnya,


masih banyak daerah-daerah yang belum teknologi komunikasi seluler berbasis CDMA
mendapatkan layanan suara dan memiliki kontur dapat memenuhi semua persyaratan yang
geografis yang membuatnya sulit dijangkau. diperlukan sebagai solusi bagi penyediaan akses
Varian teknologi CDMA seperti CDMA450 suara dan data yang berkualitas dan sebagai
dapat diaplikasikan sebagai solusi penyediaan teknologi pilihan bagi pengembangan jaringan
akses suara dan data pada daerah seperti ini 3G. Melalui data di lapangan dan simulasi yang
karena area cakupannya yang luas dan daya dilakukan, diketahui pula bahwa secara teknis,
pengoperasian yang relatif kecil [5]. Dengan performa CDMA2000 1X dan EV-DO mampu
area cakupan yang luas, maka biaya untuk melampaui jaringan yang berbasis GSM dan
pembangunan infrastruktur seperti BTS dan WCDMA. Beberapa karakteristik pada CDMA
pemeliharaan dapat ditekan sehingga juga membuat proses evolusi menuju teknologi
mengurangi biaya yang dibebankan pada selanjutnya menjadi lebih mudah dilakukan.
pelanggan. Kemudahan pada proses evolusi juga Teknologi seluler berbasis CDMA
dapat menekan biaya yang dibutuhkan ketika memiliki prospek yang baik untuk
melakukan evolusi teknologi. dikembangkan di Indonesia khususnya di daerah
dengan kondisi geografis yang sulit.

4. PROSPEK PENGEMBANGAN CDMA DI


INDONESIA 6. REFERENSI

Teknologi CDMA cocok untuk dikembangkan [1] Venkata Praveen Tanguturi, Fotios C.
sebagai solusi jaringan telekomunikasi di daerah Harmantzi. “Migration to 3G Wireless
perdesaan di Indonesia. Kapasitas suara Broadband Internet and Real Options: The
CDMA2000 yang melebihi GSM dan WCDMA Case of an Operator in India”,
dapat menjadi solusi penyediaan akses suara Telecommunications Policy, Volume 30,
yang mencukupi. Karakteristik jaringan CDMA Issue 7, August 2006, Pages 400-419.
yang memberi kemudahan untuk proses evolusi [2] Michael W. Thelander, “The 3G Evolution.
membuatnya mudah untuk dikembangkan tanpa Taking CDMA2000 into the Next Decade”,
harus mengganti banyak perangkat atau White Paper developed for CDMA
menambah spektrum baru. Development Group, Signal Research Group,
LLC, October 2005.
Untuk kawasan perkotaan, teknologi CDMA [3] CDMA Development Group, “Delivering
masih memiliki prospek yang baik ditinjau dari Voice and Data: Comparing CDMA2000
segi potensi serta kemudahan pengembangannya and GSM/GPRS/EDGE/UMTS”, White
ke depan. Walaupun penyediaan jaringan 3G Paper developed for CDMA Development
semakin marak dan handset yang mendukung Group, December 2005.
layanan tersebut semakin banyak tersedia, [4] CDMA Development Group, “The Role of
namun kebutuhan akan layanan suara di CDMA2000 in The Success of Wireless
Indonesia masih jauh lebih besar dari kebutuhan Broadband”, White Paper developed for
akan layanan konten data. Hal ini membuat CDMA Development Group, May 2006
beberapa operator CDMA di Indonesia seperti [5] Joe Norgaard, “Utilizing the Inherent
Bakrie Telecom (Esia) dan Telkom (Flexi) lebih Advantages of Lower Frequency Bands for
memfokuskan diri dalam pendewasaan jaringan Advanced Communications Systems”,
1X. Pada saat ini, baru Indosat (Starone) dan KKRRIT, Poland, June 2003.
Mobile-8 (Fren) yang benar-benar memberikan [6] “CDMA Softswitch Core Network
komitmen untuk penyediaan koneksi EV-DO. Introduction”. CSOFTX3000 Technical
Dibutuhkan kerjasama yang saling mendukung Manual-System Description, Huawei
antara operator, vendor, dan penyedia konten Technology Co., Ltd.
disetai dukungan pemerintah untuk bisa lebih [7] “CDMA2000 1x System Introduction",
meningkatkan penggunaan layanan data pita Document Training, Huawei HO, 2006.
lebar pada masyarakat pengguna seperti yang
dilakukan oleh operator seperti KDDI dan SK
Telecom dan menjadi kunci sukses mereka
dalam memasarkan layanan EV-DO di Jepang
dan Korea [4].

e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008)


Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
21-23 Mei 2008, Jakarta

Você também pode gostar