Você está na página 1de 9

TUGAS MANDIRI

PENGANTAR PROFESI KEPERAWATAN

(Keperawatan Sebagai Profesi)


D

OLEH :
SALNI SAHARMAN

090114091

DOSEN PEMBIMBING:

HENDRO BIDJUNI,,Skep.Ns

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
TAHUN 2010
KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

.A. Pengertian Perawat

Sesuai PERMENKES RI NO.1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan


Praktik Perawat, dijelaskan PERAWAT adalah: Seseorang yang telah lulus
pendidikan keperawatan,baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

a. Peran perawat

Peran : Seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.

Doheny ( 1982 )mengidentifikasi beberapa elemen peran Perawat Profesional,


meliputi :Care Giver, Client Advocate, Counsellor, Educator, Collaborator,
Coordinator, Change Agent, dan Consultant

b. Fungsi Perawat

Fungsi : suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.

Kozier ( 1991 ) mengemukakan 3 ( tiga ) fungsi perawat : Fungsi Keperawatan


mandiri ( independen ), Fungsi Keperawatan Ketergantungan ( dependen ), dan
Fungsi Keperawatan kolaboratif ( interdependen ).

c. Keperawatan

LOKAKARYA NASIONAL tentang KEPERAWATAN bulan JANUARI 1983 di


JAKARTA merupakan awal diterimanya KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU
PROFESI.

KEPERAWATAN Adalah : suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif,ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Dari pengertian tersebut diatas ada 4 ( empat ) elemen utama ( mayor


elements ) yang menjadi perhatian( concern),Yaitu : 1. Keperawatan adalah ilmu
dan kiat -sains terapan ( applied science ) ,2. Keperawatan adalah profesi yang
berorientasi pada pelayanan _ helping health illness problem, 3. Keperawatan
mempunyai empat tingkat klien : individu,keluarga,kelompok, dan komunitas dan ,
4. Pelayanan Keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan-3th
level preventions dengan metodologi proskep .

B. Pengertian Profesi

Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan


masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu.
Profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan
ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan professional.

a. Beberapa pengertian profesi

1. Winsley (1964)

Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar
untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan
baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki
kode etik dengan fokus utama pada pelayanan.

2. Schein E. H (1962)

Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu
set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di
masyarakat.

3. Hughes,E.C ( 1963 )

Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan


lebih baik dibandingkan orang lain (pasien).

4. Webster

profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan


menyangkut ketrampilan intelaktual.

5. Kelly dan Joel, 1995


menjelaskan professional sebagai suatu karakter, spirit atau metode
professional yang mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok
okupasi yang angotanya berkeinginan menjadi professional. Professional
merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah
karakteristik kearah suatu profesi.

b. Karakteristik Profesi

1. Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan
karakteristik professional sebagai berikut :
a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Pengembangan diri secara berkesinambungan
e. Pendidikan formal
f. System pengesahan terhadap kompetensi
g. Penguatan secara legal terhadap standart professional
h. Praktik berdasarkan etik
i. Hukum terhadap malpraktik
j. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat
k. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan
membolehkan praktik yang otonom.

2. Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993)
serta Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan
masalah dalam tatanan praktik keperawatan.
Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh ketrampilan yang
bersifat intuitif. Sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut sebagai
suatu ilmu dimana keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti
ilmu perilaku, social, fisika, biomedik dan lain-lain. Selain itu keperawatan juga
mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan yaitu fungsi
tubuh manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok bahasan
pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien

b. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat.


Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam
melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta
membantu kemandirian klien.

c. Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan tinggi


atau universitas.
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi
memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan
ketrampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka
menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang
menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk
mengembangkan Iptek keperawatan.

d. Pengendalian terhadap standart praktik.


Standart adalah pernyatan atau criteria tentang kualitas praktik.
Standart praktik keperawatan menekankan kpada tangung jawab dan tangung
gugat perawat untuk memenuhi standart yang telah ditetapkan yang bertujuan
menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak dibawah
pengawasan dan pengendalian profesi lain.

e. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.


Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang
diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap
kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua
implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari tindakan yang
dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan
pada situasi tertentu.

f. Karir seumur hidup


Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari pekerjaan rutin.
Perawat bekerja sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan pendidikan dan
ketrampilan yang menjadi pilihannya sendiri sepanjang hayat.

g. Fungsi mandiri
Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan
walaupun kegiatran kolaborasi dengan profesilain kadang kala dilakukan dimana
itu semua didasarkan kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi intervensi
profesi lain.
3.menurut Winsley,(1964 ):

a. Didukung oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai dengan


bidangnya, jelas wilayah kerja keilmuannya dan aplikasinya.
b. 2.Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana,
terus menerus dan bertahap
c. 3.Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara
legal melalui perundang-undangan
d. 4.Peraturan dan ketentuan yag mengatur hidup dan kehidupan profesi
(standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan dan kode etik)
serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut
dilakukan sendiri oleh warga profesi

4.Dikatakan juga oleh Shortridge,L.M ( 1985 ),Ciri-ciri profesi esensial suatu


profesi adalah sbb:

a. 1.Berorientasi pada pelayanan masyarakat


b. 2.Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu pengetahuan
c. 3.Adanya otonomi
d. 4.Memiliki kode etik
e. 5. Adanya organisasi profesi.

C. Perkembangan Profesionalisme Keperawatan

Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di


Indonesia, yang diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana
disebutkan adanya perawat saat itu adalah dikarenakan adanya upaya tenaga
medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga
diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga tersebut
dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang berorientasi
pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan
keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI melakukan Lokakarya Nasional
Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya tersebut prawat bertekad dan
bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang
keprofesian.
Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring
dengan perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan
perawat profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang
pendidikan Diploma III keperawatan. Program ini menghasilkan perawat
generalis sebagai perawat professional pemula, dikembangkan dengan landasan
keilmuan yang cukup dan landasan professional yang kokoh.
Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat
keprofesionalitasan tidak cukup sampai di tingkat diplima saja, di ilhami
keinginan dari profesi keperawatan untuk terus mengembangkan pendidikan maka
berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul dengan pendirian program
paska sarjana FIK UI (1999).

Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui


berbagai cara dan pendekatan antara lain :1. Mengembangkan system seleksi
kepengurusan melalui pnetapan criteria dari berbagai aspek kemampuan,
pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta
keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.
2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui
kegiatan organisasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama
adalah rogram pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh
penghargaan yang sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.
4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan
dapat berbicara banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di
pemerintahan atau sector swasta.
5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar
negeri, bukan anya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan
pengurus daerah yang berpotensi untuk dikembangkan.

D. Pohon Ilmu ( Body of Knowledge )


Pohon ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan itu sendiri.
Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmu dan profesi keperawatan, yang harus memiliki
landasan akademik dan landasan professional yang kokoh dan mantap.
Pengembangan pendidikan keperawatan bertolak dari pengertian dasar
tentang ilmu keperawatan seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu
kesehatan (1991) yaitu : “ Ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti
ilmu alam, ilmu social, ilmu perilaku, ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat,
ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas dan ilmu keperawatan
klinik, yang apluikasinya menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian
masalah secara ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara
dan meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia “.
Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk
dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian
mendasar tentang hal-hal yang melatar belakangi, serta mempelajari berbagai
bentuk upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut melalui pemanfaatan
semua sumber yang ada dan potensial.
Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan
adalah penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-
psiko-sosio-spiritual), mulai dari tingkat individu tang utuh (mencakup seluruh
siklus kehidupan), sampai pada tingkat masyarakat, yang juga tercermin pada
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat system organ fungsional
sampai sub seluler atau molekuler.

E. Cerminan Perawat Profesional


Cerminan nilai professional perawat dalam praktik keperawatan
dikelompokkan dalam nilai intelektual dan nilai komitmen moral interpersonal,
sebagai berikut :

1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.

2. Nilai komitmen moral


Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan
memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989)
pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen
moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan
keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya,
keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu
yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu
berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral
serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
KESIMPULAN :

DENGAN MELIHAT DEFINISI,CIRI PROFESI YANG TELAH DISEBUTKAN

DIATAS DAPAT KITA ANALISIS BAHWA KEPERAWATAN DI

INDONESIA DAPAT DIKATAKAN SEBAGAI SUATU PROFESI.

Você também pode gostar