Você está na página 1de 11

Pengertian Umum Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu
atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang
tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan
terpilihnya tegangan yang sesuai , dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan
tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.

Macam-macam Transformator

1. Transformator Satu Fasa


Secara konstruksinya transformator terdiri atas dua kumparan yaitu kumparan primer dan sekunder.
Bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, maka fluks bolak-balik akan
terjadi pada kumparan sisi primer, kemudian fluks tersebut akan mengalir pada inti transformator, dan
selanjutnya fluks ini akan mengimbas pada kumparan yang berada pada sisi sekunder, sehingga pada sisi
sekunder akan timbul tegangan. Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua macam
transformator yaitu :
- Transformator Tipe Inti ( core type )
Kumparan mengelilingi inti, dan pada umumnya transformator Ldan U. Peletakan kumparan pada inti
diatur secara berimpitan antara kumparan primer dan sekunder. Dengan kompleksitas cara isolasi
tegangan pada kumparan, biasanya sisi kumparan tinggi diletakan di sebelah luar.
- Transformator Tipe Cangkang ( shell type )
Kumparan dikelilingi oleh inti, dan pada umumnya intinya berbentuk huruf E dan huruf I, atau huruf F.

2. Transformator Tiga Fasa


Sebuah transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah transformator satu fasa, perbedaan
yang paling mendasar adalah pada sistem kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan sistem tiga fasa.
Sehingga sebuah transformator tiga fasa bisa dihubung bintang, segitiga, atau zig-zag. Transformator
tiga fasa banyak digunakan pada system transmisi dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan
ekonomis. Transformator tiga fasa banyak sekali mengurangi berat dan lebar kerangka sehingga
harganya dapat dikurangi bila dibandingkan dengan menggabungkan tiga buah transformator satu fasa
dengan rating daya yang sama. Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai kekurangan, diantaranya
bila salah satu fasa mengalami kerusakan maka seluruh transformator harus dipindahkan atau diganti,
tetapi bila transformator terdiri dari tiga buah transformator satu fasa dan salah satu transformatornya
mengalami kerusakan, sistem masih bisa dioperasikan dengan system open delta. Sama seperti
transformator satu fasa, berdasarkan cara melilitkan kumparannya pada inti, transformator tiga fasa
terdiri dari transformator tipe inti dan tipe cangkang. Yang membedakannya adalah alat bantu dan
sistem pengamannya, tergantung pada letak pemasangan, sistem pendinginan, pengoperasian, fungsi
dan pemakaiannya.
Transformator Ukur
Tegangan atau arus listrik dapat diukur dengan instrumen yang sesuai. Dikarenakan pada sirkuit arus
dan tegangan tersebut sangat membahayakan, maka ada cara yang praktis untuk mengukur tegangan,
yaitu dengan menghubungkan tegangan input pada lilitan primer transformator tegangan, dan untuk
mengukur arus melalui lilitan primer dari transformator arus.
Suatu transformator arus di desain untuk dihubungkan seri dengan arus input, untuk memindahkan arus
input menuju kumparan pembatas meter atau relai. Transformator tegangan di desain untuk
dihubungkan secara pararel dengan arus input untuk merubah (mengurangi) tegangan input dalam
rangka pengoperasian relai atau meter.
Untuk melakukan pengukuran tegangan atau arus yang berada di gardu-gardu listrik atau pusat
pembangkit tenaga listrik biasanya tidak dilakukan secara langsung karena karena nilai arus/ tegangan
yang harus diukur pada umumnya tinggi. Apabila pengukuran besaranbesaran listrik ini dilakukan secara
langsung, maka alat-alat ukur yang harus disediakan akan menjadi sangat mahal karena baik dari ukuran
fisik maupun ratingnya memerlukan perancangan secara khusus. Untuk mengatasi hal tersebut maka
yang dibuat secara khusus bukan alat ukurnya, melainkan transformatornya, dengan cara ini
harganyapun relative lebih murah bila dibandingkan dengan pembuatan alat ukur khusus.Transformator
khusus ini disebut transformator pengukuran (instrumen). Ada dua jenis transformator pengukuran,
yaitu :
1. Transformator Arus yang menurunkan
arus menurut perbandingan tertentu.
2. Transformator tegangan yang menurunkan
tegangan menurut perbandingan tertentu
beban yang besar dapat diukur hanya dengan menggunakan Ampermeter yang rangenya tidak terlalu
besar. Bila sebuah transformator arus mempunyai perbandingan 100/5 A., artinya transformator
mengubah arus primer dari 100 A menjadi 5A di sisi sekunder. Karena pada sisi primer selalu
mengalirarus yang besar, maka sisi sekunder harus selalu dalam keadaan tertutup, bila terbuka maka
transformator akan mengalami kerusakan, hal ini disebabkankarena tidak adanya fluks yang berasal dari
sisi sekunder.

Prinsip kerja transformator tegangan sebenarnya sama dengan sebuah transformator biasa, yang
membedakannya adalah dalam perbandingan transformasinya, dimana transformator tegangan
memiliki ketelitian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan transformator biasa.Transformator
tegangan biasanya mengubah tegangan tinggi menjadi tegangan rendah.Misalnya pada sebuah Gardu
distribusi yang mempunyai tegangan 20 KV dengan transformator tegangan diturunkan menjadi 200
Volt yang digunakan untuk pengukuran. Untuk mencegah terjadinya perbedaan tegangan yang besar
antara kumparan primer dengan sekunder, karena adanya kerusakan isolasi pada kumparan
primer.,maka pada sisi sekunder perlu dipasang pembumian.

Untuk memperbesar batas ukur dari alat ukur DC apat digunakan tahanan seri atau tahanan shunt. Hal
ini tidak dapat di berlakukan pada alat ukur AC, mengingat banyak kelemahan dari tahanan multimeter
pada bearan AC.
Dalam system AC untuk memperbesar batas ukur ini di gunakan trafo ukur atau instrument transformer.
Penggunaan trafo ukur ini di samping untuk mamksud pengukuran juga untuk maksud monitoring dan
proteksi. Trafo jenis ini di bagi menjadi dua yaitu trafo arus ( CT ) atau trafo tegangan ( PT) .
Trafo arus di bagi menjadi dua jenis yaitu type wound yaitu trafo yang lilitan primernya terdiri dari lebih
dari satu lilitan. Dan yang ke dua adalah type bar yaitu trafo arus yang lilitan primernya berbentuk
batang/penghantar.
Kontruksi PT sama dengan trafo daya tetapi ratingnya kecil, karena sekunder PT hanya di gunakan untuk
pengoprasian alat ukur, pilot lamp dan proteksi. Rating daya PT (burden) adalah 200 VA pada frequensi (
60 Hz ). Design PT lebih memperhatikan factor efisiensi, regulasi dan biaya, karena pertimbangan utama
dari PT adalah ratio dan phase eror.

Transformator Daya
Transformator daya menaikan tegangan yang akan disalurkan dan menurunkannya kembali di gardu
induk.

Transformator Distribusi
Sebelum tegangan atau energi listrik digunakan oleh konsumen, tegangan akan diturunkan lagi secara
bertahap dengan menggunakan transformator distribusi.

Fungsi Bagian – Bagian Transformator


Transformator terdiri dari :
1. Bagian utama
2. Inti besi
3. Kumparan trafo
4. Minyak trafo
5. Inti besi

Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass


Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik melalui
kumparan. Inti ini terbuat dari lempengan baja silicon yang tebalnya berkisar dari 0,35 sampai 0,5 mm
dan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu batangan besi.
Setiap lapisan dari lempengan-lempengan diberi isolasi per atau isolasi kertas yang sangat tipis ( + 0,04
mm ). Pelapisan setiap inti tersebut dapat memperkecil hysterisis loss sedangkan penggunaan baja
silikon sebagai inti dapat mengurangi panas ( sebagai rugi-rugi besi ) yang ditimbulkan oleh eddy
current..
Pada umumnya bentuk dari inti besi ini ada dua macam, yaitu core type dan shell type. Shell type
( gambar 2.10 ) biasanya digunakan pada transformator tenaga dengan kapasitas daya yang kecil [3,5].

Pada shell type, lilitan primer dan sekunder terletak pada satu kaki inti, atau lilitan dilingkupi oleh kaki-
kaki inti transformator. Keuntungannya adalah mudah dalam pembuatan dan fluksi bocor dapat
diperkecil, sedangkan kerugiannya pemakaian inti kurang ekonomis karena memerlukan inti yang besar.
Core type banyak digunakan pada transformator tenaga dengan kapasitas daya yang besar [3,5].
Lilitan primer dan sekunder lilit pada kaki-kaki inti, atau lilitan melingkupi inti transformator.
Keuntungan dari type ini dapat menggunakan kawat dengan isolasi rendah, ekonomis dalam pemakaian
inti, sedangkan kerugiannya adalah kebocoran fluksi cukup besar dibandingkan dengan shell type. Untuk
transformator dengan kapasitas daya besar, lempengannya disusun sedemikian rupa sehingga didapat
suatu celah udara yang berguna untuk pendinginan.

Kumparan Transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi akan membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik
terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax, dan
lain-lain.
Umumnya pada transformator terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer
dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi. Fluksi ini
akan menginduksikan tegangan, dan apabila rangkaian sekunder ditutup (bila ada rangkaian beban)
maka akan menghasilkan arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan
dan arus
Untuk transformator penurun tegangan, jumlah kumparan sekunder lebih kecil dari jumlah kumparan
primer dan sebaliknya untuk transformator penaik tegangan, jumlah kumparan sekunder lebih besar
dari jumlah kumparan primer. Dengan kata lain dengan cara memperkecil ataupun memperbesar jumlah
kumparan dapat mengatur besar tegangan output dari transformator [3,5].

Minyak Transformator
Sebagian besar transformator tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak
transformator, terutama transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak
transformator mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai
isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga minyak transformator tersebut berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi.
Pendinginan transformator dengan minyak dapat merata pada tiap bagian yang aktif, karena minyak
akan memasuki semua celah-celah yang ada dalam transformator sehingga jika dibanding dengan sistem
udara, sistem dengan minyak lebih baik. Pada sistem pendinginan dengan minyak, panas yang timbul
pada transformator diserap oleh minyak yang kemudian disalurkan pada dinding tangki bagian dalam
dan oleh permukaan bagian luar dilepas ke udara bebas.
Panas yang diserap mengakibatkan menurunnya sifat kekentalan dari transformator, oleh karena itu
harus segera didinginkan. Pendinginan minyak transformator yang panas dapat dilakukan dengan
mengedarkan air pada dinding tangki atau mengedarkan minyak transformator pada pipa edar di muka.

Pada pendinginan minyak dengan air, trafo memiliki dua dinding tangki (gambar 2.15a), yaitu dinding
bagian dalam berisi minyak dan bagian luar berisi air yang dapat beredar, sehingga minyak panas yang
berada dipermukaan sebelah dalam tangki penampung minyak, akan kemudian disalurkan ke
permukaan sebelah dalam.
Sedangkan pada pendinginan minyak dengan pipa edar (gambar 2.15b), minyak yang panas akan masuk
dalam pipa edar yang kemudian dihembuskan oleh udara luar. Pada transformator dengan kapasitas
daya yang besar biasanya dilengkapi dengan pompa untuk mengedarkan minyak, sehingga
peredarannya dapat bergerak dengan cepat. Selain itu ada pula penghembus udara yang diarahkan pada
pipa edar, dengan cara demikian didapat sistem pendinginan yang cepat dan baik.
Minyak transformator harus memenuhi persyaratan sebagai berikut [4] :
Kekuatan isolasi harus tinggi, sesuai IEC 296 minyak transformator harus Class 1 dan 2 yaitu untuk
minyak baru dan belum difilter >30 kV/2,5 mm dan setelah difilter yaitu >50 kV/2,5 mm.
Penyalur panas yang baik, berat jenis kecil sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap
dengan cepat.
Viksositas yang rendah agar lebih mudah bersikulasi dan kemampuan pendingin menjadi lebih baik.
Pada IEC viksositas minyak class 1 saat suhu 40ºC adalah <6,5 style="font-weight: bold;">Gangguan pada
Transformator
Gangguan-gangguan transformator dapat dibagi menjadi 3 macam
Gangguan-gangguan mekanis, dapat berupa :
Pembentukan kotoran ditutup pada badan transformator.
Tangki dan konservator berlubang atau penyok.
Insulator porselin dan komponen rusak.
Kebocoran minyak melalui gasket, kerenggangan sambungan-sambungan.
Keretakan gelas penduga (indikator).
Kesalahan penunjuk oleh alat penduga.
Minyak rusak.
Pipa antara tangki dan konservator tersumbat.
Karat dibagian dalam tangki.
Gasket antara tutup dan badan tangki rusak.
Tap changer rusak.
Winding rusak.

Gangguan-gangguan listrik, yang terdiri dari:


Tahanan isolasi rendah
- Isolasi antara lilitan rusak
Pemisah antara lilitan primer dan sekunder bocor isolasinya
Isolasi antara ujung lilitan dan inti bocor
Api melompat dari bagian-bagian yang mengalirkan listrik ke dinding tangki.

Gangguan-gangguan Magnetis
Lembaran core melengkung
Isolasi antara antara lembaran inti bocor
Tekanan atas kaki dan joke dari inti kurang
Isolasi fari klem-klem rusak
Besi terbakar karena inti loss yang terlampau besar
Salah pasang klem

Rugi-rugi Transformator
Pada suatu transformator yang ideal, daya pada lilitan sekunder harus sama dengan daya pada lilitan
primer. Transformator ideal mempunyai koefisien kopling 1,0 dan tidak ada rugi-rugi di dalam
transformator tersebut. Pada kenyataannya, transformator seperti itu tidak dapat dibuat. Tingkatan
dimana setiap transformator mendekati kondisi ideal dinamakan efisiensi transformator.
Oleh karena rugi-rugi transformator mengurangi efisiensi suatu transformator dan menunjukan adanya
daya yang terbuang, maka rugi-rugi tersebut dijaga sekecil mungkin. Hal ini terutama diperhatikan pada
desain transformator inti besi yang harus menyediakan daya dalam jumlah besar. Adapun macam rugi-
rugi transformator yang sangat umum terjadi adalah sebagai berikut :
a. Rugi-Rugi Tembaga dan Kebocoran Garis-Garis Fluksi
Lilitan transformator pada umumnya terbuat dari gulungan kawat tembaga, dimana setiap kawat
mempunyai tahanan. Semakin banyak gulungan maka panjang efektif kawat tersebut makin panjang dan
tahanannya menjadi semakin besar. Pada saat arus primer dan arus sekunder mengalir melalui lilitan
tersebut terdapat daya yang hilang dalam bentuk panas. Rugi-rugi tersebut dinamakan rugi-rugi
tembaga, dan dituliskan seperti di bawah ini :

Rugi Tembaga = I² R

Rugi-rugi tembaga dapat diperkecil dengan membuat lilitan primer dan lilitan sekunder transformator
dari kawat yang berpenampang besar, akan tetapi transformator bertambah besar dan berat.
Transformator inti besi yang tidak efisien ini disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa tidak semua
garis-garis fluks yang ditimbulkan oleh lilitan primer dan lilitan sekunder yang mengalir melalui inti besi.
Beberapa garis fluks mengalir keluar dari lilitan masuk ke udara dan kemudian tidak bertaut dengan
lilitan primer dan lilitan sekunder. Kebocoran garis-garis fluks ini menunjukkan adanya energi yang
terbuang.

b. Rugi-Rugi Histerisis
Pada transformator inti besi, inti dibuat menjadi magnet oleh medan magnet yang timbul karena arus
mengalir melalui lilitan. Arah pemagnetan ini adalah sama dengan arah medan magnet yang
menimbulkannya. Oleh karena itu, setiap kali medan magnet disekitar lilitan membesar dan mengecil,
arah dimana inti memperoleh pemagnean juga berubah. Setiap molekul besi akan bertindak sebagai
satu magnet individu (elementer) yang kecil. Untuk membuat magnet dari sepotong besi, maka semua
atau sebagian magnet individu tersebut harus mempunyai arah yang sama. Dengan demikian setiap kali
arah pemagnetan magnet ini berbalik, molekul-molekul inti tersebut berputar menuju arah baru

C. Rugi-Rugi Arus Putar


Inti besi transformator adalah suatu bahan penghantar, maka medan magnet transformator tersebut
akan menginduksikan tegangan pada inti. Tegangan ini kemudian menimbulkan arus kecil yang mengalir
di dalam inti, arus ini dinamakan arus putar (Eddy Current). Arus putar dapat dianggap sebagai arus
hubung singkat karena tahanan yang ada pada inti kecil seperti pada rugi-rugi histerisis. Arus putar
mengurangi energi pada lilitan transformator, hal ini menunjukkan adanya daya terbuang.
Arus putar pada inti transformator dapat dikurangi dengan membuat inti tersebut berlapis-lapis.
Lapisan-lapisan inti tersebut satu sama lain diisolasi pada kedua intinya, sehingga arus putar hanya
dapat mengalir pada masing-masing lapisan tersebut. Karena lapisan-lapisan tersebut mempunyai luas
penampang yang sangat kecil, maka tahanan yang diberikan pada arus putar menjadi sangat besar
sehingga arus putarnya sangat kecil. Di dalam suatu inti yang yang tidak berlapis-lapis arus putar hanya
dibatasi oleh bahan inti dengan tahanan yang kecil, sehingga arusnya menjadi besar.

Prinsip kerja
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-
balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung
dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika
efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

[sunting] Hubungan Primer-Sekunder

Fluks pada transformator

Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah dan rumus untuk

GGL induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah .


Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka dimana dengan

menyusun ulang persamaan akan didapat sedemikian hingga . Dengan kata lain,
hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan
jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.

[sunting] Kerugian dalam transformator


Perhitungan diatas hanya berlaku apabila kopling primer-sekunder sempurna dan tidak ada
kerugian, tetapi dalam praktek terjadi beberapa kerugian yaitu:

1. kerugian tembaga. Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh


resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak
sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong
lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-
lapis antara primer dan sekunder.
3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat
pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi
transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung
lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding)
4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.
Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan
seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi
rendah.
5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus
cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian
kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang
dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang
saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis
tembaga sebagai ganti kawat biasa.
6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang
membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan
fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-
lapisan.

[sunting] Efisiensi
Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus Karena adanya kerugian pada
transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%. Untuk transformator
daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%.

[sunting] Jenis-jenis transformator


[sunting] Step-Up

lambang transformator step-up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa
ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator
menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.

[sunting] Step-Down

skema transformator step-down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga
berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama
dalam adaptor AC-DC.

[sunting] Autotransformator
skema autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan
tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa
arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya
yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator
biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang
lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan
isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.

Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa
kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

[sunting] Autotransformator variabel

skema autotransformator variabel

Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya


bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.

[sunting] Transformator isolasi

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer,
sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain,
gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator
seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator
jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.

[sunting] Transformator pulsa

Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran
gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga
setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi
pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya
memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.

[sunting] Transformator tiga fasa


Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus
satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder
dihubungkan secara delta (Δ).

Você também pode gostar