Você está na página 1de 8

Anatomi Fisiologi Persarafan

Ns. Lukman, SKep,MM


 
Struktur dan Fungsi
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan penunjang yang
disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST).
SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan susunan saraf
diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi
dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap
mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari
lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh
dapat  mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi
perubahan berlangsung melalui kegiatan saraf yang dikenal  sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh
tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang  tidak seimbang atau sakit.
 
 
Stimulasi dapat Menghasilkan Suatu Aktifitas
Stimulasi diterima oleh  reseptor sistem saraf  yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem
saraf  tepi dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat. Bagian sistem saraf tepi yang
menerima rangsangan disebut reseptor, dan diteruskan menuju sistem saraf pusat oleh sistem
saraf sensoris. Pada sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban  
atau respon diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai
pencetus jawaban akhir. Sistem saraf yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf
motorik. Bagian sistem saraf tepi yang mencetuskan jawaban disebut efektor. Jawaban yang
terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak
dipengaruhi oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatis
sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari sitem saraf somatik
adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom, efektornya adalah otot polos, otot
jantung dan kelenjar sebasea.
 
Fungsi Saraf
1.      Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensori .
Saraf sensori disebut juga Afferent Sensory Pathway.
2.      Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat.
3.      Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula spinalis maupun di otak untuk
selanjutnya menentukan jawaban  atau respon.
4.      Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik ke organ-organ tubuh sebagai
kontrol atau modifikasi dari tindakan. Saraf motorik disebut juga Efferent Motorik Pathway.
 
Sel Saraf (Neuron)
Merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan menghantarkan impuls listrik. Neuron
merupakan unit dasar dan fungsional sistem saraf yang mempunyai sifat exitability artinya siap
memberi respon saat terstimulasi. Satu sel saraf mempunyai badan sel  disebut soma yang
mempunyai satu atau lebih tonjolan disebut dendrit. Tonjolan-tonjolan ini keluar dari sitoplasma
sel saraf. Satu dari dua ekspansi yang sangat panjang disebut akson. Serat saraf adalah akson dari
satu neuron. Dendrit dan badan sel saraf berfungsi sebagai pencetus impuls sedangkan akson
berfungsi sebagai pembawa impuls. Sel-sel saraf membentuk mata rantai yang panjang dari
perifer ke pusat dan sebaliknya, dengan demikian impuls dihantarkan secara berantai dari satu
neuron ke neuron lainnya. Tempat dimana terjadi kontak antara satu neuron ke neuron lainnya
disebut sinaps. Pengahantaran impuls dari satu neuron ke neuron lainnya berlangsung dengan
perantaran zat kimia yang disebut neurotransmitter

Otak
Otak, terdiri dari otak besar yang disebut cerebrum, otak kecil disebut cerebellum dan batang
otak  disebut brainstem. Beberapa karateristik khas Otak orang dewasa yaitu mempunyai berat
lebih kurang 2% dari berat badan dan mendapat sirkulasi darah  sebenyak 20% dari cardiac out
put serta membutuhkan kalori sebesar 400 Kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang
paling banyak menggunakan energi yang didukung oleh metabolisme oksidasi glukosa.
Kebutuhan oksigen dan glukosa otak relatif konstan, hal ini disebabkan oleh metabolisme otak
yang merupakan proses yang terus menerus tanpa periode istirahat yang berarti. Bila kadar
oksigen dan glukosa kurang dalam jaringan otak maka metabolisme menjadi terganggu dan
jaringan saraf akan mengalami kerusakan. Secara struktural, cerebrum terbagi menjadi bagian
korteks yang disebut korteks cerebri dan sub korteks yang disebut struktur subkortikal. Korteks
cerebri terdiri atas korteks sensorik yang berfungsi untuk mengenal ,interpretasi impuls sensosrik
yang diterima sehingga individu merasakan, menyadari adanya suatu sensasi rasa/indra tertentu.
Korteks sensorik juga menyimpan sangat  banyak data memori sebagai hasil rangsang sensorik
selama manusia hidup. Korteks motorik  berfungsi untuk memberi jawaban atas rangsangan yang
diterimanya.
 
Struktur sub kortikal
a.   Basal ganglia; melaksanakan fungsi motorik dengan merinci dan mengkoordinasi gerakan
dasar, gerakan halus  atau gerakan trampil dan sikap tubuh.
b.   Talamus; merupakan pusat rangsang nyeri
c.   Hipotalamus; pusat tertinggi integrasi dan koordinasi sistem saraf otonom dan terlibat dalam
pengolahan perilaku insting  seperti makan, minum, seks dan motivasi
d.   Hipofise
      Bersama dengan hipothalamus mengatur kegiatan sebagian besar kelenjar endokrin 
      dalam sintesa dan pelepasan hormon.
 
Cerebrum 
Terdiri dari dua belahan yang disebut hemispherium cerebri dan keduanya dipisahkan oleh fisura
longitudinalis. Hemisperium cerebri  terbagi menjadi hemisper kanan dan kiri. Hemisper kanan
dan kiri ini dihubungkan oleh bangunan yang disebut corpus callosum. Hemisper cerebri dibagi
menjadi lobus-lobus yang diberi nama sesuai dengan tulang diatasnya, yaitu:
1.      Lobus frontalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang frontalis
2.      Lobus parietalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang parietalis
3.      Lobus occipitalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang occipitalis
4.      Lobus temporalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang temporalis
 
Cerebelum  (Otak Kecil)
Terletak di bagian belakang kranium menempati fosa cerebri posterior di bawah lapisan
durameter Tentorium Cerebelli. Di bagian depannya terdapat batang otak. Berat cerebellum
sekitar 150 gr atau 8-8% dari berat batang otak seluruhnya. Cerebellum dapat dibagi menjadi
hemisper cerebelli kanan dan kiri yang dipisahkan oleh vermis. Fungsi cerebellum pada
umumnya adalah mengkoordinasikan gerakan-gerakan otot sehingga gerakan dapat terlaksana
dengan sempurna.
 
Batang Otak  atau Brainstern
Terdiri atas diencephalon, mid brain, pons dan medula oblongata. Merupakan tempat berbagai
macam pusat vital seperti pusat pernafasan, pusat vasomotor, pusat pengatur kegiatan jantung
dan pusat muntah, bersin dan batuk.

Medula Spinalis
Medula spinalis merupakan perpanjangan medula oblongata ke arah kaudal di dalam kanalis
vertebralis mulai setinggi cornu vertebralis cervicalis I memanjang hingga setinggi cornu
vertebralis lumbalis I - II. Terdiri dari 31 segmen yang setiap segmennya terdiri dari satu pasang
saraf spinal. Dari medula spinalis bagian cervical keluar 8 pasang , dari bagian thorakal 12
pasang, dari bagian lumbal 5 pasang dan dari bagian sakral 5 pasang serta dari coxigeus keluar 1
pasang saraf spinalis. Seperti halnya otak, medula spinalispun terbungkus oleh selaput  meninges
yang berfungsi melindungi saraf spinal dari benturan atau cedera.
 
Gambaran penampang medula spinalis memperlihatkan bagian-bagian substansia grissea dan
substansia alba. Substansia grisea ini mengelilingi canalis centralis sehingga membentuk
columna dorsalis, columna lateralis dan columna ventralis. Massa grisea dikelilingi oleh
substansia alba atau badan putih yang mengandung serabut-serabut saraf yang diselubungi oleh
myelin. Substansi alba berisi berkas-berkas saraf yang membawa impuls sensorik dari SST
menuju SSP dan impuls motorik dari SSP menuju SST. Substansia grisea berfungsi sebagai pusat
koordinasi refleks yang berpusat di medula spinalis.Disepanjang medulla spinalis terdapat jaras
saraf yang berjalan dari medula spinalis menuju otak yang disebut sebagai jaras acenden dan dari
otak menuju medula spinalis yang disebut sebagai jaras desenden. Subsatansia alba berisi berkas-
berkas saraf yang berfungsi membawa impuls sensorik dari sistem tepi saraf tepi ke otak dan
impuls motorik dari otak ke saraf tepi. Substansia grisea berfungsi sebagai pusat koordinasi
refleks yang berpusat dimeudla spinalis.
 
Refleks-refleks yang berpusat di sistem saraf puast yang bukan medula spinalis, pusat
koordinasinya tidak di substansia grisea medula spinalis. Pada umumnya penghantaran impuls
sensorik di substansia alba medula spinalis berjalan menyilang garis tenga. ImPuls sensorik dari
tubuh sisi kiri akan dihantarkan ke otak sisi kanan dan sebaliknya. Demikian juga dengan impuls
motorik. Seluruh impuls motorik dari otak yang dihantarkan ke saraf tepi melalui medula spinalis
akan menyilang.
 
Upper Motor Neuron (UMN) adalah  neuron-neuron motorik yang berasal dari korteks motorik
serebri atau batang otak yang seluruhnya (dengan serat saraf-sarafnya ada di dalam sistem saraf
pusat. Lower motor neuron (LMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari sistem saraf
pusat tetapi serat-serat sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan membentuk sistem saraf tepi
dan berakhir di otot rangka. Gangguan fungsi UMN maupun LMN menyebabkan kelumpuhan
otot rangka, tetapi sifat kelumpuhan UMN berbeda dengan sifat kelumpuhan UMN. Kerusakan
LMN menimbulkan kelumpuhan otot yang 'lemas', ketegangan otot (tonus) rendah dan sukar
untuk merangsang refleks otot rangka (hiporefleksia). Pada kerusakan UMN, otot lumpuh
(paralisa/paresa) dan kaku (rigid), ketegangan otot tinggi (hipertonus) dan mudah ditimbulkan
refleks otot rangka (hiperrefleksia). Berkas UMN bagian medial, dibatang otak akan saling
menyilang. Sedangkan UMN bagian Internal tetap berjalan pada sisi yang sama sampai berkas
lateral ini tiba di medula spinalis. Di segmen medula spinalis tempat berkas bersinap dengan
neuron LMN. Berkas tersebut akan menyilang. Dengan demikian seluruh impuls motorik otot
rangka akan menyilang, sehingga kerusakan UMN diatas batang otak akan menimbulkan
kelumpuhan pada otot-otot sisi yang berlawanan.
 
Salah satu fungsi medula spinalis sebagai sistem saraf pusat adalah sebagai pusat refleks. Fungsi
tersebut diselenggarakan oleh substansia grisea medula spinalis. Refleks adalah jawaban individu
terhadap rangsang, melindungi tubuh terhadap pelbagai perubahan yang terjadi baik
dilingkungan internal maupun di lingkungan eksternal. Kegiatan refleks  terjadi melalui suatu
jalur tertentu yang disebut lengkung refleks
 
Fungsi medula spinalis
1.      Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu dikornu motorik atau kornu ventralis.
2.      Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks tungkai
3.      Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum
4.      Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh.
 
Lengkung refleks
o       Reseptor: penerima rangsang
o       Aferen: sel saraf yang mengantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (ke pusat
refleks)
o       Pusat refleks : area di sistem saraf pusat (di medula spinalis: substansia grisea), tempat
terjadinya sinap ((hubungan antara neuron dengan neuron dimana terjadi pemindahan
/penerusan impuls)
o       Eferen: sel saraf yang membawa impuls dari pusat refleks ke sel efektor. Bila sel efektornya
berupa otot, maka eferen disebut juga neuron motorik (sel saraf /penggerak)
o       Efektor: sel tubuh yang memberikan jawaban terakhir sebagai jawaban refleks. Dapat berupa
sel otot (otot jantung, otot polos atau otot rangka), sel kelenjar.
 
Sistem Saraf Tepi
Kumpulan neuron diluar jaringan otak dan medula spinalis membentuk sistem saraf tepi (SST).
Secara anatomik digolongkan ke dalam saraf-saraf otak sebanyak 12 pasang dan 31 pasang saraf
spinal. Secara fungsional, SST  digolongkan ke dalam: a) saraf sensorik (aferen) somatik :
membawa informasi dari kulit, otot rangka dan sendi, ke sistem saraf pusat, b) saraf motorik
(eferen) somatik : membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot rangka, c) saraf sesnsorik
(eferen) viseral : membawa informasi dari dinding visera ke sistem saraf pusat, d) saraf mototrik
(eferen) viseral : membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot polos, otot jantung dan
kelenjar. Saraf eferen viseral disebut juga sistem saraf otonom. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf
otak (s.kranial) dan saraf spinal.
 
Saraf Otak (s.kranial)
Bila saraf spinal membawa informasi impuls dari perifer ke medula spinalis dan membawa
impuls motorik dari medula spinalis ke perifer, maka ke 12 pasang saraf kranial menghubungkan
jaras-jaras tersebut  dengan batang otak. Saraf cranial sebagian merupakan saraf campuran
artinya memiliki saraf sensorik dan saraf motorik
 
Saraf Spinal
Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari medula apinalis dan kemudian dari kolumna
vertabalis melalui celah sempit antara ruas-ruas tulang vertebra. Celah tersebut dinamakan
foramina intervertebrelia. Seluruh saraf spinal merupakan saraf campuran karena mengandung
serat-serat eferen yang membawa impuls baik sensorik maupun motorik. Mendekati medula
spinalis, serat-serat eferen memisahkan diri dari  serat –serat eferen. Serat eferen masuk ke
medula spinalis membentuk akar belakang (radix dorsalis), sedangkan serat eferen keluar dari
medula spinalis membentuk akar depan (radix ventralis). Setiap segmen medula spinalis
memiliki sepasang saraf spinal, kanan dan kiri. Sehingga dengan demikian terdapat 8 pasang
saraf spinal servikal, 12 pasang saraf spinal torakal, 5 pasang saraf spinal lumbal, 5 pasang saraf
spinal sakral dan satu pasang saraf spinal koksigeal. Untuk kelangsungan fungsi integrasi,
terdapat neuron-neuron penghubung disebut interneuron yang tersusun sangat bervariasi mulai
dari yang sederhana satu interneuron sampai yang sangat  kompleks  banyak interneuron. Dalam
menyelenggarakan fungsinya, tiap saraf spinal melayani suatu segmen tertentu pada kulit, yang
disebut dermatom. Hal ini hanya untuk fungsi sensorik. Dengan demikian gangguan sensorik
pada dermatom tertentu dapat memberikan gambaran  letak kerusakan.
 
Sistem Saraf Somatik
Dibedakan 2 berkas saraf  yaitu saraf eferen somatik dan eferen viseral. Saraf eferen somatik :
membawa impuls motorik ke otot rangka yang menimbulkan gerakan volunter  yaitu gerakan
yang dipengaruhi kehendak. Saraf eferen viseral : membawa impuls mototrik ke otot polos, otot
jantung dan kelenjar yang menimbulkan gerakan/kegiatan involunter (tidak dipengaruhi
kehendak). Saraf-saraf eferen viseral dengan ganglion tempat sinapnya dikenal dengan sistem
saraf otonom yang keluar dari segmen medula spinalis torakal 1 – Lumbal 2 disebut sebagai
divisi torako lumbal (simpatis). Serat eferen viseral terdiri dari eferen preganglion dan eferen
postganglion. Ganglion sistem saraf simpatis membentuk mata rantai dekat kolumna vertebralis
yaitu sepanjang sisiventrolateral kolumna vertabralis, dengan serat preganglion yang pendek dan
serat post ganglion yang panjang. Ada tiga ganglion simpatis yang tidak tergabung dalam
ganglion paravertebralis yaitu ganglion kolateral yang terdiri dari ganglion seliaka, ganglion
mesenterikus superior dan ganglion mesenterikus inferior. Ganglion parasimpatis terletak relatif
dekat kepada alat yang disarafinya bahkan ada yang terletak didalam organ yang dipersarafi.
 
Semua serat preganglion baik parasimpatis maupun simpatis serta semua serat postganglion
parasimpatis, menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia perantara. Neuron yang menghasilkan
asetilkolin sebagai zat kimia perantara dinamakan neuron kolinergik sedangkan neuron yang
menghasilkan nor-adrenalin dinamakan neuron adrenergik. Sistem saraf parasimpatis dengan
demikian dinamakan juga sistem saraf kolinergik, sistem saraf simpatis sebagian besar
merupakan sistem saraf adrenergik dimana postganglionnya menghasilkan nor-adrenalin dan
sebagian kecil berupa sistem saraf kolinergik  dimana  postganglionnya menghasilkan
asetilkolin. Distribusi anatomik sistem saraf otonom ke alat-alat visera, memperlihatkan  bahwa
terdapat keseimbangan pengaruh simpatis dan parasimpatis pada satu alat. Umumnya tiap alat
visera dipersarafi oleh keduanya. Bila sistem simpatis yang sedang meningkat, maka pengaruh
parasimpatis terhadap alat tersebut kurang tampak, dan sebaliknya. Dapat dikatakan pengaruh
simpatis terhadap satu alat berlawanan dengan pengaruh parasimpatisnya. Misalnya peningkatan
simpatis terhadap jantung mengakibatkan kerja jantung meningkat, sedangkan pengaruh
parasimpatis menyebabkan kerja jantung menurun. Terhadap sistem pencernaan, simpatis
mengurangi kegiatan, sedangkan parasimpatis meningkatkan kegiatan pencernaan. Atau dapat
pula dikatakan, secara umum pengaruh parasimpatis adalah anabolik, sedangkan pengaruh
simpatis adalah katabolik.
 
Sirkulasi Darah pada Sistem Saraf Pusat
Sirkulasi darah pada sistem saraf terbagi atas sirkulasi pada otak dan medula spinalis. Dalam
keadaan fisiologik jumlah darah yang dikirim ke otak  sebagai blood flow cerebral adalah 20%
cardiac out put atau 1100-1200 cc/menit untuk seluruh jaringan otak yang berat normalnya 2%
dari berat badan orang dewasa. Untuk mendukung tercukupinya suplai oksigen, otak mendapat
sirkulasi yang didukung oleh pembuluh darah besar.
 
Suplai Darah Otak
1.   Arteri Carotis Interna kanan dan kiri
–        Arteri communicans posterior
Arteri ini menghubungkan arteri carotis interna dengan arteri  cerebri posterior
–        Arteri choroidea anterior, yang nantinya membentuk plexus choroideus di dalam
ventriculus lateralis
–        Arteri cerebri anterrior
            Bagian ke frontal disebelah atas nervus opticus diantara belahan otak kiri dan  kanan. Ia
kemudian akan menuju facies medialis lobus frontalis cortex cerebri. Daerah yang
diperdarahi arteri ini adalah: a) facies medialis lobus frontalis cortex cerebro, b) facies
medialis lobus parietalis, c) facies convexa lobus frontalis cortex cerebri, d) facies
convexa lobus parietalis cortex cerebri, e) Arteri cerebri media
–        Arteri cerebri media
2.   Arteri Vertebralis kanan dan kiri
 
 
Arteri Cerebri Media
Berjalan lateral melalui fossa sylvii dan kemudian bercabang-cabang untuk selanjutnya menuju
daerah insula reili. Daerah yang disuplai darah oleh arteri ini adalah Facies convexa lobus
frontalis coretx cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus frontalis superior,
facies convexa lobus parielatis cortex cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus
temporalis media dan facies lobus temporalis cortex cerebri pada ujung frontal.
 
Arteri Vertebralis kanan dan kiri
Arteri vertebralis dipercabangkan oleh arteri sub clavia. Arteri ini berjalan ke kranial melalui
foramen transversus vertebrae ke enam sampai pertama kemudian membelok ke lateral masuk ke
dalam foramen transversus magnum menuju cavum cranii. Arteri ini kemudian berjalan ventral
dari medula oblongata dorsal dari olivus, caudal dari tepi caudal pons varolii. Arteri vertabralis
kanan dan kiri akan bersatu menjadi arteri basilaris yang kemudian berjalan frontal untuk
akhirnya bercabang menjadi dua yaitu arteri cerebri posterior kanan dan kiri. Daerah yang
diperdarahi oleh arteri cerbri posterior ini adalah facies convexa lobus temporalis cortex cerebri
mulai dari tepi bawah sampai setinggi sulcus temporalis media, facies convexa parietooccipitalis,
facies medialis lobus occipitalis cotex cerebri dan lobus temporalis cortex cerebri. Anastomosis
antara arteri-arteri cerebri berfungsi utnuk menjaga agar aliran darah ke jaringan otak tetap
terjaga secara continue. Sistem carotis yang berasal dari arteri carotis interna dengan sistem
vertebrobasilaris yang berasal dari arteri vertebralis, dihubungkan oleh circulus arteriosus willisi 
membentuk Circle of willis yang terdapat pada bagian dasar otak. Selain itu terdapat anastomosis
lain yaitu antara arteri cerebri media dengan arteri cerebri anterior, arteri cerebri media dengan
arteri cerebri posterior.
 
                                              
Suplai Darah Medula Spinalis
Medula spinalis mendapat dua suplai darah dari dua sumber yaitu:          1)  arteri Spinalis
anterior yang merupakan percabangan arteri vertebralis, 2) arteri Spinalis posterior, yang juga     
merupakan percabangan arteri vertebralis.
 
Antara arteri spinalis tersebut diatas terdapat banyak anastomosis sehingga merupakan anyaman
plexus yang mengelilingi medulla spinalis dan disebut vasocorona. Vena di dalam otak tidak
berjalan bersama-sama arteri. Vena jaringan otak bermuara di jalan vena yang terdapat pada
permukaan otak dan dasar otak. Dari anyaman plexus venosus yang terdapat di dalam spatum
subarachnoid darah vena dialirkan kedalam sistem sinus venosus yang terdapat di dalam
durameter diantara lapisan periostum dan selaput otak.
 
Cairan Cerebrospinalis  (CSF)
Cairan cerebrospinalis atau banyak orang terbiasa menyebutnya cairan otak merupakan bagian
yang penting di dalam SSP yang salah satu fungsinya mempertahankan tekanan  konstan dalam
kranium. Cairan ini  terbentuk di Pleksus chroideus ventrikel otak, namun bersirkulasi
disepanjang rongga sub arachnoid dan ventrikel otak. Pada orang dewasa volumenya berkisar
125 cc, relatif konstan dalam produksi dan absorbsi. Absorbsi  terjadi disepanjang sub arachnoid
oleh vili arachnoid. Ada empat buah rongga  yang saling berhubungan yang disebut ventrikulus
cerebri  tempat pembentukan cairan ini yaitu: 1) ventrikulus lateralis , mengikuti hemisfer
cerebri, 2) ventrikulus lateralis II, 3) ventrikulus tertius III dtengah-tengah otak, dan 4)
ventrikulus quadratus IV, antara pons varolli dan medula oblongata.
 
Ventrikulus lateralis berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui foramen monro.
Ventrikulus tertius dengan ventrikulus quadratus melalui foramen aquaductus sylvii yang
terdapat di dalam mesensephalon. Pada atap ventrukulus quadratus bagian tengah kanan dan kiri
terdapat lubang yang disebut foramen Luscka dan bagian tengah terdapat lubang yang disebut
foramen magendi. Sirkulasi cairan otak sangat penting dipahami karena bebagai kondisi
patologis dapat terjadi akibat perubahan produksi dan sirkulasi cairan otak. Cairan otak yang
dihasilkan oleh flexus ventrikulus lateralis kemudian masuk kedalam ventrikulus lateralis, dari
ventrikulus lateralis kanan dan kiri cairan otak mengalir melalui foramen monroi ke dalam
ventrikulus III dan melalui aquaductus sylvii masuk ke ventrikulus IV. Seterusnya melalui
foramen luscka dan foramen megendie masuk kedalam spastium sub arachnoidea kemudian
masuk ke lakuna venosa dan selanjutnya masuk kedalam aliran darah.
 
Fungsi Cairan Otak
1.      Sebagai bantalan otak agar terhindar dari benturan atau trauma pada kepala
2.      Mempertahankan tekanan cairan normal otak yaitu 10 – 20 mmHg
3.      Memperlancar metabolisme dan sirkulasi darah diotak.
 
Komposisi Cairan Otak
1.      Warna        : Jernih , disebut Xanthocrom
2.      Osmolaritas pada suhu 30 C           : 281 mOSM
3.      Keseimbangan asam basa
a.       PH                   : 7,31
b.      PCO2                          : 47,9 mmHg
c.       HCO3              : 22,9 mEq/lt
d.      Ca                    : 2,32mEq/lt
e.       Cl                     : 113 –127 mEq/lt
f.        Creatinin           : 0,4 –1,5 mg%
g.       Glukosa            : 54 – 80 mg%
h.       SGOT              : 0 - 19 unit
i.         LDH                : 8 – 50 unit
j.        Posfat  : 1,2 – 2,1 mg%
k.      Protein             : 20 –40 mg% pada cairan Lumbal
                                      15 25 mg% pada cairan Cisterna
                                       5 – 25 mg% pada cairan Ventrikuler
l.         Elektroporesis Protein LCS:
–        Prealbumin                      : 4,6 %
–        Albumin                                       : 49,5%
–        Alpha 1 Globulin                          : 6,7%
–        Alpha 2 Globulin                          : 8,7%
–        Beta dan Lamda Globulin          : 18,5%
–        Gamma Globulin                          : 8,2%               
•         Kalium                                         : 2,33 – 4,59 mEq/lt
•         Natrium                                        : 117 – 137 mEq/lt
•         Urea                                             : 8 –28 mg%
•         Asam urat                                     : 0,07 –2,8 mg%
•         Sel                                               : 1 -  5 limposit/mm3

Você também pode gostar