Você está na página 1de 7

Survei Topografi dalam Penentuan Line of Sight (LoS)

BTS (Base Transceiver Station)

Arief Laila Nugraha, Bambang Sudarsono *)

Abstract
Base Transceiver Station (BTS) represent one of appliance of supporter of
telecommunications nework. Development of BTS have to each other incircuit by
other BTS or which have been planned. The situation where one BTS incircuit
between other BTS without obstacle called Line of Sight (LoS). Topography survei is
one method to make sure LoS BTS. With GPS survei and study map, high of BTS
antenna can be result so LoS BTS can be made.
Key Word: BTS (Base Transceiver Station), LoS (Line of Sight),Topography survei,
survei GPS (Global Positioning System), study map

Pendahuluan semakin luas sehingga pelayanan


Perkembangan dunia telekomunikasi operator dapat sampai menyentuh
Indonesia semakin meningkat. Hal ini setiap pelosok wilayah.
didukung dengan kenyataan di Pada pembangunan BTS melibatkan
Indonesia terdapat berbagai operator sumber daya manusia dari berbagai
telekomunikasi. Dengan banyaknya disiplin ilmu. Pada awal pembangunan
operator, wilayah Indonesia sekarang BTS, langkah pertama yang ditempuh
banyak dijumpai tower-tower Base adalah melakukan pemilihan tempat
Transceiver Station (BTS). atau lokasi dimana BTS tersebut
Pembangunan BTS sendiri diatas dibangun, melakukan desain RBS
permukaan bumi erat kaitannya dengan (Radio Base System), melakukan
bidang Geodesi. Tingkat keberhasilan desain transmisi, yang kemudian
pencarian lokasi BTS yang tepat agar setelah semuanya tidak mengalami
mencapai Line of Sight (LoS) dengan kendala dari proses perizinan dari
lokasi titik BTS yang lain dapat pemerintah daerah dan masyarakat
ditentukan dengan keakuratan terkait, maka tower BTS dapat
melakukan survei topografi yang dibangun.
meliputi survei GPS dan penggunaan
study map. Line of Sight (LoS)
LoS ini dapat diartikan kondisi tampak
BTS (Base Transceiver Station) pandang antar BTS tanpa adanya obyek
BTS merupakan tower pemancar dan penghalang (obstacle) dari jalur sinyal
penerima sinyal yang menghubungkan BTS. Pada proses desain RBS dan
ponsel satu dengan yang lainnya lewat desain transmisi perlu adanya integrasi
jaringan telekomunikasi. Dilihat dari dari jaringan yang telah ada. Salah satu
fungsinya, pembangunan BTS syarat BTS dapat terintegrasi dengan
berkaitan dengan area pelayanan dari sempurna dengan jaringan yang telah
suatu operator. Jadi jika suatu operator ada yaitu kondisi Line of Sight (LoS)
memiliki banyak BTS yang tersebar di suatu BTS dengan BTS lain yang telah
wilayah maka area coverage sinyalnya terintegrasi. Untuk dapat mengetahui
*) Staf Pengajar Jurusan T. Geodesi Fakultas
Teknik Undip

1
obstacle di jalur BTS sangat mudah Faktor Kelengkungan Bumi
dilakukan dengan survei topografi Pembangunan tower BTS diatas
dengan metode survei GPS. permukaaan bumi erat kaitannya
dengan faktor kelengkungan bumi.
Daerah Fresnel (Fresnel Zone) Karena pada kenyataannya bahwa
Meskipun ada obstacle namun bila bumi ini berbentuk bulat ellips
dikatakan tidak mengganggu sinyal sehingga jarak dua titik akan
antar BTS harus tidak masuk dalam berpengaruh dengan faktor
Daerah Fresnel (Fresnel Zone) sinyal kelengkungan bumi. Berikut
BTS. Daerah Fresnel adalah area atau persamaan untuk mendapatkan faktor
zona dari ERP (Effective Radiated kelengkungan bumi :
Power) atau dapat dikatakan bahwa d1 .d 2
Daerah Fresnel adalah area dimana hm =
sinyal dari antena microwave BTS 2.k .a
terdistribusi secara efektif. Daerah Pada jarak tetentu tinggi sinyal
Fresnel harus bersih dari segala langsung yang merambat dari
obstacle. Daerah Fresnel dapat pemancar ke penerima dapat dihitung .
digambarkan dan dirumuskan seperti selain itu tinggi obstacle maksimum
pada gambar dibawah ini : yang dapat menghalangi perambatan
sinyal pada tempat tersebut dapat
dihitung. Untuk perhitungan-
perhitungan tersebut dapat
menggunakan gambar profil lintasan
berkut ini :

d1 = jarak tower1 dengan obstacle


d2 = jarak tower2 dengan obstacle
d3 = jarak tower1 dengan radius
Daerah Fresnel
d4 = jarak tower2 dengan radius
Daerah Fresnel
d = jarak dua tower BTS
Keterangan :
λ = panjang gelombang hm = Faktor kelengkungan bumi
f = frekuensi antenna tower BTS k = koefisien kelengkungan bumi
rf = radius Daerah Fresnel d1 = jarak tower1 dengan obstacle
d2 = jarak tower2 dengan obstacle
kondisi dari Daerah Fresnel yang dapat Hc = tinggi bebas obstacle
dikatakan LoS digambarkan sebagai Hs = tinggi obstacle diatas permukaan
berikut : air rata-rata
H1 = tinggi tower BTS pemancar (m)
H2 = tinggi tower BTS penerima (m)
a = jari-jari kelengkungan bumi
= 6370 km
rf = radius Daerah Fresnel

2
dari gambar diatas diperoleh rumus mendokumentasikan pandangan
sebagai berikut : arah (far end dan near end) dari
d1 d1.d 2 posisi tower yang disurvei dengan
Hc = H 1 − Hs − .( H 1 − H 2) − posisi tower yang telah didesain
d 2.k .a atau yang telah ada
Sebelum melakukan survei LoS
Untuk daerah tampak pandang (LoS) hendaknya harus memastikan informasi
persyaratan yang harus terpenuhi posisi tower BTS yang akan disurvei
adalah Hc ≥ rf lengkap dengan jaringan posisi tower
lain yang telah didesain atau yang telah
Survei Line of Sight (LoS) ada.
Survei LoS bertujuan untuk Dalam melakukan survei LoS, langkah-
memverifikasi posisi dari suatu tower langkah yang diambil diantaranya :
BTS dilapangan yang telah didesain a. Memverivikasi dan
sedemikian rupa sehingga posisi tower mengkonfirmasikan posisi tower
tersebut dapat terkoneksi dari desain BTS yang benar yang telah di
jaringan yang telah ada. Survei ini desain untuk disurvei
dilakukan untuk merekomendasikan b. Melakukan study map sebelum
tempat (site) kandidat posisi tower melakukan survei ke lapangan
yang lain yang menjadi alternatif link c. Memasukan semua data koordinat
jaringan utamanya. posisi tower BTS yang didesain
Seorang surveior LoS dalam dan posisi jaringan yang ada ke
melakukan pekerjaanya seperti menaiki dalam GPS
tower BTS ataupun memanjat atau d. Menandai (marking) dengan GPS
menaiki sesuatu untuk mendapatkan apa saja yang memungkinkan
posisi tertinggi, hendaknya memakai dianggap sebagai obstacle selama
pakaian yang aman dan tertutup untuk melakukan survei pada jalur sinyal
mencegah terjadinya luka gores, sepatu dari BTS ke BTS jaringannya
untuk memanjat, proteksi dari sinar e. Jika memungkinkan untuk setiap
matahari, perlangkapan memanjat, dan jarak 20 m dilakukan penandaan
yang penting saat menaiki tower ketinggian bumi (marking terrain)
sebelumnya minum air secukupnya sepanjang jalur sinyal BTS ke BTS
untuk mencegah kekeringan di atas jaringannya untuk mendapatkan
tower. gambaran ketinggian bumi (path
Sedangkan perlengkapan yang harus profile)
ada saat mengerjakan survei LoS yaitu: f. Setelah mendapatkan posisi tower
1. GPS (Global Positioning System) yang dicari, bila telah ada tower
untuk mencari posisi titik tower yang berdiri, naiki tower sesuai
BTS yang akan disurvei. Untuk kebutuhan ketinggiannya
keperluan survei ini biasa kemudian dengan menggunakan
menggunakan GPS tipe handheld binocular dan kompas untuk
2. Kompas, untuk menentukan arah memastikan daerah bebas obstacle
dari dari jaringan yang telah (Clearance area) dari arah tower
didesain jaringannya
3. Clinometer dan Altimeter, untuk g. Jika belum terbangun tower, maka
menentukkan ketinggian posisi dicari posisi yang tinggi dan
tower diatas permukaan bumi gunakan kompas dan binocular
4. Binocular dan kamera, digunakan untuk memastikan clearance area
untuk memastikan dan

3
h. Selanjutnya membuat laporan
mengenai kondisi dari posisi tower Penggunaan peta digital seperti foto
BTS yang disurvei lengkap dengan udara ataupun citra satelit akan lebih
data lapangannya sangat membantu. Karena dengan
i. Dengan data lapangan tersebut software tertentu (global mapper,
(posisi GPS, path profile, dan Radio mobile, Pathloss) dapat dicari
clearance area) digunakan untuk langsung path profile dari dua posisi
penentuan LoS sehingga tinggi BTS.
antena microwave BTS dapat
ditentukan

Study Map
Dari penjelasan sebelumnya, penentuan
LoS BTS supaya terintegrasi dengan
jaringan yang telah ada memerlukan
survei lokasi. Penentuan posisi lokasi
tower BTS diatas muka bumi dapat
dicari dengan melakukan survei lewat Gambar Peta Digital SRTM
peta topografi yang ada (Study map). Tujuan pokok dari study map untuk
Peta ini dapat berupa peta rupa bumi mendapatkan path profile dari
baik berupa hardcopy maupun sofcopy. ketinggian dipermukaan bumi
Peta topografi memuat informasi kemudian ditambah dengan ketinggian
mengenai keadaan permukaan bumi obyek-obyek dibumi yang didapat
beserta informasi ketinggiannya dengan survei GPS. Dengan data-data
menggunakan garis kontur. Dengan tersebut penentuan LoS lewat
melakukan study map ini penentuan ketinggian antenna BTS dapat
posisi lokasi BTS dapat diketahui diketahui.
daerah tersebut sesuai atau tidak
dengan kebutuhan dalam pembangunan
BTS. Selanjutnya, dengan peta ini pula
dapat dicari beda tinggi lokasi titik
BTS dengan titik BTS lainnya beserta
apa yang ada diatas permukaan bumi.
Dengan begitu path profile dari jalur
sinyal antar BTS dapat dicari sehingga
posisi lokasi yang akan dibangun
memang sesuai dengan desain RBS
atau desain transmisinya.

Gambar Path Profile dengan Pathloss

Survei GPS
Survei Topografi yang sangat penting
dalam penentuan LoS suatu BTS yaitu
survei GPS. Survei GPS ini merupakan
survei yang dilakukan untuk
memverivikasi dan mengidentifikasi
posisi tower BTS dilapangan.
Gambar Peta Rupa Bumi

4
GPS (Global Positioning System) rute, penentuan LoS BTS dapat
merupakan sistem navigasi satelit yang dilakukan.
dikembangkan oleh Departemen Prosedur dalam melakukan survei GPS
Pertahanan Amerika Serikat. GPS untuk menentukan LoS BTS dapat
memungkinkan kita mengetahui posisi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
geografis kita (lintang, bujur, dan 1. Memasukan koordinat posisi tower
ketinggian diatas permukaan bumi). BTS beserta posisi jaringannya
GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen 2. Melakukan tracking rute
angkasa, kontrol/pengendali, dan sepanjang jalur sinyal BTS dan
pengguna., dimana :Segmen angkasa: jaringannya
terdiri dari 24 satelit yang beroperasi 3. Menandai obyek-obyek yang
dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200 dianggap sebagai obstacle sinyal
km dan inklinasi 55 derajat dengan BTS seperti tower sutet PLN,
periode 12 jam (satelit akan kembali ke cerobong pabrik, gedung yang
titik yang sama dalam 12 jam). Satelit tinggi, atau tower BTS dari
tersebut memutari orbitnya sehingga operator yang lain
minimal ada 6 satelit yang dapat 4. Melakukan Download hasil data
dipantau pada titik manapun di bumi GPS kemudian sinkronkan dengan
ini. Satelit tersebut mengirimkan posisi hasil data study map
dan waktu kepada pengguna seluruh Dengan melakukan langkah-langkah
dunia. tersebut, penentuan LoS BTS dapat
Pada sisi pengguna dibutuhkan dikoreksi dan direkomendasikan
penerima GPS (selanjutnya kita sebut sehingga dapat membantu dalam
perangkat GPS) yang biasanya terdiri penentuan Link Budget dari desain
dari penerima, prosesor, dan antena, jaringan.
sehingga memungkinkan kita
dimanapun kita berada di muka bumi
ini (tanah, laut, dan udara) dapat
menerima sinyal dari satelit GPS dan
kemudian menghitung posisi,
kecepatan dan waktu.

Gambar Hasil Tracking GPS disinkronkan


dengan peta digital pada Pathloss
Gambar Sistem Penentuan Posisi Global, GPS
[ Abidin, Hasanuddin Z, 2000 ]
Penentuan Tinggi Antena BTS
Dengan adanya GPS, survei posisi Dalam menentukan tinggi tower
tower BTS beserta posisi BTS lain agar BTS dapat dikatakan line of sight
yang jadi jaringannya dapat dilakukan (LoS), yang harus dilakukan adalah
dengan mudah. Dengan sistem yang ketentuan mengenai koefisien faktor
ada pada GPS meliputi penanda posisi kelengkungan bumi (k), dimana
obyek bumi, input peta, dan tracking

5
4
biasanya yang dipakai k = serta
3
harus mengikuti kaedah kondisi LoS.

Gambar Hasil Simulasi


Penentuan Tinggi Antena pada Pathloss
Gambar Perencanaan Tinggi Antenna
Kesimpulan
Tinggi koreksi antena dapat Dari penjelasan diatas dapat diambil
menggunakan persamaan berikut ini : kesimpulan, sebagai berikut:
1. BTS sebagai pemancar dan
0,079 xd1 xd 2 penerima sinyal dalam
hcorrected =
k pembangunannya memerlukan
survei untuk mendapatkan
nxd1 xd 2 integrasi dari desain jaringan
jari-jari fresnel F=17,3
fxd yang dibuat ataupun dari desain
jaringan yang telah ada.
2. Survei yang dilakukan adalah
dimana clearance = 0,6F + hcorrected
untuk menentukan Line of Sight
maka tinggi obstacle maksimum agar
(LoS) sehingga BTS yang akan
kondisi dikatakan LoS, maka
dibangun benar-benar dapat
h3 = hobstacle + clearance
beroperasi sesuai dengan
kebutuhan link yang telah
Dengan software tertentu seperti
didesain.
Pathloss, Global Mapper, ataupun
3. Survei LoS survei dapat
Radio Mobile penentuan tinggi antena
dilakukan dengan melakukan
dapat dicari. Dengan hasil data study
survei topografi meliputi survei
map dan survei GPS seperti penjelasan
GPS dan study map.
diatas dimasukkan dalam software
4. Dengan keakuratan peta dan
tersebut maka dapat dikalkulasikan
survei GPS yang baik dan benar
tinggi antena yang dianggap LoS pada
maka akan memudahkan dalam
jaringannya.
memverifikasi dan
merekomendasi posisi suatu
tower BTS telah LoS terhadap
jaringannya
5. Dengan survei topografi diatas
dapat dihasilkan pula ketinggian
antena microwave BTS yang
diperlukan sehingga penetuan
LoS dapat tercapai.
Gambar Proses Penentuan Tinggi Antena pada
Pathloss

6
Daftar Pustaka
1. _____, 2003, Network
Methodologies and Concepts,
Motorola-Indonesia
2. Abidin, Hasanuddin Z, 2000,
Penentuan Posisi dengan GPS
dan aplikasinya, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
3. Abidin, Hasanuddin Z, 2001,
Geodesi Satelit, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
4. Abidin, Hasanuddin Z; Jones,
Andrew; Kahar, Joenil 2002,
Survei dengan GPS, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta
5. Kusnandar, Usman &
Hasudungan, Manurung 2006,
Analisis Base Station pada
Jaringan Lokal Akses Radio,
Jurusan Elektro STT Telkom
6. Usman, Uke K, 2006, Sistem
LMDS, Layanan Broadband
Wireless pada Frekuensi 38
GHz – 31 GhZ, Jurusan
Elektro STT Telkom
7. Wongsotjitro, Soetomo, 1983,
Ilmu Ukur Tanah, Kanisius,
Yogyakarta

Você também pode gostar