Você está na página 1de 6

M.

Ibnu Fajril Jabin

0810230095

Akuntansi akad Sharf, Wadiah, Wakalah, Kafalah,


Hawalah & Qardul Hasan
SHARF’

Pengertian Akad Sharf

Bahasa: penambahan, penukaran, penghindaran, atau transaksi jual beli.

Terminologi: transaksi jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Transaksi jual beli atau
pertukaran mata uang, dapat dilakukan baik dengan mata uang yang sejenis maupun yang
tidak sejenis.

Skema Sharf

Val
Penj uta Pem
Akad
ual beli
sharf
Valu
ta
Sumber Hukum
”Transaksi pertukaran emas dengan emas harus sama takaran, timbangan dan tangan ke
tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, perak dengan perak harus sama takaran,
timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, gandum dengan
gandum harus sama takaran, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya
adalah riba, tepung dengan tepung harus sama takaran, timbangan dan tangan ke
tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, korma dengan korma harus sama takaran,
timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, garam dengan
garam harus sama takaran, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya
adalah riba, “ (HR Muslim)

”Juallah emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir
dengan sya’ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan syarat harus)
sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika
dilakukan secara tunai ” (HR Muslim)
”Rasulullah SAW melarang menjual perak dengan emas secara piutang (tidak tunai)”
(HR Muslim)
”Umar bin Khattab mendengar seseorang menukarkan emas sambil berkata ketika
menerima tukarannya: ”Tunggulah penjagaku pulang dari hutan,” lalu Umar berkata,
”Demi Allah, janganlah engkau berpisah dengannya sehingga terjadi proses
pertukarannya.” ”Aku mendengar Rasulullah bersabda, Tukar menukar emas dengan
emas itu adalah riba, kecuali dilakukan kontan dengan kontan. Gandum dengan gandum
juga adalah riba, kecuali dilakukan dengan kontan. Kurma dengan kurma juga adalah
riba, kecuali kontan dengan kontan.” (HR Bukhari)
Fungsi Uang dalam Islam
Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan bukan komoditas. Tanpa didayagunakan,
uang tidak dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan dengan dirinya sendiri.
Apabila uang dapat ”bertambah” tanpa didayagunakan, maka tambahan itu adalah riba.
Uang baru dapat menghasilkan keuntungan atau kelebihan apabila didayagunakan atau
diinvestasikan bersama dengan sumber daya lainnya.
Jenis Transaksi Valas
Transaksi ”Spot”
yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas dan penyerahannya pada saat itu atau
penyelesaiannya maksimal dalam jangka waktu dua hari. Transaksi ini dibolehkan secara
syari’ah.
Transaksi ”Forward”
yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan pada saat
sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang. Jenis transaksi seperti ini tidak
diperbolehkan dalam syari’ah (ada unsur ketidakpastian/gharar)
Transaksi ”Swap”
yaitu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasikan
dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya
haram karena ada unsur spekulasi/judi/maisir.
Transaksi ”option”
yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli (call option) atau hak untuk
menjual (put option) yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valas pada harga dan
jangka waktu atau tanggal tertentu. Hukumnya haram karena ada unsur
spekulasi/judi/maisir.
Transaksi Valas sesuai Syariah
 Dilakukan secara tunai
 Tidak digunakan untuk tujuan spekulasi
 Boleh menyimpan valas untuk kebutuhan transaksi dikemudian hari

Rukun Sharf’
 Pelaku terdiri dari pembeli dan penjual, harus cakap hukum dan baligh
 Obyek Akad berupa mata uang
 Ijab kabul/ serah terima
 Ketentuan Syariah

WADIAH
1
Pengertian Akad Wadiah
simpanan (deposit) barang atau dana kepada pihak lain yang bukan pemiliknya, untuk
tujuan keamanan.
adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang/barang kepada pihak yang
menerima titipan dengan catatan kapanpun titipan diambil pihak penerima titipan wajib
menyerahkan kembali uang/barang titipan tersebut dan yang dititipi menjadi penjamin
pengembalian barang titipan.
Jenis Akad Wadiah
Wadi’ah al amanah, yaitu wadi’ah dimana uang/barang yang dititipkan hanya boleh
disimpan dan tidak boleh didayagunakan. Si penerima titipan tidak bertanggungjawab
atas kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada barang titipan selama hal ini bukan
akibat dari kelalaian atau kecerobohan penerima titipan dalam memelihara titipan
tersebut.
Wadi’ah yadhamanah, yaitu wadi’ah dimana si penerima titipan dapat memanfaatkan
barang titipan tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan
titipan tersebut secara utuh setiap saat, si pemilik menghendakinya. Hasil dari
pemanfaatan barang tidak wajib dibagihasilkan dengan pemberi titipan. Namun penerima
titipan boleh saja memberikan bonus dan tidak boleh diperjanjikan sebelumnya kepada
pemilik barang.

Skema Wadiah Al Amanah

Penyerah
an barang
Muwad Akad Mustaw
di’ wadi’a da’
h
Pengembalia
n barang
saat diminta
Skema Wadiah Yadhamanah

Penyer
ahanba
Akad
Muw rang Must Mem
wadi’ perol
Musta awd
addi’ ah
wda’ eh
Memb
a’
dun manf
Pen eri ia aat
gem bonus usa bara
Sumber Hukum
balia ha ng/u
n ang 2
bara
ng
Al Qur’an :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya..... (QS 4: 58)
”......Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya...” (QS 2:283)
As Sunnah
”Tunaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi amanat kepada mu dan jangan
kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu” (HR Abu Dawud dan Al Tirmidzi)
Rukun Wadiah
Pelaku harus cakap hukum, baligh serta mampu menjaga serta memelihara barang
titipan.
Obyek Wadi’ah: benda yang dititipkan tersebut jelas dan diketahui spesifikasinya
oleh pemilik dan penyimpan.
Ijab qabul/serah terima, Adalah pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela diantara
pihak pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui
korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi moderen.

WAKALAH

Pengertian Akad Wakalah


Bahasa : At Tahwidh: penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat .
akad pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh
diwakilkan.
Agen (Wakil) boleh menerima komisi (al-ujr) dan boleh tidak menerima komisi (hanya
mengharap ridho Allah/ tolong menolong). Tetapi bila ada komisi atau upah maka
akadnya seperti akad ijarah/sewa menyewa.

KAFALAH

Pengertian Akad Kafalah


Bahasa :dhaman (jaminan), hamalah (beban), dan za’amah (tanggungan). .
perjanjian pemberian jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafi’il) kepada pihak
ketiga (makful lahu) untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau pihak yang ditanggung
(makful anhu/ashil).
salah satu jenis akad tabarru’ yang bertujuan untuk saling tolong menolong. Namun,
penjamin dapat menerima imbalan sepanjang tidak memberatkan. Apabila ada imbalan
maka akad kafalah bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak.

HIWALAH

Pengertian Akad Hiwalah


Bahasa : pengalihan, pemindahan, perubahan warna kulit atau memikul sesuatu di atas
pundak.
akad pengalihan utang dari satu pihak yang berutang kepada pihak lain yang wajib
menanggung (membayar) utangnya.

3
akad pengalihan piutang dari satu pihak yang berpiutang kepada pihak lain yang
berkewajiban menagih piutangnya.
Jenis Hiwalah – Obyek
Hiwalah Al Haqq (pemindahan hak/anjak piutang) adalah hiwalah yang merupakan hak
untuk menagih piutang. Yang mengambil alih piutang harus berhati-hati pada kredibilitas
dan kemampuan pihak yang berutang selain harus melihat keabsahan transaksinya.
Hiwalah Ad Dain (pemindahan utang) adalah hiwalah dimana yang dipindahkan adalah
kewajiban untuk membayar utang. Pihak yang mengambil alih utang harus yakin pihak
yang diambil alih utangnya dapat memenuhi kewajibannya di kemudian hari.

QARDUL HASAN

Pengertian Akad Qard Hasan


pinjaman tanpa dikenakan biaya (hanya wajib membayar sebesar pokok utangnya),
pinjaman uang seperti inilah yang sesuai dengan ketentuan syari’ah (tidak ada riba).
bertujuan untuk diberikan pada orang yang membutuhkan atau tidak memiliki
kemampuan finansial, untuk tujuan sosial atau untuk kemanusiaan.
Biaya administrasi, dalam jumlah yang terbatas, diperkenankan untuk dibebankan kepada
peminjam.

Rukun Qard Hasan


 Pelaku : cakap hukum dan baligh
 Obyek akad:
o Jelas nilai pinjamannya dan waktu pelunasannya
o Peminjam diwajibkan membayar pokok pinjaman pada waktu yang telah
disepakati, tidak boleh diperjanjikan akan ada penambahan atas pokok
pinjamannya. Namun peminjam dibolehkan memberikan sumbangan secara
sukarela.
o Apabila memang peminjam mengalami kesulitan keuangan maka waktu
peminjaman dapat diperpanjang atau menghapuskan sebagian atau seluruh
kewajibannya. Namun jika peminjam lalai maka dapat dikenakan denda.
 Ijab Kabul : Adalah pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela diantara pihak pihak
pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau
menggunakan cara-cara komunikasi moderen.

DAFTAR PUSTAKA

4
1 Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. SAK per 1 Juli 2009: PSAK 108
2 Sri Nurhayati dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syaria’ah di Indonesia. Salemba Empat.
Jakarta
3 Muhammad Syafi'i Antonio. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Gema Insani
Press. Jakarta.

Você também pode gostar