Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak: Gejala Transien dapat terjadi pada magnetudenya sangat berpengaruh terhadap komponen -
perlengkapan elektrik, seperti pada sisi primer komponennya yang ada dalam satu sistem. Saat terjadi
transformator, sirkuit transmisi, generator, dan lain lain. transien komponen-komponen mengalami tekanan yang
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan peralatan internal sangat besar berupa tegangan dan arus, yang keadaan paling
atau eksternal, seperti hubung singkat, proses switching. buruk dapat menyebabkan kerusakan peralatan pada sistem
Kondisi ini dapat terjadi karena singkatnya waktu dan dimana transien itu terjadi.
karena terlalu besarnya nilai magnitude, kejadian ini bisa Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu
berpengaruh ke perlengkapan elektrik. Jika transformator dilakukan pengujian pada transformator yang disebabkan
mempunyai gangguan hubung singkat a tau proses oleh penutupan saklar terhadap gangguan arus transien pada
switching, maka arus yang sangat besar akan mengalir ke transformator. Untuk pengujian tersebut dilakukan dengan
sirkuit transformator. cara mengevaluasi besar arus transien yang terjadi pada
Penelitian ini akan menghitung nilai arus transien belitan primer transformator ketika switching. Untuk
yang berada pada sisi primer transformator, dengan pemodelan yang berupa simulasi ini dilakukan dengan
penggunaan ATP/EMTP (Electromagnetic Transient perangkat lunak ATP/EMTP (Electro Magnetic Transients
Program). Program) dengan demikian akan dapat diketahui tingkat
Berdasarkan pada simulasi untuk transformator 250 keandalan dari transformator sebagai sistem operasi
MVA, arus normal 2699,7 A. Saat terjadi proses switching penyaluran beban yang berdaya guna optimal dan efektif.
besar arus transien mencapai 21,672 kA, dengan beban
total sebesar 570,4728 MVA. II. TEORI PENUNJANG
2.1 Gardu Induk dan Saluran Transmisi
I. PENDAHULUAN Sistem tenaga listrik terdiri dari pembangkitan,
Transformator memegang peranan yang vital dalam transmisi, distribusi, dan pemakaian tenaga lis trik. Standar
proses penyaluran daya. Agar dapat melayani kebutuhan tegangan transmisi di luar negeri adalah 70 kV, 150 kV, 220
beban tersebut maka diperlukan sistem tenaga listrik yang kV untuk tegangan tinggi dan 500 kV dan 700 kV untuk
handal dengan tingkat keamanan yang tinggi. Pada saat tegangan ekstra tinggi. Standar ini mengikuti IEC
operasi sering mengalami gangguan yang mengakibatkan (International Electrotechnical Commission ).
terhentinya penyaluran daya. Salah satu gangguan tersebut
adalah transien. Trasien yang terjadi pada pada
transformator disebabkan oleh faktor ekternal misalnya
petir, dan faktor internal misalnya pada proses alih hubung
(switching). Gambar 2.1 Diagram Segaris Sistem Tenaga Listrik Sederhana
Dalam prakteknya tidak selamanya transformator
dapat beroperasi norma l, ada kalanya mendapat gangguan, Sistem transmisi berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari
baik gangguan dari luar maupun dari dalam transformator pusat pembangkit ke pusat beban melalui saluran transmisi,
itu sendiri. Salah satu gangguan tersebut berupa gangguan karena adakalanya pembangkit tenaga listrik dibagun
hubung singkat yang dapat menimbulkan gejala transien dan ditempat yang jauh dari pusat -pusat beban (load centres).
dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator t ersebut, Tegangan generator pada umumnya rendah antara 6
agar kerusakan pada transformator dapat diminimalisasi kV sampai 24 kV, maka tegangan ini biasanya dinaikan
maka arus transien yang terjadi disaat switching dianalisis dengan pertolongan transformator daya ke tingkat tegangan
agar diketahui apakah besar arus transien yang terjadi masih yang lebih tinggi antara 30 kV sampai 500 kV (dibeberapa
dalam batasan toleransi sehingga dapat diketahui akibat negara maju bahkan sudah sampai 1000 kV ).
yang akan ditimbulkan oleh arus transien tersebut. Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini, selain untuk
Transien adalah perwujudan dari perubahan yang memperbesar daya hantar dari saluran yang berbanding
mendadak karena terjadi pembukaan dan penutupan saklar lurus dengan kuadrat tegangan, juga memperkecil rugi -rugi
atau adanya gangguan pada suatu sistem. Transien daya dan jatuh tegangan pada saluran. Penurunan tegangan
berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan dari tingkat tegangan transmisi pertama-pertama dilakukan
Spesifikasi dari generator pada PLTU Unit III dan IV PT. 3.2 Pemodelan Menggunakan ATP/EMTP
PJB Unit Pembangkitan Gresik, yaitu : Dalam simulasi kali ini kita menggunakan fasilitas
Kapasitas : 250 MVA ATPDraw dari software EMTP untuk memodelkan dan
Tegangan nominal : 15 kV mensimulasikan pengaruh switching (pelepasan beban)
Arus nominal : 9623 A terhadap sisi primer transformator pembangkit 500 kV.
Power factor : 0,8 ATPDraw adalah program grafis untuk versi ATP
Frekuensi : 50 Hz dari electromagnetic Transient Program (EMTP) untuk
Kecepatan putar : 3000 rpm Windows. ATP termasuk salah satu program yang
digunakan secara luas untuk simulasi digital dari fenomena
Main Transformator digunakan untuk menaikkan transien elektromagnetik, sebagaimana kejadian
tegangan generator 15 kV menjadi 154 kV, dengan elektromagnetik sesungguhnya pada sistem tenaga. Pada
spesifikasi : program ini pengguna dapat merancang rangkaian elektronik
Kapasitas : 240 MVA dengan memilih komponen-komponen yang telah tersedia.
Tegangan sisi tinggi : 154 kV (wye)
Tegangan sisi rendah : 15 kV (delta)
Frekuensi : 50 Hz
Titik Gangguan
Gambar 3.1 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit Gresik (500kV dan 150 kV) - Gardu Induk Krian pada Pemodelan
Sistem dengan simulasi ATP -EMTP
IV. SIMULASI DAN ANALISIS ARUS TRANSIEN b. Transformator Pembangkit 200 MVA
PADA SISI PRIMER TRANSFORMATOR AKIBAT 2162,4 A
PELEPASAN BEBAN
Pada bagian ini dilakukan simulasi untuk mengamati
karakteristik, dari arus transien saat terjadi pelepasan beban
(switching). Simulasi pada sistem dilakukan dengan
parameter sebagai berikut :
1. Saat Kondisi Normal (Tanpa Gangguan) pada Jaringan
Transmisi Tegangan Tinggi 500 kV.
2. Saat Kondisi Switching (Ada Gangguan) pada Jaringan
Transmisi Tegangan Tinggi 500 kV.
3. Saat Kondisi Switching pada Jaringan Transmisi
Tegangan Tinggi 500 kV dengan Setting Waktu Tetap
dan Beban yang Berbeda Gambar 4.2 Arus pada sisi Primer Trafo 200 MVA Kondisi
Normal
4.1 Saat Kondisi Normal (Tanpa Gangg uan) pada
Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi 500 kV. c. Transformator Pembangkit 150 MVA
1622,5 A
a. Transformator Pembangkit 250 MVA
2699,7 A
Gambar 4.3 Arus pada sisi Primer Trafo 150 MVA Kondisi
Normal
Gambar 4.1 Arus pada sisi Primer Trafo 250 MVA Kondisi
Normal
a. Transformator Pembangkit 250 MVA Gambar 4.7 Tegangan pada Sisi Sekunder Trafo Pembangkit
(250, 200, dan 150) MVA akibat Pelepasan Beban (Switching)
Tabel 4.1 Nilai Arus Transien pada Trafo Pembangkit 250 MVA
dengan Setting Waktu Tetap dan Beban yang Berbeda
1,6225 kA
Kondisi Arus (A)
dan Total Pelepasan Selisih
No.
Beban Normal Beban (%)
(MVA) (Switching)
(570,4728)
1 2699,7 21672 87,54
Semua on
(524,7782)
13,018 kA 2 2470,4 21584 88,55
Sawahan off
(452,166)
Gambar 4.6 Arus Transien pada sisi Primer Trafo 3 Sawahan, 2331,8 21561 89,18
Tandes off