Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PERCOBAAN III
PENENTUAN SULFAT SECARA TURBIDIMETRI
DENGAN ALAT SPEKTROMETER
OLEH
NAMA : JIMMY KOBY
NIM : 0906072491
KELOMPOK : V
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
TAHUN 2011
A. Judul : Penentuan Sulfat Secara Turbidimetri dengan Alat Spektrometer
C. Dasar Teori
Turbidimeter merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas
cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-
terhadap intensitas cahaya yang datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman
dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh. instrumen
pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini
intensitas diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur
turbiditas tergantung. juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall
sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap
metode ini tidak tinggi tetapi mempunyai kegunaan praktis, sedangkan akurasi
lebih tinggi, absorbsi bervariasi secara linier terhadap konsentrasi, sedangkan pada
konsentrasi lebih rendah untuk sistem koloid Te dan SnCl2, tembaga ferosianida dan
sulfida-sulfida logam berat tidak demikian halnya. Kelarutan zat tersuspensi
atau analisa turbidimetri, sedikit berbeda prinsipnya dengan
adsorbansi (spektrofotometri). Turbidimeter mengukur sinar yang dibelokkan sedangk
antara zat yang akan dianalisa dan pereaksinya dan kelarutan zat yang
terbentuk sangat kecil. Analisa turbidimetri yang terkenal antara lain penentuan SO4
Kalium sulfat
Potasium sulfat (K2SO4) (juga dikenal sebagai garam abu sulfur) merupakan
garam yang terdiri dari kristal putih yang dapat larut dalam air. Tak mudah terbakar.
Bahan kimia ini biasanya digunakan dalam pupuk, menyediakan potasium dan sulfur.
Potasium sulfat, K2SO4, ialah garam yang awalnya dikenal pada abad ke-14,
dan dipelajari oleh Glauber, Boyle dan Tachenius, disebut di abad ke-17 sebagai
arcanuni atau sal duplicatum, dianggap sebagai kombinasi garam asam dengan garam
alkalin.
digunakan untuk disuling dari kainit, salah satu mineral Stassfurt, namun proses itu
telah ditinggalkan karena garam dapat dibuat cukup murah dari klorida dengan
produk mentahnya maka dilarutkan dalam air panas dan larutan yang disaring dan
bisa didinginkan, saat bagian terbesar garam yang dilarutkan itu menghablur dengan
Kristal yang amat bagus memiliki bentuk piramida sisi 6 ganda, namun
sesungguhnya termasuk sistem rhombik. Kristal-kristal itu transparan, amat keras dan
sama sekali permanen di udara. Memiliki ras pahit, asin. Garamnya dapat larut dalam
air, namun tak dapat larut dalam garam abu tajam dari gr. 1,35, dan dalam alkohol
sebenarnya. Melebur pada suhu 1078 °C. Garam mentah itu biasa digunakan dalam
pengolahan kaca.
piramida rhombik, yang melebur pada 197. Melebur pada 3 bagian air 0°C.
hadir berdampingan satu sama lain yang tak tergabung. Kelebihan alkohol, nyatanya,
endapan sulfat normal (dengan sedikit bisulfat) dan asam bebas tetap dalam larutan.
Kemiripannya ialah garam kering yang bergabung pada tekanan merah pudar;
berlaku pada silikat, titanat, dsb., seolah merupakan asam belerang yang ditingkatkan
melebihi titik didih alaminya. Itulah sebabnya penerapannya yang sering dalam
Bahan :
Alat :
1) Spektrometer
2) Kuvet
3) Labu takar 25 ml
E. Prosedur Kerja
larutan K2SO4 standar 250 ppm dan 2,5 larutan NaCl 0,1 M dalam HCl
0,02 %
4. Diukur turbiditansi masing – masing larutan dengan larutan blanko dibuat
standar K2SO4 250 ppm sehingga konsentrasi akhirnya menjadi 0, 10, 20, 40,
menit
ml larutan BaCl2 3 M
F. Pembahasan
Dalam percobaan kali ini praktikan akan mengukur kadar atau konsentrasi
karena terjadi pembentukan koloid BaSO4. Partikel – partikel kecil penyusun koloid
tersebut berbentuk Kristal, sehingga saat ada cahaya yang masuk dan menyentuh
permukaan partikel koloid ini maka cahaya akan dibiaskan ke segala arah oleh
partikel Kristal ini. Proses pembiasan ini yang dipakai sebagai prinsip dalam
mengukur turbuditas.
absorbansi, cahaya yang diserap yang dijadikan sebagai referensi untuk mengukur
konsentrasi dari sampel sedangkan pada turbidimetri cahaya yang dibiaskan inilah
Koloid BaSO4 yang terbentuk ini distabilkan oleh keberadaan NaCl dan HCl
kekeruhan yang terbentuk. Jadi prinsip penambahan larutan ini mirip seperti larutan
demikian setiap kenaikan konsentrasi akan meningkat pula kekeruhan larutan. Hal ini
partikel kecil penyusun koloid BaSO4 akan semakin tinggi. Keberadaan partikel –
partikel ini menyebabkan kekeruhan yang makin tinggi yang terjadi terhadap larutan.
Partikel – partikel ini akan berada saling rapat didalam larutan yang memungkinkan
diatas. Berdasarkan table dapat kita lihat bahwa konsentrasi sangat berpengaruh
terhadap turbiditas atau kekeruhan. Semakin pekat atau semakin tinggi konsentrasi
menunjukan bahwa tingkat kesalahan yang dilakukan pada saat praktikum sangat
kecil dengan besarnya nilai R2 yang hampir mendekati angka 1 dan kurva yang
hampir linear. Selisih antara kurva linear dan kurva perhitungan manual berselisih
absorbansi maka setiap kenaikan absorbansi akan disertai dengan kenaikan volume
etanol. Jadi dapat disimpulkan bahwa etanol tidak berpengaruh terhadap absorbansi
G. Kesimpulan
konsentrasi sulfat berturut – turut dalam larutan adalah 0.035, 0,185 dan 2.086 ppm
H. Daftar Pustaka