Você está na página 1de 25

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kanker di laring hampir selalu merupakan karsinoma sel skuamosa. Ia kanker yang biasa terjadi pada perokok. Kanker laring bukan satu, tetapi merupakan beberapa penyakit, tergantung atas lokasinya. Kanker pita suara sejati, berbeda dengan karsinoma supraglotis dan subglotis, biasanya ditemukan dini karena dampaknya pada suara. Ada banyak penyebab penyakit kanker laring. Selain itu adapula gejela-gejala yang timbul, diagnosis, cara pencegahan dan pengobatan pada penyakit kanker laring. 1.2 Permasalahan Di Amerika Serikat setiap tahun dilaporkan adanya 10.000 kasus baru. Bila suara serak tak segera hilang, dan saat vonis dokter menyatakan harus di operasi,lakukanlah segera. Keganasan pada pita suara pada stadium awal, dan segera di lakukan tindakan operasi , tak berarti kehidupan duniawi segera di tinggalkan. Kendala yang menyebabkan seseorang enggan di operasi, ketakutan tak bisa bicara lagi. Pita suara yang hilang digantikan saluran makanan sebagai sumber bunyi. Berlatih bersama seminggu sekali di Departemen Rehabilitasi Medik, tak hanya kemampuan bicara kembali yang diperoleh, bernyanyipun bisa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Laring adalah kotak kaku yang tidak dapat meregang, laring mengandung ruang sempit antara pita suara (glottis) dimana udara harus melewati ruangan ini. Carcinoma laring adalah keganasan pada laring. Kanker Laring (pita suara) adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan. Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trachea. Fungus utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara. Laring terdiri atas : 1. Epiglotis: ostium katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan 2. Glotis: ostium antara pita suara dan laring 3. Kartilago tiroid: kartilago terbesar pada trachea, sebagian dari kartilago membentuk jakun (Adams apple) 4. Kartilago krikoid: satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak dibawah kartilago roid)

5. Kartilago critenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid 6. Pita suara: ligamen yang terkontrol oleh gesekan otot yang menghasilkan bunyi suara, pita suara melekat pada lumen laring.

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Deskripsi Penyakit Penyakit Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan. Kanker di laring hampir selalu merupakan karsinoma sel skuamosa. Ia kanker yang biasa terjadi pada perokok. Di Amerika Serikat setiap tahun dilaporkan adanya 10.000 kasus baru.kanker laring bukan satu, tetapi merupakan beberapa penyakit, tergantung atas lokasinya. Kanker pita suara sejati, berbeda dengan karsinoma supraglotis dan subglotis, biasanya ditemukan dini karena dampaknya pada suara. Bila kanker pita suara terdiagnosis dini, maka dapat dicapai angka penyembuhan 98% dengan operasi singkat, tanpa keperluan trakeostomi permanen atau kehilangan suara. Sebaliknya pada kasus lanjut, mungkin memerlukan terapi yang lama, kehilangan laring dan kadang-kadang reseksi bedah yang mencakup faring atau laher. Kanker supraglotis mula-mula timbul sebagai kesulitan menelan; serak merupakan tanda lanjut. Kanker subglotis dapat mengobstruksi saluran pernapasan sebelum menyebabkan serak. Karsinoma epitel di tempat manapun di laring dapat berulserasi, dan ulkus ini dapat terinfeksi yang menyebabkan nyeri. Serak dan sakit tenggorokan tidak boleh disebut sebagai laryngitis hanya karena ia berespon dengan antibiotika. Pada orang dewasa perokok, serak yang menetap lebih dari 6 minggu harus dianggap kanker pita suara, sampai terbukti lain. Kanker kecil tampak sama seperti leukoplakia. Kanker yang agak besar tampak seperti laryngitis kronika, leukoplakia dan fiksasi pita suara. Kanker yang sangat besar jelas tampak sebagai kanker, ia berulserasi, fungasi dan menginyasi struktur sekitarnya. Metastasis ke leher dari kanker pita suara dini jarang terjadi. Tetapi kanker yang cukup besar untuk memfikasi pita suara menyebar ke nodus limfatikus sevikalis pada sejumlah besar kasus. 3.2 Faktor Penyebab Sakit Penyebab kanker laring (pita suara) biasanya lebih banyak ditemukan pada pria dan berhubungan dengan rokok serta pemakaian alkohol. Etiologi CA laring:
y y

Tidak diketahui Berhubungan dengan karsinogen: tembakau, alcohol, polusi industri

y y y y y y

Laringitis kronis Penggunaan suara berlebihan herediter Herediter Laki-laki lebih banyak dari pada wanita 50-70 tahun squamous cell carsinoma

Adapun penyebab lain, penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
y

Faktor keturunan

Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.
y

Faktor Lingkungan o Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih. o Sinar Ultraviolet dari matahari. o Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. Contoh, orang yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel darah, seperti Leukemia. Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.

Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah :
y y y y

Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang, ikan, dsb.

y y

Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan. Virus

Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain :


y y y y

Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita. Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah) Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati. Virus Epstein Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik. Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya. Infeksi o Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker. o Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu. o Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus sel. Faktor perilaku o Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol. o Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan sering berganti ganti pasangan. Gangguan keseimbangan hormonal

Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan. Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar pada pria.
y

Faktor kejiwaan, emosional

Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
y

Radikal bebas o Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber sumber radikal bebas yaitu :

1. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses metabolisme. 2. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari. 3. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan (berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis,maupun biologis. 3.3 Gejala-gejala yang Timbul Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak. Seseorang yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera memeriksakan diri. Kanker bagian laring lainnya menyebabkan nyeri dan kesulitan menelan. Kadang sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening, muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul. Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah:
y y y y y y y y y y y y y y

nyeri tenggorokan. nyeri leher. Batuk batuk darah. bunyi pernafasan yang abnormal. Serak yang menetap Bengkak/benjolan ditenggorokan Disfagia Nyeri ketika bicara Rasa terbakar di tenggorokan saat menelan cairan panas Dyspnea, lemah Berat Badan menurun Pembesaran kelenjar limfe Nafas bau

3.4 Tahap Pencegahan Penyakit

Pencegahan yang dapat dilakukan terhadap penyakit kanker laring (pita suara) cukup sederhana yaitu untuk para pengkonsumsi rokok dan alkohol cukup dengan cara mengurangi dan untuk yang tidak mengkonsumsi rokok dan alkohol hindari rokok dan alkohol.
y

Health Promotion
y

Pemberian makanan bergizi (sehat seimbang) Penyediaan sanitasi

Specific Protection
y

Imunisasi Spesifik Menghindari terhadap zat-zat alergen

Pemberian makanan khusus Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik

Early Diagnosis dan Promotion Treatment


y

Upaya penemuan khusus Survey kesehatan

Minitoring dan survailans epidemologis Sreening survey

y y

Pemeriksaan general chek-up

Disability Limitation
y

Pengobatan Pemberian multi vitamin

Rehabilitation
y

Fisioterapi Kemoterapi

Psikoterapi

Sosial terapi
y

Rehabilitasi Asthetis Vocational terapi

3.5 Pengobatan Pengobatan tergantung kepada lokasi kanker di dalam laring. Kanker stadium awal diatasi dengan pembedahan atau terapi penyinaran. Jika menyerang pita suara, lebih sering dilakukan terapi penyinaran karena bisa mempertahankan suara yang normal. Kanker stadium lanjut biasanya diatasi dengan pembedahan, yang bisa meliputi pengangkatan seluruh bagian laring (laringektomi total atau parsial), diikuti dengan terapi penyinaran. Pengangkatan seluruh pita suara menyebabkan penderita tidak memiliki suara. Suara yang baru dibuat dengan salah satu dari cara berikut: 1. Esophageal speech, penderita diajari untuk membawa udara ke dalam kerongkongan ketika
bernafas dan secara perlahan menghembuskannya untuk menghasilkan suara. 2. Fistula trakeoesofageal, merupakan katup satu arah yang dimasukkan diantara trakea dan kerongkongan. Katup ini mendorong udara ke dalam kerongkongan ketika penderita bernafas, sehingga menghasilkan suara. Jika katup mengalami kelainan fungsi, cairan dan makanan bisa secara tidak sengaja masuk ke dalam trakea. 3. Elektrolaring adalah suatu alat yang bertindak sebagai sumber suara dan dipasang di leher. Suara yang dihasilkan oleh ketiga cara tersebut dirubah menjadi percakapan dengan menggunakan mulut, hidung, gigi, lidah dan bibir. Suara yang dihasilkan lebih lemah dibandingkan suara normal. Kanker pita suara yang kecil dapat diterapi dengan pembuangan transoral melalui laringoskop. Kanker yang terlalu besar untuk pendekatan ini tetapi belum cukup luas memfikasi pita suara, dapat diterapi dengan laringektomi parsial atau terapi radiasi. Terapi kanker yang cukup besar untuk memfikasi pita suara (kanker T3) masih controversial dan harus secara tersendiri sesuai dengan kasusnya. Beberapa pusat medis mula-mula mencoba dengan radiasi dan melakukan laringektomi pada pasien yang gagal disembuhkan (lebih dari 60%). Hal ini berarti bahwa sebagian besar pasien terapi 2 kali, pembedahannya sulit dan penyembuhan luka berlangsung lambat, tetapi sebagian laring dapat diselamatkan. Tak pelak lagi, rencana dan kualitas terapi radiasi serta kualitas pemeriksaan ulang, pengalaman ahli bedah sangat mempengaruhi hasilnya. Para medis lainnya termasuk yang kami lakukan, melakukan laringektomi primer pada kanker laring T3, dengan modifikasi untuk mempertahankan fistula bicara trakeofaring, bila mungkin. Kemungkinan penyembuhan lebih tinggi, terapi ini lebih dapat ditoleransi pasien, jumlah pasien yang sama dapat mempertahankan suaranya, tetapi lebih banyak pasien yang memerlukan trakeostomi untuk penatalaksanaan. Pada kedua sistem tersebut, pasien yang akhirnya menjalani laringektomi cocok untuk latihan bicara lagi, dengan memakai suara esophagus. Tanpa laring, pasien perlu bernafas melalui trakeostomi permanen, karena tidak ada lagi hubungan sfingter antara saluran pernapasan dan saluran makanan. Pada kasus kanker laring yang telah bermetastasis ke nodus limfatikus servikalis (atau terdapat risiko tinggi metastasis mikroskopis) dilakukan terapi tambahan. Biasanya berupa diseksi total nodusmlimfatikus di leher, bila mungkin dimodifikasi untuk melindungi nervus asesorius.

Dengan penanganan ahli, kurang dari 30% pasien kanker laring yang kehilangan laringnya, dan prognosis penyembuhan biasanya sangat baik.

Jenis Laringektomi : 1. Laringektomi parsial (Laringektomi-Tirotomi) Laringektomi parsial direkomendasikan kanker area glotis tahap dini ketika hanya satu pita suara yang terkena. Tindakan ini mempunyai mempunyai angka penyembuhan yang sangat tinggi. Dalam operasi ini satu pita suara diangkat dan semua struktur lainnya tetap utuh. Suara pasien kemungkinan akan menjadi parau. Jalan nafas akan tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan. 1. Laringektomi supraglotis (horisontal) Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor supraglotis. Tulang hioid, glotis, dan pita suara palsu diangkat. Pita suara, kartilago krikoid, dan trakea tetap utuh. Selama operasi, dilakukan diseksi leher radikal pada tempat yang sakit. Selang trakeostomi dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glotis pulih. Selang trakeostomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasogastrik sampai terdapat penyembuhan dan tidak ada lagi bahaya aspirasi. Pasca operasi pasien akan mengalami kesulitan menelan selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih dalam seperti biasa. Masalah utamanya adalah bahwa kanker tersebut akan kambuh. 1. Laringektomi hemivertikal Laringetomi hemivertikal dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara, tetapi perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini, kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita suara (satu pita suara sejati dan satu pita suara palsu) dengan pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid diangkat. Pasien beresiko mengalami aspirasi pascaoperasi. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas suara (sakit tenggorok) dan proyeksi. Namun demikian jalan nafas dan fungsi menelan tetap utuh. 1. Laringektomi total Laringektomi total dilakukan ketika kanker meluas diluar pita suara. Lebih jauh ke tulang hioid, epiglotis, kartilago krikoid, dan dua atau tiga cincin trakea diangkat. Lidah, dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan. Banyak ahli bedah yang menganjurkan dilakukannya diseksi leher pada sisi yang sama dengan lesi bahkan jika tidak teraba nodus limfe sekalipun. Rasional tindakan ini adalah bahwa metastasis ke nodus limfe servical sering terjadi. Masalahnya akan lebih rumit jika lesi mengenai struktur garis tengah atau kedua pita suara.

Dengan atau tanpa diseksi leher, laringektomi total dibutuhkan stoma trakeal permanen. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam saluran pernafasan bawah, karena laring yang memberikan perlindungan stingfer tidak ada lagi. Pasien tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi total mengubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan berbicara. 3.6 Diagnosis Untuk menegakkan diagnosis dilakukan pemeriksan laringoskop dan biopsi. CT scan dan MRI kepala atau leher juga bisa menunjukkan adanya kanker laring. Seperti pada kanker leher dan kepala lainnya, pemeriksaan foto rontgen atau laboratorium tidak menawarkan bantuan yang jelas dalam mendeteksi kanker dini. Sistem deteksi dini terefektif bagi kami terdiri dari kewaspadaan dokter umum yang memeriksa pasien serak dengan cermin laring. Pemeriksaan diagnostik
y y y y y

Laryngoskopi Biopsi CT scan Rongen dada Pergerakan pita suara

Medikal managemen
y y y

Radiasi: Jika hanya 1 pita suara yang terkena, Suara normal, Pre op untuk menurunkan ukuran tumor, Perawatan tidak terlalu lama Kemoterapi Pembedahan: Laser, Parsial/total laringektomi

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


y y y

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas: sekret berlebihan Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme regulasi/pengaturan Resiko infeksi dengan faktor resiko tidak adekuatnya pertahanan tubuh primer (kulit tidakutuh, trauma jaringan, penurunan kerja cilia) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan trakeostomi/barier fisik Kurang perawatan diri makan, mandi, berpakaian dan toileting b.d kelemahan

y y y

3.7 Peran Keluarga dalam Pencegahan Penyakit

Peran keluarga dalam pencegahan penyakit sangatlah penting karena keluarga adalah orang kedua yang berperan penting setelah diri sendiri dalam pencegahan penyakit. Keluarga harus selalu memperhartikan setiap anggota keluarganya masing-masing dalam makanan yang baik dan tidak baik untuk dikonsumsi,

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan. Kanker laring lebih banyak ditemukan pada pria dan berhubungan dengan rokok serta pemakaian alkohol. Gejala yang mungkin terjadi pada penyakit kanker laring adalah:
y y y y y y y y y y y y y y

nyeri tenggorokan. nyeri leher. Batuk batuk darah. bunyi pernafasan yang abnormal. Serak yang menetap Bengkak/benjolan ditenggorokan Disfagia Nyeri ketika bicara Rasa terbakar di tenggorokan saat menelan cairan panas Dyspnea, lemah Berat Badan menurun Pembesaran kelenjar limfe Nafas bau

Faktor yang dapat menimbulkan penyakit kanker :


y y y y y y y y y

Faktor keturunan Faktor Lingkungan Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia. Virus Infeksi Faktor perilaku Gangguan keseimbangan hormonal Faktor kejiwaan, emosional Radikal bebas

4.2 Saran

1. Seharusnya ada pengobatan khusus untuk para penderita kanker baik yang ringan maupun yang berat. 2. Disediakannya alat yang lebih canggih untuk mendiagnosis penyakit kanker. 3. Diadakan penyuluhan ke daerah-daerah tentang penyakit kanker.

DAFTAR PUSTAKA
Browder J. A., Mershon P. M.: Speech and language development: Physicians role. Postgrad. Med. 56: 151-157, 1974. Desanto L. W., Lillie J. C., Devine K. D.: Surgical salvage after radiation for laryngeal cancer. Laryngoscope 86: 649-657, 1976. Fink B. R.: The Human Larynx: A Functional Study. New York, Raven Press, 1975. Friedberg S. A.: Methods of examining the larynx. Otol. Clin. N. Am. 3: 451-464, 1970 Lewy R. B.: Experience with vocal cord injections. Ann. Otol. Rhinol. Laryngol. 85: 440558, 1976 Travis L.W., Hubels R. L., Newman M. H.: Tuberculosis of the larynx. Laryngoscope 86: 549-558, 1976
(http://imma20.wordpress.com/2010/01/04/kanker-laring-pita-suara-3/)

Kanker Laring DEFINISI Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan. PENYEBAB Kanker laring lebih banyak ditemukan pada pria dan berhubungan dengan rokok serta pemakaian alkohol. GEJALA Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak. Seseorang yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera memeriksakan diri. Kanker bagian laring lainnya menyebabkan nyeri dan kesulitan menelan. Kadang sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening, muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul.

Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah: - nyeri tenggorokan - nyeri leher - penurunan berat badan - batuk - batuk darah - bunyi pernafasan yang abnormal. DIAGNOSA Untuk menegakkan diagnosis dilakukan pemeriksan laringoskop dan biopsi. CT scan dan MRI kepala atau leher juga bisa menunjukkan adanya kanker laring. PENGOBATAN Pengobatan tergantung kepada lokasi kanker di dalam laring. Kanker stadium awal diatasi dengan pembedahan atau terapi penyinaran. Jika menyerang pita suara, lebih sering dilakukan terapi penyinaran karena bisa mempertahankan suara yang normal. Kanker stadium lanjut biasanya diatasi dengan pembedahan, yang bisa meliputi pengangkatan seluruh bagian laring (laringektomi total atau parsial), diikuti dengan terapi penyinaran. Pengangkatan seluruh pita suara menyebabkan penderita tidak memiliki suara. Suara yang baru dibuat dengan salah satu dari cara berikut: Esophageal speech, penderita diajari untuk membawa udara ke dalam kerongkongan ketika bernafas dan secara perlahan menghembuskannya untuk menghasilkan suara. Fistula trakeoesofageal, merupakan katup satu arah yang dimasukkan diantara trakea dan kerongkongan. Katup ini mendorong udara ke dalam kerongkongan ketika penderita bernafas, sehingga menghasilkan suara. Jika katup mengalami kelainan fungsi, cairan dan makanan bisa secara tidak sengaja masuk ke dalam trakea. Elektrolaring adalah suatu alat yang bertindak sebagai sumber suara dan dipasang di leher. Suara yang dihasilkan oleh ketiga cara tersebut dirubah menjadi percakapan dengan menggunakan mulut, hidung, gigi, lidah dan bibir. Suara yang dihasilkan lebih lemah dibandingkan suara normal. PENCEGAHAN Kurangi atau hindari rokok dan alkohol. (http://community.um.ac.id/showthread.php?58029-Kanker-Laring)

Kanker leher & kepala DEFINISI Kanker kepala & leher (diluar kanker otak, mata dan tulang belakang) rata-rata muncul pada usia 59 than. Biasanya kanker kelenjar ludah, kelenjar tiroid atau sinus menyerang usia di bawah 59 tahun dan kanker mulut, tenggorokan (faring) atau kotak suara (laring) menyerang usia diatas 59 tahun. Pada awalnya, kanker kepala dan leher menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya. Dalam waktu 6 bulan sampai 3 tahun, kanker biasanya tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Metastase (penyebaran kanker ke bagian tubuh lainnya) biasanya berasal dari tumor yang besar atau tumor yang menetap dan lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan.

Staging Staging merupakan suatu metoda untuk menentukan penyebaran kanker guna membantu jenis pengobatan dan menilai prognosis. Kanker kepala dan leher ditentukan stadiumnya berdasarkan ukuran dan lokasi tumor, jumlah dan ukuran metastase ke kelenjar getah bening leher serta adanya metastase ke bagian tubuh lainnya. PENYEBAB Sekitar 85% penderita merupakan perokok dan peminum alkohol. Kanker mulut juga bisa terjadi akibat: - kebersihan mulut yang buruk - gigi palsu yang tidak pas - menghirup atau mengunyah tembakau. Virus Epstein-Barr (penyebab mononukleosis infeksiosa) berperan dalam terjadinya kanker nasofaring (faring bagian atas). Seseorang yang pernah menjalani terapi penyinaran dosis rendah untuk jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, pembesaran kelenjar thymus atau pembesaran tonsil serta adenoid, memiliki resiko tinggi untuk menderita kanker tiroid dan kelenjar ludah. Pada saat ini, terapi penyinaran tidak lagi digunakan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. GEJALA Benjolan di leher. Kanker yang berasal dari kepala atau leher biasanya menyebar ke kelenjar getah bening di leher sebelum menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Suatu benjolan di leher yang menetap lebih dari 2 minggu harus segera diperiksakan ke dokter. Memang tidak semua benjolan merupakan kanker, tetapi 1 atau beberapa benjolan di leher bisa merupakan pertanda awal dari kanker mulut, tenggorokan laring, kelenjar tiroid atau sejenis limfoma maupun kanker darah. Benjolan biasanya tidak menimbulkan nyeri dan terus membesar. Perubahan suara. Kebanyakan kanker laring menyebabkan perubahan suara. Suara serak atau perubahan suara lainnya yang berlangsung lebih dari 2 minggu harus segera diperiksakan ke dokter. Seorang otolaringologis adalah ahli kepala dan leher yang bisa menilai pita suara kita. Suatu pertumbuhan di dalam mulut. Kebanyakan kanker mulut atau lidah menyebabkan suatu luka terbuka atau pembengkakan yang tidak sembuh-sembuh. Luka dan pembengkakan tersebut tidak menimbulkan nyeri, kecuali jika terinfeksi. Perdarahan biasanya terjadi pada stadium lanjut. Jika luka atau pembengkakan disertai dengan benjolan di leher, maka kita harus waspada. Untuk memastikan bahwa itu bukan merupakan suatu keganasan, sebaiknya dilakukan biopsi (pemeriksaan contoh jaringan secara mikroskopis). Perdarahan. Perdarahan seringkali disebabkan oleh penyakit selain kanker. Tetapi tumor di dalam hidung, mulut, tenggorokan atau paru-paru bisa menyebabkan perdarahan. Jika selama beberapa hari atau lebih di dalam ludah atau dahak terdapat darah, sebaiknya segera perksakan diri ke dokter. Kesulitan menelan. Kanker tenggorokan atau kerongkongan (saluran untuk menelan) menimbulkan kesulitan dalam menelan makanan padat. Kadang menelan cairanpun sulit. Makanan bisa tersangkut pada daerah tertentu dan masuk ke dalam lambung atau kembali ke kerongkongan. Jika kesulitan ini hampir selalu terjadi setiap hendak menelan sesuatu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Untuk mengetahui penyebabnya, biasanya dilakukan rontgen barium swallow atau esofagoskopi. Perubahan kulit. Kanker kepala dan leher yang paling sering ditemukan adalah kanker sel basal kulit. Jika segera diobati, jarang menimbulkan masalah yang gawat. Kanker sel basal tumbuh di daerah yang paling sering terkena sinar matahari, seperti dahi, wajah dan telinga; meskipun bisa juga ditemukan pada kulit di bagian tubuh lainnya. Kanker sel basal berawal sebagai suatu bercak kecil yang pucat, yang kemudian membesar secara

perlahan, membentuk lekukan di tengahnya dan akhirnya membentuk suatu ulkus (borok, luka terbuka). Sebagian kecil dari ulkus mungkin membaik, tetapi sebagian besar tetap mengalami ulserasi. Beberapa kanker sel basal menunjukkan perubahan warna. Kanker lainnya adalah kanker sel skuamosa dan melanoma maligna, juga tumbuh pada kulit di kepala dan leher. Kebanyakan kanker sel skuamosa tumbuh di bibir bawah dan telinga. Kanker ini tampak seperti kanker sel basal dan jika diobati secara cepat dan tepat, biasanya tidak terlalu berbahaya. Jika terdapat sebuah luka terbuka di bibir, wajah bagian bawah atau telinga yang tidak sembuh-sembuh, segera periksakan ke dokter. Melanoma maligna menyebabkan pewarnaan biru-hitam atau hitam pada kulit. Setiap tahi lalat yang ukuran dan warnanya berubah atau menyebabkan perdarahan, harus segera diperiksakan. Bintik berwarna hitam atau biru-hitam di wajah atau leher, terutama jika bentuk atau ukurannya berubah, harus segera diperiksakan. Sakit telinga yang menetap. Nyeri ketika menelan yang menetap di dalam atau di sekitar telinga, bisa merupakan pertanda dari infeksi atau tumor di dalam tenggorokan. Ini merupakan masalah yang serius, terutama jika disertai dengan kesulitan menelan, suara serak atau benjolan di leher. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan didukung oleh hasil pemeriksaan berikut: Nasofaringoskopi Laringoskopi Panendoskcopi (termasuk laringoskopi, esofagoskopi dan bronkoskopi). Biopsi CT scan, membantu menentukan ukuran tumor, penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya maupun ke kelenjar getah bening leher MRI scan Barium swallow merupakan serangkaian rontgen yang diambil setelah penderita menelan cairan yang mengandung barium sehingga bisa terlihat pada hasil rontgen. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai mekanisme menelan dan bisa menggambarkan keadaan hipofaring. Rontgen dada dilakukan secara rutin karena merokok bisa menyebabkan kanker paru, emfisema, kanker laring dan kanker hipofaring. Rontgen dada juga dilaukan untuk mengetahui penyebaran kanker ke paruparu. Pemeriksaan darah rutin bisa membantu menilai keadaan penderita secara keseluruhan. PENGOBATAN Pengobatan tergantung kepada stadium kanker. Kanker stadium I, dimanapun lokasinya pada kepala dan leher, memberikan respon yang hampir sama terhadap pembedahan dan terapi penyinaran. Biasanya penyinaran tidak hanya ditujukan kepada kanker, tetapi juga kepada kelenjar getah bening

pada leher kiri dan kanan, karena lebih dari 20% kanker menyebar ke kelenjar getah bening. Beberapa tumor, termasuk tumor yang memiliki garis tengah lebih dari 2 cm dan tumor yang telah menyusup ke dalam tulang atau tulang rawan, diangkat melalui pembedahan. Jika kanker ditemukan atau dicurigai terdapat di dalam kelenjar getah bening, setelah pembedahan biasanya diikuti dengan terapi penyinaran. Pada kasus-kasus tertentu, dilakukan terapi penyinaran dengan atau tanpa kemoterapi; jika kankernya kambuh biasanya dilakukan pembedahan. Untuk kanker stadium lanjut, prognosis yang lebih baik diperoleh jika dilakukan pembedahan dan terapi penyinaran. Kemoterapi membunuh sel-sel kanker pada tempat tumbuhnya kanker, pada kelenjar getah bening dan di seluruh tubuh. Belum diketahui apakah kombinasi kemoterapi dengan pembedahan atau terapi penyinaran bisa memperbaiki angka kesembuhan, yang pasti terapi kombinasi bisa memperpanjang masa remisi. Jika kankernya terlalu luas untuk diobati dengan pembedahan maupun terapi penyinaran, maka untuk membantu mengurangi nyeri dan ukuran tumor bisa dilakukan kemoterapi. Pengobatan hampir selalu menyebabkan efek samping. Pembedahan selalu mempengaruhi proses menelan dan berbicara sehingga penderita perlu menjalani rehabilitasi. Penyinaran bisa menyebabkan perubahan kulit (misalnya peradangan, gatal-gatal dan kerontokan rambut), pembentukan jaringan parut, hilangnya indera perasa dan mulut kering. Kemoterapi bisa menyebabkan mual dan muntah, kerontokan rambut yang bersifat sementara dan peradangan pada selaput lambung dan usus (gastroenteritis). Kemoterapi juga menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah dan sel darah putih dan menyebabkan gangguan sistem kekebalan yang bersifat sementara.

PROGNOSIS Tumor yang menonjol ke luar cenderung memberikan respon yang lebih baik terhadap pengobatan dibandingkan dengan tumor yang tumbuh ke dalam jaringan di sekitarnya, tumor yang membentuk ulkus/borok maupun tumor yang keras. Jika telah terjadi metastase, maka peluang bertahan sampai lebih dari 2 tahun adalah buruk. Kanker yang menyebar di sepanjang jalur saraf, menyebabkan nyeri, kelumpuhan atau mati rasa, biasanya lebih agresif dan sulit diobati. 65% penderita yang kankernya belum menyebar bertahan hidup sampai 5 tahun; sedangkan jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, hanya 30% penderitanya yang bertahan sampai 5 tahun.

Penderita yang berusia lebih dari 70 tahun memiliki masa remisi (bebas penyakit) yang lebih panjang dan memiliki angka harapan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan penderita yang lebih muda. (http://community.um.ac.id/showthread.php?58035-Kanker-leher-kepala)

PENDAHULUAN Tumor ganas laring bukanlah hal yang jarang ditemukan di bidang THT. Sebagai gambaran, diluar negeri tumor ganas laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan di bidang THT, sedangkan di RSCM menempati urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring, tumor ganas hidung dan sinus paranasal.1 Tumor Ganas laring lebih sering mengenai laki-laki dibanding perempuan, dengan perbandingan 5 : 1. Terbanyak pada usia 56-69 tahun.1,2 Etiologi pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring yaitu : rokok, alkohol, sinar radioaktif, polusi udara radiasi leher dan asbestosis.1,3 Untuk menegakkan diagnosa tumor ganas laring masih belum memuaskan, hal ini disebabkan antara lain karena letaknya dan sulit untuk dicapai sehingga dijumpai bukan pada stadium awal lagi. Biasanya pasien datang dalam keadaan yang sudah berat sehingga hasil pengobatan yang diberikan kurang memuaskan. Yang terpenting pada penanggulangan tumor ganas laring ialah diagnosa dini.1,4,5 Secara umum penatalaksanaan tumor ganas laring adalah dengan pembedahan, radiasi, sitostatika ataupun kombinasi daripadanya, tergantung stadium penyakit dan keadaan umum penderita.1,6 ANATOMI7,8,9 Laring dibentuk oleh sebuah tulang di bagian atas dan beberapa tulang rawan yang saling berhubungan satu sama lain dan diikat oleh otot intrinsik dan ekstrinsik serta dilapisi oleh mukosa. Tulang dan tulang rawan laring yaitu : 1. Os Hioid: terletak paling atas, berbentuk huruf U, mudah diraba pada leher bagian depan. Pada kedua sisi tulang ini terdapat prosesus longus dibagian belakang dan prosesus brevis bagian depan. Permukaan bagian atas tulang ini melekat pada otot-otot lidah, mandibula dan tengkorak. 2. Kartilago tiroid : merupakan tulang rawan laring yang terbesar, terdiri dari dua lamina yang bersatu di bagian depan dan mengembang ke arah belakang. 3. Kartilago Krikoid : terletak di belakang kartilago tiroid dan merupakan tulang rawan paling bawah dari laring. Di setiap sisi tulang rawan krikoid melekat ligamentum krikoaritenoid, otot krikoaritenoid lateral dan di bagian belakang melekat otot krikoaritenoid posterior. Otot-otot laring terdiri dari 2 golongan besar, yaitu : 1. Otot-otot ekstrinsik : Otot elevator : - M. Milohioid, M. Geniohioid, M. Digrastikus dan M. Stilohioid Otot depressor : - M. Omohioid, M. Sternohioid dan M. Tirohioid

Otot-otot Intrinsik : Otot Adduktor dan Abduktor : - M. Krikoaritenoid, M. Aritenoid oblique dan transversum Otot yang mengatur tegangan ligamentum vokalis : - M. Tiroaritenoid, M. Vokalis, M. Krikotiroid Otot yang mengatur pintu masuk laring : - M. Ariepiglotik, M. Tiroepiglotik. KEKERAPAN Kekerapan tumor ganas laring di beberapa tempat di dunia ini berbeda-beda. Di Amerika Serikat pada tahun 1973 1976 dilaporkan 8,5 kasus karsinoma laring per 100.000 penduduk laki-laki dan 1.3 kasus karsinoma laring per 100.000 penduduk perempuan. Pada akhir-akhir ini tercatat insiden tumor ganas laring pada wanita meningkat. Ini dihubungkan dengan meningkatnya jumlah wanita yang merokok.9,10 Di RSUP H. Adam Malik Medan, Februari 1995 Juni 2003 dijumpai 97 kasus karsinoma laring dengan perbandingan laki dan perempuan 8 : 1. Usia penderita berkisar antara 30 sampai 79 tahun. Dari Februari 1995 Februari 2000, 28 orang diantaranya telah dilakukan operasi laringektomi total. ETIOLOGI Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring yaitu : rokok, alkohol, sinar radio aktif, polusi udara, radiasi leher dan asbestosis. Ada peningkatan resiko terjadinya tumor ganas laring pada pekerja-pekerja yang terpapar dengan debu kayu.1,3,9,10,11 HISTOPATOLOGI Karsinoma sel skuamosa meliputi 95 98% dari semua tumor ganas laring, dengan derajat difrensiasi yang berbeda-beda. Jenis lain yang jarang kita jumpai adalah karsinoma anaplastik, pseudosarkoma, adenokarsinoma dan sarkoma. 2,10 Karsinoma Verukosa. Adalah satu tumor yang secara histologis kelihatannya jinak, akan tetapi klinis ganas. Insidennya 1 2% dari seluruh tumor ganas laring, lebih banyak mengenai pria dari wanita dengan perbandingan 3 : 1. Tumor tumbuh lambat tetapi dapat membesar sehingga dapat menimbulkan kerusakan lokal yang luas. Tidak terjadi metastase regional atau jauh. Pengobatannya dengan operasi, radioterapi tidak efektif dan merupakan kontraindikasi. Prognosanya sangat baik.2,12 Adenokarsinoma. Angka insidennya 1% dari seluruh tumor ganas laring. Sering dari kelenjar mukus supraglotis dan subglotis dan tidak pernah dari glottis. Sering bermetastase ke paru-paru dan hepar. two years survival rate-nya sangat rendah. Terapi yang dianjurkan adalah reseksi radikal dengan diseksi kelenjar limfe regional dan radiasi pasca operasi.12 Kondrosarkoma. Adalah tumor ganas yang berasal dari tulang rawan krikoid 70%, tiroid 20% dan aritenoid 10%. Sering pada laki-laki 40 60 tahun. Terapi yang dianjurkan adalah laringektomi total.12 KLASIFIKASI1-10 Berdasarkan Union International Centre le Cancer (UICC) 1982, klasifikasi dan

stadium tumor ganas laring terbagi atas : 1. Supraglotis 2. Glotis 3. Subglotis Yang termasuk supraglotis adalah : permukaan posterior epiglotis yang terletak di sekitar os hioid, lipatan ariepiglotik, aritenoid, epiglotis yang terletak di bawah os hioid, pita suara palsu, ventrikel. Yang termasuk glottis adalah : pita suara asli, komisura anterior dan komisura posterior. Yang termasuk subglotis adalah : dinding subglotis. Klasifikasi dan stadium tumor berdasarkan UICC : 1. Tumor primer (T) Supra glottis : T is : tumor insitu T 0 : tidak jelas adanya tumor primer l T 1 : tumor terbatas di supra glotis dengan pergerakan normal T 1a : tumor terbatas pada permukaan laring epiglotis, plika ariepiglotika, ventrikel atau pita suara palsu satu sisi. T 1b : tumor telah mengenai epiglotis dan meluas ke rongga ventrikel atau pita suara palsu T 2 : tumor telah meluas ke glotis tanpa fiksasi T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dan / atau adanya infiltrasi ke dalam. T 4 : tumor dengan penyebaran langsung sampai ke luar laring. Glotis : T is : tumor insitu T 0 : tak jelas adanya tumor primer T 1 : tumor terbatas pada pita suara (termasuk komisura anterior dan posterior) dengan pergerakan normal T 1a : tumor terbatas pada satu pita suara asli T 1b : tumor mengenai kedua pita suara T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan daerah supra glotis maupun subglotis dengan pergerakan pita suara normal atau terganggu. T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dari satu atau ke dua pita suara T 4 : tumor dengan perluasan ke luar laring Sub glotis : T is : tumor insitu T 0 : tak jelas adanya tumor primer T 1 : tumor terbatas pada subglotis T 1a : tumor terbatas pada satu sisi T 1b : tumor telah mengenai kedua sisi T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan pada satu atau kedua pita suara asli dengan pergerakan normal atau terganggu

T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi satu atau kedua pita suara T 4 : tumor dengan kerusakan tulang rawan dan/atau meluas keluar laring. 2. Pembesaran kelenjar getah bening leher (N) N x : kelenjar tidak dapat dinilai N 0 : secara klinis tidak ada kelenjar. N 1 : klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter 3 cm N 2 : klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter >3 <6 cm atau klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter 6 cm N 2a : klinis terdapat satu kelenjar homolateral dengan diameter > 3 cm 6 cm. N 2b : klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter 6 cm N 3 : kelenjar homolateral yang masif, kelenjar bilateral atau kontra lateral N 3 a : klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter > 6 cm N 3 b : klinis terdapat kelenjar bilateral N 3 c : klinis hanya terdapat kelenjar kontra lateral 3. Metastase jauh (M) M 0 : tidak ada metastase jauh M 1 : terdapat metastase jauh 4. Stadium : Stadium I : T1 N0 M0 Stadium II : T2 N0 M0 Stadium III : T3 N0 M0 T1, T2, T3, N1, M0 Stadium IV : T4, N0, M0 Setiap T, N2, M0, setiap T, setiap N , M1 GEJALA DAN TANDA Gejala dan tanda yang sering dijumpai adalah :1-3,15 Suara serak Sesak nafas dan stridor Rasa nyeri di tenggorok Disfagia Batuk dan haemoptisis Pembengkakan pada leher DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan berdasarkan :1-3,15 1. Anamnese 2. Pemeriksaan THT rutin 3. Laringoskopi direk 4. Radiologi foto polos leher dan dada

5. Pemeriksaan radiologi khusus : politomografi, CT-Scan, MRI 6. Pemeriksaan hispatologi dari biopsi laring sebagai diagnosa pasti DIAGNOSA BANDING Tumor ganas faring dapat dibanding dengan : 1. TBC laring 2. Sifilis laring 3. Tumor jinak laring.2,7 4. Penyakit kronis laring PENGOBATAN Secara umum ada 3 jenis penanggulangan karsinoma laring yaitu pembedahan, radiasi dan sitostatika, ataupun kombinasi daripadanya. 1-3,8,10,11,13-16 I. PEMBEDAHAN Tindakan operasi untuk keganasan laring terdiri dari :8,9,15,16 A. LARINGEKTOMI 1. Laringektomi parsial Laringektomi parsial diindikasikan untuk karsinoma laring stadium I yang tidak memungkinkan dilakukan radiasi, dan tumor stadium II. 2. Laringektomi total Adalah tindakan pengangkatan seluruh struktur laring mulai dari batas atas (epiglotis dan os hioid) sampai batas bawah cincin trakea. B. DISEKSI LEHER RADIKAL Tidak dilakukan pada tumor glotis stadium dini (T1 T2) karena kemungkinan metastase ke kelenjar limfe leher sangat rendah. Sedangkan tumor supraglotis, subglotis dan tumor glotis stadium lanjut sering kali mengadakan metastase ke kelenjar limfe leher sehingga perlu dilakukan tindakan diseksi leher. Pembedahan ini tidak disarankan bila telah terdapat metastase jauh.2,10 II. RADIOTERAPI Radioterapi digunakan untuk mengobati tumor glotis dan supraglotis T1 dan T2 dengan hasil yang baik (angka kesembuhannya 90%). Keuntungan dengan cara ini adalah laring tidak cedera sehingga suara masih dapat dipertahankan. Dosis yang dianjurkan adalah 200 rad perhari sampai dosis total 6000 7000 rad.2,10 Radioterapi dengan dosis menengah telah pula dilakukan oleh Ogura, Som, Wang, dkk, untuk tumor-tumor tertentu. Konsepnya adalah untuk memperoleh kerusakan maksimal dari tumor tanpa kerusakan yang tidak dapat disembuhkan pada jaringan yang melapisinya. Wang dan Schulz memberikan 45005000 rad selama 46 minggu diikuti dengan laringektomi total.2 III. KEMOTERAPI Diberikan pada tumor stadium lanjut, sebagai terapi adjuvant ataupun

paliativ. Obat yang diberikan adalah cisplatinum 80120 mg/m2 dan 5 FU 8001000 mg/m2.3 REHABILITASI Rehabilitasi setelah operasi sangat penting karena telah diketahui bahwa tumor ganas laring yang diterapi dengan seksama memiliki prognosis yang baik. rehabilitasi mencakup : Vocal Rehabilitation, Vocational Rehabilitation dan Social Rehabilitation.3 PROGNOSA Tergantung dari stadium tumor, pilihan pengobatan, lokasi tumor dan kecakapan tenaga ahli. Secara umum dikatakan five years survival pada karsinoma laring stadium I 90 98% stadium II 75 85%, stadium III 60 70% dan stadium IV 40 50%. Adanya metastase ke kelenjar limfe regional akan menurunkan 5 year survival rate sebesar 50%.2,7,12 LAPORAN KASUS Seorang pasien laki-laki, MS, umur 49 tahun datang ke IGD RSUP H. Adam Malik tgl. 07-10-2003 dengan keluhan utama tidak bisa mengeluarkan suara. Hal ini sudah dialami os sejak 1 minggu yang lalu. Riwayat suara serak (+) sejak 2 tahun yang 5lalu, batuk-batuk (+), dahak (-), sesak nafas (+) sejak 5 bulan yang lalu sebelum dilakukan trakeostomi. Sebelumnya os di Opname di RS Pirngadi selama 4 hari dan dilakukan tindakan trakeostomi karena sesak dan dinyatakan ada tumor di laring. Riwayat merokok (+) 2 bungkus dalam 1 hari. Riwayat minum-minuman beralkohol (-). Pemeriksaan Fisik Sensorium : Compos Mentis Tekanan darah : 130/80 mmHg Nadi : 90x/i Frekuensi pernafasan : 25x/i Temperatur : 370 C Pemeriksaan THT rutin - Telinga : tidak ada kelainan - Hidung : tidak ada kelainan - Tenggorokan : trakeostomi (+) Diagnosis Sementara : Suspect tumor laring Terapi : IVFD RL s/s Dextrose 5% 20 gtt/I Ampicilin 1 gr / 6 jam Gentamycin 80 mg / 8 jam Rencana : 1. Mikrolaringoskopi optik + biopsi 2. Periksa laboratorium darah lengkap 3. Rontgen foto thorax dan EKG 4. Konsul Penyakit Dalam 5. Konsul Anestesi 08-10-2003

Pkl : 04.00 WIB Keluhan : sesak nafas (trakeostomi terpasang) Vital sign : TD : 130/80 mmHg N : 90 x/i RR : 30 x/I Terapi : Bersihkan trakeostomi dengan suction sputum (-) IVFD RL s/s Dextrose 5% 20 gtt/i Ampicilin 1 gr / 6 jam Gentamycin 80 mg / 8 jam Dexamethason 1 amp / 8 jam hanya 1 hari saja 11-10-2003 Hasil Laringoskopi Optik : - Tampak massa memenuhi supraglotik. Massa merah dan berbenjol-benjol - Pita suara tidak dapat dinilai - Epiglotis : normal Rencana : - CT Scan - Mikrolaring biopsi persiapan darah lengkap, EKG & Foto thorax 13-10-2003 Hasil Pemeriksaan Laboratorium : dalam batas normal 14-10-2003 6Hasil pemeriksaan : - Foto thorax : kesan : tidak dijumpai metastasis paru - EKG : Kesan : Old myocard infark inferior - CT- Scan : tidak dilakukan karena pasien t.a.u 16-10-2003 Hasil konsul interna : tidak ada kontra indikasi untuk dilakukan anestesi umum. Konsul anastesi : ACC dengan anestesi umum 27-10-2003 Dilakukan operasi mikrolaring + biopsi Tampak epiglotis oedem dan hyperemis. Lalu epiglotis diangkat ke atas tampak massa merah berulkus memenuhi daerah supraglotis Hasil Pemeriksaan Histopatologi No. PA/B/1462/03, Lokasi : Supra glotik Makroskopik : diterima 2 potong jaringan ukuran seujung beras, konsistensi kenyal warna abu-abu. Mikroskopik : sediaan tampak jaringan dilapisi epitel dengan inti disorganisasi pleomorfik, kromatin kasar, sitoplasma sedikit, stroma jaringan ikat. Kesimpulan : karsinoma sel skuamous non keratinizing. 30-10-2003 Pasien dikonsulkan ke Sub. Bagian Onkologi THT untuk ambil alih untuk penanganan selanjutnya. Oleh Sub. Bagian Onkologi, pasien dianjurkan untuk dilakukan Radiotherapy. DISKUSI Tumor ganas laring merupakan keganasan yang sering dijumpai di bidang THT. Hal-hal yang saling mempengaruhi kesembuhan penyakit ini antara lain kecepatan dan ketepatan diagnosa, penentuan stadium tumor, fasilitas dan sarana

yang ada, kondisi pasien serta pilihan pengobatan yang diberikan. Pada pasien ini, keluhan yang pertama kali muncul adalah suara serak sejak dua tahun lalu, sehingga tumor primer diduga berasal dari daerah glotis. Karena secara klinis tidak dijumpai pembesaran kelenjar, maka pasien ini diduga berada pada stadium II (T2, N0, M0). Secara umum penatalaksanaan tumor ganas laring adalah pembedahan, radiasi, sitostatika maupun kombinasi daripadanya. Pilihan terbaik untuk pasien ini adalah radiasi, karena hasil biopsi dari tumor menunjukkan karsinoma sel skuamous non keratinizing yang bersifat radio sensitif. Keuntungan lain dari radiasi adalah laring tidak cedera sehingga suara masih dapat dipertahankan. Rehabilitasi setelah operasi dengan terapi yang seksama memiliki prognosis yang baik. Kerjasama yang baik dari ahli onkologi, ahli patologi, ahli radiasi onkologi sangatlah diperlukan untuk memberikan kesembuhan yang optimal. KESIMPULAN Telah dilaporkan satu kasus tumor ganas laring yang sudah dilakukan mikrolaringoskopi optik + biopsi. DAFTAR PUSTAKA 1. Hermani B. Abdurrahman H. Tumor laring. Dalam Soepardi EA, Iskandar N Ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher. Edisi ke-5. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 2001. h. 156-62. 2. Spector, Ogura JH. Tumor Laring dan Laringofaring. Dalam. Ballenger JJ, Ed. Penyakit Telinga Hidung Tenggorok, Kepala dan Leher. Jilid I. Edisi ke-13. Jakarta : Binarupa Aksara. 1997. h. 621-77. 3. Ramalingam KK, Sreeramamoorthy B. A. Short Practice of Otolaryngylogy India : All Publisher & Disatributor, 1993. h. 335-43. 4. Basyiruddin H. Penanggulangan Karsinoma Laring di Bagian THT RSAPD Gatot Subroto. Disampaikan pada Kongres Nasional Perhati. Ujung Pandang, 1986. h. 185-93. 5. Mulyarjo. Hasil Pembedahan pada Karsinoma Laring di UPF THT RSUD DR. Sutomo Surabaya. Disampaikan pada Kongres Nasional Perhati, Batu Malang, 2729 Oktober 1996. h. 1075-9. 6. Adam GL., IR, Paparella MW. Fundamental of Otolaryngology. Edisi ke-5 ed. Philadelphia WB. Saunders, 1978. h. 446-7. 7. Becker W, Naumann HH, Pfaltz CR. Ear Nose and Throat diseases, A. Pocket Reference. Edisi ke-2. New York. Thieme Med. 1994. h. 423-32. 8. Bailey BJ. Early Glottic Carcinoma. Dalam : Bailey BJ. Ed. Head and Neck Surgery Otolaringology. Vol. 2. ed Philadelphia. JB Lippincot. h. 1313-60. 9. Lawson W, Biller HFM, Suen JY. Cancer of the Larynx. Dalam Myers EN, Suem JY. Ed. Cancer of the Head and Neck. Churchill Livingstone. h. 533-60. 10. Hanna E, Suen JY. Larynx. Dalam : Closel G, Larson DL, Shah JP, Essential of Head and Neck Oncology. New York Thieme, 1998. h. 223-39. 11. Robin PE, Oloffosn J. Tumors of the Laring. Dalam : Hibbert J. Ed. Scott-Browns. Otolaryngology. Laryngology and Head and Neck Surgery. Vol. 3. Edisi ke-6. Great Brittain : Butterworth-Heinemann, 1997. h. 5/11/1-43. 12. Shumrick K. Malignant Lesions of the Larynx. Dalam : Lee KJ, Ed. Text Book of

Otolaryngology and Head and Neck Surgery Elsevier. 1989. h. 647-57. 13. Montgomery WW. Surgery of Upper Respiratory System. Edisi ke-2. Philadelphia. Lea and Febiger, 1989. h. 533-604. 14. Hanafee WN, Ward PH. The Laring, Radiology, Surgery, Pathology. Vol. I. New York. Thieme Med, 1990. h. 46-7. 15. Lore JM. An Atlas of Head and Neck Surgery. Edisi ke-3 Philadelphia. WB Saunders. 1998. h. 886-937. 16. Wright D. Total Laryngectomy. Dalam : Rob and Smith. Ballantine JC, Harrison DFN Ed. Operative Surgery Nose and Throat. Edisi ke-4. London: Butterworths, 1986. h. 317-46. 2004 Digitized by USU digital library 8
(http://hennykartika.wordpress.com/2009/01/25/tumor-ganas-laring/)

Você também pode gostar

  • Ileus
    Ileus
    Documento19 páginas
    Ileus
    Nurul Shafini
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento6 páginas
    Bab I
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • KOLSTOMI
    KOLSTOMI
    Documento3 páginas
    KOLSTOMI
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Pak Maman
    Pak Maman
    Documento89 páginas
    Pak Maman
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Kangker Hepar
    Kangker Hepar
    Documento3 páginas
    Kangker Hepar
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • HALUSINASI
    HALUSINASI
    Documento3 páginas
    HALUSINASI
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Angina Pectoris & Infark Miokard
    Angina Pectoris & Infark Miokard
    Documento17 páginas
    Angina Pectoris & Infark Miokard
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Antibiotik
    Antibiotik
    Documento6 páginas
    Antibiotik
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Angina Pectoris & Infark Miokard
    Angina Pectoris & Infark Miokard
    Documento17 páginas
    Angina Pectoris & Infark Miokard
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Bu Linda
    Bu Linda
    Documento8 páginas
    Bu Linda
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Intranatal Kel 2
    Intranatal Kel 2
    Documento24 páginas
    Intranatal Kel 2
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Pembahasan
    Pembahasan
    Documento10 páginas
    Pembahasan
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • LO Kolostomi
    LO Kolostomi
    Documento3 páginas
    LO Kolostomi
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • LO Kolostomi
    LO Kolostomi
    Documento3 páginas
    LO Kolostomi
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Isi MD
    Isi MD
    Documento17 páginas
    Isi MD
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Isi MD
    Isi MD
    Documento17 páginas
    Isi MD
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Isi MD
    Isi MD
    Documento17 páginas
    Isi MD
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Kangker Hepar
    Kangker Hepar
    Documento3 páginas
    Kangker Hepar
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Pemfis Sistem Perkemihan
    Pemfis Sistem Perkemihan
    Documento12 páginas
    Pemfis Sistem Perkemihan
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • DIARE
    DIARE
    Documento13 páginas
    DIARE
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Dokumentasi Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Mobilsasi Dan Transportasi
    Dokumentasi Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Mobilsasi Dan Transportasi
    Documento2 páginas
    Dokumentasi Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Mobilsasi Dan Transportasi
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • DIARE
    DIARE
    Documento13 páginas
    DIARE
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • Isi Kardiovaskuler
    Isi Kardiovaskuler
    Documento31 páginas
    Isi Kardiovaskuler
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações
  • ASD
    ASD
    Documento10 páginas
    ASD
    Melizsa Balqies Sofianneke
    Ainda não há avaliações