Você está na página 1de 11

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang ` Keingintahuan untuk mencari dan mempelajari suatu hal yang baru pada karakterisasi air limbah pada industry tahu, yang paling utama pengklasifikasian pada penentuan metode yang digunakan oleh sang peneliti, hal itu menjadi salah satu dasar penyusunan makalah ini. Tahu merupakan makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya, berbeda pula dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari china, penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang bangsawan. Tahu adalah kata serapan dari bahasa hokkian yaitu tauhu yang secara harfiah berarti kedelai difermentasi. Tahu merupakan salah satu produk yang terbuat dari kedelai dan lebih diterima di dunia, makanan yang sangat popular dikalangan penduduk asia dan mendapatkan popularitas dikalangan Indonesia, terkait hal itu karena bermanfaat pada kesehatan dan ekonomis, dan yang terpenting produk tersebut ( tahu) tersedia dipasar. Pada pengolahan tahu dapat menghasilkan limbah padat yang telah digunakan sebagai bahan pakan, makanan fungsional dan cairan yang belum dimanfaatkan dan ketika limbah tersebut dibuang ke lingkungan dapat menyebabkan bau dan polusi ke permukaan dari air tanah. Dari industry rumah tangga masih mengandung bahan berharga seperti isoflavon yang didominasi oleh daidzein dan genistein. Ganistein telah ditunjukkan afektif dalam mencegah osteoporosis dan daidzein, daidzein tersebut penting dalam mencegah kanker, peningkatan steroid hormon metabolism, mengurangi kolesterol dan juga melindungi sel hati dari racun. Tujuan dari penelitian adalah untuk isolasi dan karakterisasi senyawa kimia untuk biotransformasi lebih lanjut. Air limbah dikumpulkan dari industry tahu serpong, tanggerang, Indonesia, dan karakterisasi senyawa kimia menggunakan Transformasi Fourier Spektroskopi Inframerah ( FTIR ) dan kromatografi cair kinerja tinggi ( HPLC ) menunjukkan daidzein dan genistein menurun.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakterisasi air limbah pada industry tahu?
2. Dapatkah tofu ( tahu ) bisa bermanfaat dikonsumsi kalanagan asia dan

indonesia? 1.3 Tujuan

1. Mengetahui karakterisasi air limbah pada industry tahu.

2. Dapat mengaplikasikan manfaat dari tofu ( tahu ) untuk dikonsumsi kalangan asia dan indonesia.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Tahu Tahu merupakan makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya, berbeda pula dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari china, penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang bangsawan. Tahu adalah kata serapan dari bahasa hokkian yaitu tauhu yang secara harfiah berarti kedelai difermentasi. Tahu merupakan salah satu produk kedelai yang lebih diterima di dunia, makanan yang sangat populer dikalangan Asia dan mendapatkan popularitas dinegara Indonesia, karena bermanfaat pada kesehatan dan ekonomis, harga dari barang tersebut ( tahu) juga terjangkau oleh semua kalangan. Pada pengolahan tahu mengahasilkan limbah padat yang telah digunakan sebagai bahan pakan, makanan fungsional, dan limbah cair yang belum dimanfaatkan apabila limbah tersebut dibuang ke lingkungan dapat menyebabkan bau dan polusi ke permukaan dan air tanah. Dari industry rumah tangga masih mengandung bhan seperti halnya isoflavon yang didominasi oleh daidzein dan genistein. Isoflavon adalah salah satu dari enam sub kelas utama flavonoid dan satusatunya yang berisi, dan diatur kembali berdasarkan kerangka C15 3phenylchroman. Hal itu sangat menarik biologis property dijelaskan untuk isoflavonoids termasuk antioksidan, antimikroba, antiinflamasi, estrogenic, dan kanker hemoprotectant, genistein dan daidzein termasuk antioksidan, yang menyebabkan penghambatan peroksidasi lipid system liposomal, dan oksigen singlet quenchers1. Isoflavon merupakan bagian dari senyawa diphenol, disebut phytoestrogen, yang mana secara structural dan fungsional serupa dengan estradiol, estrogen manusia tetapi kuat, karena kesaan ini isoflavon yang disarankan untuk memiliki efek preventif untuk berbagai jenis penyakit hormone2. Selain itu isoflavon dapat memiliki peran yang mengurangi resiko penyakit jantung3, dengan mengurangi jumlah tingkat kolesterol serta low density lipoprotein ( LDL ) kolesterol. Isoflavon terjadi secara alami pada tumbuhan dan kebanyakan di kacang kedelai . dua belas bentuk isoflavon yang dikenal di kacang kedelai dan produk
3

kedelai, termasuk pula 3 bentuk bebas, sebagai sebuah aglucons ( yakni: genistein, daidzein, dan glycitein ) dan 3 bentuk lainnya terkonjugasi untuk masing-masing aglucon, yang disebut glucosides ( glikosida ). Bentuk terkonjugasi memiliki tambahan glukosa yang mana bisa bebas dari yang lain (-glikosida yaitu: genistin, daidzein, dan glycitin ) dapat terkait dengan gugus asetil (6-Omalonylglucosides)5

Gambar1: Struktur aglicon isoflavon. Karena ada indikasi bahwasanya isoflavon memiliki klaim kesehatan yang dikaji oleh Kurzer dan Xu (1997), termasuk pengurangan dalam gejala menopause dan resiko pada wanita yaitu osteoporosis. Pemanfatan probabilitas dan materi yang melimpah untuk biotransformasi isoflavon adalah penting. Dalam penelitian ini karakterisasi senyawa kimia dilakukan dengan menggunakan metode spektroskopi seperti Transformasi Fourier Inframerah Spektroskopi ( FTIR ) dan tinggikromatografi cairan (HPLC ).

BAB III METODOLOGI


4

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat - FTIR -HPLC 3.1.2 Bahan -Tahu -Aquades ( H2O) -Methanol ( CH3OH) 3.1.3 Cara Kerja dan Metode Sample yang hendak digunakan untuk penelitian diambil dari limbah air tahu yang dikumpulkan dari beberapa tahu industri di Serpong, Tangerang Indonesia. Persiapan isolasi isoflavon dari sampleIsolasi isoflavon dilakukan dengan menyaring dan terpaku. Limbah dari air tahu tersebut disaring hingga 3 liter dan terpaku ke kolom XAD4 Resin. Apabila residu dicuci dengan air distilasi hingga 3 liter kemudian kolom dengan fasa gerak metanol (2,5 liter). telah diuapkan dan ditambah dengan air panas. Yang berair fasa diekstraksi dengan kloroform dan menguap menjadi mentah. Penentuan eluen Minyak mentah dari fraksi kloroform ditambahkan dengan metanol dan melihat ke Silica Gel 60 plat F254, dan menempatkan piring untuk ruang menggunakan n-heksana dan etil asetat sebagai fase gerak. Kemudian piring tersebut dikeluarkan dan divisualisasikan dengan menggunakan sinar UV dalam panjang gelombang 254 nm dan 366 nm. silica gel ( 23,0775 g ) digunakan pada fase stasioner, dan dicampur dengan nheksana dan dimasukkan kedalam kolom, dan minyak mentah (0,1689 ) dari fraksi kloroform dituangkan kedalam kolom eluen n-heksana. Reaksi menguap ( Fraksi I ) dicampur dengan n-heksana, dan dimasukkan ke dalam kolom. Kemudian minyak mentah (0,1689) dari fraksi kloroform dituangkan ke dalam kolom, eluen n-heksana, dikumpulkan, dan menguap (Fraksi I). jika dalam kolom tidak bergerak, dan sample dengan fasa gerak n-heksana: etil asetat 3:1 (Fraksi II); n-heksana: etil asetat 1:1 (Fraksi III); n-heksan: etil asetat 01:03 (FraksiIV). Setiap fraksi dikumpulkan dan diuapkan,

maka dianalisis dengan kromatografi lapis tipis (KLT).fraksi yang memiliki factor retensi serupa (Rf). Fourier Transform Infrared spektroskopi ( FTIR) Kelompok-kelompok fungsi senyawa yang ditandai dengan menggunakan Fourier Transform Infrared spektroskopi ( FTIR). Spektrum inframerah diperoleh pada IRPrestidge-21/FTIR-8000 spektrofotometer Shimadzu oleh transmisi teknik sampling. Sample diukur dengan spacer dari 0,01 mm ~0,02 mm pada piring sel KBR kemudian ditempatkan dalam sampel pemegang. Apodisasi dilakukan oleh Happ-Genzel metode dengan jumlah scan: 45, resolusi: 4.0 dan rentang panjang gelombang: 500 4000 cm-1. fungsional . Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Analisis senyawa kimia dikarakterisasi menggunakan Hitachi L-7100 pompa, Tokyo, Jepang. Sampel 20 L disuntikkan ke sistem KCKT untuk analisis fase terbalik C-18 kolom dijalankan dengan gradien pelarut sistem. UV-Vis detektor (L-7420) mengatur pada 260 nm digunakan untuk pemisahan dan selanjutnya deteksi daidzein dan genistein. fase seluler terdiri dari dua variasi: mobile fase A - air: asam asetat (97%: 3%) dan B -metanol: asam asetat (97%: 3%). Laju aliran ditetapkan pada 1,0 ml / menit. Standar daidzein dan genistein dari sigma chemical Co, St Louis, dijalankan secara simultan untuk analisis kuantitaif dan kualitatif Metode yang digunakan dalam judul karakterisasi tahu dari industry air limbah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif,dan metode ini termasuk modern karna alatalat yang digunakan yaitu alat-alat yang sudah canggih, alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu FTIR dan HPLC. Metode modern ini menawarkan sensitifitas yang lebih tinggi, limit deteksi kecil, jumlah sample yang sedikit, dan waktu pengerjaan relative lebih cepat dibandingkan metode klasik dengan menggunakan alat atau instrument yang canggih,namun dari kedua metode tersebut memiliki masing-maisng kelemahan, dan pada metode modern ini kelemahnnya yaitu kurang reprodusibel. Kromatografi kemudian dianalisis untuk memperoleh data kelompok

BAB IV PEMBAHASAN Hasil isolasi dari isoflavon terungkap dalam 0,0023 g ( fraksi I), 0,0354 g(fraksi II), 0,0627 (fraksi III), dan 0,0627 g (fraksi IV). Ari uji warna fraksi III menghasilkan warna kuning pekat ( Rf=0,72) berarti fraksi tersebut mengandung isoflavon. Pada uji warna yang menghasilkan warna biru dan ungu menggunakan NH3 berarti sample mengandung isoflavon ( Markham, 1988). Berdasarkan data, fraksi III yang memiliki pemulihan tertinggi (0,0627) sehingga menunjukkan tes positif dalam uij warna, dan analisis lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan HPLC. Analisis FTIR FTIR dilakukan untuk mengidentifikasi kimia pada struktur senyawa. Struktur dasar senyawa dapat ditentukan oleh spectral lokasi penyerapan inframerah. Dari analisis FTIR terlihat bahwa senyawa yang terkandung hidroksil ( O-H), karbonil ( C=). Etet ( C-O-C ) dan aromatic ganda obligasi adalah kelompok fungsional senyawa isoflavon. Sample berikut memberikan spectrum sperti yang ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2: sample spektra FTIR (500=4000 cm-1) Analisis frekunsi FTIR ditunjukkan pada table 1, sample tersebut menunjukkan serapan kuat dan luas 3600-3200cm-1 , ikatan ini sesuai dengan kelompok hidroksil (-OH), sebuah luas pada wilayah ini mungkin karena mode-hodrogen berikat OH psebuah perenggangan fenol. Kelompok C-H perenggangan aromatic dapat ditampilkan di3072 cm-1 hal ini menunjukkan adanya suatu pola aromatic yang diamati pada wilayah 1500-1650 cm-. sebuah serapan yang kuat pada 1613cm-1adalah karakteristik untuk gugus karbonil ( C=O ). Beberapa puncak juga ditunjukkan dalam wilayah ini C=C
7

kelompok aromatic. Pada daerah sidik jari ( wilayah dibawah 1500cm1), sample memberikan serapan pada daerah 1042=1190 cm-1menunjukkan kelompok CO. Dengan analisis awal, diperkirakan bahwa sample mengandung senyawa isoflavon, genetein dan daidzein. Meskipun prediksi isoflavon dari air limbah industry tahu dengan FTIR cukup baik. Untuk memperjelas informasi lebih lanjut tentang tentang senyawa kimia, maka analisis lebih lanjut dilakukan pada HPLC. Analisis HPLC Karakterisasi isoflavon baik dari daidzein dan ganestein dari air limbah industry tahu dianalisis dengan HPLC dan diidentifikasi dengan membandingkan retensi kali standard. Dari analisis HPLC baik kloroform dan fraksi etil asetat terdiri dari daidzein dan genestein. Waktu rtensi (Rt) sample dalam fraksi klorofrom adlah 35,98 dan 38,73 (Tabel 2), namun dalam etil asetat Rt fraksi daidzein dan genestein adlah 36,02 menit dan 38,74 menit. Maisng-masing hasilnya adalah sma dengan Rt dari daidzein (36,02 min.) dan genetein (38,74 min.) dilaporkan oleh sudiyani dkk. 2006. HPLC kromatogram larutan standard daidzein, genestein dan fraksi kloroform ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3: Kromatografi HPLC (A) Standar solusi dari daidzein dan ganestein dan gambar (B) Kloroform fraksi (eluen heksana N:EAC (1:1)).

Tabel 1. Analisis frekuensi penyerapan inframerah


8

Rentang frekunsi cm-1 828 1042-1190 1613-1750 1579-1613 3072 3600-3200

Obligasi C-H Aromatik C-O Perenggangan C=O Perenggangan C=C Aromatik C=H Aromatik O-H Perenggangan

Tabel 2. HPLC Fraksi kloroform (Eluen heksana N: EAC(1:1)) Senyawa Standard Rt dari (min.) Sample Rt dari (min.) Konsentrasi sample(mg/L) (Rasio sample/rasio standard)X konsentrasi*standard 619003/1071843 115,5 mg/L 1016730/1328011 153,1 mg/L Rasio dari sample/ standard

Daidzein 36.02 35.98 Genestein 38.74 38.73 Ket:*konsentrasi standard 200mg/L

BAB V KESIMPULAN
9

FTIR dan HPLC telah berhasil diterapkan untuk karakterisasi air limbah dari industry tahu. Menurut hasil, tampaknya prediksi isoflavon dari air limbah industry tahu dengan menggunakan FTIR cukup baik. Waktu retensi (Rt) dari sample pada fraksi etil asetat adalah 36,02 menit dan 38,74 menit. Membuktikan sma dengan standard Rt dari daidzein dan genestein. Karakterisasi senyawa kimia dari industry tahu adlah kepentingan mendasar untuk masa depan penelitian tentang pemanfaatan dan bahan berlimpah untuk biotransformasi isoflavon.

DAFTAR PUSTAKA

10

Arora, A.; Nair, M.G.; . 1998. 356:133-141.Strasburg G. M. Antioxidant activities of isoflavones and their biological metabolites in a liposomal system. Arch. Biochem. Biophys Xie, L.; Hettiarachchy, N. S.; Cai, R.; Tsuruhami, K.; Koikeda, S. . 2003. Vol. 68, No. 2. Conversion of Isoflavone Glycosides to Aglycones in SoyLife and Soymeal Using bglycosidase, J. of Food Sci Kim, H.; Peterson,T.G.; Barnes,S. 1998. 68 (suppl). 1418S-1425S. Mechanism of action of the soy isoflavone genistein: emerging role for its effects via transforming growth factor signaling fathway. Burke, G.L.; Anthony,m.; Vitolins,M. . 1996.3.508-513. Dietary soy proteins and lipids: a strategy for primary prevention of cardiovascular disease/ Curr.Opin.Endocrin. Diabet5 Uzzan, M.; Labuza, T. P. 2004. Critical Issues in R&D of Soy Isoflavone-enriched Foods and Dietary Supplements. J. of Food Sc Kuezer,M.S.; Xu,X. 1997, 17, 353-381. Dietary phytoestrogens. Annu.Rev Markham, K.R. 1998. Techniques of flavonoid identification. Academic Press inc., London. (Cara identifikasi flavonoid, Terjemahan Kosasih Padmawinata, penerbit ITB Bandung) Sudiyani, Y.; Idiyanti,T.; Sarwono, R.; Hariyadi, R.H.; Anita, Y. . 2006. Studi pendahuluan pemanfaatan air limbah proses tahu untuk biotransfortasi isoflavon : isolasi mikroba dan senyawa bioaktif antioksidan. Elektronik Prosiding seminar RC. For Chemistry- LIPI Serpong, Tangerang Cooper, J.D.; Qiu, F.; Paiva, N.L. 2002. Vol. 20: 876884. Biotransformation of an exogenously supplied isoflavonoid by transgenic tobacco cells expressing alfalfa isoflavone reductase Tsangalis, D.; Ashton, J.F. ; Mcgill, A.E.J.; Shah, N.P. 2003, Vol. 68, No. 2. Biotransformation of Isoflavones by Bifidobacteria in Fermented Soymilk Supplemented with D-Glucose and L-Cysteine, J. of Food Sci.

11

Você também pode gostar