Você está na página 1de 8

REVIEW FILSAFAT ILMU SEBUAH PENGANTAR POPULER

JUJUN S. Suriasumantri Untuk memenuhi persyaratan ujian tengah semester Dosen Pengampu :

Ruma Mubarok M. Pdi.

Oleh : Zuhriyatus Sholihah (09630057)

JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBARAHIM MALANG 2009

Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seseorang yang berpijak dibumi sedang tengadah ke bintang-bintang Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi atau seorang yang berdiri dipuncak yang amat tinggi memandang ke ngarai dan lembah dibawahnya. Karakteristik berfikir yang berfilsafat yang pertama yaitu sifat menyeluruh miksalnya seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri dan bersilsafat ilmu yang kedua yaitu sifat mendasar dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Aplikasi cara kerja filsafat ilmu dalam Ilmu Jiwa Freud Struktur Jiwa. Jiwa terdiri dari tiga bagian : a) Id, b) Ego dan c) Super Ego
a) Id adalah instink seksualitas dan agresivitas (menuntut kenikmatan dan

kesenangan)
b) Ego : wilayah psikis logis, berhubungan dengan realitas obyektif, mampu

merencanakan,

memecahkan

masalah

dan

menciptakan

teknik-teknik

menyesuaikan dengan dunia luar yang obyektif. Ego juga berfungsi mengendalikan impuls-impuls manusia. Bila tuntutan (impuls) tidak dapat dikendalikan ego, maka dapat mencelakakan manusia. Fungsi ego yang utama adalah controlling dan sebagai komunikator antara dunia internal dan eksternal.
c) Super ego : konsep aparat psikis yang merupakan hasil internalisasi nilai-nilai

dari orang tua yang berupa sanksi dan ganjaran terhadap perilaku tertentu. Super ego sebagai penyeimbang atas doronganbawah sadar dan dorongan kesadaran ego.

Mekanisme Psikis yang Sehat Antar aparat psikis ini harus terjalin komunikasi yang harmonis. Masing-masing harus berjalan sebagaimana fungsinya. Bila tidak, maka akan terjadi kegoncangan, kecemasan, konflik batin yang mengarah pada hilangnya keseimbangan kepribadian. Gangguan Jiwa

- Gangguan jiwa disebabkan oleh dorongan Id yang didominasi oleh libido seksualitas yang tidak terarahkan (tersalurkan) dengan wajar, lalu menimbulkan depresi dalam struktur ketidaksadadran. - Ganguan jiwa jugas dapat disebabkan lemahnya ego, karena tidak adanya pengarahan eksternal atau karena faktor hereditas. Penanganannya Membongkar alam tidak sadar dengan menganalisa perilaku dan mimpi Membongkar faktor penyebabnya Menyadarkan ego pasien

Freud melihat

Manusia adalah mahkluk nafsu yang menuntut kepuasan-kepuasan Agama tidak lain hanya sebuah ungkapan rasa bersalah dan dosa yang menuntut pertobatan untuk mencapai kepuasan dn ketenyraman psikis. Agama dapat memberi rasa keseimbangan, namun tidak riil sehingga hasilnya tidak realistik.

Ontologi (Freud): - Materialisme (melihat jiwa sebagai materi) jiwa bekerja secara mekanik sesuai dengan hukum kausalitas. Ex: orang tidak bisa makan pasti gelisah. Jiwa akan hancur bersama hancurnya jasad manusia sehat bila mekanisme psikisnya berjalan harmonis. Epistimologi : Emperisme (melihat aktivitas jiwa melalui fenomena perilaku) induktif.

Ilmu jiwa Al-Ghazali Struktur jiwa manusia Jiwa terdiri dari tiga bagian a) Bahimiah b) Sabuiah dan c) Ilahiah
a) Bahimiah adalah potensi yang berorientasi pada kebutuhan jasmani seperti makan,

minum, tidur dan seksualitas.


b) Sabuiah (agresivitas) adalah potensi kekerasan seperti kemarahan berfungsi untuk

melindungi potensi bahimiah.


c) Ilahiah adalah potensi kebaikan dan kemuliaan, rindu akan kesucian dan mendekat

kepada Allah.

Jiwa yang sehat Manusia sehat bila potensi bahimiah dan sabuiah dikendalikan dan diarahkan dan dipimpin oleh potensi ilahiah, dan dari sini lahir akhlak yang terpuji, yang didahului oleh kesucian jiwa dan marifatullah. Jiwa yang sakit Manusia dinilai sakit bila manusia dikendalikan dan dipimpin oleh tuntutan-tuntutan jasmaniah (potensi bahimiah dan sabuiah) dan bukan potensi oleh ilahiah. Manusia terdiri dari dua substansi yang berbeda karakteristiknya, maka terjadilah gejolak dan tarik menarik yang cenderung saling menguasai. Jiwa manusia menghadapi rintangan dari tuntutan-tuntutan jasmaniah yang bersifat material sehingga jiwa tidak mendapatkan kenikmatan dan ketentraman.

Penanganannya Terapi jiwa yang sakit adalah dengan tazkiyatu alnafsi dengan riyadah dan mujahadah dan sampai kepada musyahadah, atau dalam istilah lain disebut sebagai takhalli, tahalli dan tajalli. Ontologi (al-Ghazali ) : spiritualisme (Ruhaniah dan Ilahiah) melihat jiwa bersifat ilahiah eternal tidak hancur karena hancurnya jasad yang baik masuk surga dan yang buruk masuk neraka Epistimologi : Rasionalisme profetik -Deduktif Catatan Perbedaan epistemologi karena perbedaan ontologi

Manusia memiliki potensi tentram (sehat) dn resah (sakit) Manusia menurut al-Ghazali adalah makhluk suci dan fitri Manusia menurut freud makhluk seksual yang dipenuhi dengan nafsu kebinatangan Simpul kesehatan jiwa (ketenangan) menurut al-Ghazali adalah Allah sehinagga stabil Simpul kesehatan jiwa dalam pandangan Freud adalah terpenuhinya tuntutan jasmaniah sehingga labil karena selalu menuntut kepuasan berikutnya.

Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita mempelajari sarana sarana berfikir ilmiah ini seyogyanya kita telah menguasai langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah tersebut.. kedua yaitu tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, Sedangkan untuk mempelajari ilmu ddimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkkinkan kita untuk mendapatkan pengetahuan yang memunngkinkan untuk bisa memecahkan masalah kita sehari-hari. Dalam hal ini maka sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan matery pengetahuannya beerdasarkan metode ilmiah. Kesimpulan yang didapat dalam berfikir deduktif merupakan suatu hal yang pasti, dimana jika kita mempercayai premis-premis yang dipakai sebagai dasar penalarannya, maka kesimpulaan penalaran tersebuut juga dapat dipercayai kebenarannya sebagaimana kita mempercayai premis-premis terdahulu. Hal ini tidak berlaku dalam kesimpulan yang dapat ditarik secara induktif. Meskipun premis yang kita pakai adalah benar dan penalaran induktifnya adalah salah. Penciptaan ilmu bersifat individual namun komunikasi dan penggunaan adalah ilmu adalah berfilsafat ilmu. Aksiologi termasuk cabang dari ilmu filsafat yang mana dapat kita ambil arti yaitu penyelidikan terhadap nilai atau martabat dan tindakan manusia. Sejak daalam tahap-tahap pertama pertumbuhannya ilmu sudah dikaitkan dengan tujuan perang. Ilmu bukan saja digunakan untuk menguasai alam melainkan juga untuk memerangi sesama manusia dan mengusai mereka.

Dewasa ini ilmu bahkan sudah berada diambang kemajuan yang mempengaruhi reproduksi dan penciptaan manusia itu sendiri jadi ilmu bukan saja menimbulkan gejala dehumanisasi namun bahkan kemmugkinan mengubah hakikat kemanusiaan itu sendiri, namun dengan perkataan lain ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Tanggung jawab social ilmuwan yaitu ilmu merupakan hsil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka oleh masyarakat Sekiranya hasil karya itu memenuhi syarat-syarat keilmuan maka dia diterima sebagai bagian dari kumpulan ilmu pengetahuan dan digunakan oleh masyarakat tersebut atau dengan perkataan lain penciptaan ilmu berfilsafat individual namun komunikasi dan penggunaan ilmu bersifat social. Manusia dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan yang banyak sekali. Adanya kebutuhan hidup inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai tindakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut. Dalam hal ini menurut Ashley Monntago kebbudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuha dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah dalam konteks ini yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang. NIlai-nilai budaya ini adalah jiwa dari kebudayaan dan menjadi dasar dari segenap wujud kebudayaan. Disamping itu nilai-nilai budaya ini kebudayaan diwujudkan dalam bentuk tata hidup yang merupakan kegiatan manusia yang mencerminkan nilai budaya yang dikandungnya. Pada dasarnya tata hidup merupakan pencerminan yang kongkret dari nilai budaya yang bersifat abstrak.

Menurut buku filsafat ilmu tentang ilmu pengembangan kebudayaan nasional yaitu ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dan pengetahuan merupakan unsur dari kebudayaan. Kebudayaan menurut Jujun. S. Suriasumantri merupakan seperangkat system nilai, tata hidup dan sarana bagi manusia dalam kehhidupannya. Kebudayaan nasional

merupakan kebudayaan yang mencerminkan aspirasi dan cita-cita suatu bangsa yang diwujudkan dengan kehidupan bernegara, Pengembangan kebudayaan nasional merupakan bagian dari kegiatan suatu bangsa baik disadari atau tidak maupun dinyatakan secara eksplisit atau tidak. Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi. Pada satu pihak pengembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaannya. Sedangkan dipihak lain. Ilmu terpadu secara intim dengan keseluruhan sturuktur social dan tradisi kebudayaan, kata Talcot Parson mereka saling mendukung satu dengan pesat, demikian pula sebaliknya, masyarakt tersebut takdapat berfungsi dengan wajar tanpa didukung perkembangan yang sehat dan perkembangan dari ilmu dan penerapan. Ilmu merupakan suatu cara berfikir dalam mennghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan. Berpikir bukan satu-satunya untuk mendapatkan pengetahuan, demikian juga bukan satu-satunya produk dari kegiatan berfikir. Ilmu merupakan produk dari proses berfikir menurut langkah-langkah tertentu yang secara umum dapat disebut sebagai berfikir ilmiah dan berfikir ilmiah merupakan kegiatan berfikir yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut memiliki dua criteria utama yaitu. Pertama, berfikir iulmiah harus mempunyai alur jalan pikiran yang logis dan, kedua pernyatan yang bersifat logis tersebut harus didukung dengan fakta empiris. Alternatif pertama adalah menggunakan ilmu pengetahuan dan sains dan pengetahuan untuk knowledge

BIOGRAFI JUJUN SUPARJAN SURIASUMANTRI Lahir di tasikmalaya tanggal 09 april 1940. Setelah melalui pendidikan SD V, SMP III dan SMA II yang semuanya berada di bandung, kemudian melanjutkan ke institute pertanian Bogor (IPB), dan lulus pada tahun 1969. Selama menjadi mahasiswa aktif dalam berbagai kegiatan nonkeilmuan, seperti ketua teater, sutradara drama, ketua mapram IPB, dirigen orkes angklung IPB dan aksi-aksi mahasiswa. Pda tahun 1971 melanjutkan study ke Harvard university dengan beasiswa Unesco dan lulus sebagai doctor dalam perencanaan pendidikan dengan spesialisasi sistem analisis dan PPBS dalam tahun 1975. Menikah dengan Nina Dachliana dan berputra Donni Igbal Suriasumantri

Pengalaman dalam pekerjaan antara lain sebagai teaching assistant (1972) dan research assistant (1973) di Harvard University, dosen tataniaga (1969-1971) dan menejemen (1975-1980) di IPB, staf ahli pada badan penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan (BP3K) departemen P dan K (1975-1980) dan pernah menjabat sebagai sekretaris eksekutif panitia penyusunan rencana setrategi (1976) dan Repelita-III (1976-1978) Dendikbud, anggota kelompok kerja bidang kebudayaan dendikbud (1984), anggota kelompok kerja pengumpulan matery GBHN 1988 Dewan Pertahanan keamanan nasional (1985) cserta dosen Metodologi Penelitian dan seksual ( Sejak 1981) dan Lemhannas (sejak 1982). Sekarang menjabat sebagai pembantu Rektor bidang akademik dan Ketua Program doctor Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta. Buku yang telah diterbitkan adalah Ilmu dalm Perpektif (Jakarta: Gramedia, 1978), System Thinking (Bandung: Binacipta, 19841), dan A Perspektve of PPBS in the United Sttes Federal Government Agencies: lesson Fron Experience (Bandung: Binacipta, 1984). Keanggotaan professional termasuk Operations researchsSociety of America (ORSA), Phidelta Kappa, International society of Educational Planner, the Institue of Management science dan himpunan Indonesia untuk pengembangan ilmu-ilmu sosial.

Você também pode gostar