Você está na página 1de 111

I S S N KATALOG BPS

: 0126 - 4796 : 9205.10.1406

Kerjasama Cooperative BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KAMPAR The Development Planning Board of Kampar Regency Dengan With BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KAMPAR The Central Board of Statistic of Kampar Regency

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KAMPAR Jl. HR. Subrantas Siswanto No. 82 Bangkinang Telp/Fax : (0762) 20046 Email : bps 1406@mailhost.bps.go.id

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KAMPAR Gross Domestic Regional Product (GRDP) of Kampar Regency 2009

ISSN No. Katalog BPS/BPS Catalogue Number Nomor Publikasi/Publication Number

: 0216 - 4796 : 9205.10.1406 : 14.061.06.02

NASKAH/Manuscript

: Seksi Statistik Neraca dan Analisis Statistic of Neraca and Analysis Section

DITERBITKAN OLEH/Published by

: BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KAMPAR The Central Board of Statistic of Kampar Regency

KERJA SAMA DENGAN/Cooperatif with:

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KAMPAR The Regional Development Planning Board of Kampar Regency

Boleh Dikutip Dengan Menyebutkan Sumbernya May be cited with reference to the source

BUPATI KAMPAR
SAMBUTAN Bupati KAMPAR
Bismillahirrohmanirrohim Assalamualaikum Wr. Wb

Tersedianya berbagai data statistik yang terinci, terpercaya dan tepat waktu sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan agar dapat tercapai target dan sasaran yang telah ditetapkan. Kebijakan kebijakan pembangunan yang telah diambil pada masa lalu perlu dilihat dan dinilai kembali hasil hasil dan implikasinya pada masa kini. Data statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan sangat berguna dan diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan ekonomi masa lalu dan masa kini serta sasaran yang ingin dicapai di masa datang. Penyajian hasil penghitungan PDRB sangat penting artinya bagi Pemerintah Daerah, karena selain untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemakmuran masyarakat daerah Kabupaten Kampar juga dapat untuk melihat tingkat inflasi dan deflasi setiap tahunnya serta sebagai gambaran struktur perekonomian daerah yang dapat dijadikan indikator dalam merumuskan kebijakan pembangunan. Sehubungan dengan itu, saya menghimbau para perencana dan pengambil keputusan untuk dapat memanfaatkan data ini sesuai dengan kebutuhan. Akhirnya kepada semua pihak baik instansi pemerintah maupun swasta, saya mengharapkan partisipasi dan peran sertanya dalam upaya membantu mewujudkan data statistik yang komprehensif, tepat waktu dan terpercaya dimasa datang. Wassalamualaikum Wr. Wb Bangkinang, November 2010

BUPATI KAMPAR

BURHANUDDIN HUSIN

REGENT OF KAMPAR REGENCY


FOREWORD Bismillahirrohmanirrohim Assalamualaikum Wr. Wb

The availability of various statistical data which comprehensive, believable and accurate needed of supplementing the existence of suitable development planning in order to reach the proper goal. It is necessary to control and evaluate the development policies made in the past toward the development output achieved so far The Gross Regional Domestic Product (GRDP) data are very useful to be description of the previous economic situation, nowdays and the future. Having publish the GRDP in one of the great significance to the Regional Government as besides having recognize theeconomic growth and social prosperity of Kampar Regency population, and it is also needed to see inflation and deflation and to have descriptive of economic structure which can be an indicator in the future. In connection with we invite all planners and decision makers to refer this book in preparing good plans. Finally to all government institutions or who have helped and have participated to complete this publication, we express our thanks Wassalamualaikum Wr. Wb

Bangkinang, November 2010 REGENT OF KAMPAR REGENCY

BURHANUDDIN HUSIN

ii

PEMERINTAHKABUPATENKAMPAR

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


B A N G K I N A N G

Kata Sambutan

Bismillahirrohmanirrohim Assalamualaikum Wr. Wb Dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan di berbagai bidang maka data statistik yang akurat , handal , tepat waktu dan terpercaya semakin hari semakin dirasakan kebutuhannya. Hal tersebut sangat berguna bagi perumusan kebijakan Pemerintah Daerah serta untuk mengevaluasi hasil hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Dengan berbagai usaha baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan pihak pihak lain, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kampar secara terus menerus mengusahakan kelengkapan data statistik yang sangat diperlukan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar. Publikasi PDRB Kabupaten Kampar 2009 merupakan kelanjutan dari publikasi publikasi sebelumnya dan merupakan salah satu hasil kerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar. Publikasi ini dapat dimanfaatkan sebagai indikator untuk mengetahui, mengukur sejauh mana tingkat pertumbuhan dan perkembangan sektor sektor ekonomi di Kabupaten Kampar, juga untuk bahan evaluasi tentang kebijakan dan hasil hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah ikut serta, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mewujudkan publikasi ini, saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb Bangkinang, November 2010

BAPPEDA KABUPATEN KAMPAR K e p a l a,

NURAHMI Pembina Utama Muda. NIP. 19590607 198603 1 003

iii

PEMERINTAHKABUPATENKAMPAR

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


B A N G K I N A N G
FOREWORD Bismillahirrohmanirrohim Assalamualaikum Wr. Wb In line with development activities in all fields, the need of statistical data for regional development increases from day to day, it means any activity of development need availability of data which is accurate, comprehensive, and believable for planning and policy making of regional development and it also needed for evaluation of the previous development activities. The Regional Development Planning Board of Kampar Regency, they effort both self or in cooperation with others, they continuously try to complete the statistical data which urgently needed by Regional Development. The publication of GRDP of Kampar Regency 2009 is continuation of those od previous years a cooperative of between The Regional Development Planning Board of Kampar Regency and The Central Board of Statistics of Kampar Regency, it has many users such as; as an indicator of economic growth on all sectors in Kampar Regency, and as an indicator of development program. Finally we express our thanks to all who have participated in completing this publication. Wassalamualaikum Wr. Wb Bangkinang, November 2010

HEAD OF REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING BOARD OF KAMPAR REGENCY

NURAHMI Pembina Utama Muda. NIP. 19590607 198603 1 003

iv

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Assalamualaikum Wr. Wb Penerbitan publikasi PDRB Kabupaten Kampar 2009 satu publikasi yang secara rutin setiap tahunnya diterbitkan Pembangunan Daerah Kabupaten Kampar. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat dan mengukur pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah sebagai hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Dalam publikasi ini disajikan data data mengenai PDRB menurut sektor, pertumbuhan menurut sektor, distribusi dan perkapita, indeks kuantum baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan 2000. Dengan tersedianya data PDRB ini akan dapat membantu para konsumen data baik pemerintah maupun swasta dalam mengevaluasi dan menganalisa pertumbuhan / perkembangan ekonomi di daerah ini sebagai hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Diharapkan angka yang disajikan dalam publikasi ini dapat membantu dan dipakai sebagai dasar untuk mengambil kebijaksanaan dalam mensukseskan pembangunan di daerah ini. Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian publikasi ini, semoga penerbitan publikasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum Wr. Wb Bangkinang, November 2010 ini merupakan salah oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) Kabupaten Kampar bekerjasama dengan Badan Perencanaan

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KAMPAR Kepala

H. ZULKIFLI,SM. S.Si NIP. 19580808 198103 1 010

PREFACE

Bismillahirrohmanirrohim Assalamualaikum Wr. Wb The 2009 GRDP of Kampar Regency is an annual publication published by The Central Board of Statistics of Kampar Regency in cooperation with The Regional Development Planning Board of Kampar Regency. Gross Domestic Regional Product (GRDP) is an indicator could be used to observe and measure of economic growth within a region, as so far to evaluate the implementation of regional development. The publication contains; Gross Regional Domestic Product by sector, its growth by sector, distribution and percapita, index of quantum at current price and at constant 2000 price. The availability of GRDP data will help data consumers such government and private to evaluate and analyse economic growth in a region as the result of development implementation. We expect the figures presented on the publication used as a basic of policies making in order to get development success. On this occasion we express our thanks to all who have helped to complete this publication, and we do hope this publication will be useful for all. Wassalamualaikum Wr. Wb

Bangkinang,

November 2010

THE CENTRAL BOARD OF STATISTICS OF KAMPAR REGENCY Head

H. ZULKIFLI,SM. S.Si NIP. 19580808 198103 1 010

vi

DAFTAR ISI Contents

SAMBUTAN BUPATI KAMPAR The Regent of Kampar Regency Foreword ............... i SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KAMPAR The Head of Development Planning Board of Kampar Regency Foreword ..................................... iii KATA PENGANTAR Preface ....................................................................................... v DAFTAR ISI Contents .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL List of Table .................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR List of Picture ................................................................................ x

BAB

I. PENDAHULUAN Introduction .................................................................... 1

BAB II. URAIAN SEKTORAL Sectoral Description .................................................. 25 BAB III. TINJAUAN UMUM EKONOMI KABUPATEN KAMPAR General Evaluation of Economic of Kampar Regency .............................................. 51 III.1. Arah dan Strategi Pembangunan Kabupaten Kampar Development Direction and Strategy of Kampar Regency ................. 51 III.2. Pertumbuhan Ekonomi Economic Growth ........................................ 55 III.3. Kontribusi Sektoral Sectoral Contribution ......................................... 59 III.4. PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Kabupaten Kampar Percapita GRDP and Percapita Regional Income of Kampar Regency ................................................................................ 67

vii

DAFTAR TABEL List of Table 1. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009 Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Kampar Regency at Current Price by Industrial Origin, 2005 2009 ......................................................................... 73 2. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009 Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Kampar Regency at Constant 2000 Price by Industrial Origin, 2005 2009 ................................................................ 75 3. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009 Percentage Distribution of GRDP of Kampar Regency at Current Price by Industrial Origin, 2005 2009 .............................................................................................. 77 4. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009 Percentage Distribution of GRDP of Kampar Regency at Constant 2000 Price by Industrial Origin, 2005 2009 .............................................................................. 79 5. Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009 Index of GRDP of Kampar Regency at Current Price by Industrial Origin, 2005 2009 .................. 81 6. Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009 Index of GRDP of Kampar Regency at Constant 2000 Price by Industrial Origin, 2005 2009 .......................................................................................................... 83 7. Indeks Berantai PDRB Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009 Link Index of GRDP of Kampar Regency at Current Price by Industrial Origin, 2005 2009 .................. 85 8. Indeks Berantai PDRB Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009 Link Index of GRDP of Kampar Regency at Constant 2000 Price by Industrial Origin, 2005 2009 ...... 87 9. Indeks Implisit PDRB Kabupaten Kampar Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009 Implicit Index of GRDP of Kampar Regency at Current Price by Industrial Origin, 2005 - 2009 ................................................................ 89 10. Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun Regional Income and Percapita of Kampar Regency At Current Price, 2005 2009 ..................... 91 11. Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 2009 Regional Income and Percapita of Kampar Regency At Constant 2000 Price, 2005 2009 ............................................................................................... 93

viii

12. Indeks Perkembangan Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009Index of Regional Income and Percapita of Kampar Regency At Current Price, 2005 2009 .............................................................. 95 13. Indeks Perkembangan Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009Index of Regional Income and Percapita of Kampar Regency At Constant 2000 Price, 2005 2009 ..................................... 97

ix

DAFTAR GAMBAR List of Picture 1. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 - 2009 Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Kampar Regency at Current Price by Industrial Origin, 2008 2009............................................... 71 2. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 2009 Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Kampar Regency at Constant 2000 Price by Industrial Origin, 2008 2009 ................................... 71 3. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 Percentage Distribution of GRDP of Kampar Regency at Current Price by Industrial Origin, 2009 ..................................................................................................... 72 4. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Kampar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 Percentage Distribution of GRDP of Kampar Regency at Constant 2000 Price by Industrial Origin, 2009 ..................................................................................... 72

I. PENDAHULUAN I.1. PENJELASAN UMUM

Perencanaan pembangunan ekonomi suatu negara atau daerah, memerlukan bermacam macam data statistik untuk dasar penentuan strategi kebijaksanaan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat dan terarah. Strategi dan kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa lalu perlu dimonitor dan dilihat hasil hasilnya. Berbagai data statistik yang merupakan ukuran kuantitas mutlak diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan masa lalu dan masa kini serta sasaran sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah rangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian pendapatan

masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan ekonomi adalah meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tingkat pemerataan yang lebih baik. Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat perlu disajikan statistik pendapatan regional secara berkala, untuk digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional atau regional khususnya dibidang ekonomi.

I. INTRODUCTION II.1. EXPLANATORY NOTE

Various statistical data needed to be analysis, to determine and direct the development planning of a region on economic sector in order to reach the proper goal. The stepping up of development of all economic sectors in a region during the pr Actually economic development purposes to increase social life, to create wider job opportunities and equal distribution eceeding years must be evaluated by their results, so for achieved.

Actually economic development purposes to increase social life, to create wider job opportunities and equal distribution of social income and to make movement of economic activity (from primary sector to secondary and tertiarry). In other word economic development aims to improve the distribution of social income. The series data of GRDP needed for these purposes as a development planning.

Angka angka PDRB ini dapat juga dipakai sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Untuk memenuhi kebutuhan data regional, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar telah melaksanakan penghitungan PDRB Kabupaten Kampar secara berkala, untuk memberikan gambaran tentang perekonomian di Kabupaten Kampar sebagai hasil pembangunan yang telah dilaksanakan di daerah ini. Salah satu manfaat dari data PDRB adalah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah region. Hal ini diperoleh dengan membandingkan besaran yang ada (atas dasar harga konstan) dengan tahun yang dihitung. Sedangkan struktur perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari besarnya kontribusi masing masing sektor terhadap total PDRB daerah tersebut. Disamping itu, data data yang terangkum dalam PDRB dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur:

Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah Tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita Perubahan / pergeseran struktur ekonomi Tingkat inflasi dan deflasi Tingkat kemakmuran masyarakat

The figures of GRDP used also to evaluate the result of development which carried out by government and private institution. To meet the need for regional data, The Central Board of Statistics of Kampar Regency try to count GRDP (gross regional domestic product) of Kampar Regency seriesly, this needed in order to have economic illustrationof Kampar Regency its result of economic development. One of GRDP advantages is to have or recognize economic growth in a region. The comparison figures of GRDP at constant price to be considered economic growth figure, the contribution of economic sector at total of GRDP. While the contribution of each sector to total of GRDP in a region to be regarded as a economic sector. The data compiled at GRDP is

considered as an indicator of :

Economic growth in a region The growth of percapita income Changes / Shifts of economic structure Inflation and deflation rate Level of population prosperity

I.2. PERUBAHAN TAHUN DASAR 1993 KE TAHUN DASAR 2000 Pada publikasi Pendapatan Regional Kabupaten Kampar tahun 2004 telah diperkenalkan angka tahun dasar 2000. Dan untuk penghitungan angka PDRB Kabupaten Kampar dasar 2000. Adapun alasan kenapa dirubah tahun dasar dari tahun 1993 ke tahun 2000, berikut ini dijelaskan hal-hal sebagai berikut: 1). Pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi makin tidak realisitis karena perubahan struktur ekonomi yang relatif cepat. Perkembangan ekonomi nasional dan regional dewasa seterusnya akan menggunakan tahun

ini makin bergeser ke sektor-sektor yang pertumbuhannya relatif tinggi. 2). Struktur ekonomi tahun 1993 belum tersentuh dampak deregulasi dan debirokratisasi. 3). Menurut rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang dalam buku panduan yang baru Sistem Neraca Nasional dinyatakan bahwa penghitungan PDB/PDRB atas dasar harga konstan

sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5, dan hal ini juga sudah didukung oleh komitmen para pimpinan BPS se-negara Asean untuk menetapkan tahun 2000 sebagai tahun dasar baru. Sehingga peristiwa ini membawa dampak kepada seluruh provinsi-provinsi di dasar 2000. Indonesia untuk memakai tahun

I.2. SHIFTING OF 1993 BASE YEAR TO 2000 The 2004 Gross Regional Domestic Product publication, introduced 2000 basic year. Hence forth Gross Regional Domestic Product of Kampar Regency counted by 2000 basic year. There are many reasons to change the 1993 basic year into 2000 basic year are as follows:

1). The rapid change of economic structure consequences the growth of economic at constant 1993 price lower. The current growth of national or regional economics shift to the sectors of high growth.

2). The 1993 economic structure not impacted of deregulation and debirocratitation.

3). In accordance with United Nation Organization (UNO) recommendation said in new reference book National Balance System that it is better to calculate GDP/GRDP at constant price to be updated by reference year ended 0 or 5 as a basic year periodically, it is also supported by high official BPS entire of ASEAN and issued year 2000 as new basic year. It gives an impact to provinces in Indonesia to adopt 2000 as a basic year.

4). Karena cakupan terus disempurnakan, dalam jangka waktu tujuh tahun telah terjadi perubahan struktur/bentuk komoditas serta kombinasi harga yang sangat signifikan. Perbaikan cakupan terutama di sektor pertanian. Perubahan komoditas umumnya di sektor industri pengolahan

(elektronik/tehnologi informatika). Disisi lain juga terjadi perubahan dalam komposisi harga antara sektor primer, sekunder dan tersier. 5). Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun waktu 1993-2000 yang diwarnai oleh globalisasi domestik. tentunya akan berpengaruh tersebut kepada , pada

perekonomian

Masih

dalam

periode

pertengahan tahun 1997 hadirnya krisis ekonomi juga berdampak kepada perubahan struktur perekonomian Indonesia. Secara ringkas, bisa dinyatakan bahwa struktur ekonomi tahun 2000 telah berbeda dengan tahun 1993.

4). As the perfect coverage during seven years has been made a shifting of commodities structure and combination of signification price. The revision of coverage mainly done an agriculture sector. Shifting of Commodity generally on sector of manufacturing industry (electronic / technology Inform). On the other side there is a shifting of composition among primary, secondary and tertiarry. of price

5). The domestic economy in period 1993 2000 influenced by trend of world economy. Still in the period, there was happened monetary crisis, has an impact to structure of economy of Indonesia. The conclusion is 2000 economic structure is different with 1993.

I.3. KONSEP DAN DEFINISI Untuk memudahkan penggunaan dan memahami PDRB ada beberapa konsep dan definisi yang penting untuk diketahui di dalam penghitungan Pendapatan Regional.

I.3.1. Output Yang dimaksud Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu biasanya satu tahun. Jenis Output ada 3 (tiga) macam, yaitu : 1) Output Utama (output yang menjadi tujuan utama produksi) 2) Output Sampingan, bukan tujuan utama produksi, dan 3) Output Ikutan, output yang terjadi bersama sama / tak dapat dihindarkan dengan output utamanya.

I.3.2 Biaya Antara Biaya Antara terdiri, barang barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakan / habis dalam proses produksi. Barang barang yang tahan lama, umurnya lebih dari 1 (satu) tahun, dan tidak habis dalam proses produksi tidak termasuk sebagai biaya antara, dan disebut Barang Modal.

I.3 CONCEPT AND DEFINITION To make easier the GRDP usage and to have understanding about it, we have to know its concepts and definitions.

I.3.1. Output Output is the value of good and services produced within a certain period usually a year. There are 3 kinds of output namely: 1) Primary Output (the main purpose of production) 2) Additional Output 3) Followed Output

I.3.2 Intermediate Cost Intermediate cost consist of undurable goods and services, they are used on production process by units of product at a certain time. Durable goods, those used more than a year excluding intermediate cost and called capital.

10

I.3.3. Nilai Tambah Bruto Nilai Tambah Bruto ( NTB ) merupakan selisih antara nilai output dengan biaya antara, dengan kata lain merupakan produk dari proses produksi. Produk ini terdiri atas: a. Pendapatan Faktor Produksi, terdiri dari :

- Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai - Sewa Tanah sebagai balas jasa tanah - Bunga sebagai balas jasa modal - Keuntungan sebagai balas jasa Kewirausahaan b. Penyusutan barang modal yang dipakai untuk produksi c. Pajak Tak Langsung Netto, yakni pajak tidak langsung dikurangi subsidi.

11

I.3.3 Gross Value Added Gross Value Added (GVA) is the subtraction between output value with intermediate cost it means product from production process. The product consist of: a. Income of production cost consist of: Wage and Salary Land Rent Interest Profit

b. Capital Reduction c. Nett Indirect Tax / indirect tax minus subsidy

12

I.3.4. Penghitungan PDRB Cara menghitung PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan penghitungan yaitu Pendekatan Produksi, Pendekatan Pendapatan dan Pendekatan Pengeluaran. a. Pendekatan Produksi PDRB adalah jumlah seluruh nilai akhir barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka

waktu tertentu. Unit unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) sektor lapangan usaha / sektor, yaitu : 1. Listrik, Gas dan Air Bersih 2. Bangunan 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 9. Jasa jasa

13

I.3.4 GRDP Calculation GRDP provided by using 3 methods, namely: production approach, income approach and expenditure approach. a. Production Approach GRDP is the total value of final goods and services produced by all units of economic in a region during a certain time. The production units are divided into 9 sectors or original industries namely: 1. Agriculture 2. Mining and Quarrying 3. Manufacturing Industries 4. Electricity, Gas and Clean Water 5. Construction 6. Trade, Hotel and Restaurant 7. Transportation and Communication 8. Financial, Ownership of dwelling and business services 9. Services

14

b. Pendekatan Pendapatan PDRB dengan pendekatan melalui pendapatan adalah jumlah semua balas jasa ( upah dan gaji, sewa tanah , bunga modal dan keuntungan ) yang diterima oleh faktor faktor produksi. Semua

penghitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak tak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB disini, kecuali faktor pendapatan termasuk juga komponen penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut Nilai Tambah Bruto seluruh sektor. c. Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir yang terdiri dari : 1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan 2. 3. 4. 5. Konsumsi Pemerintah Pembentukan modal tetap domestik bruto Perubahan stok, dan Ekspor Netto ( Ekspor dikurangi Impor ) Dari tiga pendekatan tersebut, secara konsep hasil

penghitungannya haruslah sama besar. Selanjutnya PDRB yang telah diutarakan diatas disebut Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar, karena masih mencakup komponen pajak tidak langsung netto.

15

b. Income Approach GRDP is equivalent to the total income receives by factor of production engaged on process of production in a region during a certain time such as: wages and salaries, land rent, capital interest and profit the figures are obtained before reducing income tax and other direct tax. Besides income factor GRDP covers the components of reduction and net direct tax. The summing up of all incomes by sector called gross value added.

c. Expenditure Approach GRDP is the summation agregation of the final demand such as: 1. Household expenditure and non profit institution expenditure 2. Government expenditure 3. Gross domestic fixed capital formation 4. Change in stock 5. Net export in a certain time / export minus import
According to the 3 approaches method, conceptually total of expenditure must be same as total of goods and final services produced and also same as

total of income to their production cost. Furthermore, the GRDP explained above called Gross Regional Domestic Product at current prices, caused it covers component of net direct tax.

16

Jika

PDRB

atas

dasar

harga

pasar

dikurangi

komponen

penyusutan akan menjadi PDRN (Produk Domestik Regional Netto) atas dasar harga pasar, jika dikeluarkan lagi komponen pajak tidak langsung netto akan menjadi PDRN atas dasar harga biaya faktor produksi. Sedangkan Pendapatan Regional adalah PDRN atas dasar harga biaya faktor produksi dikurangi dengan selisih pendapatan yang mengalir keluar / masuk (dalam penghitungan ini diasumsikan nilainya sama dengan nol ). Jadi dalam penghitungan ini PDRN atas dasar harga biaya faktor produksi dianggap sebagai Pendapatan Regional.

17

When GRDP

at current price subtracted by reduction of

component it become Net Regional Domestic Product at current price, then subtracted by net indirect tax it become Net Regional Domestic Product at factor cost of production. Meanwhile Regional Income is Net Regional Domestic Product at production cost subtracted by the different of run out / in of income (it is assumpted 0 value). Thus on this calculation Net Regional Domestic Product assumpted as Regional Income.

18

I.3.5. PDRB Perkapita Bila PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di wilayah bersangkutan, maka akan diperoleh suatu nilai PDRB perkapita. Sedangkan Pendapatan Regional Perkapita adalah PDRN atas dasar harga biaya faktor produksi dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di wilayah tersebut.

I.4. CARA PENYAJIAN ANGKA INDEKS PDRB seperti yang telah diuraikan dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan 2000, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pada penyajian PDRB atas dasar harga berlaku semua agregat dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masing masing tahun, baik pada saat menilai komponen produksi dan biaya antara maupun komponen output, nilai tambah dan pengeluaran b. Pada penyajian PDRB atas dasar harga konstan 2000, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang terjadi pada tahun dasar. Karena menggunakan harga tetap, maka perkembangan agregat dari tahun ke tahun semata mata hanya disebabkan oleh perkembangan riil dari kuantum produksi tanpa mengandung fluktuasi harga yang terjadi.

19

I.3.5 Per Capita GRDP When the total of GRDP divided by total of population mid year it will be obtained per capita GRDP, it is a description of value added of Gross Regional Domestic Product per person. While per capita Regional Income is Net Regional Domestic Product at factor cost to be divided by population mid year.

I.4. THE WAY of GRDP PUBLICATION and INDEX FIGURES GRDP as description before, it seriesly issued by two types namely GRDP at current price and at constant price (2000 basic year), to be explained as follows: a. The estimation at current price all income agregate evaluated at current price for each year , such production and intermediate cost, components of Domestic Product. b. The estimation at constant price (base year 2000), all income agregate evaluated at constant price / 2000 base year. Because the using of fix price, the trend of agregate influenced only by the real trend of production quantum without price fluctuation. value added and expenditure of Gross Regional

20

Peranan

sektoral

diperoleh

dengan

cara

membagi

nilai

masing masing sektor dengan nilai total seluruh sektor PDRB dikalikan 100. Dalam penyajiannya peranan sektor diberi judul Distribusi Persentase. Indeks Perkembangan diperoleh dengan membagi nilai pada masing masing tahun dengan nilai tahun pada tahun dasar dikali 100 Indeks Berantai diperoleh dengan membagi nilai pada masing masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya dikali 100 Indeks Harga Implisit diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan

untuk masing masing tahun dikalikan 100.

I.5. PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN Agregat yang dimaksud tersebut dapat berupa PDRB secara keseluruhan, nilai tambah sektoral (PDRB sektoral) ataupun komponen penggunaan PDRB. Ada empat cara untuk memperoleh nilai tambah sektoral atas dasar harga konstan, yaitu:

I.5.1. Revaluasi Penilaian semua produksi (output) dan biaya antara (input antara) masing masing tahun dengan harga pada tahun dasar dan hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya Nilai Tambah Bruto atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil penghitungan diatas.

21

The GRDP also served by sectoral and index namely: index figures, link index and implicit price index. The explanation as follows: The role of sectoral is obtained from the value of each sector divided by the total value of GRDP multiplied by 100 (in related year). In servicing the role of sectoral is title percentage distribution of gross Regional Domestic Product The figures at index is obtained from the value of each year divided by value of base year, and it multiplied by 100 The link index is obtained from value in each year divided by the value of previous year and it multiplied by 100 The implicit price is obtained from GRDP value at current prices divided by GRDP at constant price for each year and it multiplied by 100

I.5. GRDP at CONSTANT PRICE Agregate here means GRDP in the whole, value added of sector (sector GRDP), or utilization component of GRDP. There 4 ways to obtain value added at constant price namely: I.5.1. Revaluation Revaluation is conducted by evaluating each year production and intermediate cost using the base year. This process produced output and intermediate cost at constant 2000 price. Furthermore gross value added at constant price is obtained by using the different between output and intermediate cost.

22

I.5.2. Ekstrapolasi Diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks Produksi sebagai ekstrapolator dapat erupakan indeks dari masing masing produksi yang dihasilkan atau indeks dari berbagai indikator produksi, jumlah tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya sesuai dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi juga dapat dilakukan terhadap penghitungan output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan ratio tetap nilai tambah atas dasar harga konstan yang sama. Ratio tersebut diperoleh dari Survey Khusus Pendapatan Regional (SKPR).

I.5.3. Deflasi Yaitu dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing masing tahun dengan Indeks Harga Perdagangan Besar. Harga Konsumen atau Indeks

I.5.4. deflasi Berganda Dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan Indeks Harga Produsen atau Indeks Harga Perdagangan Besar sesuai dengan cakupan komoditinya.

23

I.5.2. Extrapolation The value added of a certain year 2000 constant price is obtained by multiplying value added at constant 2000 price with a production index. The production index, generally termed the extrapolation may constituate the true index of production or an index derived from other production indicator such as man power, number of establishment and others. Extrapolation may also be computed by multiplying the output at a constant price by a fix ratio of value added to ratio. The

ratio is obtained from special survey (SKPR).

I.5.3. Deflation The value added at constant price is obtained by dividing each years value added at current price by respecting years price index of consumer price or wholesale price.

I.5.4. Double Deflation In double deflation, output and its intermediate cost are both deflated, while value added is obtained from subtracting the deflated intermediate cost from deflated output. The price index used as a deflator is either producer price index or wholesale price index.

24

II.

URAIAN SEKTORAL

Dalam bab ini dijelaskan tentang ruang lingkup, konsep dan definisi, serta cara cara penghitungan nilai output dan nilai tambah atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000.

II.1. Sektor Pertanian II.1.1. Ruang Lingkup Sektor Pertanian mencakup semua kegiatan ekonomi yang usahanya didapat dari alam dan merupakan benda atau barang biologis (hidup). Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah:

Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan Sub sektor ini meliputi semua kegiatan ekonomi yang

menghasilkan komoditi tanaman bahan makanan, seperti padi padian, jagung, kacang kacangan, sayur sayuran, buah buahan dan tanaman bahan makanan lainnya.

Sub Sektor Tanaman Perkebunan Sub sektor tanaman perkebunan meliputi semua jenis kegiatan yang menghasilkan tanaman perkebunan baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perusahaan perkebunan.

25

II. SECTORAL DESCRIPTION

This chapter descripted, coverage, concept and definition, and also method of calculating value output and value added at current price and constant 2000 price.

II.1. Agriculture Sector II.1.1. Coverage Agriculture sector covers all economic activities produced from natural or biologis thing. The activity covers:

Food Crops Sub Sector It covers all economic activities produced farm food crops, such as: cereal/paddy, maize, peanuts, vegetables, fruits and other food crops.

Estates Sub Sector It covers both cultivated by household and estate. These are produced farm estate.

26

Sub Sektor Peternakan Sub sektor ini meliputi semua jenis kegiatan baik pembibitan maupun budi daya segala jenis ternak dengan tujuan untuk

dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan oleh rakyat maupun oleh perusahaan peternakan.

Sub Sektor Kehutanan Sub sektor ini meliputi semua jenis kegiatan penebangan serta pengambilan daun daunan, getah getahan dan akar akaran serta hasil hutan lainnya termasuk juga kegiatan perburuan.

Sub Sektor Perikanan Sub sektor perikanan meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan dan budi daya semua jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang ada di air tawar maupun di air asin.

II.1.2. Metode Penghitungan Pendekatan penghitungan yang digunakan adalah pendekatan produksi. Nilai Output diperoleh dari hasil perkalian antara produksi dengan harga produsennya. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode revaluasi.

27

Livestock Sub Sector The sub sector covers all cattle activities such as: cultivation of seedling and cultured of all kinds of cattle. For the purpose of breeding and slaughtered, both cultivated by households and establishments.

Forestry Sub Sector The activity includes felling of trees, leaves collecting, latex, rubber and including animal hunting.

Fishery Sub Sector Fishery Sub Sector covers: fishing, breeding and cultured in kind of fish, both on fresh water and salted.

II.1.2. Estimate Method Method on computation used production method. The output value is obtained by multiplying the tital value of production to cost producer. Gross value added at constant 2000 price computed by revaluation method.

28

II.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini mencakup seluruh kegiatan pengambilan berbagai jenis barang tambang (kecuali migas), mineral dan bahan galian yang tersedia di alam, termasuk kedalam kegiatan penguapan air laut. ini adalah pembuatan garam kasar dengan

II.2.1. Ruang Lingkup Sektor ini dikelompokkan dalam dua bagian yaitu : sub sektor pertambangan dan sub sektor penggalian. Sub sektor Pertambangan Sub sektor ini meliputi seluruh kegiatan pengambilan dan persiapan pengolahan lanjutan, serta keseluruhan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk dimanfaatkan. Sub sektor Penggalian Sub sektor ini mencakup seluruh kegiatan penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian yang pada umumnya berada pada permukaan bumi.

II.2.2. Metode Penghitungan Prosedur penghitungan output dan nilai tambah atas dasar harga berlaku dilakukan dengan pendekatan produksi. Sedangkan penghitungan output dan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi.

29

II.2. Mining and Quarrying Sector The sector covers all mining activities on various mines (except oil and gas), mineral and quarrying, supply by natural including salt producer. II.2.1. Coverage The sector grouped into 2 sub sector, mining sub sector and quarrying sub sector

Mining Sub Sector Mining sub sector covers all its activities of taking out and preparation for process and other activities. Quarrying Sub Sector Quarrying sub sector covers all its activities of taking out of all kind of quarrying thing. II.2.2. Estimate Method Method of output and value added at current price computation is carried out by production approach. Meanwhile

output and value added at constant 2000 price method computation is carried out by revaluation.

30

II.3. Sektor Industri Pengolahan Kegiatan sektor industri pengolahan mencakup dua sub sektor, yaitu: sub sektor industri pengolahan besar sedang dan industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKR).

II.3.1. Ruang Lingkup Industri Pengolahan Besar Sedang Dalam penghitungan PDRB seri baru ini ( 2000 = 100 ), sama dengan penghitungan PDRB seri lama ( 2000 = 100 ) Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga Sub sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKR) dikelompokkan ke dalam sembilan kelompok industri.

II.3.2. Metode Penghitungan Penghitungan Output dan nilai tambah untuk sub sektor industri besar sedang digunakan metode pendekatan produksi, untuk output dan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi. Sedangkan untuk sub sektor industri kecil dan kerajinan rumah

tangga metode penghitungan output dan nilai tambah menggunakan pendekatan tenaga kerja, dan penghitungan untuk output dan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi.

31

II.3. Manufacturing Industry The activity manufacturing industry covers: Large scale manufacturing industry, Medium scale, Small scale manufacturing industry and Home industry. II.3.1. Coverage Large / Medium Scale Industry In computing there is a same between recent series (2000=100) with the later series (2000=100).

Small Scale Industry and Home Industry Small scale industry and home industry grouped to nine industrial group.

II.3.2. Estimate Method To estimate output and value added, the large scale and medium scale industry, refer to production approach method, however output and value added at constant 2000 price refer to deflation method. Meanwhile the small scale industry and home industry computing of output and value added refer to labour force approach and computing of output and value added at constant 2000 price refer to deflation method.

32

II.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih II.4.1. Ruang Lingkup Sub sektor Listrik Kegiatan ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik baik yang diusahakan oleh PLN maupun Non PLN, dengan tujuan untuk dijual. Sub sektor Air Bersih Kegiatan sub sektor air bersih mencakup seluruh proses untuk menghasilkan air bersih / minum, serta pendistribusian dan penyalurannya secara langsung melalui pipa dan alat lainnya ke rumah tangga, instansi pemerintah maupun swasta. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh perusahaan air minum (PAM) ataupun bukan PAM.

II.4.2. Metode Penghitungan Penghitungan output dan nilai tambah untuk sub sektor listrik menggunakan metode pendekatan produksi. Output dan nilai tambah sub sektor listrik adalah penjumlahan dari output / nilai tambah PLN dan Non PLN. Untuk penghitungan output dan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode revaluasi. Untuk penghitungan output dan nilai tambah sub sektor air bersih menggunakan metode pendekatan produksi dan NTB atas dasar harga konstan 2000 dengan metode revaluasi.

33

II.4. Electricity, Gas and Water Supply II.4.1 Coverage Electricity Sub Sector The sub sector covers generation and distribution electric power, which carried out by PLN (State Owned Electricity Company) and Non-PLN.

Water Supply Sub Sector Water supply covers all processes to product clean water / drinking water and its distribution to households, government / private institutions.

II.4.2. Estimate Method To compute output and value added, electricity sub sector refer to production approach method. Output and value added of electricity sub sector are the total of output / value added PLN and non PLN. To compute output and value added at constant 2000 price refer to revaluation method. The water supply sub sector is calculated through production approach, while output and gross 2000 price refer to revaluation method. value added at constant

34

II.5. Sektor Bangunan II.5.1. Ruang Lingkup Kegiatan sektor bangunan mencakup seluruh kegiatan pembuatan, pembangunan dan perbaikan perbaikan baik

ringan maupun berat dari semua jenis bangunan konstruksi.

II.5.2. Metode Penghitungan Metode penghitungan untuk output dan nilai tambah sektor bangunan atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan pendapatan dan penghitungan output dan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi.

II.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sub sektor Perdagangan Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor perdagangan meliputi seluruh kegiatan membeli dan menjual baik barang baru maupun barang bekas, untuk tujuan penyaluran pendistribusian tanpa merobah sifat barang, baik kegiatan dari pedagang besar (grosir/importir) maupun pedagang eceran. Sub sektor Hotel Sub sektor Hotel mencakup seluruh kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan sebahagian maupun seluruh bangunan yang digunakan untuk penginapan.

35

II.5. Construction Sector II.5.1. Coverage Construction sector covers whole activities such: production, construction and repairment; heavy / light repair for all kinds of construction.

II.5.2. Estimate Method Computation method for output and value added at current price of construction sector refer to income approach and value added at constant 2000 price refer to deflation approach.

II.6. Trade, Hotel and Restaurant Trade Sub Sector This sub sector covers whole of trade activities such as buying and selling of new and second hand goods, for the purpose of collection and distribution without modifying the form and nature of the goods, both whole sale trade and retail trade.

Hotel Sub Sector Hotel sub sector covers the provision of accommodation

those using a part or all building.

36

Sub sektor Restoran Kegiatan sub sektor restoran mencakup semua kegiatan usaha penjualan, penyediaan makanan dan minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan.

II.6.1. Metode Penghitungan Penghitungan output dan nilai tambah untuk sub sektor perdagangan menggunakan pendekatan metode arus barang (commodity pendekatan flow), sub sektor dan hotel menggunakan menggunakan metode metode

produksi

restoran

pendekatan pengeluaran konsumsi makanan dan minuman jadi diluar rumah. Untuk penghitungan output dan nilai tambah atas

dasar harga konstan 2000 menggunakan metode revaluasi.

37

Restaurant Sub Sector This sub sector covers whole activities like; sale and supply of food and drink (readyable food/drink) they consumed / served at permanent / mobile selling places.

II.6.1. Estimate Method The calculating of in trade sub sector is done through commodity flow approach, and hotel sub sector is calculated by production approach. While restaurant sub sector is calculated by household expenditure for food/beverage consumption outside. The calculation of output and gross value added at constant prices refer to revaluation methode.

38

II.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi II.7.1 Ruang Lingkup Sub sektor Pengangkutan Sub sektor ini mencakup kegiatan jasa angkutan jalan raya, jasa angkutan laut, jasa angkutan udara dan jasa penunjang angkutan.Angkutan Jalan Raya meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkut

kendaraan jalan raya, baik bermotor maupun tidak bermotor. Angkutan Laut meliputi seluruh kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang menggunakan kapal laut yang beroperasi di dalam dan keluar daerah domestik. Angkutan Udara meliputi semua kegiatan pengangkutan

penumpang dan barang dengan menggunakan pesawat udara yang diusahakan oleh perusahaan perusahaan penerbangan yang beroperasi di daerah tersebut. Jasa Penunjang Angkutan mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan.

Sub sektor Komunikasi Sub sektor ini terdiri dari pos dan giro, telekomunikasi dan jasa penunjang telekomunikasi. Pos dan giro mencakup kegiatan pemberian jasa pengiriman surat, wesel dan paket pos. Sedangkan telekomunikasi meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telegram, telex dan telpon. Sedangkan jasa penunjang telekomunikasi meliputi kegiatan lainnya yang menunjang kegiatan telekomunikasi.

39

II.7. Transportation and Communication Sector. II.7.1. Coverage Transportation Sub Sector This sub sector covers public transportation by road, sea, air and tranportation and supporting services. This sub sector activities are: goods and passengers transportation by vehicle motorized and vehicle non motorized . Sea transportation covers whole activities goods and passengers transportation by ship, those operated in / out region. Air transportation covers activities of passengers and goods transportation by aircraft, those operated by aircraft

companies in the region. Supporting service covers whole activities those support and speed up their transportation. Communication Sub Sector This sub sector covers; postal, telecommunication and communication supporting services. The postal covers mail service, money order and despatch of packages operated by PT.Posindo. Value added at constant 2000 price is obtained by extrapolation. Value added at current price is counted by using the data those source the representative office of telecommunication of Riau Province. Value added at constant 2000 price is counted by using production index covers duration of local/interlocal conversation.

40

II.7.2. Metode Penghitungan Penghitungan nilai tambah untuk sub sektor angkutan jalan raya atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan produksi. Penghitungan nilai tambah sub sektor angkutan laut melalui pendekatan alokasi. Penghitungan nilai tambah dan output atas dasar harga konstan 2000 menggunakan cara deflasi. Nilai tambah sub sektor angkutan udara atas dasar harga berlaku diperoleh dari laporan tahunan keuangan bandar udara, dan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan cara deflasi. Sub sektor jasa penunjang angkutan, penghitungan output dan nilai tambahnya diperoleh dari survey khusus pendapatan regional ( SKPR ). Sedangkan penghitungan output dan nilai tambah atas

dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi. Sub sektor pos dan giro penghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku menggunakan data yang diperoleh dari PT. POSINDO. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan menggunakan cara ekstrapolasi. Penghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku sub sektor telekomunikasi dihitung berdasarkan data yang bersumber dari Kanwil Telekomunikasi Riau. Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan Indeks Produksi Gabungan Tertimbangan yang meliputi jumlah menit percakapan lokal dan interlokal.

41

II.7.2. Calculation Method Calculating the value added to highway transportation subsector at current prices using the production approach. Calculating value added sub sector of sea transport through the allocation approach. Calculation of value added and output at 2000 constant prices using the deflation. The added value of air transport sub sector at current prices obtained from financial annual reports airports, and value added based on constant 2000 prices is calculated by using deflation. Supporting services to transport sub sector, the calculation of output and value added obtained from a special survey of regional income (SKPR). While the calculation of output and value added based on constant 2000 prices using the deflation method. Sub-sector of post and giro calculating the value added at current prices using data obtained from the PT. Posindo. Value added based on constant 2000 prices is obtained by using the extrapolation method. Calculation of value added at current prices of telecommunications sub-sector is calculated based on data obtained from the Office of Telecommunications Riau. The calculation of value added at 2000 constant prices are calculated by using the Index of Production Joint Tertimbangan which includes the number of minutes of local calls and long distance.

42

II.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Secara garis besar sektor ini terbagi atas tiga kelompok kegiatan utama yaitu: Usaha Perbankan dan Moneter (Otoritas Moneter), Lembaga Keuangan Bukan Bank, Sewa bangunan dan jasa perusahaan.

II.8.1. Ruang Lingkup Sub sektor Bank, meliputi Bank Indonesia dan bukan Bank Indonesia. Sub sektor lembaga keuangan bukan bank mencakup kegiatan asuransi, koperasi (KUD dan Non KUD), pegadaian dan dana pensiun. Kemudian sub sektor jasa penunjang keuangan mencakup pedagang valuta asing, pasar modal dan lainnya.

II.8.2. Metode Penghitungan Penghitungan nilai tambah sub sektor Bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari laporan tahunan Bank Indonesia

dan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi. Penghitungan nilai tambah asuransi atas dasar harga berlaku diperoleh melalui survey khusus pendapatan regional (SKPR) dan data sekunder. Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan metode deflasi. Penghitungan nilai tambah koperasi berasal dari data SKPR. Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dengan menggunakan metode deflasi.

43

II.8. Financial, Ownership of Dwelling and business Service. This sector to be divided into 3 main activities namely: Banking, Moneter financial institution (non-Bank), Ownership of dwelling and establishment service.

II.8.1. Coverage Bank sub sector covers Bank Indonesia and other commercial Bank.The Financial Institution (non Bank) sub sector covers; insurance, cooperative (village cooperative unit and non village cooperative), pawnshop and pension fund. Then supporting financial sub sector covers foreign

currencies, capital markets and others.

II.8.2. Estimate Methode The gross value added of Bank at current price is obtained from annual report of Bank Indonesia and value added at constant 2000 price is obtained from deflation method. The gross value added of insurance at current price is obtained from special survey (SKPR) and secondary The gross data.

value added at constant 2000 price is obtained

from deflation method. The calculating of cooperative value added is from special survey (SKPR). The value added at constant 2000 price is obtained by deflation method.

44

Nilai tambah untuk sub sektor sewa bangunan dan tanah diperoleh dari selisih output dengan biaya antara, dan penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan menggunakan metode deflasi. Sub sektor jasa penunjang keuangan seperti pedagang valuta

asing dihitung dengan cara yang sama dengan sub sektor asuransi.

45

The value added of Ownership of dwelling / land is obtained from the substraction between output and intermediate cost. The gross value added at constant 2000 price by deflation.

The supporting service of financial do as same as insurance sub sector.

46

II.9. Sektor Jasa jasa Sektor jasa jasa terdiri dari sub sektor jasa pemerintahan umum dan sub sektor jasa swasta. II.9.1. Ruang Lingkup Sub sektor jasa sosial dan kemasyarakatan mencakup jasa pendidikan (sekolah swasta), jasa pendidikan luar sekolah (kursus), jasa kesehatan swasta dan jasa kemasyarakatan lainnya. Sub sektor jasa hiburan mencakup seluruh kegiatan hiburan seperti bioskop, panggung kesenian, radio swasta, taman hiburan dan sebagainya. Sub sektor jasa perorangan dan rumah tangga mencakup kegiatan perbengkelan ( mobil, motor, sepeda, alat alat elektronik) dan jasa perorangan (tukang binatu, salon , tukang semir, tukang jahit, dan sebagainya).

II.9.2. Metode Penghitungan Nilai tambah sektor pemerintahan dan Hankam terdiri dari upah dan gaji rutin pegawai pemerintah pusat dan daerah. Upah dan gaji yang dihitung mencakup upah dan gaji belanja rutin dan sebagian dari belanja pembangunan. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi. Penghitungan nilai tambah sub sektor jasa sosial kemasyarakatan atas dasar harga berlaku melalui pendekatan produksi.

47

II.9. Services Sector Services consist of government service sub sector and private service sub sector. II.9.1. Coverage Social service and community service sector cover education service (private school) non formal education services

(course), private health services and other community sub sector. Entertainment sub sector covers all entertainment activities such as; cinema, art stage performance,

broadcasting and others. Personal service sub sector and household service sub sector cover repair shop (auto repair shop, motorcycle, bicycle and electronic equipment) and personal service such; laundry, beauty parlour, boy polish, taylor and others. II.9.2 Estimate Method Value added of government and government defence sub sector cover; routine wage and salary of central and local civil servants. Wage and salary cover routine wage and salary and development expenditure. Value added at constant 2000 price is obtained extrapolation. While value added at current price is obtained production approach. by

48

Sedangkan atas dasar harga konstan 2000 dengan metode ekstrapolasi. Nilai tambah sub sektor jasa hiburan dan kebudayaan atas dasar harga berlaku juga melalui pendekatan produksi, dan atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi. Penghitungan untuk nilai tambah atas dasar harga

berlaku sub sektor jasa perorangan dan rumah tangga dengan pendekatan produksi. Dan penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi.

49

And at constant 2000 price is obtained by deflation method. production approach. Value added of entertainment services and culture sub sector at current price is obtained by Value added of personal and household service sub sector at current price is obtained by production while approach,

at constant 2000 price is obtained by deflation method.

50

III.

TINJAUAN UMUM EKONOMI KABUPATEN KAMPAR III.1 Arah dan Strategi Pembangunan Kabupaten Kampar

Pembangunan Kabupaten Kampar dilaksanakan secara bertahap berencana dan berkesinambungan dalam jangka panjang dan jangka menengah lima tahunan. Pembangunan daerah adalah bagian integral dari upaya pembangunan secara nasional, yang hakekatnya adalah upaya yang terencana untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah yang handal dan profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan mengelola sumber daya secara berdaya guna dan berhasil guna bagi kemajuan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Kampar yaitu terwujudnya Kabupaten Kampar Negeri Agamis, Berbudaya, Berdaya, dan

Sejahtera tahun 2020, maka ditetapkan misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Kampar tahun 2007 2011 yang secara makro dituangkan dalam bentuk Program Lima Tahunan melalui Rencana

Pembangunan jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kebijaksanaan umum pembangunan Kabupaten Kampar kedepan diantaranya adalah mengembangkan industri yang berbasis pertanian dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup, pada bidang ekonomi dengan titik berat pada pengembangan sektor pertanian dalam arti luas , industri yang mengolah bahan mentah yang ada di daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa negara ,

51

III. GENERAL EVALUATION OF ECONOMIC OF KAMPAR REGENCY

III.1 Development Difection And Strategy of Kampar Regency

The development of Kampar Regency is implementd gradual, planned and continius within long and medium five years. Regional is an integral of part of national development effort. Actually it is a planned effort to improve regional administrative capacity into good and professional to be of servis society and to manage resources effectively for high economic growth and social welfare.

Relatet to development vision of Kampar Regency Which bring into the religious region, cultered forceful and welfare in 2020, so the strategic and development policies of Kampar Regency 2007-2011 created in five years Medium Term Development Plant Area (RPJMD) The government development policy in the future namely: to develop industry on agriculture base and always keep live environment on economic sector, focus development of agriculture business sector widely such manufacture industries those process raw material in the regency for the purpose of improving social income and state deviden to enlarge labour forces opportunities and to keep balance economic structure.

52

perluasan

kesempatan kerja serta keseimbangan mencapai tujuan

struktur

perekonomian

daerah . Untuk

tersebut pembangunan sektor

pertanian, industri dan perhubungan merupakan prioritas utama tanpa mengabaikan sektor lainnya. Dalam pelaksanaan pembangunan dengan di dukung oleh sumber daya manusia melalui pendidikan keterampilan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Pembangunan yang dilaksanakan ini diharapkan akan mampu merangsang pertumbuhan ekonomi yang merupakan syarat mutlak dalam perkembangan selanjutnya tanpa mengabaikan aspek pemerataan.

Pemerataan hasil pembangunan dilakukan dengan penyebaran pelaksanaan proyek pembangunan sesuai dengan konsep perwilayahan terutama di daerah daerah relatif tertinggal. Secara spesifik, pembangunan sektor unggulan adalah untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi Pembentukan regional serta untuk meningkatkan total Produk Domestik Regional

kontribusinya terhadap

Bruto ( PDRB ) Propinsi serta Nasional (PDB). Agregat agregat pedapatan regional disajikan dalam dua bentuk yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000. PDRB atas dasar harga berlaku masih dipengaruhi oleh faktor inflasi, sedangkan atas dasar harga konstan faktor inflasi tersebut sudah dieliminir / dihilangkan. Dengan demikian PDRB atas dasar harga konstan benar benar menggambarkan kenaikan pendapatan dari peningkatan produksi tanpa pengaruh kenaikan harga.

53

To have these goals above the development on agriculture, industries and transportation are the main priority without ignoring other sectors. The development must be supported by skill human resources to meet some requitment, whose get training.

The development has been doing to be hoped to be able to stimulate economic growth as a basic requitment for future development without

egnoring even distribution economic groun of development result. The even distribution provided means to carry out development project through out isolated area.

Specifically, development on primary sector is to raise economic growth on a region and also to increase its contribution to Gross Regional Domestic Product (GRDP) and Gross Domestic Product (GDP).

Agregates of Regional income presented in two types: namely at current price and at constant 2000 price. GRDP at current price still influenced by inflation factor, howener inflation has been eliminated in calculating GRDP at constant price, Thus GRDP at constant price factor just descript increase of income from raise of production without influencing price raise.

54

III.2.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kampar pada tahun 2009 sedikit melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2008. Rata rata pertumbuhan ekonomi Kampar tahun 2008 sebesar 7,97 %

kemudian melambat menjadi 6,88 % pada tahun 2009 tetapi masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Propinsi Riau yaitu 6,44 % dan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional. Pada Tabel 3.2.1 menggambarkan sektor-sektor ekonomi di daerah ini tahun 2009. Pada tahun 2009 Semua sektor mengalami perlambatan kecuali pada sektor Angkutan dan Komunikasi diantaranya adalah: Sektor Angkutan dan komunikasi Tahun 2008 pertumbuhannya sebesar 7,49 % kemudian naik menjadi 8,61 % pada Tahun 2009. yang mengalami percepatan

Sektor bangunan tahun 2008 pertumbuhannya sebesar 10,19 % melambat menjadi 10,14 % pada Tahun 2009

Pada tahun 2008 laju pertumbuhan sektor pertanian 6,51 % kemudian melambat menjadi 5,56 % pada Tahun 2009.

Sektor Industri pengolahan pada Tahun 2008 pertumbuhannya sebesar 10,50 % melambat menjadi 9,30 % pada Tahun 2009.

Sektor perdagangan hotel dan restoran Tahun 2008 pertumbuhannya sebesar 10,36 % melambat menjadi 8,60 % pada Tahun 2009.

Sektor pertambangan dan penggalian

tahun

2008

sebesar 13,61 %

kemudian melambat menjadi 11,55 % pada Tahun 2009. III. 2 Economic Growth

55

Economic growth of Kampar Regency in 2009 was higher than the priod of 2008. The average growth of economic of Kampar Regency in 2008, it was recorded at 7,97% in 2009 decreased to 6,88%, though higher than Riau Province growth, that recorded at 6,44 % in 2009 contrary to it was higher than national growth which was amounted.

Table : 3.21 describes economic sectors of the region in period 2008. Almost all sectors increase as follows:

Transportation and communication sector growth in 2008 was ammounted to from 7,49% to 8,61% in 2009.

Construction sector growth in 2008 was recorded at 10,19% and decreased to 10,14% in 2009

In 2008 agriculture sector growth was recorded at 6.51% and in 2009 decreased to 5,56% in 2009.

Manufacturing industry sector growth in 2008 was recorded at 10,50% decreased to 9,30% in 2009.

Trade hotel and restaurant sector growth in 2008 was recorded at 10,36% decreased to8,60% in 2009.

Mining and quarrying sector growth in 2008 was recorded at 13,61% and decreased to 11,55% in 2009

56

Sektor jasa jasa pada Tahun 2008 pertumbuhannya sebesar melambat menjadi 5,97 % pada Tahun 2009.

8,04 %

Sektor Listrik, gas dan air bersih Tahun 2008 pertumbuhannya sebesar 9,29 % melambat menjadi 6,85 % pada Tahun 2009.

Dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada Tahun 2008 pertumbuhannya sebesar 12,41 % kemudian Tahun 2009 melambat menjadi 8,82 %.

Kalau dibandingkan pertumbuhan antar sektor ekonomi pada tahun 2009 pertumbuhan tertinggi adalah sektor Pertambangan dan Pengalian sebesar 11,55

%, kemudian diikuti oleh sektor Bangunan yaitu 10,14 %, sektor industri pengolahan yaitu sebesar 9.30%, ,selanjutnya sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 8.82%, sektor Angkutan dan Komunikasi 8.61 %, Perdagangan hotel dan restoran 8.60 %, sektor listrik, gas dan air bersih 6.85 %. sektor jasa-jasa

sebesar 5.97 %, Sementara itu Sektor pertanian hanya mampu mencapai 5.56 % .

57

Services sector growth in 2007 was recorded at 8,04% and increased to 5,97% in 2009.

Electricity, gas and clean water sector growth in 2008 was recorded at 9,29 % decreased to 6,85 % in 2009.

Finance, ownership of dwelling and establishmen services growth in 2008 was recorded at 12,41 % decreased to 8,82 % in 2009.

The rank comparison on enter economic sector in 2009 are as follows: mining and quarrying sector was recorded at 11,55 %, then construction sector was recorded at 10,14%, manufacturing industry ammounted to 9,30%, and followed Finance, Ownership of Dwelling and Business Service

ammounted to 8,82%, transportation and comunication was 8,81%, trade sector hotel and restaurant ammounted 8,60%, Electricity,Gas and Drinking Waterlectricity sector 6,85%, and services sector was recorded at 5,97%, Meanwhile agriculture sector 5,56%.

Tabel : 3.2.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kampar 2005 2009

58

Table : 3.2.1

GRDP Growth of Kampar Regency 2005 2009

S E K T O R S E C T O R (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industries 4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity,Gas and Drinking Water 5. Bangunan Construction 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran Trade,Hotel and Restaurant 7. Angkutan dan Komunikasi Transportation and Communication 8. Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan Finance, Ownership of Dwelling and Business Service 9. Jasa jasa Services PDRB

2005 (2) 7.14 8.35 6.77 4.36 4.07 9.70 8.76 12.22

2006 (3) 6.69 13.72 8.31 5.74 8.68 9.54 8.93 10.64

2007 (4) 6.71 13.93 10.69 9.14 9.82 9.42 8.65 11.72

2008 (5) 6.51 13.61 10.50 9.29 10.19 10.36 7.49 12.41

2009 (6) 5,56 11,55 9,30 6,85 10,14 8,60 8,61 8,82

6.37

7.96

7.79

8.04

5,97

7.33

7.71

7.99

7.97

6,88

59

III.3. Kontribusi Sektoral Sejalan dengan RPJMD Kabupaten Kampar, kebijaksanaan

pembangunan daerah Kabupaten Kampar pada RPJMD tahun 2007 - 2011 diletakkan kepada bidang ekonomi dengan titik berat pembangunan sektor pertanian dalam arti luas dan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah yang ada di daerah, guna meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja serta keseimbangan pembangunan Daerah tanpa

mengabaikan sektor lainnya. Untuk melihat lebih jauh mengenai struktur ekonomi Kampar dapat dilihat dari peranan masing masing sektor terhadap pembentukan PDRB Kampar. Dalam penghitungan PDRB tahun 2009 ini menggunakan tahun dasar 2000 dengan klasifikasi sembilan sektor seperti yang diuraikan pada tabel A. Pada tabel 3.3.1. terlihat bahwa sumbangan masing masing sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut: sumbangan sektor pertanian sebesar 57.14 %, industri pengolahan 16.72 %, perdagangan, hotel dan restoran 7.63 % , bangunan 6.44 %, jasa jasa

4,63 %, pertambangan dan penggalian 3,40 %, angkutan dan komunikasi 2,76 %, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1,12 % , serta listrik, gas dan air bersih sebesar 0,10 %. Dari kontribusi masing masing sektor terlihat tiga sektor ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kampar masing masing adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. III.3 Contribution by sector

60

In line with basic structure of RPJMD of Kampar Regency, the 2007 - 2011 RPJMD focus on agriculture sector and increasing manufacture industry sector those process raw material located in the regency, It purpose is to improve social income, job opportunities and also to keep the balance the implementation of Regional Development without neglecting other sectors

To recognize economic structure of Kampar Regency so far can be see on each sectors role to GRDP. The 2008 computed by 2000 basic year, it devided into 9 sectors those described on table A. Table 3.3.1 shows contribution of each sector to grdp of Kampar Regency such: Agriculture sector by 57.14 %, manufacturing industries by 16.72 %, trade, hotel and restaurant by 7.63 %, construction by 6.44 %, services by 4.63 %, mining and quarrying 3.40 %, transportation and communication 2.76 %, finance, ownership of dwelling and establishment services by 1.12 %, and electricity, gas and drinking water by 0.10 %. There are 3 sectors contribute bigger than other sector namely: agriculture sector, manufacturing industries sector and trade, hotels and restaurant sector. In 2009 period the agriculture sector contributed 57.14 % or 7,921,961.80 million Rupiahs.

Pada Tahun 2009 sektor pertanian memberikan sumbangan terhadap PDRB yakni sebesar 57.14 % dengan nilai Rp. 7.921.961,80 juta rupiah.

61

Jika diamati lebih lanjut peranan masing masing sektor terhadap pembentukan PDRB Kampar pada tahun tahun sebelumnya, peranan sektor pertanian cendrung semangkin menurun. Sedangkan peranan diluar sektor pertanian cendrung meningkat. Perubahan struktur ini memungkinkan untuk mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang antara sektor pertanian dengan sektor lainnya diluar pertanian. Sesuai dengan arahan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nas) maupun RPJPD

Kabupaten Kampar bahwa sektor pertanian tetap menjadi sektor andalan tapi akan ditunjang oleh sektor industri yang handal tanpa mengabaikan sektor lainnya. Sebagai contoh salah satu komoditi hasil pertanian di daerah

ini adalah kelapa sawit , karet, dan lain-lain, kemudian untuk mengolah kelapa sawit ini banyak didirikan pabrik pabrik kelapa sawit (PKS) yang

mengolah buah kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO). Dampak dari pembangunan pabrik kelapa sawit ini akan menambah kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, dan lain-lain. Diharapkan dalam jangka panjang sektor industri ini akan menjadi Leading Sector dan mampu mendorong pertumbuhan sektor lainnya.

When we observe each sector contribution to GRDP in preceding years, the agriculture sector inclined decreased. Contrary to role on other sectors inclined increased. The change of structure might be crease the

62

balance economic structure between agriculture sector and other sectors In line with RPJP Nas statement and RPJPD of Kampar Regency, it said that economic sector of Kampar Regency always relies on agriculture sector, but it to be supported by industry sector without ignoring other sector. Example one of agriculture product of the Regency is Palm Oil, rubber and other, so there are many palm oil manufacturings have been built in order to process palm oil into Crude Palm Oil(CPO). The impact of palm oil manufacturies is to add job opportunities, increase of income and others. It is hoped in longterm will become leading sector and able to stimulate other sectors.

Sumbangan kedua terbesar setelah sektor pertanian adalah sektor industri pengolahan. Pada tahun 2002 sumbangan industri pengolahan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kampar sebesar 16,90 % dengan

63

nilai Rp 584,28 milyar. Kemudian kontribusinya meningkat menjadi 20,19 % dengan nilai yang cukup besar yaitu Rp 868,23 milyar pada tahun 2003, pada tahun 2004 kontribusinya naik menjadi 20,57 % dengan nilai menjadi Rp. 1.043,53 milyar . Kemudian pada tahun 2005 hingga 2009 kontribusinya terus mengalami penurunan dengan masing-masing 19,72 % dengan nilai Rp. 1.191,045 milyar dan 18,84 % dengan nilai Rp.1.389,026 milyar dan 17,87 % dengan nilai Rp. 1.643,445 milyar serta 17,31 % dengan nilai Rp. 1.961,051 milyar, dan pada tahun 2009 sumbangan sektor Industri terhadap pembentukan PDRB menjadi 16.72 % atau Rp. 2.318.596,12 milyar. Dan kontribusi ketiga terbesar setelah sektor pertanian dan sektor industri

pengolahan adalah sektor perdagangan hotel, dan restoran. Pada tahun 2002 sumbangan sektor ini menyumbang sebesar 8,42% dengan nilai Rp 290,90 milyar kemudian tahun 2003 naik menjadi 7,99 % dengan nilai Rp. 343,76 milyar, tahun 2004 naik menjadi 8,30 % dengan nilai Rp 421,09 milyar, kemudian pada tahun 2005 terjadi penurunan hingga 2007 dan sedikit mengalami kenaikan pada tahun 2008 dan 2009.

The second contribution come from manufacturing industries sector . In 2002 contribution of manufacturing industries was recorded at 16.90% by 584.28 billion rupiahs, then in 2003 the contribution increase to 20.19% it was

64

a high value approximately 868.23 billion rupiahs , and in 2004 the contribution increased to 20.57% or approximately 1,043.53 billion rupiahs. During 2005 - 2008 its contribution decreased slightly each 19.72% tge value approximately 1,191.05 billion rupiahs ang 18.87% or approximately 1,389.03 billion rupiahs and 17.87% approximately 1,643.445 billion rupiahs and 17,31% approximately 1,961.051 billion rupiahs rupiahs and in 2009 the contribution increase to 16.72 % approximately 2,318,596.12 billion rupiahs . The third high contribution after agricultere and manufacturing industries was trade, hotel and restaurant.

In 2002 contribution of this sector was recorded at 8.42% or opproximately 290.90 billion rupiahs and in 2004 it was slightly decreased it was recorded at 8.30 % or approximately 421.09 billion rupiahs, later then in the year 2005 happened degradation till 2007 and a little a few increase in the year 2008 and 2009.

Dengan kontribusi pada tahun 2005 sebesar 7,43 % dengan nilai Rp 448,81 milyar, tahun 2006 turun menjadi 6,98 % dengan nilai Rp. 514,89 milyar, tahun 2007 sebesar 6,52% dengan nilai Rp. 599,79 milyar dan tahun

65

2008 menjadi 6,89 % dengan nilai Rp. 780,89 milyar, tahun 2009 7.63 % atau Rp. 1.057,59 milyar. Sedangkan sumbangan sektor lainnya diluar tiga sektor diatas seperti pertambangan dan penggalian, dan keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan,angkutan dibawah 7 %.

komunikasi,

bangunan

masing-masing

Sementara itu sektor yang memberikan

sumbangan terkecil dalam

pembentukan PDRB Kabupaten Kampar ini adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Pada tahun 2002 sumbangan sektor ini sebesar 0,12 % dengan nilai Rp. 4,28 milyar, kemudian tahun 2004 kontribusinya tetap 0,12 % dengan nilai meningkat sebesar Rp. 6,13 milyar , pada tahun 2005 tetap sebesar 0,12 % tapi nilainya naik menjadi Rp. 7,04 milyar dan pada tahun 2006 terjadi sedikit penurunan menjadi 0,11 % dengan nilai sedikit meningkat yaitu Rp. 7,93 milyar kemudian pada tahun 2007 juga mengalami penurunan menjadi 0.10 % dengan nilai Rp. 9,209 milyar, dan pada tahun 2008 dan 2009 sama-sama 0,10 % dengan nilai Rp. 10,99 milyar dan Rp. 13.91 milyar. seperti terlihat pada tabel 3.3.1 dibawah ini.

With in the year 2005, decreased to 7.43% or approximately 448.81 billion rupiahs, in 2006 decreased to 6.99 % or approximately 514.89 billion rupiahs, and in 2007 decreased to 6.52% or approximately 599.79 billion

66

rupiahs and in 2008 decreased to 6.89% or approximately 780,888 billion rupiahs, in 2009 decreased to 7.63 % or 1,057.59 billion rupiahs.

Meanwhile contribution of other sector as described above such mining, quarriying, finance, ownership of dwelling, establishment services

transportation and communication and contruction each less then 7%.

The smallest contribution to GRDP of Kampar Regency are: electricity, gas and drinking water. In 2002 this sector contributed 0.12%, the value was 4.28 billion rupiahs, in 2004 still contributed 0.12% its value increased to 6.13 billion rupiahs in 2005 was 0.12% the value incresrased to 7.04 billion rupiahs and in 2006 it was decreased slightly become 0.11% and the value increased slightly become 7.93 billion rupiahs. In 2007 it was decreased slightly become 0,10% and the value 9,209 billion rupiah and in 2008 and 2009 was 0,10% and the value 10,99 billion rupiah and 13,91 billion rupiahs. as presented at table 3.3.1.

Tabel 3.3.1. Distribusi Persentase PDRB Kampar Atas Dasar Table 3.3.1. Percentage Distribution of GRDP of Kampar Regency Harga Berlaku 2005 2009 At Current Price, 2003 2008

67

LAPANGAN USAHA SECTOR (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan dan penggalian Mining and Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industries 4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity,Gas and Drinking Water 5. Bangunan Construction 6. Perdagangan, Hotel dan restoran Trade,Hotel and Restaurant 7. Angkutan dan Komunikasi Transportation and Communication 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Finance, Ownership of Dwelling and Business Service 9. Jasa Jasa Services PDRB

2005 (2) 56.73 2.90 19.72 0.12 3.57 7.43 2.60 1.14

2006 (3) 58.75 3.05 18.84 0.11 3.30 6.98 2.55 1.08x

2007 (4) 59.52 3.24 17.97 0.10 4.15 6.56 2.52 1.02

2008 (5) 59.30 3.28 17.31 0.10 4.89 6.89 2.62 1.05

2009 (6) 57.14 3.40 16.72 0.10 6.44 7.63 2.76 1.12

5.80

5.34

4.93

4.56

4.63

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

III.4. PDRB Perkapita Kabupaten Kampar

dan

Pendapatan

Regional Perkapita

PDRB Perkapita dan pendapatan Regional Perkapita adalah cerminan besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi yang ada

68

di kabupaten

ini pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun yang bersangkutan. Berbagai upaya dari hasil Pembangunan yang telah dilakukan di daerah ini, Atas harga berlaku PDRB perkapita Kabupaten Kampar mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Begitu juga PDRB perkapita atas dasar harga konstan 2000 (riil) tahun 2009 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun 2008 Produk Domestik Regional Bruto perkapita Kampar atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 17,58 juta, kemudian tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 20,94 Juta atau meningkat 19,10 %. Sedangkan

secara riil atas dasar harga konstan 2000 PDRB perkapita Kampar tahun 2008 sebesar Rp. 6,32 juta , kemudian tahun 2009 menjadi Rp. 6,58 juta atau naik sebesar 4,04 %. Kenaikan perkapita ini terjadi karena harga kelapa sawit di pasaran dunia naik dan mulai membaiknya perekonomian masyarakat.

III.4 Per Capita GRDP and Percapita Regional Kampar Regency. Percapita of GRDP and percapita Regional Income are reflection of value added produced by all production fator in Kampar Regency during a certain year alloweded by population mid year.

69

There are same efforts have been done as a result of development program. Percapita GRDP of Kampar Regency at current prices has a good increase. Did too per capita GRDP at connstant 2000 prices was increased compared to the previous year. In 2008 percapita GRDP of Kampar Regency at current priced was recorded at 17.58 million rupiahs, then in 2009 period increased to 20.94 million rupiahs or it increased by 19,10 %. Meanwhile at constant 2000 prices percapita GRDP of Kampar Regency in 2008 was recorded at 6,32 million rupiahs, and in 2009 become 6,58 million rupiahs or increased by 4.04 %. Increase of this perkapita happened because price of palm world marketing go up and start the recovery of economics of society.

70

Gambar 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KAMPAR TANPA MIGAS ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2008 - 2009

3450 2950 2450 1950 1450 950 450 - 50


r ta ni a n trik ,ai r ng an lia n an us t ri an n un ga ng ut a ng ga I nd Ba ng ng k a-j a sa

Ke ua

Lis

rda

Pe

2008

2009

Gambar 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KAMPAR TANPA MIGAS ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2008 - 2009

2000 1500 1000

Pe n

Pe

ga

500

2008
0
P en gg a lian da g ang an Ba n gun an Pe n gan g ku tan Ke u ang an In d us tr i t an ian Lis t r ik a-ja sa , air

2 008

Per

2009

J as

Per

Ja s

Pe

2009

71

Gambar 3. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB KABUPATEN KAMPAR TANPA MIGAS ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2009

1.12% 2.76% 7.63% 6.44% 0.10%

4.69%

57.14% 16.72%

3.40%

Pertanian Perdagangan

Penggalian Pengangkutan

Industri Keuangan

Listrik,air Jasa-jasa

Bangunan

Gambar 4. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB KABUPATEN KAMPAR TANPA MIGAS ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2009
3.47% 1.30% 7.86%

11.14% 4.60% 0.11% 8.67%

5.07%

57.78% Pertanian Perdagangan Penggalian Pengangkutan Industri Keuangan Listrik,air Jasa-j asa Bangunan

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

Você também pode gostar