Você está na página 1de 68

PIDANA

PROSEDUR

ATURAN,

2016
PIDANA

PROSEDUR

ATURAN,

2016
ATURAN PROSEDUR PIDANA, 2016

Bagian 1 Aturan Penerapan Umum 2 Halaman


-5
Bagian 2 Batas Waktu 6 - 14 No.
Bagian 3 Penundaan 14 - 16
Bagian 4 Manajemen Kasus 16 - 21
Bagian 5 Penyingkapan 21 - 24
Bagian 6 Jaminan 25 - 27
Bagian 7 Dimulainya Prosiding 27 - 31
Bagian 8 Tahapan Prosedural dan Jadwal:
Pengadilan Kejaksaan 32 - 37
Bagian 9 Tahapan Prosedural dan Jadwal:
Mahkamah Agung 37 – 42
Bagian 10 Hal-Hal Prosedural Umum 42 – 45
Isi
Lampiran 1 Ikhtisar Batas Waktu Persidangan Pidana
(bentuk tabel)
Ringkasan Masalah 47
Hybrid Matters mencoba Ringkasnya 48
Hal-hal yang Dapat Didakwa 49 – 50

Lampiran 2 Formulir Manajemen Kasus


Formulir Tata Laksana Perkara Mahkamah Agung 52 – 56
Magistrates' Courts Case Management Form 57 - 59
Aturan Acara Pidana 2016 1
ATURAN PROSEDUR PIDANA, 2016

Aturan ini dapat disebut sebagai Aturan Acara Pidana, 2016, dan diterbitkan
bersama –

(a) sesuai dengan pasal 197 Undang-Undang Prosedur yang


Dapat Didakwa (Bab 96 Hukum Substantif Belize, Edisi
Revisi 2011) dan pasal 95(1) Undang-Undang Mahkamah
Agung tentang Peradilan (Bab 91 Hukum Substantif Belize,
Edisi Revisi 2011) sebagaimana dibuat oleh Ketua Mahkamah
Agung, sejauh mereka mengatur prosedur yang akan diadopsi
sehubungan dengan semua perkara yang dapat didakwa yang
disidangkan di hadapan Pengadilan Magistrat dan Mahkamah
Agung di Belize, yang dimulai di Pengadilan Magistrat pada
atau setelah 11 Januari 2016, dan

(b) sesuai dengan pasal 66(1) Undang-Undang Pengadilan


Rendah (Bab 94 Hukum Substantif Belize, Edisi Revisi
2011), sebagaimana dibuat oleh Komite Aturan Pengadilan
Rendah, sejauh mereka mengatur prosedur yang akan
diadopsi sehubungan dengan semua hal-hal ringkasan yang
sedang disidangkan di hadapan Pengadilan Magistrat, dimulai
pada atau setelah 11 Januari 2016.

Dimulainya Peraturan ini tunduk pada Peraturan 4.10, yang menyatakan


bahwa ketentuan yang berkaitan dengan biaya yang terbuang tidak akan
berlaku hingga 15 September 2016.

Untuk semua hal yang dimulai di Pengadilan Magistrate sebelum 11


Januari 2016, Peraturan ini memiliki efek persuasif.

Aturan Terpisah akan diperkenalkan sehubungan dengan anak-anak yang


muncul dituntut dengan tindak pidana di hadapan Pengadilan Keluarga atau
Pengadilan Magistrate yang duduk dalam pelaksanaan yurisdiksi hukum
keluarganya. Sebelum Peraturan tersebut dimulai, Peraturan Acara Pidana
ini memiliki efek persuasif.

Peraturan ini dibuat dengan persetujuan dari Jaksa Agung selaku Menteri
yang bertanggung jawab, sebagaimana diatur dalam –
2 Aturan Acara Pidana 2016
(a) pasal 95 (5) Mahkamah Agung tentang Peradilan; Dan

(b) pasal 66(3) Undang-Undang Pengadilan Rendah.

BAGIAN 1

ATURAN PENERAPAN UMUM

Yurisdiksi

1.1 (Saya) Setiap Pengadilan Magistrate memiliki yurisdiksi:

(a) untuk mendengar dan memutuskan semua keluhan


atau informasi untuk
pelanggaran hukuman ringkasan, termasuk
pengaduan atau informasi untuk pemulihan denda,
hukuman atau penyitaan yang tidak secara khusus
ditugaskan oleh undang-undang ke Mahkamah
Agung;

(b) untuk menerima dan menyelidiki semua dakwaan


atas pelanggaran yang dapat didakwa dan untuk
membuat perintah apa pun sehubungan dengannya
berdasarkan Undang-Undang Prosedur yang Dapat
Didakwa; Dan

(c) umumnya, untuk melakukan semua tindakan dan


hal-hal, yang diwajibkan oleh undang-undang,
hukum atau penggunaan sekarang atau selanjutnya
yang berlaku, berkaitan dengan ringkasan
yurisdiksi pengadilan di Inggris.

(ii) Mahkamah Agung memiliki yurisdiksi untuk menentukan


semua masalah pidana yang dilakukan padanya dan
permohonan jaminan.
Aturan Acara Pidana 2016 3
Mengesampingkan Tujuan

1.2 Adalah tugas Pengadilan dan semua pihak dan peserta, di


mana konteksnya mengharuskan, untuk memajukan tujuan
utama.

1.3 Tujuan utama Peraturan ini adalah agar kasus pidana


ditangani secara adil dan cepat.

1.4 Menangani kasus sebagai kelanjutan dari tujuan utama


termasuk

(i) menangani Penuntutan dan pembela secara adil;

(ii) menjamin perlindungan terhadap semua hak Tergugat;

(iii) mempertimbangkan kepentingan Terdakwa, saksi,


korban dan juri;

(iv) menangani kasus secara efisien dan cepat;

(v) memastikan bahwa informasi yang tepat tersedia untuk


Pengadilan
terutama ketika jaminan atau hukuman sedang
dipertimbangkan; Dan

(vi) menangani kasus-kasus dengan cara-cara yang


memperhitungkan –
4 Aturan Acara Pidana 2016
(a) beratnya pelanggaran;

(b) kompleksitas masalah;

(c) konsekuensi bagi Terdakwa dan orang lain yang


mungkin terkena dampaknya; Dan

(d) kebutuhan kasus lainnya.

Ketika Pengadilan akan mendengar masalah pidana

1.5 Pengadilan akan duduk antara jam 09:00 dan 16:30 Senin
sampai Jumat dengan pengecualian hari libur menurut
undang-undang, kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Hakim
atau kecuali Ketua Mahkamah Agung atau Hakim atau
Magistrate yang memimpin persidangan pidana
memerintahkan agar masalah apa pun disidangkan pada jam
lain atau pada hari lain.

Pengadilan dianggap selalu terbuka

1.6 (i) Pengadilan dianggap selalu terbuka untuk:

(a) pengajuan dokumen apa pun; Dan

(b) transaksi bisnis peradilan.

(ii) Terlepas dari paragraf (i) di atas, semua dan setiap


dokumen yang diajukan ke Pengadilan, secara
elektronik atau lainnya, setelah pukul 15:00 pada hari
apa pun harus diberi tanggal dan dianggap diajukan
pada hari kerja berikutnya.

Jam buka kantor Kejaksaan

1.7 Kantor Pengadilan terbuka untuk umum untuk penerimaan


uang tunai dan pembayaran-pembayaran lain antara pukul
08.30 dan 15.00, kecuali hari libur resmi.
Aturan Acara Pidana 2016 5
Catatan pengadilan dalam bentuk elektronik

1.8 Semua dan setiap catatan Pengadilan, jika memungkinkan,


dibuat, dimasukkan dan dipelihara secara elektronik.

Catatan kata demi kata harus dibuat

1.9 Catatan verbatim kontemporer harus, jika memungkinkan,


dibuat dari setiap sidang. Catatan ini harus dibuat melalui
penggunaan peralatan rekaman audio, kecuali jika Hakim
ketua atau Magistrate memerintahkan bahwa rekaman dari
setiap persidangan harus direkam melalui penggunaan
peralatan perekam stenografi atau metode lainnya.

Acara ruang sidang untuk direkam

1.10 Acara-acara di ruang sidang harus direkam ke dalam


komputer, atau sarana lain yang diizinkan oleh Hakim Ketua
atau Magistrate, baik pada saat, atau sesegera mungkin setelah
sidang Pengadilan. Jika memungkinkan, rincian setiap dengar
pendapat harus dimasukkan ke dalam sistem komputer.

Salinan pesanan

1.11 Setiap pihak dalam persidangan atau pengacara mereka harus


diberikan satu salinan dari setiap perintah yang dikeluarkan
oleh Pengadilan sehubungan dengan persidangan tersebut.
Hard copy tambahan atau lebih lanjut hanya akan diberikan
setelah pembayaran biaya.

Pengarsipan elektronik dan pengiriman dokumen

1.12 Setiap pihak dalam persidangan bebas untuk mengajukan,


melalui transmisi elektronik, semua dan setiap dokumen
untuk digunakan dan dipertimbangkan oleh Pengadilan,
termasuk, antara lain, surat dakwaan, berkas perkara,
permohonan, surat panggilan dan pengajuan.

1.13 Pengadilan dapat secara elektronik mengirimkan dokumen


apa pun termasuk, panggilan, surat perintah penangkapan,
pemberitahuan jaminan, dokumentasi pelepasan dan
6 Aturan Acara Pidana 2016
keputusan, kepada pihak mana pun, tidak terbatas pada polisi,
penjara dan Kantor Kejaksaan melalui transmisi email atau
faks .

1.14 (i) Apabila dokumen dikirim melalui email atau faks,


penerima harus meyakinkan diri sendiri mengenai
keaslian dokumen yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor termasuk, alamat
email/nomor dari mana dokumen tersebut dikirim dan
penampilan dokumen yang bersangkutan.

(ii) Jika penerima meragukan keaslian dokumentasi, mereka


harus menelepon pengirim untuk memverifikasi
informasi tersebut.

(iii) Salinan keras dari dokumentasi asli harus diteruskan ke


penerima atas permintaan.

Bagian 2

BATAS WAKTU

Catatan: Aturan di Bagian ini menetapkan batas waktu maksimum di mana


setiap kasus harus diselesaikan. Setiap upaya masih harus dilakukan untuk
membuang kasus sesegera mungkin secara wajar, yang dalam beberapa
kasus akan menghasilkan pembuangan yang jauh lebih cepat.

Jangka waktu untuk penyelesaian proses: masalah ringkasan

2.1 (i) Dalam hal Surat Panggilan telah dikeluarkan, Sidang


Pertama harus dilakukan dalam waktu 28 hari sejak
tanggal Surat Panggilan. Dalam hal Tergugat
dihadapkan ke Pengadilan setelah didakwa, Sidang
Pertama harus segera dilanjutkan.

(ii) Tunduk pada Peraturan 2.5 (pengecualian untuk laporan


ahli), semua berkas kasus harus:

(a) diserahkan kepada kejaksaan dalam waktu 4


minggu sejak tanggal Sidang Pertama; Dan
Aturan Acara Pidana 2016 7
(b) diungkapkan kepada pembela dalam waktu 8
minggu sejak tanggal Sidang Pertama.

(iii) Tunduk pada Aturan 2.8 (batas waktu penahanan),


setiap perkara yang akan diadili di hadapan Pengadilan
Magistrat harus diselesaikan dalam jangka waktu tidak
lebih dari 39 minggu (9 bulan) sejak tanggal Sidang
Pertama.

(iv) Dalam hal penghukuman, Terdakwa harus dijatuhi


hukuman oleh Pengadilan sebelum dia dihukum dalam
waktu tidak lebih dari 21 hari sejak tanggal
penghukuman, kecuali hanya dalam keadaan luar biasa.

Jangka waktu penyelesaian persidangan: kasus campuran

2.2 (i) Dalam hal suatu perkara dapat disidangkan baik di


Pengadilan Magistrat atau Mahkamah Agung,
Pengadilan akan menentukan di mana perkara tersebut
akan diadili pada Sidang Pertama. Dalam hal jaksa
mengajukan penangguhan atas dasar perlunya
berkonsultasi dengan Kantor Kejaksaan, sidang untuk
menentukan tempat diadakan selambat-lambatnya 14
hari sejak tanggal Sidang Pertama.

(ii) Apabila Pengadilan memutuskan bahwa masalah


tersebut akan diadili secara singkat, kerangka waktu
untuk proses tersebut harus diatur dalam Aturan 2.1,
kecuali bahwa semua berkas kasus harus:

(a) diserahkan oleh polisi kepada kejaksaan dalam


waktu 8 minggu
sejak tanggal Sidang Pertama; Dan

(b) diungkapkan kepada pembela dalam waktu 16


minggu sejak tanggal
dari Sidang Pertama.
8 Aturan Acara Pidana 2016
Peraturan ini tunduk pada Peraturan 2.5 (pengecualian untuk laporan
ahli).

(iii) Apabila Pengadilan memutuskan bahwa perkara tersebut


akan diadili berdasarkan surat dakwaan, kerangka waktu
untuk proses tersebut adalah sebagaimana diatur dalam
Aturan 2.3.

Jangka waktu penyelesaian persidangan: persidangan atas dakwaan

2.3 (i) Dalam hal Surat Panggilan telah dikeluarkan, Sidang


Pertama harus dilakukan dalam waktu 28 hari sejak
tanggal Surat Panggilan. Dalam hal Tergugat
dihadapkan ke Pengadilan setelah didakwa, Sidang
Pertama harus segera dilanjutkan.

(ii) Tunduk pada Peraturan 2.5 (pengecualian untuk laporan


ahli), semua berkas kasus harus:

(a) diselesaikan oleh polisi dan diserahkan kepada


kejaksaan
dalam waktu 12 minggu sejak tanggal Sidang
Pertama; Dan

(b) diungkapkan kepada pembela 14 hari sebelum


Pendahuluan
Audiensi Permintaan.

(iii) Sambil memperhatikan juga Aturan 8.9 (jalur cepat


dalam kasus indikasi pengakuan bersalah), Penyelidikan
Pendahuluan akan dilakukan pada tanggal selambat-
lambatnya 26 minggu (6½ bulan) sejak tanggal Sidang
Pertama.

(iv) Apabila suatu kasus diajukan untuk diadili di Mahkamah


Agung, Pengadilan Magistrat akan mengidentifikasi
sidang berikutnya yang dapat dilaksanakan di mana
Arraignment dapat dilakukan dan menunda perkara
tersebut sampai hari pertama sidang tersebut. Mahkamah
Agung harus diberitahu tentang tanggal ini tanpa
Aturan Acara Pidana 2016 9
penundaan.

(v) Berkas perkara dikirimkan ke Kantor Direktur


Kejaksaan dan Mahkamah Agung selambat-lambatnya
14 hari sejak tanggal Pemeriksaan Pendahuluan;

(vi) Sekurang-kurangnya 3 hari sebelum tanggal sidang


Arraignment yang ditetapkan oleh Pengadilan
Magistrate, surat dakwaan harus diajukan dan diajukan
ke Pengadilan, kecuali hanya jika Direktur Kejaksaan
telah mengambil keputusan untuk menghentikan kasus
tersebut.

(vii) Persidangan harus didaftarkan pada tanggal pertama


yang tersedia, tidak sebelum 8 minggu sejak
Arraignment tanpa persetujuan dari Tergugat;

(viii) Tunduk pada Aturan 2.8 (batas waktu penahanan) dan


9.2(iii) (kasus-kasus prioritas), setiap perkara yang akan
diadili di hadapan Mahkamah Agung harus diselesaikan
dalam waktu tidak lebih dari 104 minggu (2 tahun) sejak
tanggal Audiensi Pertama.

(ix) Dalam hal terbukti bersalah, Terdakwa harus dijatuhi


hukuman oleh Pengadilan dalam waktu tidak lebih dari
21 hari sejak tanggal putusan bersalah, kecuali dalam
keadaan luar biasa.

2.4 Tidak ada ketentuan dalam Aturan 2.2 (vi) yang dapat
ditafsirkan untuk mencegah Direktur Kejaksaan Umum
mengajukan dakwaan kepada Pengadilan sehubungan dengan
masalah yang dilakukan yang dialokasikan untuk sidang di
masa depan pada waktu yang lebih awal, asalkan penambahan
tersebut dibuat kurang dari 3 hari sebelum hari pertama
sidang Pengadilan, Terdakwa berhak untuk mengajukan
permohonan kepada Pengadilan untuk menunda persidangan
sampai hari itu selama sidang tersebut sebagaimana menurut
pendapat Pengadilan, mengizinkan Terdakwa cukup waktu
untuk mempersiapkan pembelaannya.
10 Aturan Acara Pidana 2016
Pengecualian untuk penyelesaian berkas kasus: laporan pakar

2.5 Batas waktu sehubungan dengan berkas perkara pada Aturan


2.1(ii), 2.2(ii), dan 2.3(ii) tidak berlaku dalam kasus berikut:

(i) Dalam kasus ringkasan masalah yang melibatkan bukti


forensik,
tidak termasuk DNA, file kasus harus:

(a) diserahkan kepada kejaksaan dalam waktu 8


minggu sejak Yang Pertama
Pendengaran; Dan

(b) diungkapkan kepada pembela dalam waktu 16


minggu sejak Sidang Pertama.

(ii) Dalam kasus apapun yang melibatkan bukti DNA,


kasusnya berkas harus:

(a) diserahkan kepada jaksa penuntut dalam waktu 16


minggu sejak Yang Pertama
Pendengaran; Dan

(b) diungkapkan kepada pembela dalam waktu 20


minggu sejak Sidang Pertama atau 14 hari
sebelum Sidang Permintaan Pendahuluan,
sebagaimana mestinya.

2.6 Dalam hal polisi mengalami kesulitan untuk mendapatkan


laporan ahli, mereka dapat mengajukan permohonan ke
Pengadilan untuk menjamin kehadiran ahli di pengadilan
untuk mendapatkan penjelasan tentang alasan penundaan
tersebut. Pengadilanlah yang akan memutuskan apakah
penundaan lebih lanjut sesuai atau kasus harus dilanjutkan ke
pengadilan tanpa bukti dari ahli.

Penugasan Penasehat Hukum

2.7 Dalam perkara hukuman mati, Mahkamah Agung harus


menugaskan penasihat hukum kepada Tergugat yang tidak
diwakili selambat-lambatnya 14 hari setelah berkas perkara
Aturan Acara Pidana 2016 11
diterima dari Pengadilan Negeri.

Catatan: sejalan dengan Aturan 8.1, Hakim harus menanyakan pada


Sidang Pertama apakah Tergugat bermaksud untuk mendapatkan
perwakilan hukum pribadi dalam kasus hukuman mati dan informasi ini
harus disampaikan kepada Mahkamah Agung agar penugasan dilakukan
jika perlu.

Batas Waktu Penahanan

2.8 Dalam hal Terdakwa tetap ditahan, sidangnya diakhiri


dengan:

(i) dalam kasus masalah yang dapat diadili di Pengadilan


Magistrates, di dalam
jangka waktu tidak lebih dari 26 minggu (6 bulan) sejak
tanggal Sidang Pertama; Dan

(ii) dalam hal perkara yang diadili di Mahkamah Agung,


dalam waktu paling lama 26 minggu (6 bulan) sejak
tanggal sidang Arraignment.

Berakhirnya Batas Waktu Penitipan

2.9 Apabila persidangan Terdakwa belum diselesaikan dalam


batas waktu penahanan yang berlaku dan apabila tidak ada
permohonan yang diajukan berdasarkan Aturan 2.10,
Pengadilan harus segera mendaftar masalah untuk
pemeriksaan batas waktu penahanan dan permohonan
jaminan.

2.10 Di mana, karena alasan di dalam kendali Penuntut Umum,


persidangan Terdakwa tidak akan diselesaikan dalam batas
waktu penahanan, Penuntut Umum harus membuat daftar
kasus untuk permohonan perpanjangan batas waktu
penahanan. Kecuali di mana persidangan telah dimulai, semua
dan setiap permohonan tersebut harus diajukan ke Pengadilan
dan diserahkan kepada Tergugat dan, jika perlu, kuasa
hukumnya selambat-lambatnya 21 hari sebelum berakhirnya
batas waktu operasi.
12 Aturan Acara Pidana 2016
2.11 Setelah permohonan tersebut diajukan, Pengadilan akan
mencantumkan masalah untuk disidangkan pada tanggal tidak
lebih dari 7 hari sebelum berakhirnya batas waktu penahanan
operasi dan memberitahukan Kantor Direktur Kejaksaan atau
Cabang Kejaksaan, Terdakwa dan jika perlu pengacara (s)
dari tanggal tetap.

Kekuasaan untuk memperpanjang batas waktu penahanan

2.12 Pengadilan dapat memperpanjang batas waktu penahanan di


luar yang ditetapkan dalam Aturan 2.8, jika puas bahwa:

(i) batas waktu penahanan tidak dapat, untuk alasan yang


baik dan dapat dibenarkan,
dipertahankan; Dan

(ii) adalah demi kepentingan keadilan untuk melakukannya.

2.13 Dalam kasus apa pun di mana Pengadilan memperpanjang


batas waktu penahanan, persidangan harus diselesaikan
sesegera mungkin secara wajar dan dalam hal apa pun tidak
lebih dari batas waktu maksimum yang ditentukan dalam
Aturan 2.1(iii) (9 bulan untuk Pengadilan Magistrate) dan
2.3(viii) (2 tahun untuk Mahkamah Agung).

2.14 Apabila Pengadilan menolak untuk memperpanjang batas


waktu penahanan, Terdakwa harus dipertimbangkan untuk
dibebaskan dengan jaminan, tunduk pada syarat-syarat yang
dianggap adil dan wajar dalam keadaan tersebut.

Kegagalan untuk mematuhi batas waktu

2.15 Kecuali hanya dalam keadaan luar biasa, di mana telah terjadi
kegagalan yang tidak masuk akal oleh Penuntut Umum untuk
memenuhi salah satu dari batas waktu yang ditentukan di atas,
Pengadilan harus memerintahkan agar kasus tersebut segera
dilanjutkan ke pengadilan atau masalah tersebut dihentikan.

2.16 Kecuali hanya dalam keadaan luar biasa, di mana persidangan


belum selesai dalam batas waktu maksimum yang ditentukan
oleh Aturan 2.1(iii) (9 bulan untuk Pengadilan Magistrate)
Aturan Acara Pidana 2016 13
dan 2.3(viii) (2 tahun untuk Mahkamah Agung), Pengadilan
harus memerintahkan agar kasus tersebut segera dilanjutkan
ke pengadilan atau masalah tersebut diberhentikan.

2.17 Kantor Direktur Kejaksaan atau Cabang Kejaksaan harus


diberi pemberitahuan dan kesempatan untuk didengar
sebelum perintah berdasarkan Aturan 2.15 dan 2.16 dibuat.

2.18 Dalam setiap kasus di mana terjadi kegagalan yang tidak


wajar untuk memenuhi batas waktu yang ditetapkan dalam
Bagian ini atau penundaan yang tidak wajar karena alasan
lain, pengadilan harus mempertimbangkan pembuatan
perintah biaya sesuai dengan Aturan 4.9.

Penarikan/Penghentian Proses

2.19 (i) Aturan 2.15 dan 2.16 tidak mempengaruhi hak-hak:

(a) seorang jaksa polisi untuk menarik proses pidana


dengan izin pengadilan berdasarkan s.50(4) Konstitusi
Belize; atau

(b) Direktur Kejaksaan Umum untuk menghentikan proses


pidana berdasarkan s.50(2) (c) Konstitusi Belize.

(ii) Pengadilan harus memberikan izin untuk menarik


kembali persidangan berdasarkan sub-aturan (i)(a) di
mana, atas permintaan seorang jaksa polisi, tampaknya
dari bukti yang tersedia bahwa tidak ada prospek
hukuman yang realistis.

(iii) Apabila permohonan penarikan tidak diajukan dan


tampaknya bagi Pengadilan bahwa berdasarkan bukti
yang ada tidak ada harapan yang realistis untuk
dihukum, mereka harus memberikan penundaan selama
14 hari bagi jaksa untuk mempertimbangkan apakah
kasus tersebut harus ditarik kembali.

(iv) Penuntut berhak untuk memulai kembali proses pidana


untuk tindak pidana yang telah ditarik kembali dalam
14 Aturan Acara Pidana 2016
keadaan, tidak terbatas pada, di mana:

(a) dapat ditunjukkan bahwa ada prospek yang


realistis untuk divonis atas bukti yang tersedia
pada saat persidangan ditarik;

(b) lebih banyak bukti sejak ditemukan atau diperoleh,


yang memberikan prospek keyakinan yang
realistis; atau

(c) keputusan atau perintah pengadilan berikutnya


membenarkan re
dimulainya proses pidana.

Jangka waktu penyelesaian uji coba ulang

2.20 Batas waktu yang ditetapkan dalam Bagian ini tidak berlaku
untuk percobaan ulang, yang:

(i) dalam hal persidangan ulang setelah naik banding, akan


disidangkan dalam waktu 6
bulan untuk orang dalam tahanan atau 9 bulan untuk
orang dengan jaminan, terhitung sejak tanggal
diumumkannya alasan oleh Pengadilan Tinggi;

(ii) dalam hal persidangan ulang setelah juri gantung, harus


disidangkan dalam waktu 6 bulan untuk orang yang
ditahan atau 9 bulan untuk orang yang ditahan dengan
jaminan, mulai dari tanggal putusan disampaikan; atau

(iii) dalam hal pemeriksaan ulang atas banding dari


Pengadilan Magistrate, disidangkan dalam waktu 6
minggu untuk orang yang ditahan atau 3 bulan untuk
orang yang ditahan dengan jaminan, terhitung sejak
tanggal putusan oleh hakim Mahkamah Agung.

2.21 (i) Apabila keputusan juri yang ditangguhkan dijatuhkan,


Direktur Kejaksaan Umum harus memberi tahu
pengadilan dan Terdakwa apakah akan diadakan
persidangan ulang dalam waktu 28 hari atau tidak.
Aturan Acara Pidana 2016 15
(11) Dalam semua kasus di mana pemberitahuan belum
diterima sesuai dengan sub-Aturan (i) , pengadilan harus
segera membuat daftar masalah untuk sidang di mana
Penuntut Umum dan Terdakwa akan hadir.

BAGIAN 3

PENUNDAAN

Permohonan Penundaan

3.1 Permohonan penangguhan tidak boleh dipertimbangkan oleh


Pengadilan kecuali pemberitahuan diajukan ke Pengadilan 14
hari sebelum sidang sehubungan dengan permohonan itu
dibuat dan salinan diberikan kepada semua pihak lain, kecuali
bila dapat ditunjukkan bahwa alasan untuk penundaan
tersebut permohonan tidak dapat diketahui secara wajar
sebelum permohonan dibuat.

Kriteria Pemberian Penundaan

3.2 Tunduk pada Aturan 3.3, penangguhan hanya akan diberikan


jika Pengadilan puas bahwa:

(i) Ada alasan bagus untuk penundaan; Dan

(ii) Penundaan diperlukan untuk memenuhi kepentingan


keadilan.

3.3 (i) Apabila ada dua atau lebih penangguhan karena alasan(-
alasan) yang sama, Mahkamah hanya akan memberikan
penangguhan lebih lanjut jika keadaan luar biasa
ditunjukkan.

(ii) Kasus-kasus prioritas, sebagaimana ditentukan sesuai


dengan Aturan 8.2, tidak boleh ditunda kecuali jika
keadaan luar biasa dapat dibuktikan memuaskan
16 Aturan Acara Pidana 2016
Pengadilan.

(iii) Setelah sidang dimulai, penangguhan hanya dapat


diberikan apabila alasan permohonan tidak dapat
diketahui secara wajar pada saat sidang dimulai atau
apabila terdapat alasan-alasan yang luar biasa untuk
membenarkan penundaan tersebut.

(iv) Kecuali jika Pengadilan menentukan lain, Tergugat


harus hadir atau hadir, sebagaimana mestinya, pada
sidang permohonan penundaan.

3.4 Permohonan untuk penundaan harus diperiksa dengan teliti,


khususnya, dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

(i) Keadilan ringkasan harus keadilan yang cepat;

(ii) Penundaan itu memalukan;

(iii) Semakin serius dakwaan, semakin banyak kepentingan


publik yang menuntut diadakannya persidangan;

(iv) Usia pengadu virtual dan saksi penting lainnya;

(v) Apakah penolakan penundaan akan berkompromi atau


tidak
kesanggupan Tergugat untuk menyampaikan
pembelaannya secara lengkap; Dan

(vi) Sejarah penundaan, atas permintaan siapa penundaan


sebelumnya telah dilakukan dan alasan yang diberikan.

Catatan:
1. Tujuan utama dari Aturan ini adalah penyelesaian kasus secara adil dan
cepat. Hal ini tidak dapat dicapai oleh Pengadilan yang dengan mudah
memberikan penundaan tanpa alasan yang baik ditunjukkan. Kehati-hatian
khusus diperlukan sehubungan dengan permohonan yang diajukan setelah
sidang dimulai dan anggapan umum dalam kasus tersebut harus selalu
bertentangan dengan penundaan yang diberikan.

2. Bagian ini berlaku sama untuk kasus-kasus di mana pengacara Tergugat


Aturan Acara Pidana 2016 17
tidak hadir. Sejalan dengan Aturan 4.6(vii), seorang pengacara wajib segera
memberi tahu Pengadilan jika mereka mengetahui adanya konflik
perlengkapan. Seorang terdakwa tidak berhak atas penundaan berulang kali
untuk menjamin hak atas perwakilan hukum; R v Robinson (1985) 32 WIR
330, PC. Pertimbangan utama harus menjadi persyaratan keadilan, baik
untuk Penuntutan maupun pembela; R v De Oliveira [1997] Crim LR 600.

BAGIAN 4

MANAJEMEN KASUS

Tanggung jawab dan wewenang Mahkamah

4.1 Pengadilan akan secara aktif mengelola perkara untuk


mewujudkan keadilan dan memastikan bahwa penyampaian
keadilan itu adil, tepat waktu dan efisien, termasuk dengan:

(i) identifikasi awal masalah;

(ii) identifikasi awal para saksi dan kebutuhannya;

(iii) mengklarifikasi dan memberikan pengarahan yang jelas


dan tegas tentang apa yang diminta, oleh siapa dan
sampai tanggal berapa sehubungan dengan penyiapan
perkara untuk disidangkan;

(iv) memastikan bahwa bukti diungkapkan secepat mungkin


dan disajikan dengan cara yang paling ringkas dan
komprehensif;

(v) memastikan, dengan memberikan arahan dan membuat


perintah biaya yang mungkin sesuai, bahwa tidak ada
penundaan yang tidak perlu dan dapat dihindari dalam
penyelesaian yang tepat dari setiap proses pidana;

(vi) dengan cara lain memastikan bahwa jadwal acara yang


diatur dalam Peraturan ini dan berbagai undang-undang
dipatuhi;
18 Aturan Acara Pidana 2016
(vii) memberikan arahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
proses yang adil dan benar sedini mungkin; Dan

(viii) memanfaatkan teknologi yang sesuai dan tersedia.

4.2 (i) Pengadilan dapat memberikan arahan dan mengambil


langkah apapun untuk mengelola suatu kasus secara
aktif, kecuali arahan atau langkah tersebut tidak sejalan
dengan pemberlakuan atau Peraturan ini.

(11) Secara khusus Pengadilan dapat:

(a) menunjuk Case Manager untuk memantau


perkembangan dan
mengelola kasus;

(b) daftar kasus untuk Dengar Pendapat Manajemen


Kasus untuk memantau
perkembangan dan penanganan kasus;

(c) mengeluarkan arahan atas inisiatif sendiri atau


pada aplikasi
dari pihak manapun;

(d) untuk tujuan memberikan arahan, menerima


aplikasi
dan perwakilan melalui faks, email, telepon atau
sarana elektronik apa pun dan melakukan sidang
melalui sarana tersebut;

(e) memperbaiki, menunda, memajukan,


memperpanjang atau membatalkan sidang;

(f) mempersingkat atau memperpanjang batas waktu


yang ditetapkan oleh suatu arah;

(g) sebaliknya memvariasikan atau mencabut arah;


Aturan Acara Pidana 2016 19
(h) mensyaratkan bahwa masalah dalam kasus harus
ditentukan secara terpisah dan memutuskan dalam
urutan apa mereka akan ditentukan;

(i) jadwal sidang pra-sidang untuk menentukan


argumen hukum,
termasuk yang berkaitan dengan diterimanya bukti
di persidangan; Dan

(j) tentukan konsekuensi dari kegagalan untuk


mematuhi a
arah.

4.3 Setiap petunjuk yang dibuat oleh Pengadilan Magistrat dalam


suatu hal yang kemudian dibawa ke pengadilan ke Mahkamah
Agung akan terus berlaku kecuali dan sampai hal itu dicabut,
diubah atau diganti dengan perintah selanjutnya dari
Mahkamah Agung.

4.4 Semua dan setiap arahan yang dibuat oleh Mahkamah Agung
dalam hal yang kemudian disidangkan di Pengadilan
Magistrat akan tetap berlaku.

4.5 Setiap kuasa untuk memberikan pengarahan berdasarkan


Bagian ini termasuk kuasa untuk mengubah atau mencabut
pengarahan.

Kewajiban Para Pihak

4.6 Masing-masing pihak dan kuasa hukumnya harus -

(i) mematuhi semua dan setiap arahan Pengadilan


tepat waktu;

(ii) melakukan semua dan setiap upaya yang masuk


akal dan tepat untuk mengamankan kehadiran di
Pengadilan, sebagaimana dan bila diperlukan, dari
setiap saksi yang mereka andalkan;

(iii) memberi tahu Pengadilan dan masing-masing


20 Aturan Acara Pidana 2016
pihak lainnya dengan segera tentang segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi tanggal
persidangan atau perkembangan kasus;

(iv) memantau kepatuhan terhadap arahan;

(v) memastikan bahwa mereka dapat dihubungi segera


selama jam kerja;

(vi) bertindak segera dan wajar dalam menanggapi


semua dan setiap komunikasi tentang kasus
tersebut;

(vii) menghadiri setiap sidang dan, dalam hal penasihat


hukum, memastikan bahwa jika mereka tidak hadir
untuk menghadiri sidang tertentu, mereka meminta
perwakilan alternatif yang tepat untuk hadir
menggantikan mereka, dengan catatan bahwa:

(a) kegagalan untuk melakukan hal tersebut


dapat mengakibatkan dilakukannya
penetapan biaya terhadap mereka sesuai
dengan Aturan 4.9 di bawah; Dan

(b) permohonan penundaan tidak dapat diterima


hanya karena penasihat hukum tidak hadir
dalam sidang.

Kekuasaan untuk memberikan pemeriksaan yang dipercepat

4.7 (i) Dalam hal apa pun di mana salah satu dari berikut ini:

(a) Tergugat;

(c) pengadu virtual; atau

(d) saksi material yang diharuskan hadir untuk


memberikan kesaksian baik oleh Penuntut
Umum maupun pembela,

akan meninggalkan yurisdiksi tanpa mengharapkan


Aturan Acara Pidana 2016 21
kembalinya penuntut dan/atau Terdakwa bebas untuk
meminta dipercepat pemeriksaan perkaranya.

(ii) Permohonan demikian tidak akan dikabulkan


kecuali jika Pengadilan mempertimbangkan:

(a) bahwa dengan melakukan hal tersebut tidak


akan merugikan Tergugat dengan cara yang
berarti; Dan

(b) bahwa itu demi kepentingan keadilan untuk


melakukannya.

(iii) Semua dan setiap permohonan untuk pemeriksaan


yang dipercepat harus dibuat secara tertulis dan
harus diajukan ke Pengadilan dan diserahkan
kepada masing-masing pihak yang relevan.

Formulir dan Arah Manajemen Kasus

4.8 (i) Formulir Manajemen Kasus yang dilampirkan pada


Peraturan ini harus digunakan oleh semua pihak.

(ii) Formulir Tata Laksana Perkara yang dilampirkan pada


Peraturan ini dapat ditambahkan atau diubah oleh Ketua
Pengadilan sewaktu-waktu.

(iii) Pengadilan harus memberikan catatan tertulis tentang


arahan manajemen kasus yang dibuat untuk semua
pihak.

Pesanan Biaya Terbuang

4.9 (i) Pengadilan memiliki kekuasaan, dalam keadaan yang


ditetapkan di bawah ini, untuk memerintahkan agar
biaya dan sehubungan dengan sidang yang sia-sia harus
ditanggung oleh orang atau pihak tertentu yang terlibat
dalam sidang.

(ii) Pengadilan hanya akan membuat perintah pemborosan


biaya di mana sidang yang sia-sia disebabkan oleh
22 Aturan Acara Pidana 2016
tindakan atau kelalaian yang tidak tepat, tidak masuk
akal atau lalai dari pihak orang atau pihak mana pun
yang terlibat dalam proses tersebut.

(iii) Pengadilan hanya akan membuat perintah biaya tersebut


jika:

(a) ia menganggap bahwa tindakan atau kelalaian


yang menimbulkan keadaan yang diatur dalam
sub-Peraturan (ii) di atas dapat dihindari secara
wajar; Dan

(b) setelah mendengar pernyataan dari orang atau


pihak terhadap siapa Pengadilan
mempertimbangkan untuk membuat perintah biaya
tersebut, Pengadilan menganggap wajar dan untuk
kepentingan keadilan untuk melakukannya.

(iv) Kegagalan untuk membayar perintah biaya akan


merupakan penghinaan terhadap pengadilan.

4.10 Peraturan 4.9 mulai berlaku pada tanggal September 2016


15

enam bulan sejak tanggal dimulainya Peraturan ini.

Catatan:
1. Kekuasaan untuk membuat perintah biaya dapat dilakukan terhadap
setiap orang atau pihak yang terlibat dalam proses tersebut. Ini termasuk,
namun tidak terbatas pada, Departemen Kepolisian dan pejabatnya, Kantor
Kejaksaan dan Penasihat Mahkotanya, firma hukum atau pengacara
pembela, personel layanan forensik atau saksi.

2. Sebelum membuat perintah pemborosan biaya, penting bahwa


Pengadilan terlebih dahulu menetapkan siapa yang bertanggung jawab atas
tindakan atau kelalaian yang menyebabkan pemborosan sidang.
Aturan Acara Pidana 2016 23
PART 5

PENYINGKAPAN

Pengungkapan oleh Kejaksaan

5.1 Pada setiap Sidang Pertama, Kejaksaan harus memberikan


kepada Pengadilan dan Terdakwa salinan surat
panggilan/surat dakwaan dan lembar fakta yang menguraikan
sifat perkara yang didakwakan kepadanya.

Catatan: lembar fakta adalah dokumen untuk tujuan administratif saja dan
tidak dapat diterima sebagai bukti pada persidangan berikutnya atau voir
dire . Isinya tidak boleh menjadi bagian dari pertimbangan Hakim pada
Penyelidikan Pendahuluan.

5.2 Penuntut Umum kemudian harus memberikan pengungkapan


kepada Terdakwa:

(i) dalam hal ringkasan hanya penting, dalam waktu


delapan minggu sejak
tanggal Sidang Pertama;

(ii) dalam hal hal-hal hibrid secara singkat, dalam waktu


enam belas minggu sejak tanggal Sidang Pertama; Dan

(iii) dalam hal hal-hal yang dapat didakwakan:

(a) 14 hari sebelum Pemeriksaan Pendahuluan; Dan

(b) setelah masalah tersebut diajukan ke Mahkamah


Agung, dalam waktu 14 hari sebelum sidang
Arraignment.

5.3 Pengungkapan berarti memberikan salinan berkas perkara


kepada setiap Terdakwa, kecuali untuk materi yang bersifat
administratif, diistimewakan secara hukum atau yang dicakup
oleh kekebalan kepentingan umum;

Catatan: dalam hal berkas perkara belum selesai dalam batas waktu yang
telah ditentukan di atas, maka petugas kepolisian harus menyerahkan
24 Aturan Acara Pidana 2016
kepada kejaksaan dan mengungkapkan kepada Terdakwa sebanyak-
banyaknya berkas perkara yang telah disiapkan (partial disclosure).

5.4 (i) Dalam hal Tergugat diwakili, pengungkapan dianggap


telah diberikan pada saat disampaikan pada kuasa
hukum Tergugat.

(ii) Dalam hal Terdakwa tidak diwakili, pengungkapan


dianggap telah diberikan ketika,:

(a) dalam hal Terdakwa dengan jaminan siap ditagih di


kantor Kejaksaan atau Kepaniteraan Mahkamah Agung
sebagaimana mestinya; atau

(b) dalam kasus Terdakwa dalam tahanan, itu dikirim ke


Penjara Pusat Belize.

(iii) Seorang Terdakwa akan diminta untuk menandatangani,


atau mengirim email pengakuan, untuk menerima
pengungkapan setelah diterima.

Pemberitahuan Bukti Tambahan

5.5 (i) Penuntut Umum bebas mengajukan dan memberikan bukti


tambahan apapun yang mungkin dimilikinya dan yang
akan diandalkannya setiap saat sebelum penutupan
kasus Penuntutan.

(11) Dalam hal pengungkapan tambahan tersebut dibuat,


Pengadilan dapat, baik atas kemauannya sendiri atau
atas permintaan yang dibuat oleh atau atas nama
Tergugat,

(a) menunda masalah untuk memberikan waktu yang


cukup untuk pertimbangan yang tepat dari bukti
tersebut; dan/atau

(b) memberikan ganti rugi atas biaya yang dikeluarkan


oleh penundaan tersebut
Kejaksaan atau polisi sebagaimana mungkin sesuai
Aturan Acara Pidana 2016 25
dengan Aturan 4.9.

Permintaan pengungkapan oleh pembela

5.6 (i) Apabila, atas permohonan tertulis dari pihak pembela,


Pengadilan yakin bahwa ada materi yang relevan
dengan kasus yang dimiliki oleh Penuntut Umum yang
belum diungkapkan, Pengadilan akan memerintahkan
pengungkapan materi tersebut.

(11) Semua dan setiap perintah tersebut harus dipenuhi


dalam waktu 14 hari sejak keputusan Pengadilan.

5.7 Semua dan setiap permintaan pengungkapan harus dibuat


sesegera mungkin secara wajar setelah menerima
pengungkapan dari Penuntut Umum.

Salinan Pengungkapan

5.8 Satu salinan lengkap dari pengungkapan tuntutan harus


diberikan kepada Terdakwa secara cuma-cuma. Setelah itu,
setiap salinan tambahan harus dibuat setelah pembayaran
dalam jumlah yang wajar.

Pengungkapan oleh Pembela: Alibi

5.9 (i) Apabila Tergugat bermaksud untuk mengajukan alibi, ia


harus menyampaikan pemberitahuan tentang pembelaan
khusus ini dalam waktu 7 hari sejak Penyelidikan Awal
atau penyampaian Pemberitahuan Bukti Tambahan,
yang sesuai.

(ii) Pemberitahuan alibi harus mencakup nama, alamat dan


detail kontak saksi atau, jika nama atau alamat tidak
diketahui oleh Terdakwa pada saat dia memberikan
pemberitahuan, informasi apa pun yang dimilikinya
yang mungkin dapat membantu secara material dalam
menemukan saksi;

(iii) Jika nama atau alamat tidak dicantumkan dalam


pemberitahuan itu, Tergugat selanjutnya harus terus
26 Aturan Acara Pidana 2016
mengambil semua langkah yang wajar untuk
memastikan bahwa nama, alamat, dan perincian kontak
dipastikan;

(iv) Jika nama, alamat dan rincian kontak tidak dicantumkan


dalam pemberitahuan itu, tetapi Terdakwa kemudian
menemukan nama, alamat atau rincian kontak atau
menerima informasi lain yang mungkin dapat membantu
dalam menemukan saksi, dia harus segera memberikan
pemberitahuan tentang nama tersebut. , alamat,
perincian kontak, atau informasi lain, tergantung
kasusnya; Dan

(v) Jika Terdakwa diberitahukan oleh atau atas nama


Kejaksaan
bahwa saksi tidak terlacak oleh keterangan yang
diberikan, ia harus segera memberitahukan keterangan
itu, yang kemudian ada padanya dan yang mungkin
dapat membantu secara material.

Penahanan Pengungkapan

5.10 (i) Setelah permohonan resmi tertulis diterima dan alasan


yang baik ditunjukkan, Pengadilan dapat, sewaktu-
waktu, memerintahkan agar setiap pengungkapan yang
ditentukan oleh Peraturan ini harus ditolak atau ditunda
atau membuat perintah lain sehubungan dengan hal
yang sama sebagaimana dianggap sesuai.

(11) Aplikasi semacam itu dapat didengar di kamar.

PART 6

JAMINAN

Jaminan akan ditetapkan pada Sidang Pertama di Pengadilan Negeri

6.1 Dalam hal seorang Terdakwa muncul dalam tahanan pada


Sidang Pertama, Pengadilan harus, dengan tunduk pada setiap
pembatasan yang melarang atau membatasi kekuasaan untuk
Aturan Acara Pidana 2016 27
memberikan jaminan berdasarkan undang-undang yang ada,
mempertimbangkan apakah tepat untuk memberikan jaminan
dan dapat, ketika melakukannya, memberlakukan syarat-
syarat tersebut. sebagaimana tampak adil dan masuk akal
dalam situasi tersebut.

Jaminan setelah Surat Perintah Penangkapan

6.2 (i) Pada saat mengeluarkan surat perintah penangkapan,


Hakim, Kejaksaan atau hakim perdamaian tergantung
kasusnya, harus menetapkan syarat dan ketentuan
jaminan (kecuali jaminan ditolak) sambil menunggu
sidang berikutnya dari masalah tersebut kecuali,
berdasarkan undang-undang yang ada pemberian
jaminan dilarang atau dibatasi.

(11) Syarat dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam sub-


Peraturan (i) di atas harus disahkan dengan surat
perintah dan petugas yang bertugas di kantor polisi
tempat Terdakwa dibawa harus mengatur agar
Terdakwa segera dibebaskan dengan jaminan setelah
memenuhi syarat dan ketentuan tersebut. kondisi.

Peninjauan Jaminan sehubungan dengan orang-orang yang ditahan

6.3 (i) Administrator Pengadilan harus menyiapkan, pada hari


kerja pertama setiap bulan, daftar semua orang yang
ditahan pada bulan sebelumnya karena ketidakmampuan
mereka untuk memenuhi persyaratan jaminan.

(ii) Daftar yang dimaksud dalam sub-Peraturan (i) di atas


harus memuat sehubungan dengan setiap orang yang
terdaftar:

(a) tanggal penahanan mereka,

(b) pelanggaran-pelanggaran yang terkait dengannya;


28 Aturan Acara Pidana 2016
(c) jika sesuai, kepatuhan mereka sebelumnya dengan
persyaratan jaminan;

(d) kondisi jaminan mereka; Dan

(e) ringkasan singkat dari semua dan semua aplikasi


jaminan yang dibuat
menghormati dugaan pelanggaran.

(iii) Hakim Ketua akan meminta agar daftar itu ditinjau


kembali oleh seorang Hakim atau Jaksa yang dapat,
dengan atau tanpa permohonan yang dibuat oleh atau
atas nama Terdakwa, memberikan uang jaminan dengan
tunduk pada syarat-syarat yang tampaknya adil dan
masuk akal dalam keadaan-keadaan tersebut, kecuali
bahwa tidak ada variasi yang dapat dilakukan.
mengakibatkan kondisi yang lebih berat diberlakukan.

Catatan: Aturan 2.9 mensyaratkan Pengadilan untuk segera


mencantumkan permohonan jaminan di mana persidangan Terdakwa yang
ditahan belum diselesaikan dalam batas waktu penahanan.

Aplikasi untuk jaminan

6.4 (i) Tunduk pada setiap pembatasan yang melarang atau


dengan cara lain membatasi kekuasaan untuk
memberikan jaminan berdasarkan undang-undang yang
ada dan atas permohonan yang diajukan ke Pengadilan
oleh Terdakwa, seorang Hakim atau Magistrat dapat
setiap saat, baik Terdakwa telah diadili atau tidak,
pertimbangkan masalah jaminan.

(ii) Dalam hal Terdakwa berada dalam tahanan dan tidak


diwakili oleh pengacara, permohonan jaminan harus
diajukan kepada orang yang bertanggung jawab atas
administrasi Lembaga Pemasyarakatan yang segera
mengajukan permohonan tersebut ke Pengadilan.

(iii) Setelah menerima permohonan jaminan, Pengadilan


harus -
Aturan Acara Pidana 2016 29
(a) segera mengirimkan salinan permohonan tersebut
kepada Direktur Kejaksaan atau Cabang Kejaksaan
sebagaimana mestinya;

(b) menetapkan tanggal, waktu dan tempat


mendengarkan permohonan; Dan

(c) memberitahukan tanggal, waktu dan tempat


kepada –

(i) pelamar;

(ii) jaksa; Dan

(iii) penjara.

PART 7

DIMULAI PROSES

Ringkasan Pelanggaran

7.1 Penuntutan terhadap tindak pidana ringan dimulai dengan


mendengarkan pengaduan, yang dapat dilakukan dengan cara-
cara berikut:

(i) Magistrate atau Justice of the Peace dapat mengeluarkan


surat panggilan jika pengaduan diajukan di hadapan
mereka bahwa seseorang telah melakukan, atau diduga
telah melakukan, suatu pelanggaran hukuman singkat.

(ii) Seorang Magistrate atau Justice of the Peace dapat


mengeluarkan surat perintah penangkapan di mana
pengaduan dibuat secara tertulis dan di atas sumpah
bahwa seseorang telah melakukan, atau diduga telah
melakukan pelanggaran hukuman dan di mana alasan
yang baik ditunjukkan kepadanya untuk melakukannya .

(iii) Setiap orang yang ditangkap atau ditahan tanpa surat


30 Aturan Acara Pidana 2016
perintah harus dibawa ke pengadilan untuk diberikan
keterangan:

(a) di mana Terdakwa ditahan, dalam waktu 48 jam


sejak penangkapan atau penahanan; atau

(b) dimana Terdakwa telah dibebaskan dengan


jaminan, dalam waktu 28 hari sejak penangkapan
atau penahanan.

Pelanggaran yang Dapat Didakwa/Hibrid

7.2 Penuntutan terhadap tindak pidana yang dapat


didakwakan/campuran dimulai dengan penyampaian
informasi atau sidang pengaduan, yang dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

(i) Seorang Magistrat atau hakim perdamaian dapat


mengeluarkan panggilan jika pengaduan diajukan di
hadapan mereka bahwa pelanggaran yang dapat
didakwa atau campuran telah dilakukan oleh siapa pun
dan mereka berpendapat bahwa kasus untuk
melakukannya telah dibuat.

(ii) Magistrate atau Justice of the Peace dapat mengeluarkan


surat perintah penangkapan di mana pengaduan dibuat
secara tertulis dan di atas sumpah bahwa seseorang telah
melakukan pelanggaran yang dapat didakwa atau
campuran dan mereka berpendapat bahwa kasus untuk
melakukannya dibuat.

(iii) Setiap orang yang ditangkap atau ditahan tanpa surat


perintah harus dibawa ke pengadilan untuk
mendengarkan pengaduan:

(a) di mana Terdakwa ditahan, dalam waktu 48 jam


sejak penangkapan atau penahanan; atau

(b) dimana Terdakwa telah dibebaskan dengan


jaminan, dalam waktu 28 hari sejak penangkapan
atau penahanan.
Aturan Acara Pidana 2016 31
Panggilan

7.3 (i) Permohonan untuk pemanggilan dapat dilakukan meskipun


tidak ada pengaduan atau informasi secara tertulis atau
di atas sumpah.

(ii) Surat panggilan harus memuat hal-hal sebagai berikut:-

(a) pernyataan dugaan pelanggaran bersama dengan


bagian yang relevan dari Undang-Undang
Ringkasan Yurisdiksi (Pelanggaran) atau Undang-
Undang Hukum Pidana (atau undang-undang lain,
yang mungkin sesuai);

(b) pernyataan singkat tentang sifat pengaduan


termasuk tanggal, waktu dan tempat pelanggaran
yang dituduhkan;

(c) tanggal, waktu dan tempat Pengadilan di mana


Tergugat akan hadir untuk memenuhi panggilan,
yang tidak kurang dari 48 jam dan tidak lebih dari
28 hari setelah tanggal dikeluarkannya panggilan;
Dan

(d) teguran kepada Terdakwa bahwa dalam hal ia lalai


hadir di Pengadilan sebagaimana diperlukan, dapat
dikeluarkan surat perintah penangkapan
terhadapnya.

(iii) Surat panggilan harus ditandatangani oleh hakim atau


hakim perdamaian yang mengeluarkannya.

Layanan Panggilan

7.4 (i) Salinan surat panggilan harus dikeluarkan dan


disampaikan kepada polisi, jika perlu, dalam waktu 7
hari setelah pengaduan dibuat atau informasi diberikan;

(ii) Setelah itu surat panggilan disampaikan kepada


Terdakwa dalam waktu 14 hari ;
32 Aturan Acara Pidana 2016
(iii) Pengabdian dilaksanakan, kecuali sebagaimana
ditentukan dalam sub-aturan (iv), dengan
menyampaikan surat panggilan langsung kepada orang
yang dituju atau jika hal itu tidak dapat dilakukan
dengan menyampaikan surat panggilan itu ke tempat
tinggal biasa atau tempat terakhir orang tersebut. alamat
yang diketahui;

(iv) Terdakwa yang kepadanya telah dilakukan pemanggilan


dianggap sah telah dilayani:

(a) dalam hal nakhoda atau awak kapal atau orang lain
yang dipekerjakan di suatu kapal atau kendaraan
air, jika panggilan itu disampaikan langsung
kepadanya atau kepada nakhoda atau perwira yang
bertanggung jawab atas kapal itu;

(b) dalam hal perusahaan, firma atau persekutuan


dengan diserahkan kepada rekan, direktur,
walikota, ketua, presiden, manajer atau sekretaris
atau pejabat lainnya di tempat usaha biasa; Dan

(v) Badan perwalian dapat dipanggil dengan melayani


panggilan atas salah satu dari mereka yang tinggal di
Belize atau pengacara yang ditunjuk mereka.

Bukti pelayanan panggilan

7.5 (i) Pelaksanaan panggilan dapat dibuktikan:

(a) dengan surat dinas yang memuat rincian tanggal,


waktu, tempat dan cara dinas, dilengkapi dan
ditandatangani oleh orang yang melakukan dinas
yang diajukan ke Pengadilan; atau

(b) dalam hal surat keterangan itu tidak dapat


dipraktekkan secara wajar, oleh Pengadilan yang
mendengarkan bukti lisan mengenai pelayanan
dari orang yang melaksanakan pelayanan
Aturan Acara Pidana 2016 33
panggilan.

(ii) Sertifikat layanan harus diajukan ke Pengadilan dalam


waktu 2 hari setelah layanan dilaksanakan dan dalam
hal apa pun sebelum tanggal sidang yang ditentukan.

(iii) Seorang yang melaksanakan panggilan, kecuali surat


keterangan dinas yang telah dilengkapi dengan
semestinya telah diajukan kepada Pengadilan,
menghadiri sidang Pengadilan yang mana Terdakwa
dipanggil untuk dapat memberikan kesaksian
sehubungan dengan dinas jika perlu.

(iv) Kegagalan untuk melaksanakan atau mengajukan


sertifikat servis tidak mempengaruhi keabsahan servis
tersebut, dengan tunduk pada ketentuan-ketentuan sub-
Peraturan (i)(b) dan (iii) di atas.

(v) Seorang petugas polisi dapat mengajukan sertifikat


layanan melalui sarana elektronik.

Penerapan Aturan untuk pernyataan saksi

7.6 Aturan 7.5 dan 7.6 berlaku mutatis mutandis terhadap


keterangan saksi.

Perintah Penangkapan yang Tidak Dilaksanakan

7.7 (i) Administrator Pengadilan menyiapkan laporan tiga


bulanan tentang status semua surat perintah
penangkapan, termasuk surat perintah pengadilan, yang
dikeluarkan selama periode itu.

(ii) Dalam hal surat perintah penangkapan tidak


dilaksanakan lebih dari 30 hari, seorang Hakim atau
Hakim dapat meminta Komisaris Polisi untuk
melaporkan status surat perintah yang tidak
dilaksanakan dan upaya yang dilakukan untuk
melaksanakannya.
34 Aturan Acara Pidana 2016
(iii) Pengadilan dapat, jika dianggap sama untuk
kepentingan keadilan, melepaskan surat perintah yang
tidak dilaksanakan.

Inaktivasi kasus

7.8 Dalam hal surat perintah penangkapan Terdakwa tetap tidak


dilaksanakan untuk jangka waktu dua belas bulan setelah
tanggal surat perintah dikeluarkan, kasus tersebut akan
dimasukkan ke dalam “daftar tidak aktif” dan hanya akan
diaktifkan kembali ketika surat perintah tersebut dilaksanakan
dan Terdakwa dibawa ke Pengadilan.

BAGIAN 8

TAHAP PROSEDUR dan


JADWAL: PENGADILAN MAGISTRASI

Audiensi Pertama

8.1 (i) Sidang Pertama dalam setiap kasus dilakukan oleh


Hakim.

(ii) Sidang Pertama dilakukan paling lambat 28 hari sejak


tanggal dikeluarkannya pengaduan/panggilan/informasi.

(iii) Pada Sidang Pertama akan terjadi hal-hal sebagai


berikut:

(a) verifikasi identitas Terdakwa, alamat saat ini dan


rincian kontak;

(b) jika Tergugat adalah, atau berniat untuk diwakili,


rincian representasi harus diberikan;

(c) jika Tergugat tidak diwakili maka niat atau


permintaan dari Tergugat bahwa ia akan diwakili
secara sah harus dicatat;

(d) tuntutan dibacakan kepada Terdakwa oleh Hakim


dan lembar fakta, yang meringkas bukti, dibacakan
Aturan Acara Pidana 2016 35
dengan suara keras oleh jaksa;

(e) Terdakwa harus diberi penjelasan tentang hak-


haknya, termasuk, jika perlu, hak untuk:

(i) jaminan;

(ii) perwakilan hukum dan hak untuk menunjuk


penasihat hukum atas biaya Negara dalam
kasus hukuman mati;

(iii) diam, simpan sehubungan dengan konfirmasi


nama dan detail kontaknya;

(iv) percobaan;

(v) seorang juru bahasa; Dan

(vi) jika Terdakwa dalam tahanan, waktu


tahanan batas;

(f) pertimbangan jaminan akan dilakukan;

(iv) tunduk pada Aturan 8.2, Tergugat harus


mengajukan pembelaan atas tuntutan
tersebut; Dan

(v) pemberitahuan, baik lisan maupun tertulis,


harus diberikan kepada Terdakwa tentang
tanggal sidang berikutnya.

Catatan: Aturan 8.1 (iii) sampai (v) tidak berlaku dalam kasus-kasus di
mana seseorang mengaku bersalah melalui pos sesuai dengan bagian 41
Undang-Undang (Prosedur) Yurisdiksi Ringkasan.

Memasuki Permohonan

8.2 (i) Untuk masalah ringkasan saja, setiap Tergugat wajib


mengajukan pembelaan pada Sidang Pertama.

(ii) Untuk masalah hibrid, Tergugat harus segera


36 Aturan Acara Pidana 2016
mengajukan pembelaan jika pengadilan memutuskan
bahwa hal itu akan diadili secara singkat.

(iii) Untuk hal-hal yang dapat didakwakan, Terdakwa akan


ditanya apakah ia ingin mengajukan pembelaan atau
tidak pada awal setiap sidang di Pengadilan Magistrate.

Tempat Sidang

8.3 (i) Sidang di Tempat hanya akan dilakukan dalam kasus


campuran.

(ii) Tempat Audiensi harus dilakukan oleh Hakim dan, jika


memungkinkan, ini harus dilakukan bersamaan dengan
Audiensi Pertama.

(iii) Persidangan di Tempat dimaksudkan untuk menentukan


apakah perkara tersebut harus diadili atau dijatuhi
hukuman, sebagaimana mestinya dengan
mempertimbangkan indikasi pembelaan, di Pengadilan
Magistrat atau Mahkamah Agung.

Permohonan Tidak Bersalah: ringkasan kasus

8.4 Apabila permohonan Tidak Bersalah dimasukkan ke masalah


ringkasan, Magistrate akan segera meminta informasi berikut
dari semua pihak melalui pengisian Formulir Manajemen
Kasus:

(i) persyaratan saksi;

(ii) tanggal dan metode pengungkapan penuntutan akan


diberikan (sesuai dengan Aturan 5.2 dan 5.4);

(iii) masalah fakta dan hukum apa pun yang harus


diselesaikan dan apakah sidang pra-sidang dapat
didaftarkan atau tidak untuk menentukannya; Dan

(iv) setiap halangan yang dapat diperkirakan terhadap


masalah yang berlanjut ke pengadilan secara efektif.
Aturan Acara Pidana 2016 37
8.5 Jika salah satu pihak menunjukkan bahwa bukti ahli akan
dipersengketakan di persidangan, pengadilan akan
mengarahkan bahwa:

(i) pertemuan para ahli dilakukan sebelum persidangan


untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat disepakati di
antara mereka; Dan

(ii) sebuah laporan, meringkas kesimpulan dari pertemuan


ahli, diajukan ke pengadilan sesegera mungkin setelah
pertemuan itu dilakukan.

8.6 Hakim harus membuat daftar masalah untuk persidangan


yang akan dilakukan sesegera mungkin secara wajar, dengan
memperhatikan keseriusan dan kerumitan kasus dan, dalam
hal apa pun, dalam batas waktu yang ditentukan dalam Aturan
2.1(iii) dan 2.8 (6 bulan). jika orang dalam tahanan dan 9
bulan dalam semua kasus lainnya).

Indikasi pengakuan bersalah dalam kasus yang dapat didakwa –


proses yang dipercepat

8.7 Apabila Terdakwa menunjukkan bahwa ia bermaksud untuk


mengajukan pengakuan bersalah atas suatu pelanggaran yang
dapat didakwa, sesuai dengan Aturan 8.2(iii), masalah
tersebut harus didaftarkan untuk pemeriksaan pendahuluan
yang dilakukan dalam waktu 14 hari .

Menerima permohonan bersalah

8.8 (i) Sebelum menerima pengakuan bersalah atas salah satu


atau semua dakwaan, Hakim harus meyakinkan diri
mereka sendiri, baik dengan menanyai Terdakwa secara
pribadi atau dengan memanggil pengacara untuk
memimpin interogasi, bahwa Terdakwa melakukan
pelanggaran yang dituduhkan, bahwa permohonan
diajukan secara sukarela dan dibuat dengan pemahaman
yang tepat tentang konsekuensinya.

(ii) Hakim dapat menolak untuk menerima pengakuan


bersalah jika dia tidak puas bahwa salah satu kondisi
38 Aturan Acara Pidana 2016
yang ditetapkan dalam sub Aturan (i) di atas tidak
dipenuhi dan/atau tidak sesuai dengan kepentingan
keadilan untuk melakukannya.

(iii) Jika pengakuan bersalah tidak diterima, fakta pengakuan


bersalah yang telah diberikan tidak dapat diterima
sebagai bukti dalam persidangan selanjutnya
sehubungan dengan dugaan pelanggaran tersebut.

8.9 Jika Terdakwa siap untuk mengaku bersalah atas


pelanggaran-pelanggaran alternatif dari yang didakwakan
kepadanya, ia harus memberi tahu Penuntut Umum dan
pengadilan pada saat dakwaan.

8.10 Jika jaksa mensyaratkan penangguhan untuk berkonsultasi


dengan Kantor Kejaksaan Umum sebelum menerima
pembelaan untuk pelanggaran alternatif, Pengadilan akan
membuat daftar kasus untuk pemeriksaan yang dilakukan
tidak lebih dari 14 hari .

Catatan: ketika menerima pengakuan bersalah, pengadilan harus


menanyakan apakah pembelaan tersebut diajukan oleh Terdakwa pada
tahap awal persidangan. Jika demikian, Penuntut Umum harus menjelaskan
mengapa tawaran itu tidak masuk akal untuk diterima sebelumnya.

Pertanyaan Awal

8.11 (i) Pembela harus memberitahu Penuntut Umum jika


Penyelidikan Pendahuluan akan digugat sekurang-
kurangnya 7 hari sebelum waktunya untuk pemeriksaan;

(11) Setelah menetapkan bahwa perkara harus diajukan ke


Mahkamah Agung, Mahkamah akan:

(a) mengidentifikasi duduk praktis berikutnya di mana


kasus tersebut
mungkin terdengar;

(b) daftar masalah Arraignment pada hari pertama itu


duduk;
Aturan Acara Pidana 2016 39
(c) memberikan arahan sehubungan dengan tanggal
dan metode untuk
pengungkapan tuntutan (sesuai dengan Aturan 5.2
dan 5.4);

(d) pertimbangkan, tunduk pada larangan atau batasan


lainnya
timbul dari undang-undang yang ada, masalah
jaminan;

(e) mendapatkan alamat untuk Terdakwa, jika dengan


jaminan, sehingga pemberitahuan tentang semua
persyaratan saksi dapat disampaikan kepadanya
sesuai dengan pasal 55 Undang-Undang Prosedur
yang Dapat Didakwa;

(f) memberitahukan kepada Tergugat tentang haknya


untuk meminta kehadiran
tentang saksi yang tidak dipanggil untuk
memberikan kesaksian secara fisik dan prosedur
yang terlibat untuk memaksakan kehadiran
tersebut; Dan

(g) memberitahukan kepada Tergugat secara lisan dan


tertulis tentang tanggal
sidang dakwaan.

8.12 Dalam kasus hukuman mati, Pengadilan harus menanyakan


apakah Tergugat bermaksud untuk mengamankan
perwakilannya sendiri dan informasi ini harus disampaikan
kepada Mahkamah Agung pada saat yang sama dengan
berkas perkara dikirimkan ke Mahkamah Agung sesuai
dengan Aturan 2.2(iv) dan 8.11.

8.13 Sesuai Aturan 2.3(v), Pengadilan Magistrat, dalam waktu 14


hari sejak tanggal kasus diajukan ke Mahkamah Agung,
mengirimkan berkas kasus ke Kantor Direktur Kejaksaan
Umum dan Mahkamah Agung.
40 Aturan Acara Pidana 2016
BAGIAN 9

TAHAPAN PROSEDUR dan JADWAL:


MAHKAMAH AGUNG

Kasus Prioritas

9.1 (i) Setelah menerima berkas perkara sehubungan dengan


perkara yang diajukan ke Mahkamah Agung,
Mahkamah Agung dan Kantor Kejaksaan harus segera
mempertimbangkan apakah perkara tersebut merupakan
prioritas untuk tujuan pencatatannya atau tidak.
percobaan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

(a) Apakah Terdakwa dalam penahanan atau jaminan;

(b) Jika dalam penantian, lamanya Terdakwa telah


menunggu sidang;

(c) umur dan keadaan mental Terdakwa;

(d) Usia dan kerentanan saksi mana pun, dengan


perhatian khusus pada apakah berlalunya waktu
akan mengakibatkan peningkatan risiko
kehilangan ingatan yang luar biasa atau
keengganan untuk memberikan bukti; Dan

(e) Faktor lain yang dianggap relevan oleh Pengadilan.

(ii) Semua perkara prioritas harus diberi label dengan jelas


dan perinciannya segera diberitahukan kepada
Mahkamah Agung atau Kantor Direktur Kejaksaan,
sebagaimana mestinya.

(iii) Setiap upaya harus dilakukan untuk membuat daftar


kasus-kasus prioritas untuk diadili dalam sidang yang
sama dengan perkara yang telah dilakukan.
Aturan Acara Pidana 2016 41
Preferensi surat dakwaan

9.2 (i) Dalam hal Terdakwa dibawa ke Mahkamah Agung untuk


diadili, Direktur Kejaksaan dapat memilih dakwaan atau
menolak melakukannya.

(ii) Semua dakwaan harus diutamakan dan diajukan ke


Pengadilan sesegera mungkin dan dalam hal apa pun
tidak lebih dari 3 hari sebelum sidang Arraignment.

(iii) Dalam hal Direktur Penuntut Umum menolak untuk


memilih dakwaan, pemberitahuan tertulis tentang
keputusan tersebut harus diberikan kepada Ketua
Mahkamah Agung dan Terdakwa serta kuasa hukumnya
sesegera mungkin dan dalam hal apapun tidak lebih dari
3 hari sebelum Arraignment.

Penandatanganan surat dakwaan

9.3 Semua surat dakwaan harus ditandatangani oleh Direktur


Penuntut Umum atau oleh Penasihat Mahkota yang bertindak
berdasarkan dan sesuai dengan instruksi umum atau khusus
dari Direktur, dalam hal mana pernyataan untuk efek tersebut
harus disahkan di muka surat dakwaan.

Pengajuan surat dakwaan

9.4 (i) Semua surat dakwaan diajukan ke kantor Kepaniteraan


Mahkamah Agung.

(11) Pada saat pengajuan, dua salinan harus diajukan untuk


digunakan oleh Pengadilan, bersama dengan salinan
tambahan dalam jumlah yang cukup untuk menjamin
penyampaian dakwaan pada setiap Terdakwa.

Layanan surat dakwaan

9.5 Panitera harus mengirimkan salinan surat dakwaan kepada


setiap Terdakwa atau kuasa hukumnya dalam waktu 7 hari
sejak surat dakwaan diajukan ke Pengadilan atau pada saat
sidang Arraignment, mana yang lebih dahulu.
42 Aturan Acara Pidana 2016
Penugasan Penasehat Hukum

9.6 Dalam hal penasihat hukum akan ditugaskan kepada


Terdakwa, hal itu harus dilakukan oleh Mahkamah Agung
dalam waktu 14 hari sejak diterimanya berkas perkara dari
Pengadilan Negeri. Sedapat mungkin, Pengadilan harus
mencari perwakilan tentang ketersediaan pengacara yang
diharapkan sebelum menyelesaikan penugasan.

9.7 Setelah penasihat hukum ditugaskan untuk suatu kasus,


penolakan hanya dapat terjadi setelah persidangan jika
Pengadilan puas bahwa ada alasan yang masuk akal dan
penasihat alternatif yang memenuhi syarat dapat diperoleh
tanpa penundaan.

Dakwaan

9.8 Pada hari pertama setiap sidang Mahkamah Agung,


Arraignment dari semua Terdakwa yang berkomitmen untuk
sidang tersebut akan dilakukan.

9.9 (i) Sebelum mengadili Terdakwa, semua pihak harus


menunjukkan kesiapannya untuk melakukan dakwaan
melalui pengisian formulir manajemen kasus.

(11) Hakim memberitahukan kepada Terdakwa hal-hal


sebagai berikut:

(a) jika sesuai, hak atas perwakilan hukum, jaminan


dan/atau juru bahasa;

(b) proses pembelaan dan hak pengurangan hukuman


karena pengakuan bersalah;

(c) bahwa jika Tergugat mengaku tidak bersalah,


kasus tersebut akan dijadwalkan untuk diadili di
hadapan hakim sendiri atau juri, sebagaimana
mestinya; Dan

(d) hak untuk menerima indikasi tentang rentang


hukuman yang berlaku atau opsi untuk hukuman
Aturan Acara Pidana 2016 43
sebelum mengajukan pembelaan.

9.10 Terdakwa kemudian akan diadili oleh masing-masing


dakwaan atas surat dakwaan yang dibacakan dan Terdakwa
diminta untuk mengajukan pembelaan sehubungan dengan
mereka.

Bukan Permohonan Bersalah

9.11 Jika permohonan Tidak Bersalah dimasukkan, hal-hal berikut


akan ditangani melalui pengisian formulir manajemen kasus:

(i) dalam kasus hukuman mati, kemajuan penugasan


penasihat hukum kepada Terdakwa;

(ii) tanggal dan metode pengungkapan Penuntutan (sesuai


dengan Aturan 5.2 dan 5.4);

(iii) rincian pembelaan alibi;

(iv) masalah fakta dan hukum apa pun yang harus


diselesaikan dan apakah sidang pra-sidang dapat
didaftarkan atau tidak untuk menentukannya;

(v) yang diminta oleh Tergugat untuk hadir secara fisik


persidangan, ketersediaannya dan dikeluarkannya surat
panggilan saksi;

(vi) deposisi mana yang dapat dibaca sebagai bukti yang


disetujui dan/atau dimasukkan ke dalam pengakuan
sesuai dengan Aturan 10.2 dan 10.5; Dan

(vii) perkiraan lamanya persidangan, termasuk kemungkinan


lamanya pemeriksaan saksi; Dan

(viii) persyaratan untuk bantuan khusus atau juru bahasa.

9.12 Jika salah satu pihak menunjukkan bahwa bukti ahli akan
dipersengketakan di persidangan, pengadilan akan
mengarahkan bahwa:
44 Aturan Acara Pidana 2016
(i) pertemuan para ahli dilakukan sebelum persidangan
untuk mengidentifikasi hal-hal yang disepakati di antara
mereka; Dan

(ii) sebuah laporan, meringkas kesimpulan dari pertemuan


ahli, diajukan ke pengadilan sesegera mungkin setelah
pertemuan itu dilakukan.

Permohonan bersalah

9.13 (i) Sebelum menerima pengakuan bersalah atas surat


dakwaan atau bagian darinya, Hakim harus meyakinkan
dirinya sendiri, baik dengan menanyai Terdakwa secara
pribadi atau dengan memanggil pengacara untuk
memimpin pemeriksaan, bahwa Terdakwa melakukan
pelanggaran yang dituduhkan , bahwa permohonan
diajukan secara sukarela dan dibuat dengan pemahaman
yang tepat tentang konsekuensinya.

(ii) Seorang Hakim dapat menolak untuk menerima


pengakuan bersalah jika dia tidak puas bahwa salah satu
syarat yang ditetapkan dalam sub-Peraturan (i) di atas
tidak terpenuhi dan/atau bahwa hal itu tidak demi
kepentingan keadilan untuk dilakukan. .

(iii) Jika pengakuan bersalah tidak diterima, fakta pengakuan


bersalah yang telah diberikan tidak dapat diterima
sebagai bukti dalam persidangan selanjutnya
sehubungan dengan dugaan pelanggaran tersebut.

9.14 Jika Terdakwa siap untuk mengaku bersalah atas


pelanggaran-pelanggaran alternatif dari yang didakwakan
kepadanya, ia harus memberitahu Penuntut Umum dan
pengadilan pada sidang Arraignment.

9.15 Jika jaksa mensyaratkan penangguhan untuk berkonsultasi


dengan Kantor Kejaksaan Umum sebelum menerima
pembelaan untuk pelanggaran alternatif, Pengadilan akan
membuat daftar kasus untuk pemeriksaan yang dilakukan
tidak lebih dari 14 hari .
Aturan Acara Pidana 2016 45
Catatan: ketika menerima pembelaan bersalah, pengadilan harus
mempertimbangkan apakah pembelaan tersebut telah diajukan oleh
Terdakwa pada tahap awal persidangan. Jika demikian, Penuntut Umum
akan diminta untuk menjelaskan mengapa pembelaan tersebut tidak masuk
akal untuk diajukan pada tahap awal tersebut.

Indikasi Rentang Kalimat dan Pengurangan Kalimat

9.16 Kecuali dan kecuali dalam kasus-kasus di mana hukuman


minimum ditentukan oleh undang-undang, seorang Hakim
dapat memberikan penghargaan, dengan demikian
mengurangi hukuman yang seharusnya dijatuhkan setelah
keyakinan setelah persidangan, kepada Terdakwa yang
mengaku bersalah baik pada atau setelah Arraignment. Sifat
dan tingkat kredit semacam itu akan menjadi kebijaksanaan
Hakim kecuali bahwa kredit untuk pembelaan yang
dimasukkan setelah Arraignment tidak akan sama dengan
kredit apa pun yang akan berlaku seandainya pembelaan
diajukan pada sidang itu.

9.17 Pengadilan harus mengikuti setiap Peraturan Hakim yang


berlaku sehubungan dengan pemeriksaan indikasi hukuman.

BAGIAN 10

PROSEDUR UMUM

Bukti yang Disetujui

Catatan: titik awal untuk Penuntutan harus membaca semua kesaksian


sebagai bukti. Seharusnya hanya sehubungan dengan saksi-saksi yang
memberikan bukti material sedemikian rupa sehingga tanpa pemberian
bukti langsung kasus penuntutan dapat dilemahkan, pertimbangan itu harus
diberikan untuk memanggil mereka secara langsung.

10.1 Sebelum persidangan, semua pihak harus mempertimbangkan


dengan hati-hati apakah isi keterangan saksi disetujui atau
tidak, dalam hal ini kehadiran saksi secara fisik di
46 Aturan Acara Pidana 2016
persidangan biasanya tidak diperlukan. Sekalipun seorang
saksi memberikan bukti-bukti material, kepentingan keadilan
tidak dapat dilayani dengan meminta saksi tersebut untuk
menghadiri persidangan.

10.2 Deposisi semua saksi yang kehadirannya tidak dianggap perlu


oleh Penuntut Umum dan yang tidak terikat oleh pembela
untuk menghadiri persidangan pada saat sidang Arraignment,
akan dibacakan sesuai dengan pasal 123 Undang-Undang
Prosedur yang Dapat Didakwa.

10.3 Di mana Pemberitahuan Bukti Tambahan diberikan,


Terdakwa harus memberi tahu Pengadilan dan Penuntutan
apakah salah satu dari pernyataan tersebut dapat disetujui
dalam waktu 14 hari setelah pengiriman. Kelalaian untuk
memberikan pemberitahuan dapat mengakibatkan kesaksian
tersebut dibacakan sesuai dengan pasal 123 Undang-Undang
Prosedur yang Dapat Didakwa.

10.4 Terdakwa berhak, tetapi tidak diharuskan, untuk berbagi


deposisi yang ingin dia andalkan sebagai bagian dari
pembelaannya dengan Penuntut Umum. Penuntut Umum
harus mempertimbangkan apakah mereka dapat menyetujui
pernyataan tersebut untuk dibaca sebagai bukti jika dibagikan.

10.5 Kapan pun memungkinkan, bagian-bagian yang relevan dari


deposisi yang disepakati harus disaring menjadi satu set
pengakuan, yang disepakati antara semua pihak sesuai dengan
pasal 106 dari Undang-Undang Bukti. Penerimaan harus
diajukan ke Pengadilan selambat-lambatnya 7 hari sebelum
tanggal persidangan.

Catatan: kegagalan untuk mengajukan pengakuan kepada Pengadilan


dalam batas waktu yang ditentukan oleh Aturan 10.5 tidak akan
menghalangi pengakuan untuk diajukan sebagai bukti. Bentuk bukti yang
disepakati ini harus digunakan sedapat mungkin dalam persidangan pidana.

Penafsiran

10.6 Tunduk pada hal-hal berikut dan kecuali jika konteksnya


Aturan Acara Pidana 2016 47
menentukan lain, Undang-Undang Interpretasi akan berlaku
untuk Peraturan ini:

“pengacara” berarti Pengacara dan termasuk Penasihat Mahkota;

“anak-anak” berarti orang yang berusia di bawah 18 tahun;

“perusahaan” berarti suatu perusahaan atau badan hukum lainnya


dimanapun atau bagaimanapun didirikan, dan termasuk:

(a) perseroan terbatas; atau

(b) kemitraan tanggung jawab terbatas; atau

(c ) perusahaan sel yang dilindungi; atau

(d) sebuah perusahaan bisnis internasional;

“keluhan” mencakup informasi atau biaya apa pun;

“Pengadilan” kecuali dinyatakan secara khusus berarti Mahkamah Agung


dan Pengadilan Negeri, yang bertindak dalam pelaksanaan yurisdiksi
pidananya, dan termasuk Hakim atau Magistrate;

“Tergugat” berarti orang yang kepadanya pengaduan, informasi atau


tuduhan telah diajukan dan termasuk orang-orang yang dituduh;

“Pengadilan Keluarga” berarti Pengadilan Keluarga yang dibentuk


berdasarkan Undang-Undang Pengadilan Keluarga (Bab 93 Hukum
Substantif Belize, Edisi Revisi 2011);

“tindak pidana campuran” berarti setiap tindak pidana yang dapat diadili di
Pengadilan Negeri atau Mahkamah Agung;

“pelanggaran yang dapat dituntut” berarti setiap pelanggaran yang akan


diadili di Mahkamah Agung;

“Hakim” berarti Hakim Mahkamah Agung;

“Pengadilan Magistrate” berarti pengadilan yurisdiksi ringkasan yang


didirikan berdasarkan Undang-Undang Pengadilan Rendah;
48 Aturan Acara Pidana 2016
“pesanan” termasuk keyakinan apa pun;

“Penuntutan” termasuk setiap orang atau pihak yang terlibat dalam


penuntutan kasus;

“jaksa” termasuk Crown Counsel, jaksa sipil dan polisi;

“pelanggaran ringkasan saja” adalah pelanggaran yang hanya dapat diadili


di Pengadilan Magistrat; Dan

“pengadu virtual” termasuk korban atau pelapor.


Aturan Acara Pidana 2016 49

APPENDIX 1

RINGKASAN DARI
BATAS WAKTU
UNTUK PIDANA
PROSES
50 Aturan Acara Pidana 2016

Ringkasan Masalah
Tahap Persidangan Batas waktu

Keluhan 6 bulan sejak masalah pengaduan muncul

Pengiriman Surat Panggilan ke Polisi (di


mana Surat Panggilan tidak dikeluarkan 7 hari
oleh polisi)

Pelayanan Pemanggilan Terdakwa 14 hari

Tuntutan setelah
48 jam
Penangkapan/Penahanan

Sidang Pertama (Permohonan untuk (a) 28 hari sejak tanggal panggilan; atau (b)
diambil) Dalam kasus jaminan, 28 hari sejak tagihan;
(c) Dalam kasus surat perintah/penahanan, 48
jam sejak penangkapan/penahanan.

Penyerahan Berkas Perkara ke Kejaksaan 4 minggu sejak Sidang Pertama

Penyingkapan 8 minggu sejak Sidang Pertama

Kesimpulan Sidang Ringkasan


(penahanan)
26 minggu sejak Audiensi Pertama (6 bulan)

Kesimpulan Sidang Ringkasan (jaminan)


39 minggu sejak Audiensi Pertama (9 bulan)

Sidang Penjatuhan Hukuman 21 hari sejak vonis


Aturan Acara Pidana 2016 51

Hal-hal Hibrida Dicoba Secara Ringkas

Tahap Persidangan Batas waktu

Tanggal Informasi/Pengaduan -

Pengiriman Surat Panggilan ke Polisi (di


mana Surat Panggilan tidak dikeluarkan 7 hari
oleh polisi)

Pelayanan Pemanggilan Terdakwa 14 hari

Biaya pasca - Penangkapan / Penahanan 48 jam

Sidang Pertama (Indikasi permohonan) (a)28 hari sejak tanggal panggilan; atau
(b)Dalam kasus jaminan, 28 hari dari biaya;
(c)Dalam kasus surat perintah/penahanan, 48
jam sejak penangkapan/penahanan.

Tempat Sidang (Permintaan untuk diambil) 14 hari sejak tanggal Sidang Pertama

Penyerahan Berkas Perkara ke Kejaksaan 8 minggu sejak Sidang Pertama

Penyingkapan 16 minggu sejak Sidang Pertama

Kesimpulan Sidang Ringkasan


(penahanan)
26 minggu sejak Audiensi Pertama (6 bulan)

Kesimpulan Sidang Ringkasan (jaminan)


39 minggu sejak Audiensi Pertama (9 bulan)

Sidang Penjatuhan Hukuman 21 hari sejak vonis


52 Aturan Acara Pidana 2016

Hal-hal yang Dapat Didakwa


Catatan: Tabel ini juga berlaku untuk kasus campuran yang diadili dalam dakwaan.
Jumlah
Maksimum
Tahap Persidangan Batas waktu Minggu Pasca
Sidang Pertama
Tanggal
- -
Informasi/Pengaduan

Pengiriman Surat
Panggilan ke Polisi (di
mana Surat Panggilan 7 hari -
tidak dikeluarkan oleh
polisi)

Pelayanan Pemanggilan
14 hari -
Terdakwa

Biaya pasca -
Penangkapan / 48 jam -
Penahanan

(a) 28 hari sejak tanggal panggilan; atau


(b) Dalam kasus jaminan, 28 hari dari
Sidang Pertama (Indikasi
biaya; -
permohonan)
(c) Dalam kasus surat
perintah/penahanan, 48 jam sejak
Kasus Hybrid Saja penangkapan/penahanan.

Tempat Sidang 14 hari sejak tanggal Sidang Pertama 2 minggu


(Permintaan untuk diambil)

Penyerahan Berkas
12 minggu sejak tanggal Sidang Pertama 12 minggu
Perkara ke Kantor DPP

14 hari sebelum Pemeriksaan


Penyingkapan 24 minggu
Pendahuluan

Pembelaan untuk memberi


7 hari sebelum Pemeriksaan
tahu jika komitmen 25 minggu
Pendahuluan
ditentang
Aturan Acara Pidana 2016 53
54 Aturan Acara Pidana 2016

APPENDIX 2

MANAJEMEN KASUS
FORMULIR
ATURAN PIDANA-FORMULIR PENYUSUNAN PERKARA MAHKAMAH AGUNG
Salinan formulir ini harus diberikan kepada pihak minyak pada akhir sidang Arraignment.

PARTI
Detail Penuntutan
UNTUK DILENGKAPI OLEH JPU

Regina - v - Kasus No:

Detail Kontak

Nama

Nomor telepon.

Surel

Kesiapan untuk Arraignment

Apakah penundaan sedang dicari? {Aturan 3.1) • Ya • Tidak

Jika ya. tolong beri detail Inc. penundaan sebelumnya:


Aturan Acara Pidana 2016 55

Apakah pengungkapan telah dilakukan? (Peraturan 5.2(iii)) □ Ya □ Tidak


Jika tidak, sebutkan tanggal
pengungkapan yang dapat
dilakukan oleh:

Apakah polisi berniat untuk mengumpulkan lebih banyak bukti? {Aturan 5.5) □ Ya □ TIDAK
Jika ya, berikan rincian
singkatnya:

Dakwaan
Apakah surat dakwaan yang ditandatangani telah diajukan ke Pengadilan?
□ Ya □ Tidak
{Peraturan 9.3)

Jika tidak, berikan detailnya:

Apakah diperlukan perubahan dakwaan? □ Ya □ Tidak

Permohonan bersalah

Apakah pengakuan bersalah atas pelanggaran alternatif dapat diterima oleh Penuntut Umum? _ Ya □ Tidak

Jika ya, berikan rincian


singkatnya:
56 Aturan Acara Pidana 2016

ATURAN ACARA PIDANA - FORMULIR PENYUSUNAN PERKARA MAHKAMAH


AGUNG
Dalam hal keyakinan, apakah Penuntut Umum bermaksud untuk mengajukan perintah tambahan?

Bisakah masalah ini diputuskan sebelum juri disumpah? {Peraturan 9.13) • Ya Tidak

Tolong tunjukkan apa, jika ada, bukti ahli yang akan diandalkan di persidangan (termasuk senjata api, obat-obatan dan DNA):

Sebutkan jika diperlukan peralatan khusus untuk uji coba (seperti layar atau laptop):

Apakah presentasi kasus dibantu oleh diagram, sketsa peta atau foto? • • Tidak Apakah diperlukan kunjungan ke lokasi?

• Ya • Tidak

Penuntutan akan mengandalkan bukti saksi berikut:

Waktu dalam
Tanggal yang Harus
Nama Keterangan Bukti Pemeriksaan
Dihindari

Tanda tangan Jaksa Penuntut:. ...........................................................................


Aturan Acara Pidana 2016 57

ATURAN ACARA PIDANA - FORMULIR PENYUSUNAN PERKARA MAHKAMAH


AGUNG

BAGIAN 2
Detail Pertahanan
UNTUK DILENGKAPI OLEH ATAU ATAS NAMA TERGUGAT

Apakah Tergugat mengerti bahwa ia akan menerima kredit untuk pengakuan Bersalah? (Peraturan 9.16) _ •TID
Ya
AK
Apakah Tergugat ingin meminta sidang indikasi hukuman? (Peraturan 9.17) □ Ya □ Tidak

Apakah Terdakwa ingin mengaku bersalah atas semua, atau pelanggaran apapun? □ Ya
•TID
AK
Apakah Terdakwa ingin mengaku bersalah, tetapi untuk pelanggaran yang berbeda?
(Peraturan 9.15) □ Ya □ Tidak
Apakah ada masalah sehubungan
dengan kelayakan Tergugat untuk
mengajukan atau diadili? • Ya •
Tidak

Jika ya, berikan rincian


singkatnya:

Jika ya, berikan rincian


singkatnya:

ATURAN ACARA PIDANA - FORMULIR PENYUSUNAN PERKARA MAHKAMAH


AGUNG

Masalah Percobaan (Peraturan 9.11)


Kecuali untuk perincian sehubungan dengan alibi, yang harus diberikan oleh Terdakwa berdasarkan s.125 Undang-Undang
Prosedur yang Dapat Didakwa, Terdakwa tidak akan dipaksa untuk memberikan informasi ini, tetapi ini akan membantu
58 Aturan Acara Pidana 2016

Pengadilan menemukan apa yang dipersengketakan dan memberikan informasi yang sesuai. petunjuk untuk percobaan. Setiap
informasi dapat digunakan sebagai bukti.

Terdakwa akan mengajukan masalah fakta berikut di persidangan:

Jika Tergugat mengajukan pembelaan alibi, berikan keterangan:

Tergugat akan mengajukan argumentasi hukum sebagai berikut/menggugat diterimanya bukti-bukti sebagai berikut:

Terdakwa mensyaratkan hadirnya saksi dari Jaksa Penuntut Umum sebagai berikut:
Apa yang dipersengketakan/masalah material dalam hal yang
Waktu dalam
Nama mengharuskan kehadiran saksi? (Peraturan 10.1) Pemeriksaan

Saksi / fakta Penuntutan berikut dapat diterima sebagai bukti yang disepakati:

Terdakwa bermaksud memanggil saksi-saksi sebagai berikut di persidangan:


Waktu dalam
Tanggal yang Harus
Nama Keterangan Bukti Pemeriksaan
Dihindari

Tanda tangan/atas nama Tergugat:..................................................


Aturan Acara Pidana 2016 59

ATURAN ACARA PIDANA - FORMULIR PENYUSUNAN PERKARA


MAHKAMAH AGUNG

BAGIAN 3
Petunjuk Pengadilan
UNTUK DILENGKAPI OLEH HAKIM

Regina-v- Kasus No:

Hakim:
Kasus Prioritas? (Peraturan 9.1) •Ya •Tidak Tanggal Uji Coba: Panjang:

Memesan Oleh Perpanjangan Catatan

Penugasan Penasehat Hukum

Penuntutan (tambahan) Bukti

Penuntutan (selanjutnya) Pengungkapan

Dengar Pendapat Manajemen Kasus

Daftar Saksi Penuntut Umum

Pengakuan / Pernyataan Saksi yang Disetujui

Dengar Pendapat Tindakan Khusus

Keterangan Saksi Alibi Pembela

Bukti Ahli Penuntut Umum

Bukti Ahli Pertahanan

Laporan yang Disetujui setelah Rapat Para Ahli

Permohonan Pembelaan untuk Pengungkapan

Sidang Masalah Hukum Pra-Persidangan

Kerangka Pengajuan Hukum

Tanggapan terhadap Pengajuan Hukum

Transkrip / Ringkasan Wawancara Polisi

Pertahanan mengedit Transkrip / Ringkasan

Persetujuan untuk Kumpulan Juri

CCTV / DVD: format yang kompatibel dan teruji

Batas Waktu Penahanan Habis

Tanda tangan Hakim yang membuat Arahan:.................................

Pengadilan Penegakan CPR


Merupakan tanggung jawab pihak lawan untuk mengidentifikasi setiap kegagalan untuk mematuhi arahan yang
dibuat. Hakim akan memutuskan apakah akan memberikan perpanjangan waktu atau mendaftarkan Sidang
Manajemen Kasus.
Kegagalan untuk mematuhi dapat mengakibatkan satu atau lebih dari sanksi berikut:
(1) Pengadilan menolak cuti kepada pihak yang wanprestasi
(Misalnya, dengan menolak memberikan bukti atau penyerahan di luar waktu)
60 Aturan Acara Pidana 2016

(2) Pengacara, administrator, petugas polisi atau orang lain yang bertanggung jawab atas kegagalan dipanggil ke
Pengadilan untuk menjelaskan wanprestasi tersebut.
(3) Pesanan biaya yang terbuang percuma.
Aturan Acara Pidana 2016 61

Pengadilan Kejaksaan Formulir Manajemen Kasus


Aturan Acara Pidana, Bagian 4
Nomor kasus Formulir ini harus diisi oleh pengadilan dalam semua kasus ketika pembelaan Tidak

Bersalah dimasukkan ke Pengadilan Magistrate mana pun. Salinan harus

Tanggal NG Plea diberikan kepada semua pihak


dimasukkan
Tanggal percobaan Setiap informasi yang tidak tersedia pada Sidang Pertama harus dimasukkan

sesegera mungkin atau pada Sidang Manajemen Kasus

Estimasi percobaan Kegagalan untuk memberikan informasi yang akurat dapat menyebabkan

penghentian kasus atau perintah biaya

1. Detail Pelanggaran
Biaya

Tanggal
pelanggaran

2. Detail Kontak
Tergugat
Nama Tanggal Lahir

D1 D1

D2 D2

D3 D3

Status
D1 □ Jaminan Kondisi: • Hak asuh Batas waktukedaluwarsa:

D2 □ Jaminan Kondisi: • Hak asuh Batas waktukedaluwarsa:

D3 □ Jaminan Kondisi: • Hak asuh Batas waktukedaluwarsa:

Alamat) Email & Seluler

DI D1

D2 D2

D3 03

Identitas
diverifikasi
oleh:
D1

D2

D1 □ Ya □ Tidak
Apakah Tergugat akan diwakili secara sah di persidangan?
D2 □ Ya □ Tidak
Jika ya, berikan nama dan rincian kontak untuk pengacara:
D3 •Ya[Tidak

Penuntutan
62 Aturan Acara Pidana 2016

Nama Surel

Alamat Fax

3. Manajemen Percobaan__________________________________________________________
Sidang Manajemen Kasus terdaftar untuk:

Apakah berkas perkara sudah diterima oleh Kejaksaan? • Ya Tidak


Jika tidak. pengadilan memerintahkan agar berkas perkara disampaikan oleh:

Apakah pengungkapan telah diberikan kepada Terdakwa? • Ya Tidak


Jika tidak, pengadilan mengarahkan agar pengungkapan diberikan oleh:

Apakah ada bukti lebih lanjut yang diharapkan dari penuntutan? • Ya Tidak
Jika ya, pengadilan mengarahkan agar bukti tambahan diungkapkan oleh:

Apakah penundaan sedang dicari?


Jika ya. berikan rincian singkat, termasuk rincian penundaan sebelumnya yang diberikan:

Bukti apa yang akan diandalkan oleh penuntut di persidangan: saksi saya mencari bukti
Centang/hapus seperlunya pernyataan hati-hati saya akui
senjata api I obat / DNA I bukti ahli _
desas-desus
CCTV •
Jika bukti elektronik akan digunakan, sebutkan peralatan apa yang diperlukan untuk persidangan:

Apa yang akan menjadi masalah fakta yang diperdebatkan di persidangan?


Terdakwa tidak akan dipaksa untuk memberikan informasi ini, tetapi akan membantu pengadilan untuk menetapkan
arah yang tepat untuk persidangan. Setiap informasi yang diberikan dapat digunakan sebagai bukti.

Tolong tunjukkan jika ada masalah bukti yang dapat diterima I hukum yang perlu ditentukan: Pengadilan
mengarahkan agar sidang pra-sidang Io menentukan masalah ini terdaftar untuk:

Tolong tunjukkan apa, jika ada. bukti ahli akan diandalkan di persidangan (termasuk senjata api, obat-obatan, DNA,
dll.) Pengadilan mengarahkan agar pertemuan antara para ahli, jika sesuai, dilakukan dengan:

4. Daftar Saksi
Aturan Acara Pidana 2016 63

Pengadilan harus diberitahu tentang setiap perubahan pada daftar saksi segera dan sebelum persidangan

Apakah sebagian keterangan saksi yang tidak dipersengketakan dapat dicatat dalam pengakuan tertulis? • Ya • Tidak Jika
ya. pengadilan mengarahkan bahwa pengakuan tertulis diajukan ke pengadilan oleh:

Harap tunjukkan jika ada saksi yang memerlukan tindakan khusus atau lainnya (termasuk seorang
juru bahasa):

5. Perintah Tambahan____________________________________________________
Kegagalan untuk melengkapi Bagian ini tidak akan mengikat pihak penuntut untuk mengajukan perintah tambahan dalam kasus
vonis

Dalam hal ada putusan, apakah kejaksaan bermaksud


mengajukan:
Laporan sebelum kalimat Penghancuran • Kompensasi •

Penyitaan • Perintah penalti uang • □ lainnya
Jika lain, sebutkan:

6. Tanda
tangan
Audiensi
Pertama:
Tang
Hakim gal:

Sidang Manajemen Kasus:

Tang
Hakim gal:
64 Aturan Acara Pidana 2016

DIBUAT oleh Ketua Mahkamah hari Januari 2016.


ini

(KENNE BENJAMIN)
T KETUA
MAHKAMAH

DISETUJUI oleh Jaksa Agung ini___________7 hari Januari 2016.

SSA RETREAGE)
JAKSA AGUNG
Aturan Acara Pidana 2016 65

DIBUAT oleh Komite Aturan Pengadilan Rendah ini hari Januari 2016.

„4.TYMom. . atau,
(ANN-MARIE SMITH)
KEPALA MAGISTRASI

MAGISTRASI SENIOR

HAKIM

DISETUJUI oleh Jaksa Agung ini hari Januari 2016.

JAKSA AGUNG
Dicetak di Belize oleh Pencetak Pemerintah

Você também pode gostar