Você está na página 1de 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

ACARA VIII UJI CEMARAN MIKROBA : ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) DAN ANGKA LEMPENG KHAMIR (AKK)

Nama NIM Kelompok Tgl praktikum PJ Laporan

: Haris Witantyo : 108114096 :D2 : 19 Mei 2011 :

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2011

ACARA VIII UJI CEMARAN MIKROBA : ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) DAN ANGKA LEMPENG KHAMIR (AKK)

A. Tujuan
1. Menghitung jumlah mikroba aerob mesofil yang terdapat dalam produk

makanan
2. Menguji bahwa produk makanan yang diuji tidak boleh mengandung

mikroba melebihi batas yang ditetapkan karena berbahaya (toksik) bagi kesehatan
B. Dasar Teori

Uji ALT (Angka Lempeng Total) mengandung prinsip yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasikan pada suhu yang sesuai. Setelah inkubasi dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni 30300 koloni. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung lalu dikalikan dengan factor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total (ALT) dalam tiap gram contoh bahan (Anonim, 2000). Uji AKK (Angka Kapang Khamir) mengandung prinsip yaitu

pertumbuhan kapang dan khamir setelah cuplikan diinokulasikan pada media yang sesuai dan diinkubasikan pada suhu 20-25o C. setelah inkubasi dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 10-150 koloni. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung lalu dikalikan dengan factor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Kapng Khamir (AKK) dalam tiap gram contoh bahan (Anonim, 2000).Khamir merupakan fungi sel tunggal tanpa filament. Salah satu pemanfaatan khamir yang paling penting dan

paling terkenal ialah produksi etil alcohol dari karbohidrat. Proses fermentasi ini dimanfaatkan oleh pembuat bir, roti, anggur, bahan kimia, para ibu rumah tangga, dan lain-lain (Hadioetomo, 1985). Kapang merupakan kelompok mikroba multiseluler yang tergolong dalam fungi yang mempunyai filament, dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung jenis kapang. Sifat-sifat morfologi kapang, baik penampakan makroskopis, digunakan dalam identifikasi dan klasifikasi kapang (Pelzcar, 1988). Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan sel bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukurannya, berkisar antara lain 1-5 m lebarnya dan panjangnya 5-30 m atau lebih. Biasanya berbentuk telur atau bola. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya (Pelzcar, 1988). Pengujian sediaan dilakukan dengan cara : Uji Angka Lempeng Total (ALT) Pada pengujian ini akan diketahui seberapa besar cemaran bakteri pada sediaan. Caranya dengan menghitung koloni bakteri pada serial pengenceran sampel sediaan. Hasil pengujian ini akan dibandingkan dengan standar uji cemaran mikroba SNI 19-2897-1992 Uji Angka Kapang/Khamir Total (AKK) Pada pengujian pada ini akan sediaan. diketahui seberapa besar cemaran koloni

kapng/khamir

Caranya

dengan

menghitung

kapang/khamir pada serial pengenceran sampel sediaan. Hasil pengujian ini akan dibandingkan dengan standar uji cemaran mikroba SNI 19-2897-1992 (Soediono, 2007).

Hitung cawan merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menghitung jumlah mikroba yang didasarkan pada anggapan bahwa mikroba setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Teknik yang harus dikuasai dalam metode ini adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati. Untuk memenuhi persyaratan statistic, cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni ialah yang mangandung 30-300 koloni (Hadioetomi, 1985). Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan (Hadioetomo, 1985). Metode menghitung cawan merupakan cara yang paling sensitive untuk menentukan jasad renik karena beberapa hal, yaitu : Hanya sel yang masih hidup yang dapat dihitung
Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus

Dapat dihitung untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai penampakan yang spesifik (Fardiaz, 1992).

C. Prosedur kerja
1)

Uji Angka Lempeng Total (ALT) Alat dan bahan :

a.
b. c.

Media Plate Count Agar (PCA) Buffered Pepton Water (BPW) Sampel uji makanan (jajan pasar dan makanan dalam kemasan pabrik) Pipet volume Colony counter (alat hitung koloni) Cawan mortir steril Gelas arloji steril Sendok steril

d.
e.

f. g. h.

Cara kerja ; Persiapan dan Homogenasi Sampel Makanan Pembuatan media PCA (Plate Count Agar) Penyiapan Sampel Uji Sampel uji berupa makanan dalam kemasan maupun yang tidak dalam kemasan yang bisa dihancurkan menggunakan mortir steril

Timbang @ 5 gram menggunakan gelas arloji steril secara aseptis

Penanganan wadah/kemasan : wadah/ kemasan makanan dibersihkan

Cuci dengan alkohol 70 % bagian tutup/ bagian yang dibuka dilewatkan di atas api dan kemudian dibuka secara aseptis

d) Homogenisasi dan Pengencaran Sampel Dengan cara aseptik timbang 5 gram atau 10 gram masing-masing sampel makanan yang telah dihaluskan dengan mortir, larutkan ke dalam 45 ml BPW atau 90 ml BPW

Kocok dengan baik dan homogen dan didapati suspensi pengenceran 10-1

Siapkan 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 9 ml BPW

Pipet 1 ml bahan yang telah dihomogenkan dalam tabung 1, kocok hingga homogen

Pipet 1 ml cairan dalam tabung I ke dalam tabung II, kocok hingga homogen

Pipet 1 ml cairan dari tabung II ke dalam tabung III, kocok hingga homogen. Dengan demikian pengenceran yang diperoleh 10-2,10-3,10-4

e) Uji ALT Dari masing-masing hasil pengenceran bahan tersebut pipet 1 ml

Tuangkan ke dalam masing-masing cawan petri 15 ml PCA yang telah dicairkan (suhu 45-55o C)

Tuangkan dalam cawan petri steril, goyang sampai homogen dengan cara memutar petri sedemikian rupa hingga suspense tersebar merata (metode pour plate). Percobaan dibuat diplo.

Untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer dibuat uji control. Uji sterilitas media dilakukan dengan pembuatan control kontaminasi media. Cara :

Ke dalam satu cawan petri dituangkan media dan biarkan memadat

Uji control pengencer dilakukan dengan menginokulasikan larutan BPW ke dalam media PCA dan biarkan memadat

Biarkan sampai memadat dan inkubasikan pada suhu 37o C selama 24 jam

Amati hasil dan hitung jumlah koloni kuman yang tumbuh, dipilih cawan dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 25-250 koloni.

Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung lalu dikalikan dengan factor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total (ALT) dalam tiap gram contoh bahan

2)

Uji Angka Kapang Khamir (AKK) Alat dan bahan :


a. Media Malt Extract Agar (MEA)

b. Buffered Pepton Water (BPW) c. Sampel uji makanan (jajan pasar dan makanan dalam kemasan pabrik) d. Kloramfenikol 100 mg/liter media Pembuatan larutan kloramfenikol : 1 gram kloramfenikol dalam 100 ml air suling steril e. Pipet volume f. Colony counter (alat hitung koloni) g. Cawan mortir steril h. Cawan arloji steril i. Sendok steril

Cara kerja : a) b)
c)

Penyiapan Sampel Uji (sama dengan dengan uji ALT) Pembuatan media MEA (Malt Extract Agar) Homogenisasi dan Pengenceran Sampel

Pehitungan Angka Kapang Khamir (AKK) bertujuan untuk menghitung jumlah koloni kapang dan khamir yang terdapat dalam bahan. Pada prinsipnya pengujian ini menggunakan metode yang sama dengan penentuan Angka Lempeng Total (ALT)

Media pertumbuhan yang dipakai dalam cawan petri adalah MEA (Malt Extract Agar) d) Ujii AKK Sebelum dicampur dengan sampel makanan, MEA ditambah dengan antibiotik kloramfenikol [MEA 100 ml ditambah 0,5 ml larutan antibiotik kloramfenikol (1 gram antibiotik dalam 100 ml air suling steril)]

Metode pour plate: ambil 15 ml MEA suhu 45-50o C dalam tabung reaksi (yang telah diinokulasi kloramfenikol)

Tambahkan 1 ml dari masing-masing hasil pengenceran sampel makanan

Tuangkan ke dalam cawan petri steril, goyang sampai homogen dengan cara memutar petri sedemikian rupa hingga suspensi tersebar merata

Percobaan dibuat duplo. Seluruh cawan petri diinkubasikan pada suhu 20-25 o C dan diinkubasi 24-48 jam.

Saat pengamatan, dicatat jumlah koloni jamur yang tumbuh. Koloni khamir dibedakan dengan kapang karena bentuknya bulat kecil-kecil putih hampir menyerupai bakteri. Koloni kapang biasanya buram dan berbulu, koloni khamir berwarna putih dan licin (berbau asam). Lempeng agar yang diamati adalah lempeng di mana terdapat 10-150 koloni kapang/khamir. Jumlah total koloni ratarata dari kedua cawan dihitung lalu dikalikan dengan factor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Kapang Khamir (AKK) dalam tiap gram contoh bahan

Cara menghitung dan menyatakan hasil AKK terlampir

Bandingkan hasil angka AKK yang diperoleh dengan literatur tentang persyaratan AKK pada makanan yang ditetapkan berdasarkan SNI

Você também pode gostar