Você está na página 1de 7

AUDITOR LITIGATION AND MODIFIED REPORTING ON BANKRUPT CLIENTS

Penulis Jurnal : Joseph V. Caecello dan Zoe-Vonna Palmrose : Journal of Accounting Research Vol. 23 Supplement 1990

TELAAH ARTIKEL Latar Belakang, Masalah, dan Motivasi Penelitian Dalam laporan auditor bentuk standar yaitu berisikan opini unqualified (atau disebut juga unmodified audit report), auditor menyatakan bahwa laporan keungan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan bahwa dalam segala aspek material auditor telah melaksanakan audit sesuai dengan standar audit berterima umum. Ada tiga kondisi yang mengaharuskan auditor untuk memodifikasi laporan auditor bentuk standar, yaitu: 1) pembatasan audit, 2) defisiensi akuntansi, dan 3) ketidakpastian kelanjutan usaha klien. Penelitian-penelitian sebelumnya [misalnya Kennedy & Shaw (1981), Carmichael & Pany (1993)] telah mengasumsikan bahwa apabila auditor memberikan laporan audit unqualified (atau laporan audit yang tidak dimodifikasi) kepada klien di mana klien tersebut kemudian bangkrut, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya litigasi terhadap auditor. Di sisi lain diasumsikan juga bahwa apabila auditor memberikan modified audit report kepada suatu klien yang mana klien tersebut kemudian bangkrut, hal ini akan melindungi auditor dari litigasi. Beberapa auditor bahkan mempercayai bahwa tujuan pemberian modified audit opinion seperti misalnya laporan audit going concern, adalah untuk melindungi auditor dari kewajiban hukum. Kebangkrutan klien merupakan masalah utama yang seringkali dikaitkan dengan tanggung jawab auditor dalam melindungi masyarakat terkait dengan potensi kegagalan bisnis suatu perusahaan. Berbagai sengketa hukum yang melibatkan auditor seringkali disebabkan karena masalah kebangkrutan kliennya (American Bar Association, 1987; Eickemeyer, 1994). Berangkat dari kondisi ini, Carcello & Palmrose melakukan penelitian untuk memberikan bukti empiris mengenai apakah modified audit reports yang diberikan oleh auditor sebelum suatu perusahaan mengalami kebangkrutan dapat melindungi auditor dari litigasi. 1

Relevansi Teori dengan Masalah Carcello & Palmrose mendasarkan penelitiannya pada keyakinan penelitipeneliti terdahulu (seperti Kennedy & Shaw, 1991; Frost, 1994; Mutchler, 1984) bahwa pemberian modified audit reports kepada perusahaan yang ternyata mengalami kebangkrutan dapat melindungi auditor dari risiko litigasi. Carcello & Palmrose juga mengacu pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang berfokus pada kebangkrutan dan litigasi auditor. Penelitian-penelitian tersebut antara lain Lys & Watts (1994) yang melakukan penelitian mengenai litigasi auditor antara tahun 1955 1994 baik yang melibatkan perusahan bangkrut maupun tidak bangkrut. Lys & Watts mendapatkan hasil bahwa pemberian laporan audit unqualified bagi perusahaan ternyata meningkatkan kemungkinan terjadinya litigasi yang melibatkan auditor. Disamping penelitian tersebut, penelitian Sullivan (1992) terhadap 50 perusahaan yang mengalami sengketa hukum melibatkan auditor juga terkait secara langsung dengan penelitian Carcello & Palmrose ini. Sullivan mendapatkan hasil bahwa dari sebelas 11 kasus sengketa hukum yang melibatkan perusahaan yang bangkrut, hanya satu kasus hukum yang tidak diawali oleh kesalahan auditor karena tidak memberikan modified audit report. Selain itu Sullivan juga mendapatkan bahwa 7 dari 34 perusahaan yang tidak bangkrut namun mengalami sengketa hukum yang melibatkan auditor ternyata mendapatkan modified audit report. Dengan temuan ini Sullivan menyimpulkan bahwa pemberian modified audit report terkait kelanjutan usaha klien memiliki manfaat yang tidak besar. Pengembangan Hipotesis Modified audit report karena masalah going concern dapat memberikan sinyal tentang permasalahan yang dihadapi perusahaan sebelum mengalami kebangkrutan. Mengingat laporan keuangan dan laporan audit telah menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum mengalami kebangkrutan, maka kerugian pengguna laporan keuangan akibat kebangkrutan perusahaan akan kecil kemungkinannya untuk ditagih kepada auditor (atau pihak lain) melalui tuntutan hukum. Dengan pemikiran seperti ini dan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, Carcello & Palmrose mengajukan hipotesis penelitian yaitu: litigasi auditor akan lebih cenderung untuk tidak terjadi apabila auditor menerbitkan modified audit report. 2

Desain Penelitian Populasi dan Sapel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat di pasar modal di Amerika Serikat. Sampel penelitian adalah perusahaan yang mengalami kebangkrutan antara tahun 1972 1992, yaitu jumlah sampel awal sebanyak 655 perusahaan. Sampel dibatasi pada:

Perusahaan

yang

mengalami

kebangkrutan

dengan

auditornya adalah KAP Big 6 (atau KAP Big 8). Perusahaan yang melibatkan KAP Big 6 (atau KAP Big Dari seluruh sampel penelitian, 118 perusahaan (18%) mengalami litigasi yang melibatkan auditor, dan 41 perusahaan (6%) dengan litigasi terkait pelaporan keuangan namun tidak melibatkan auditor (disebut dengan other litigation), dan sisanya 496 perusahaan (75%) adalah perusahaan yang tidak terlibat litigasi terkait pelaporan keuangan. Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari sumber-sumber seperti Predicasts F&S Index of Corporate Change, Wall Street Journal Index, Who Audits America, serta juga dari penlitian Palmrose (1991). Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi variabel dependen, variabel independen, dan variabel kontrol.

8) dalam perkara hukum (litigasi).

Variabel Dependen.

Variabel dependen yang digunakan adalah litigasi auditor. Variabel ini merupakan variabel dummy, yang dinyatakan dengan nilai 1 apabila terjadi litigasi auditor, dan nilai 0 apabila tidak terjadi litigasi auditor

Variabel independen Keberadaan/presensi (presence) modified audit report. Variabel ini

Terdapat dua variabel independen, yaitu:

merupakan variabel dummy dengan nilai 1 = auditor memberikan modified

audit report atas laporan keuangan terakhir sebelum suatu perusahaan bangkrut, dan 0 = apabila tidak.

Persistensi (persistence) modified audit report. Merupakan variabel

dummy dengan nilai 1 = auditor memberikan modified audit report selama 2 periode atau lebih secara berturut-turut sebelum suatu perusahaan mengalami kebangkrutan.

Variabel kontrol Kondisi keuangan klien, diproxykan dengan dua variabel yaitu: 1)

Beberapa variabel kontrol yang digunakan adalah:

Keberadaan laba atau rugi, dengan nilai 1 = apabila laporan keuangan terakhir melaporkan laba dan 0 = apabila laporan keuangan terakhir menunjukkan rugi, dan 2) Zmijewski (1984) financial condition index (ZFC).

Ketidakberesan (irregularities), merupakan variabel dummy dengan Ukuran usaha klien, diproxykan dengan dua variabel yaitu: 1) natural

nilai 1 = terjadi tindakan oleh SEC kepada perusahaan, dan nilai 0 = jika tidak.

log total aset, dan 2) stock exchange, yaitu variabel dummy dengan nilai 1 = apabila klien listing di NYSE dan nilai 0 = apabila tidak.

Industri klien, merupakan variabel dummy dengan nilai 1 = apabila

klien merupakan perusahaan di bidang keuangan, dan 0 = selain itu. Model Empiris dan Teknik Analisis Model empiris yang digunakan oleh Carcello & Palmrose adalah model regresi logistik yang dinyatakan sebagai berikut: Litigasi auditor = f (presensi & persistensi modified audit reports, kondisi keuangan klien, ketidakberesan, ukuran usaha klien, jenis indutri klien). Berdasarkan model empiris tersebut, analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis multivariat yaitu analisis regresi logistik. Hasil Penelitian Analisis univariat menunjukkan bahwa kelompok sampel auditor litigation dan other litigation memiliki tingkat kecenderungan memperoleh unmodified audit report yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok no litigation. Presensi dan

persistensi modified audit report lebih tinggi secara signifikan pada kelompok sampel no litigation yang menunjukkan bukti tidak langsung (bukti sekunder) bahwa modified audit reports dapat melindungi auditor dari litigasi. Analisis multivariat menunjukkan hasil sebagai berikut: Carcello & Neal melakukan dua kali pengujian. Pengujian pertama, variable dependennya adalah auditor litigation dengan nilai 1 = auditor litigation, 0 = no litigation. Pengujian kedua, variabel dependennya adalah auditor litigation dengan nilai 1 = auditor litigation, 0 = other litigation. Baik pengujian pertama maupun kedua menunjukkan bahwa koefisien regresi kedua variabel uji (presensi dan persistensi modified audit report) ternyata tidak signifikan. Koefisien variabel kontrol yang signifikan adalah: ln aset, net income, dan tindakan SEC (pada pengujian pertama); dan tindakan SEC, Zmijewski/Sinkey Financial Index (pada pengujian kedua). Pengujian selanjutnya adalah sebagai berikut: Menguji variabel uji (test variable) saja sendiri-sendiri, kemudian menambahkan satu persatu variabel kontrol. Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefisien variabel persistensi modified audit report selalu negatif dan signifikan Menguji kedua variabel uji saja, dan selanjutnya menambahkan satu Hasil pengujian menunjukkan koefisien variabel persatu variabel kontrol.

presensi modified audit report adalah negative dan signifikan dalam regresi yang memasukkan vaiabel persistensi dan ln asset. Kesimpulan Berdasarkan pengujian yang telah dilakukannya, Caecello & Palmrose menyimpulkan bahwa litigasi lebih cenderung untuk melibatkan perusahaan besar. faktor-faktor lain yang terkait dengan meningkatnya litigasi auditor adalah dilaporkannya laba (pada laporan keuangan terakhir sebelum mengalami kebangkrutan) dan SEC enforcement action. Pengujian univariat dapat disimpulkan bahwa frekuensi modified audit report lebih tinggi pada kelompok perusahaan yang mengalami litigasi. Namun berdasarkan pengujian multivariat, signifikansi pengaruh

presensi dan persistensi terhadap terjadinya litigasi auditor bergantung pada spesifikasi pengujian. Keterbatasan Penelitian Caecello & Palmrose mengakui bahwa keterbatasan dari penelitianya adalah penelitian ini tidak dapat mengetahui apakah modified audit report dapat melindungi auditor dari kewajiban hukum terkait dengan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (financial distressed) namun tidak mengumumkan kebangkrutan. TANGGAPAN 1. Penelitian ini memiliki keunggulan karena dapat memberikan jawaban yang seringkali diajukan yaitu apakah modified audit opinion untuk masalah going concern mampu memberikan perlindungan hukum kepada auditor. 2. Beberapa kritik yang dapat berikan atas penelitian ini adalah:

Peneliti hanya berfokus pada litigasi auditor yang disebabkan karena

auditor tidak memberikan modified audit report (untuk masalah going concern) kepada klien yang kemudian mengalami kebangkrutan (disebut juga dengan Kesalahan Tipe II). Peneliti tidak memperhatikan litigasi auditor karena Kesalahan Tipe I, yaitu auditor memberikan modified audit report terkait masalah going concern kepada suatu klien namun ternyata klien tersebut tidak bangkrut.

Penelitian ini hanya mengangkat litigasi auditor yang melibatkan KAP

Big 6 (Big 8), sehingga hasil penelitian bisa jadi tidak dapat digeneralisasi untuk KAP non-Big 6.

Dalam artikel hasil penelitian, peneliti belum menyimpulkan secara

tegas apakah modified audit report memang benar-benar memberikan perlindungan hukum kepada auditor. 3. Kesempatan untuk penelitian berikutnya dengan fenomena di Indonesia:

Melakukan penelitian dengan fokus pada litigasi auditor yang terjadi

karena auditor melakukan kesalahan Tipe I (auditor memberikan modified audit report untuk masalah going concern namun klien tidak bangkrut).

Penelitian yang berfous pada litigasi auditor yang berasal dari KAP Big

4 maupun KAP Non-Big 4, sehingga dapat diketahui perbedaan antara keduanya. 6

Você também pode gostar