Você está na página 1de 14

BAB II AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR

HAL-HAL YANG MENDASARI AUDIT : 1. Hubungan Antara Akuntansi Dengan Pengauditan. Sebagian besar audit dan lebih-lebih audit laporan keuangan, terdapat hubungan yang erat dan banyak melibatkan data akuntansi. Sebagaimana diketahui akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur dan mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan keuangan yang merupakan tahap pengkomunikasian dalam akuntansi adalah penyampaian informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan, meskipun konsep pelaporan keuangan tidak hanya terbatas hanya pada laporan keuangan. Subyek suatu audit biasanya berupa data akuntansi yang ada dalam bukubuku, catatan dan laporan keuangan dari entitas yang diaudit. Kebanyakan bukti yang dikumpulkan dan dievaluasi auditor terdiri dari data yang dihsilkan oleh sistem akuntansi. Asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menjadi perhatian utama auditor sering kali merupakan asersi tentang transaksi-transaksi akuntansi dan kejadian-kejadian akuntansi lainnya, serta saldo-saldo rekening yang merupakan hasil dari transaksi dan kejadian tersebut. Oleh karena itu seorang akuntan pada suatu perusahaan tidak harus mengerti tentang pengauditan, tetapi seorang auditor harus memahami tentang akuntansi. Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainya, sedang pengauditan tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan nilai informasi dihasilkan proses akuntansi dengan cara melakukan penilaian secara kritis atas informasi tersebut dan selanjutnya mengkomunikasikan hasil penilaian kritis tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Feel What I Feel. . .

Havid Lutvi S.

LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI Berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum Tanggungjawab Manajemen Menganalisis kejadian dan transaksi AUDITING Berlandaskan Standar Auditing Tanggungjawab Auditor

Mendapatkan dan mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan

Mengukur dan mencatat dari transaksi

Memeriksa bahwa laporan keuanagan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yangberlaku umum

Mengelompokan dan merisngkas data

Menyatakan pendapat dalam laporan auditor

Mengukur dan mencatat dari transaksi

Mengukur dan mencatat dari transaksi

Mendistribusikan laporan keuangan dan laporan auditor kepada para pemegang saham dalam lapran tahunan perusahaan

Feel What I Feel. . .

Havid Lutvi S.

DATA LAPORAN KEUANGAN HARUS BISA DIVERIFIKASI Data dikatakan bisa diverifikasi apabila dua orang berkualifikasi tertentu atau lebih, melakukan pemeriksaan secara independen satu dengan yang lainnya, diperoleh kesimpulan yang sama dari data yang diperiksanya. Masalah bisa tidaknya data diverifikasi terutama berkaitan dengan ketersediaan bukti yang memiliki keabsahan sesuai dengan audit yang dilakukan. Auditor hanya membutuhkan dasar yang memadai untuk menyatakan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan. Dalam mengumpulkan pemeriksaan, auditor mengumpulkan bukti untuk menentukan validitas dan ketetapan perlakuan akuntansi atas transaksi-transaksi dan saldo-saldo. Dalam konteks ini, validitas berarti otentik, benar, baik atau berdasar, dan ketetapan berarti sesuai dengan aturan akuntansi yang telah ditetapkan dan kebiasaan. Laporan keuangan berisi banyak asersi spesifik tentang unsur-unsur individual. Sebagai contoh, dalam kaitannya dengan persediaan, manajemen menyatakan bahwa persediaan benar-benar ada, merupakan milik dari entitas yang membuat laporan, dinilai dengan tepat sesuai metode harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar. Dalam pengauditan laporan, auditor harus yakin bahwa asersi-asersi individual bisa diverifikasi ( atau bisa diperiksa ) dan dimungkinkan untuk mencapai suatu kesimpulan tentang kewajaran laporan sebagai keseluruhan dengan memeriksa seluruh rekening-rekening yang membentuk laporan. Digunakan dan pentingnya laporan keuangan auditan merupakan bukti bahwa asumsi bisa diverifikasi merupakan dasar yang tepat. PENYEBAB TERJADINYA RESIKO Penyebab terjadinya resiko informasi besar kemungkinan karena ketidaktepatan laporan keuangan. Beberapa faktor penyebab menyebabkan hal tersebut adalah : A) Informasi Diterima dari Pihak Lain Dalam dunia modern, pengambil keputusan hampir tidak mungkin memperoleh pengetahuan tangan pertama tentang organisasi yang menjadi bisnis mereka. Apabila informasi berasal dari pihak lain, maka kemungkinan ( disengaja atau tidak disengaja ) adanya informasi yang tidak benar menjadi bertambah besar. B) Bias dan Motivasi Pembuat Informasi Apabila informasi disusun oleh pihak atau orang lain yang tujuannya tidak selaras dengan tujuan pengambil keputusan, maka informasi bisa menjadi biasdemi keuntungan si pembuat informasi.

Feel What I Feel. . .

Havid Lutvi S.

C) Volume Data Apabila organisasi semakin besar, maka data transaksi biasanya juga semakin bertambah banyak Bertambahnya jumlah transaksi ini bisa menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pencatatan D) Kerumitan Transaksi Dalam beberapa puluh tahun terakhir ini, transaksi pertukaran antar organisasi semakin bertambah kompleks dan akibatnya semakin sulit untuk mencatatnya secara tepat. Cara Mengurang Resiko Informasi Ada tiga pilihan yang mungkin dilakukan untuk mengurangi resiko informasi yaitu : 1) Pemakai Laporan Melakukan Sendiri Verifikasi atas Informasi Pemakai laporan datang ke perusahaan untuk melakukan pemeriksaan atas catatan dan mencari informasi tentang keandalan laporan. 2) Pemakai Membebankan Risiko Informasi pada Manajemen Pada hakekatnya manajemen harus bertanggungjawab untuk menyajikan informasi yang dapat dipercaya bagi para pemakai informasi tersebut. Apabila pemakai laporan mengandalkan keputusannya pada informasi dalam laporan dan sebagai akibat keputusan tersebut ia menderita kerugian, maka pemakai laporan keuangan dapat menuntut ganti rugi kepada manajemen. 3) Disediakan Laporan Keuangan Yang telah Diaudit Informasi yang telah diaudit kemudian digunakan dalam proses pengambilan keputusan dengan asumsi bahwa informasi tersebut lengkap, akurat dan tidak bias. Jika terdapat lebih dari satu pengambil keputusan yang akan memakai informasi, biasanya akan lebih murah apabila menyuruh seseorang melakukan audit untuk kepentingan seluruh pemakai informasi, bukannya menyuruh tiap pemakai laporan untuk melakukan verifikasi secara sendiri-sendiri. MANFAAT EKONOMIS SUATU AUDIT Manfaat ekonomis suatu audit laporan keuangan antara lain Akses ke Pasar Modal Undang-undang Pasar Modal mewajibkan perusahaan publik untuk diaudit laporan keuangannya agar bisa didaftar dan bisa menjual sahamnya. Biaya Modal Menjadi Lebih Rendah Perusahaan-perusahaan kecil sering mengauditkan laporan keuangannya dalam rangka mendapatkan kredit dari bank atau dalam upaya mendapatkan persyaratan pinjaman yang lebih menguntungkan .

Feel What I Feel. . .

Havid Lutvi S.

Pencegah Terjadinya Ketidakefisienan dan Kecurangan Penelitian telah membuktikan bahwa apabila para karyawan mengetahui perusahaan akan diaudit oleh auditor independen, mereka cenderung untuk lebih berhati-hati agar dapat memperkecil terjadinya kekeliruan dalam pelaksanaan fungsi akuntansi dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyalahgunaan aktiva perusahaan. Perbaikan dalam Pengendalian dan Operational Berdasarkan observasi yang dilakukan selama auditor melaksaan audit, auditor independen sering kali dapat memberi berbagai saran untuk memperbaiki pengendalian dan mencapai efisiensi operasi yang lebih besar dalam organisasi klien.

KETERBATASAN PENGAUDITAN Tidak ada audit yang dapat memberi jaminan penuh bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material yang timbul dari kesalahan pengolahan data atau kesalahan pertimbangan dalam memilih dan menerapkan prinsip akuntansi. Selain itu prinsip-prinsip pengukuran akuntansi seringkali menyediakan lebih dari satu alternatif untuk diguakan pada suatu transaksi atau kejadian tertentu. Tidak ada literatur akuntansi atau pertimbangan rasional yang menunjukan bahwa alternatif yang satu lebih baik dengan yang lain. Prinsipprinsip yang berlaku umum yang bersifat fleksibel memberi keleluasaan kepada penyusun laporan keuangan untuk mempengaruhi informasi yang disajikan dan oleh karenanya berpengaruh pada keandalan dan ketelitian informasi tersebut. Oleh karena itu sering dijumpai terjadinya ketidaksepakatan antara penyusun laporan keuangan dengan auditor mengenai interpretasi dan pertimbangan yang tercermin dalam laporan yang diaudit. Selain keterbatasan yang timbul dalam proses audit karena adanya kendala-kendala pada framework akuntansi, ada pula sejumlah keterbatasn yang timbul karena proses audit itu sendiri dan karena teknologi audit itu sendiri. PIHAK-PIHAK YANG BERINTERAKSI DENGAN AUDITOR Dalam suatu audit atas laporan, auditor menjalin hubungan profesional dengan berbagai pihak yaitu : 1) Manajemen Istilah manajemen mengandung arti sekelompok orang yang secara aktif merencanakan, mengkoordinasi, dan mengawasi operasi dan transaksi pada perusahaan, atau organisasi klien. Dalam konteks audit, manajemen meliputi pejabat pimpinan, kontroler, dan personil-personil kunci dalam perusahaan. 2) Dewan Komisaris dan Komite Audit 3) Dewan komisaris pada sebuah perseroan berkewajiban untuk mengawasi apakah perusahaan telah berjalan sesuai dengan kepentingan para pemegang saham. 5 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

4) Auditor Intern Pekerjaan auditor intern tidak bisa digunakan sebagai pengganti pekerjaan akuntan publik, melainkan bisa menjadi pelengkap yang berguna bagi akuntan publik. Dalam menentukan seberapa jauh pekerjaan auditor intern akan digunakan, akuntan publik harus: (1) Mempertimbangkan kompetensi dan obyektifitas auditor intern dan (2) Menilai kualitas pekerjaan auditor intern. 5) Pemegang Saham Selama penugasan audit berlangsung, auditor biasanya tidak berhubungan langsung dengan para pemegang saham karena mereka bukanlah pejabat atau pegawai perusahaan. Namun demikian auditor akan berhadapan langsung dengan para emegang saham pada saat perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan auditor harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pemegang saham. STANDAR AUDITING Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) sebagai organisasi profesi berkewajiban untuk menetapkan standar auditing. Untuk melaksanakan tugas tersebut IAI membentuk Dewan Standar Audit yang ditetapkan sebagai badan teknis senior dari IAI untuk menerbitkan pernyataan-pernyataan tentang standar auditing. Dewan ini juga berkewajiban untuk membuat pedoman penerapan pernyataan standar auditing bagi para auditor dengan menerbitkan penafsiran atau interpretasi. PERNYATAAN STANDAR AUDITING Pernyataan yang dibuat oleh Dewan Standar Audit disebut Penyataan Standar Audititng ( PSA ). Sebelum suatu PSA diterbitkan, terlebih dahulu disebarkan secara luas naskah dari usulan pernyataan yang akan diterbitkan (exposure draft). Naskah tersebut dikirimkanke kantor-kantor akuntan publik, badan-badan seperti Bapepam, para akuntan pendidik, dan pihak-pihak lainnya, untuk mendapatkan tanggapan. Naskah beserta semua tanggapan yang masuk, oleh Dewan Standar Audit selanjutnya dibawa pada diskusi terbuka yang diselenggarakan sebelum usulan pernyataan disahkan. Apabila prosedur ini telah dilalui, maka usulan bisa ditetapkan menjadi suatu PSA, dan selanjutnya berlaku dan mengikat bagi semua akuntan publik. Setelah disahkan, PSA beserta interpretasinya dikodifikasikan dan diberi nomor dengan singkatan SA.

SEPULUH BUTIR STANDAR AUDITING Sepuluh Standar auditing terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : a) Standar Umum

Feel What I Feel. . .

Havid Lutvi S.

1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. 2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya denan cermat dan seksama. b) Standar Pekerjaan Lapangan 1) Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. c) Standar Pelaporan 1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2) Laporan audit harus menunjukan keadaan yang ada didalam prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumya . 3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit. 4) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasan harus dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya. PENERAPAN STANDAR AUDITING Standar auditing bisa diterapkan pada setiap audit yang dilakukan oleh akuntan publik, tanpa memandang besar kecilnya perusahaan klien, bentuk organisasi bisnis, jenis industri, ataupaun perusahaan bertujuan mencari laba atau tidak bertujuan mencari laba. Konsep materialitas dan resiko berpengaruh terhadap penerapan seluruh standar, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Materialitas berkaitan dengan relatif pentingnya suatu hal atau

Feel What I Feel. . .

Havid Lutvi S.

suatu pos. Risiko berkaitan dengan kemungkinan suatu pos atau suatu hal disajikan secara tidak benar HUBUNGAN ANTARA STANDAR AUDITING DENGAN PROSEDUR AUDITING Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur menyangkut langkah yang harus dilaksanakan selama audit berlangsung, sedangkan standar berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksaan serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan prosedur yang bersangkutan. LAPORAN AUDITOR Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Di dalam menerbitkan suatu laporan audit, auditor harus mematuhi keempat standar pelaporan dalam standar auditing. LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU Laporan audit bentuk baku adalah laporan yang paling sering diterbitkan oleh akuntan publik. Laporan ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opnion) yang mengandung arti bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas suatu satuan usaha, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Alinea Pendahuluan Alinea pendahuluan dari suatu laporan audit berisi tiga pernyatan. Tujuan utama alinea ini adalah membedakan secara jelas antara tanggungjawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Kata-kata yang digunakan dalamalinea ini adalah : Kami telah mengauditneraca perusahaan X.untuk satu tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Anak-anak kalimat yang terdapat pada kalimat ini mengandung arti sebagai berikut : Kami telah mengaudit Anak kalimat ini menegaskan bahwa audit telah dilakukan .neraca perusahaan X tanggal 31 Desember 1999, dan laporan rugilaba, laporan laba ditahan, dan laporan rus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Auditor harus jelas menyebutkan laporan keuangan yang dicakup dalam laporannya, baik nama laporan maupun tanggal atau periode laporan keuangan. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen. Kalimat ini menegaskan bahwa laporan keuangan merupakan pernyataan yang dibuat klien, bukan auditor. 8 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

Tanggungjawab kami terletak padaberdasarkan audit kami. Kalimat ini secara spesiik menunjukan tanggungjawab auditor. Peran auditor adalah melaukukan audit untuk menyatakan suatu pendapat berdasarkan temuan dalam audit tersebut. Alinea Lingkup (Scope) Seperti tersirat dari namanya , alinea ini menggambarkan sifat dan lingkup audit. Kalimat ini memenuhi sebagian dari standar pelaporan keempat yang mengharuskan auditor untuk secara jelas menyebutkan sifat audit yang dilakukan. Kata-kata yang digunakan dalam alinea ini adalah : Kami telah melakukan audit berdasarkan standar auditing Dengan kalimat ini auditor menyatakan audit bahwa audit dilakukan berdasarkan standar profesional. Dalam konteks ini standar auditing meliputi sepuluh standar auditing termasuk Pernyataan Standar Auditing yang berkaitan. Kalimat ini juga mengandung arti bahwa auditor telah memenuhi standar-standar tersebut. Standar tersebut mengharuskan kami..audit agar memperoleh.bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. kami

Kalimat ini berusaha untuk menghilangkan kesalahpahaman bahwa pendapat auditor adalah jaminan atas ketelitian laporan keuangan. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukungdalam laporan keuangan. Kalimat ini menegaskan bahwa suatu audit mencakup pengujian atas sebagian data yang menjadi dasar pencatatan akuntansi dan tidak mencakup review menyeluruh data tersebut. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi.estimasi signifikan..penilaian pelaporan keungan sebagai keseluruhan. Kalimat ini semakin memperjelas makna atau hakekat suatu audit. Dengan kalimat ini dijelaskan bahwa auditor membuat pertimbangan tertentu dalam menilai pernyataan manajemen yang tertuang dalam laporan keuangan. Kalimat ini juga menegaskan bahwa dalam suatu audit, auditor tidak hanya membuat kesimpulan bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, tetapi juga membuat kesimpulan bahwa laporan tersebut bebas dari penghilangan (omissions) material. Kami yakin bawa audit kami memberikan keyakinan memadai untuk menyatakan pendapat.

Feel What I Feel. . .

Havid Lutvi S.

Kalimat ini menegaskan peran pertimbangan profesional dalam merencanakandan melaksanakan audit yang kemudian menjadi dasar penentuan pendapat. Alinea Pendapat Alinea ini berisi kesimpulan auditor Menurut pendapat kami. Pendapat auditor adalah suatu pernyataan yang merupakan hasil pertimbangan (judgement). Dalm menafsirkan anak kalimat ini perlu diingat bahwa pendapat tersebut dibuat oleh orang atau orang-orang profesional, berpengalaman dan ahli. menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,.posisi keuangan.hasil operasi,serta arus kas. Kata-kata menyajikan secara wajarmengandung konotasi bahwa laporan keuangan disajikan secara masuk akal dan tanpa bias ataupun distorsi. Kata-kata dalam hal segala material memberi informasi kepada pemakai laporan keuangan bahwa pendapat auditor bukan mengatestasi kebenaran mutlak laporan keuangan. sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum Kalimat ini harus dicantumkan sesuai dengan ketentuan dalam standar pelaporan yang pertama yang menyatakan bahwa laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. JUDUL, ALAMAT, TANDA TANGAN, DAN TANGGAL LAPORAN Standar auditing Seksi SA 508 mengharuskan laporan auditor untuk memuat judul laporan dengan kata-kata Laporan Auditor Independen. Laporan auditor biasanya dialamatkan kepada orang atau sekelompok orang yang memberi penugasan audit kepada auditor. Tandatangan dalam laporan auditor biasanya tandatangan kantor akuntan publik. Meskipun yang menandatangani laporan dalah orang tertentu dalam kantor akuntan publik, tetapi dalam hal ini yang melakukan atas nama kantor akuntan publik yang bersangkutan. Laporan audit harus memuat tanggal laporan. Tanggal yang digunakan biasanya adalah tanggal dari terakhir auditor menyelesaikan pekerjaan lapangan.

10

Feel What I Feel. . .

Havid Lutvi S.

PENYIMPANGAN DARI LAPORAN AUDITOR BENTUK BAKU Penyimpangan dari laporan bentuk baku dapat digolongkan menjadi dua kategori : a) Laporan Bentuk Baku Dengan Alinea Penjelasan Seperti halnya dengan laporan auditor bentuk baku, dalam laporan auditor bentuk ini juga memberi pendapat wajar tanpa pengecualian karena laporan keuangan sebagai keseluruhan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. b) Jenis Pendapat Lainnya Penyimpangan jenis pendapat alinnya timbul karena terjadinya keadaankeadaan berikut : Laporan keuangan berisi suatu penyimpangan material dari prinsip akuntansi berlaku umum. Auditor tidak bisa mendapatkan bukti kompeten yang cukup mengenai satu atau lebih asersi manajemen, dan sebagai akibatnya tidak bisa memperoleh dasar yang layak untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan sebagai keseluruhan Dalam situasi demikian, auditor akan memberikan salah satu dari pendapat berikut : Pendapat wajar dengan pengecualian yang menyatakan bahwa kecuali untuk hal atau hal-hal yang menimbulkan pengecualian, laporan keuangan menyajikan secara wajar.sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Pendapat tidak wajar yang menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar..sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Menolak memberi pendapat yang menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan.

Penyimpangan dari prinsip akuntansi berlaku umum meliputi penggunaan prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum, penerapan prinsip akuntansi secara salah, dan tidak membuat pengungkapan sebagaimana diminta oleh prinsip akuntansi berlaku umum. Sebagai contoh, apabila laporan keuangan klien menunjukan adnya perubahan dalam suatu prinsip akuntansi yang tidak dilakukan sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan, atau bila laporan keuangan disusun tidak berdasarkan harga perolehan historis (historical cost). Keadaan yang menyebabkan auditor tidak bisa mendapatkan bukti kompeten yang cukup untuk memeriksa apakah satu atau beberapa asersi sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum disebut keterbatasan lingkup (scope limitation)

11

Feel What I Feel. . .

Havid Lutvi S.

TANGGUNGJAWAB AUDITOR DAN KESENJANGAN EKSPEKTASI Para pemakai laporan keuangan yang telah diaudit mengharapkan auditor : Melakukan audit dengan kompetensi teknis, integritas independen, dan obyektif. Mencari dan mendeteksi salah saji material, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan. Sebagian pemakai laporan berkesimpulan bahwa harapan-harapan diatas tidak akan terpenuhi, sehingga timbul apa yang disebut kesenjangan ekspektasi (ekspektasi gap). Kesenjangan ekspektasi sebagian besar berhubungan dengan tiga hal : 1) KEKELIRUAN DAN KETIDAKBERESAN Istilah kekeliruan (error) berarti salah saji (misstatement) atau hilangnya jumlah atau pengungkapan laporan keuangan yang tidak disengaja. Kekeliruan dapat berupa : Kekeliruan dalam pengumpulan atau pengolahan data akuntansi yang dipakai sebagai dasar pembuatan laporan keuangan. Kesalahan estimasi akuntansi yang timbul sebagai akibat dari kekhilafan atau salah menafsirkan keadaan. Kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi yang menyangkut jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan. Istilah ketidakberesan (iregularities) adalah salah saji atau hilangnya jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang disengaja. Ketidakberesan mencakup kecurangan dalam pelaporan keuangan yang dilakukan untuk menyajikan laporan keuangan yang menyesatkan, yang seringkalidisebut kecurangan manajemen (management fraud). Ketidakberesan dapat terdiri dari perbuatan : Yang mengandung unsur manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya yang merupakan sumber untuk pembuatan laporan keuangan. Penyajian salah atau penghilangan dengan sengaja peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan lain Penerapan salah prinsip akuntansi yang dilakukan dengan sengaja Tanggungjawab Mendeteksi Kekeliruan dan Ketidakberesan PSA 32 (SA 316.05) menetapkan bahwa tanggungjawab auditor dalam kaitannya dengan kekliruan dan ketidakberesan adalah sebagai berikut : Menentukan resiko bahwa suatu kekeliruan dan ketidakberesan kemungkinan menyebabkan laporan keuangan berisi salah saji material. Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

12

Berdasarkan penentuan ini, auditor harus merancang auditnya untuk memberikan keyakinan memadai bagi pendeteksian kekeliruan dan ketidakberesan Melaksanakan audit dengan seksama dan tingkat skptisme profesional yang semestinya dan menilai temuannya.

Tanggungjawab untuk Melaporkan Kekeliruan dan Ketidakberesan Auditor berkewajiban untuk mengkomunikasikan setiap ketidakberesan material yang ditemukan selama audit kepada komite audit. Kode Etik akuntan yang disusun IAI mengaharuskan auditor untuk menjaga kerahasiaan kliennya. Namun dalam keadaan-keadaan tertentu dibawah ini, auditor berkewajiban mengungkapkan ketidakberesan yang di ketahui dalam auditnya kepada pihak selain klien. Keadaan-keadaan tersebut adalah : 1) Jika menerima pertanyaan dari auditor pengganti sesuai dengan SA seksi 315 (PSA No. 16), Komunikasi antara Auditor Pendahulu dengan Auditor Pengganti. 2) Sebagai suatu jawaban atas permintaan pengadilan dalam suatu perkara pidana. Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit yang diperlukan, atau jika setelah menerapkan prosedur audit yang diperluas, ia tidak dapat menarik kesimpulan apakah ketidakberesan yang mungkin terjadi mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan, maka ia harus : 1) Menyatakan tidak memberikan pendapat atau memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atas laporan keuangan tersebut. 2) Mengkomunikasikan temuannya kepada dewan komisaris atau pihak yang berwenang serta yang lain. PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Unsur tindakan melanggar hukum oleh klien adalah unsur tindakan pelanggaran yang dapat dihubungkan dengan satuan usaha yang laporan keuangannya diaudit, atau tindakan manajemen atau karyawan yang bertindak atas nama satuan usaha. Tanggungjawab untuk Mendeteksi Pelanggaran Hukum oleh Klien Unsur pelanggaran hukum lain memilki dampak material tetapi tidak langsung terhadap laporan keuangan. PSA No. 31, Unsur Pelanggaran Hukum Oleh Klien (SA 317.05) menyatakan bahwa tanggungjawab auditor untuk mendeteksi dan melaporkan salah saji sebagai akibat adanya unsur pelanggaran hukum yang berdampak langsung dan material terhadap penentuan jumlah-jumlah yang disajikan dan laporan keuangan adalah sama dengan tanggungjawab auditor untuk mendeteksi adanya kesalahan dan ketidakberesan seperti yang diuraikan dalam SA Seksi 327 (PSA No. 32), yaitubahwa auditor harus merancang audit untuk mendeteksi pelanggaran hukum oleh klien. 13 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

SA Seksi 317.09 menyatakan bahwa selam audit berlangsung, informasi berikut bisa memberi petunjuk mengenai kemungkinan adanya unsur pelanggaran hukum : (1) transaksi tanpa otorisasi, (2) penyelidikan oleh instansi pemerintah, dan (3) keterlambatan pengisian dan pengembalian surat pemberitahuan pajak. Tanggungjawab untuk Melaporkan Pelanggaran Hukum oleh Klien Auditor harus mengkomunikasikan setiap unsur pelanggaran hukum oleh klien yang diketahuinya kepada komite audit. Tanggungjawab auditor untuk mengungkapkan unsur melawanhukum oleh klien kepada pihak luar, sama seperti halnya ketidakberesan. PELAPORAN TENTANG PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Penyajian yang layak bukan merupakan jaminan bahwa perusahaan klien akan bisa berlangsung terus. PSA No. 30, Pertimbangan Auditor Atas Kemampuan Satuan Usaha Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya (SA 431), menyatakan bahwa auditor mempunyai tanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode pantas, lebh dari satu tahun sejak tanggal pelaporan diaudit. Auditor harus menyatakan kesimpulannya dalam laporan auditor: Apabila pengungkapan yang dibuat manajemen dalam laporan keuangan tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dipandang auditor, maka bisa diberikan pendapat wajar tanpa pengecualian, namun dengan memberi tambahan alinea penjelasan dibawah alinea pendapat untuk menjelaskan ketidakpastian( uncertainty) atas pengungkapan manajemen tersebut. Apabila pengungkapan manajemen dalam laporan keuangan dipandang tidak memadai oleh auditor, yang berarti laporan keuangan disusun tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, maka auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar, dan menjelaskan alasannya dalam alinea penjelasan yang dicantumkan sebelum alinea pendapat.

14

Feel What I Feel. . .

Havid Lutvi S.

Você também pode gostar