Você está na página 1de 22

PAPER

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PASIEN STROKE


( Aktivitas Latihan )
Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar keperawatan gerontik I
Kelompok 7
1. ani tuasikal ( G2B009010 )
2. Vina Ayu Rosita ( G2B009019)
3. Tridamai K. Sarira ( G2B009029)
4. Isma alida UlIa (G2B009039)
5. Iga Mawarni ( G2B009049)
6. Elisa Gita ( G2B009057)
7. Silvia Eva ( G2B009068)
8. Nurul Laily R. ( G2B009078)
9. Dessy Restu Islami ( G2B009085)
10. Feri Fadhli ( G2B009093)
11. Aditya Krisna ( G2B009102)



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011


A I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Lansia adalah keadaan dimana seseorang berusia lebih dari 65 tahun. Lansia
akan mengalami perubahan Iisiologis maupun psikologis sesuai penambahan
usianya (1). Perubahan Iisiologis yang terjadi meliputi perubahan pada sistem
kardiovaskular, sistem muskuloskeletal, sistem neurologis, sistem integumen,
sistem reproduksi, dan sebagainya.
Sistem kardiovaskuler pada lansia mengalami penurunan Iungsi sehingga
kerja jantung kurang eIektiI. Fungsi organ yang menurun serta lingkungan yang
kurang sehat dan pola hidup yang tidak baik meningkatkan resiko timbulnya
berbagai penyakit misalnya stroke. Stroke merupakan penyakit yang sering terjadi
pada lansia.
Stroke adalah kehilangan Iungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya
suplay darah ke bagian otak (2). Menurut Stroke Association tahun 2006, stroke
adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap arteri utama
menuju dan berada di otak, stroke terjadi ketika pembuluh darah yang mengangkut
oksigen dan nutrisi menuju otak pecah atau terblokir oleh bekuan sehingga otak
tidak mendapat darah yang dibutuhkannya. Jika kejadian berlangsung lebih dari 10
detik akan menimbulkan kerusakan permanen otak (3).
Stroke (Cerebrovascular Accident) adalah penyebab utama kematian pada
tahun 2004 yang mencapai 144.070 orang yang dimana melebihi jumlah kematian
karena penyakit kardiovaskular ataupun kanker. Faktor resiko yang berhubungan
dengan penyakit stroke meliputi hipertensi, hiperlipidemia, gout, dehidrasi,
aterosklerosis berat, stenosis mitral, inIark miokardial tak bergejala, anemia, dan
kadar serum trigliserida yang tinggi. Selain itu, riwayat stroke sebelumnya,
ketidakaktiIan Iisik, merokok dan obesitas juga dapat menjadikan Iaktor resiko
yang cukup berarti (4).
Stroke terdiri dari 2 jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragic. Stroke
iskemik mengalami proses arteriosklerosis atau darah kental yang mengakibatkan
penyumbatan pada pembuluh darah di otak. Sedangkan stroke hemoragic
disebabkan pecahnya pembuluh darah akibat kerapuhan pembuluh atau anomali
bawaan pada usia muda (5).

.Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep aktivitas dan latihan pada lansia
2. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah kesehatan yang berhubungan dengan
gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan pada lansia
3. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Iisik dengan gangguan pemenuhan
aktivitas dan latihan pada lansia
4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan keperawatan pada lanjut usia
dengan gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan

A II
ISI

A.Teori penuaan
1. Teori Pakai & Rusak (Wear & Tear) (6)
Menurut Dr August Weismann, ahli biologis Jerman tahun 1882. Mempercayai
bahwa tubuh dan sel-selnya dapat rusak disebabkan oleh sering digunakan
secara berlebihan. Bagian-bagian tubuh seperti liver (hati), lambung, ginjal,
kulit, dan sebagainya dapat dirusak oleh racun yang berasal dari makanan yang
dimakan dan dari lingkungan tempat tinggal. Makan secara lebih yang
mengandung lemak, gula, kopi, alcohol, rokok, sinar UV matahari dan stress
Iisik dan mental dapat merusak bagian tubuh. Dan, tanpa pernah merokok,
minum alcohol, menghindari sinar UV, tubuh dapat menua disebabkan karena
dipakai setiap hari. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan sistem reparasi
semakin berkurang sesuai dengan bertambahnya umur .
2. Teori Neuro-endokrin (ormonal) (6)
Vladimir Dilman, Ph.D. berIokus pada ear and tear theory dalam sistim
neuro-endokrin, jaringan biokimiawi kompleks yang dapat mengkoordinasi
hormon tubuh dan jaringan-jaringan penting lainnya. Neuro-endokrin dapat
diartikan suatu proses penuaan yang berhubungan dengan kadar hormon. Pada
saat muda, hormon tubuh bekerja bersama mengatur dan mengendalikan
Iungsi-Iungsi organ tubuh. Organ tubuh yang berbeda, menghasilkan hormon
yang berbeda, tetapi semua organ berada dalam perintah kelenjar
hypothalamus. Kelenjar hypothalamus ini terletak di otak dan mempunyai
tanggung jawab dalam produksi dan interaksi antara hormon-hormon tubuh.
Dengan Iungsi kerja yang mengatur semua hormon, kelenjar ini dinamakan
sebagai 'termostat tubuh '.
ormon merupakan bagian vital dalam memperbaiki dan mengkoordinasi
Iungsi-Iungsi tubuh. Pada waktu tua produksi hormon tubuh dapat berkurang,
mengakibatkan kemampuan tubuh dalam memperbaiki sendiri (self-repaired)
dan mengatur sendiri (self-regulation) menjadi menurun.
3. Teori Kontrol Genetik (6)
Dalam Teori ini menyatakan bahwa semua orang mempunyai program genetik
yang berada dalam DNA masing-masing, yang mengatur Iungsi tubuh dan
pikiran individu. Penurunan genetik ini menentukan pada usia berapa
seseorang mulai mengalami proses penuaan, dan usia seseorang meninggal.
Setiap orang mempunyai kode genetika berbeda, masih dapat ditemukan
variasi yang bisa mempengaruhi perkembangan dan kehidupan.
4. Teori Radikal Bebas (Free Radical) (6)
Menurut riset anti-penuaan oleh Dr Denham arman tahun 1954 mengatakan
teori radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu elektron yang terdapat di
tubuh yang tidak mempunyai pasangan. Oleh sebab itu, elektron tersebut
berusaha mencari elektron pasangannya agar bisa berikatan sehingga dapat
stabil. Sebelum mempunyai pasangan, radikal bebas akan selalu bertabrakan
antar sel-sel tubuh, untuk memperoleh pasangannya, termasuk menghantam
sel-sel tubuh yang stabil/normal. Sehingga sel-sel akan cepat rusak dan
menua, serta mempermudah timbulnya kanker. Oksigen merupakan salah
satu sumber radikal bebas. Pada saat menarik naIas dan saat olah tubuh
(exercise), produksi radikal bebas akan bertambah. Radikal bebas dapat di
netralisir oleh anti-oksidans, selain diproduksi dalam tubuh, anti-oksidan
dapat juga berasal dari luar misalnya vitamin A, C, E, dan sebagainya.
5. Teori Telomerase (6)
Dasar teori dari telomerase ialah temuan yang diperoleh grup ilmuwan dari
Geron Corporation di Menlo Park, CaliIornia. Telomer merupakan rangkaian
asam nukleat yang terletak di ujung kromosom. Telomer mempunyai Iungsi
untuk menjaga keutuhan kromosom. Pada saat sel tubuh membelah, telomer
menjadi memendek. Pada saat ujung telomer mulai memendek, kemampuan
sel dalam membelah (mereparasi) akan menjadi berkurang, melambat, dan sel
tidak bisa membelah kembali (mati). al tersebut adalah mekanisme sel-sel
'jam tubuh, yang terbatas usianya.
6. Teori Crosslinking (6)
Teori crosslinking diciptakan menurut Iakta bahwa saat bertambah tua,
protein manusia yakni DNA dan molekul lainnya akan saling melekat, saling
memilin (crosslink). Sehingga protein yang rusak tidak bisa dicerna oleh
enzim protease, mengakibatkan berkurangnya elastisitas protein dan molekul.
Sehingga di kulit dapat menjadi kerutan , dalam ginjal Iungsi penyaringan
menjadi melemah dan di mata timbul katarak (kekeruhan lensa mata).
7. Teori imunologis (7)
Dalam teori ini mengatakan bahwa bertambahnya umur seseorang
menyebabkan kemampuan sistem imun menjadi berkurang baik secara
kuantitatiI maupun kualitatiI akibatnya kemampuan dalam mengenali sel
tubuh dan benda asing menjadi berkurang, sehingga mudah terkena penyakit
autoimun.
. Theories of Random Deterioration (7)
Dalam teori ini mengemukakan bahwa suatu proses penuaan timbul akibat
terdapatnya akumulasi kerusakan sel yang timbul dari radikal bebas yang
menyerang molekul sapai berakibat rusaknya membrane sel.

B. Konsep aktivitas dan latihan pada lansia
Lansia dapat mengalami penuaan yang optimal akan tetap aktiI dan mengalami
penyusutan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun macam-macam aktivitas
sebagai berikut (8):
1. Aktivitas Iisik
AktiIitas Iisik adalah salah satu komponen yang snagat menggantungkan dari
kesehatan mental yaitu olahraga. Dengan melakukan beberapa bentuk
aktivitas erobik selama 20 menit, tiga atau empat kali oerminggu. Aktivitas
Iisik merupakan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga yang sangat penting bagi kesehatan mental, seperti lansia yang
melakukan aktivitas bekerja, mereka mempertahankan kualuitas hidup agar
tetap sehat. Adapun tipe-tipe aktivitas Iisik yang dapat dilakukan lansia untuk
mempertahankan tubuh yaitu:
a. Kemandirian ( selIt eIIicacy)
Kemandirian seseorang lansia akan menimbulkan keberanian lansia untuk
beraktivitas.
b. Latihan pertahanan ( resistance training)
Latihan perubahan meliputi kecepatan gerak sendi luas lingkup gerak
sendi ( rangge oI motion) dan jenis aktivitas Iisik bersiIat untuk
ketahanan, dapat membantu jantung, paru-paru, otot dan sistem sirkulasi
darah tetap sehat dan membuat tubuh mereka bertenaga. Contoh berjalan
kaki, nyeri ringan, berkebun atau disawah. Kekuatan yang dihasilkan
karena pemendekan atau pemanjangan otot.
c. Daya tahan
Daya tahan akan meningkatkan kekuatan yang didapatkan dari latihan
pertahanan aktivitas Iisik yang bersiIat untuk kekuatan dapat membantu
kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap
kuat dan mempertahankan bentuk tubuh serta membantu meningkatkan
pencegahan terhadap penyakit seperti osteoporosis (keroposan pada
tulang). Contoh : membawa belanjaan, naik turun tangga dan angkat berat
atau beban.
d. Kelenturan
Kelenturan merupakan komponen yang sangat penting ketika lansia
melakukan kegiatan karena pada lansia banyak terjadi pembatasan luas
lingkup gerak sendi akibat kekuatan otot dan tendon. Aktivitas Iisik yang
bersiIat untuk kelenturan dapat membantu pergerakan lebih mudah,
mempertahankan otot tubuh tetap lemas (lentur) dan sendi berIungsi
dengan baik. Contoh : mencuci piring, pakaian, mobil dan mengepel
lantai.
e. Keseimbangan
Keseimbangan pada lansia harus diperhatikan karena gangguan
keseimbangan pada lansia saat kegiatan dapat menyebabkan lansia mudah
terjatuh.
2. Aktivitas mental
Aktivitas mental juga sama dengan pentingnya dengan aktivitas Iisik. Banyak
aktivitas yang dapat dilakukan oleh mereka akan menolong pikiran mereka
tetap aktiI, mengembangkan hobi dan menikmati aktivitas di waktu luang
yang menyenangkan. Mereka lebih senang menghabiskan waktu seperti
membaca dan mempelajari keterampilan yang baru.
3. Aktivitas sosial
Aktivitas sosial pada lansia diperkirakan dapat memberikan kontribusi paling
besar terhadap masa tua yang sukses. Lansia yang mengalami penuaan yang
optimal akan tetap aktiI dan tidak mengalami penyusutan dalam kehidupan
sosial. Mereka mempertahankan aktivitas pada usia dewasa pertengahan
selama mungkin dan kemudian menemukan pengganti aktivitas yang sudah
tidak dapat dilakukan lagi. Seperti partisipasi aktiI dalam kegiatan religius
dapat menurunkan seiring dengan bertambahnya usia, beberapa mereka belum
aktiI ditempat ibadah biasanya ingin melanjutkan aktivitas religius, bahkan
tempat ibadah dapat menjadi sosial.

C. Proses penuaan
1. Penuaan pada sistem neurologi
Perubahan yang terjadi pada sistem neurologis bisa merupakan kehilangan
serta pengecilan (penyusutan) neuron, sekitar 10 pada usia 80 tahun.
Penyaluran neuronkolinergik, norephineprin dopamin yang kurang seimbang
dikompensasi dengan sel-sel yang menghilang, menghasilkan penurunan
intelektual (4).

Perubahan normal terkait usia Implikasi klinis

Konduksi saraI periIer yang lebih
lambat

Peningkatan lipoIisin sepanjang
neuron-neuron

Termoregulasi oleh hipotalamus
kurang eIektiI

ReIlek tendon dalam yang lebih
lambat dan meningkatnya waktu
reaksi
Vasokonstriksi dan vasodilatasi yang
tidak sempurna

Bahaya kehilangan panas tubuh.

Tabel 1 Perubahan normal sistem neurologis akibat penuaan (4)


2. Penuaan pada sistem kardiovaskuler
Fungsi kardiovaskuler bertanggung jawab terhadap aktivitas
pemenuhan kehidupan yang meliputi homeostatis, sirkulasi sel darah,
pengeluaran CO
2
dan produk yang tidak berguna lainnya serta mengirim
oksigen, nutrisi, dan zat lain keseluruh jaringan atau organ tubuh. Perubahan
penuaan pada Iisiologi kardiovaskular tidak begitu berpengaruh. Perubaha itu
terjadi saat lansia mengalami stres. Saat stres, kerja jantung masih normal,
namun mekanisme adaptasinya berbeda dengan orang yang lebih muda,
dengan ini menunjukkan kerja jantung menjadi kurang eIisien. Perubahan
penuaan menyebabkan konsekuensi Iungsional secara primer yang meliputi
elektroIisiologi dari jantung atau sistem konduksi. Perubahan penuaan pada
sistem neurokonduktiI mencakup penurunan jumlah sel pacemaker, naiknya
ketidakteraturan bentuk sel pacemaker dan menebalnya kulit disekitar sinus
node. Selain itu, naiknya jumlah lemak miokardial, kolagen dan Iiber elastis
yang berpengaruh pada sinus node itu (10).
Perubahan lain yang mungkin terjadi adalah adanya penebalan atrium
endokardium, katup atrioventrikular, terjadinya pengerasan setidaknya pada
bagian mitralannulus dikatub aorta. asil akhir perubahan ini adalah
gangguan kemampuan jantung dalam berkontraksi dengan baik. Kontraksi
yang kurang eIektiI membuat pemenuhan pencapaian diastolik dan
pengosongan sistolik membutuhkan waktu yang lebih lama. Miokardium juga
memiliki Iaktor resiko lebih besar untuk terkena iritasi dan kurang resposiI
pada impuls yang dikirim dari sistem saraI simpatik (10).
Sistem
kardiovaskular
1. Ukuran jantung agak mengecil
2. Kehilangan kekuatan kontraktil dan eIisiensi jantung
3. Penurunan curah jantung sekitar 30-35 pada usia 70
tahun
4. Penebalan katup jantung yang menyebabkan penutupan
yang tidak sempurna (murmur sistolik)
5. Peningkatann ketebalan dinding ventrikel kiri sekitar
20 antara usia 30 dan 80 tahun
6. InIiltrasi jaringan Iibrosa dan nodus sinoatria dan jaras
atrial internodal yang menyebabkan Iibrilasi dan Ilutter
atrium
7. Dilatasi dan peregangan vena
8. Penurunan sebesar 30 dalam aliran darah arteri
koroner antara usia 20 dan 60 tahun
9. Peningkatan kekuatan aorta yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah sistolik yang tidak
proporsional dengan dastolik yang mengakibatkan
pelebaran tekanan nadi
10.Perubahan elektrokardiogram: peningkatan interval PR,
komplek QRS, dan QT; penurunan amplitudo komplek
QRS; pergeseran aksis QRS ke kiri
11.Frekuansi jantung membutuhkan waktu yang lebih lama
agar kembali normal setelah berolahraga
12.Penuruna kekuatan dan elastisitas pembuluh darah, yang
berperan pada insuIisiensi pada arteri dan vena
13.Penurunan kemampuan merespons terhadap stres Iisik
dan emosional

Tabel 3. Perubahan Iisiologis sistem kardiovaskular pada lansia (9)

3. Penuaan pada sistem muskuloskeletal
Sistem skeletal
Penurunan progresiI dalam tinggi badan adalah hal yang umum terjadi pada
lansia dan terutama ditunjukkan kepada penyempitan diskusintervertebral dan
penekanan pada kolumna spinalis. Bahu menjadi lebih sempit dan pelvis
menjadi lebih lebar ditunjukkan pada peningkatan diameter anteroposterior
dada. Ketika manusia mengalami penuaan , jumlah masssa otot tubuh
mengalami penurunan. ilangnya lemak subkutan periIer cenderung
mempertajam kontur tubuh dan memperdalam cekungan disekitar kelopak
mata, aksila, bahu, dan tulang rusuk. Tonjolan tulang menjadi lebih menonjol.
Jenis tulang termasuk jenis tulang kortikal dan trabekular, dan masing-masing
mempunyai suatu peran struktural yang berbeda-beda. Daerah yang memiliki
dampak besar akibat tekanan yang terjadi dari bergagai arah mengandung pola
tulang trabekular. Fungsi utama tulang kortikal adalah sebagai pelindung
terhadap beban dan gerakan rotasi dan lengkungan. Proses penerapan kalsium
dari tulang untuk mempertahankan kadar kalsium darah yang stabil dan
penyimpanan kembali kalsium untuk membentuk tulang baru dikenal sebagai
remodeling (pembentukan kembali). Kecepatan Iormasi tulang baru
mengalami perlambatan seiring dengan pertambahan usia yang menyebabkan
hilangnya massa total tulang pada lansia (4).
Sistem Muskular
Kekuatan muskular mulai merosot sekitar usia 40 tahun dengan suatu
kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun. Perubahan gaya hidup dan
penurunan penggunaan sistem neuromuskular adalah penyebab utama untuk
kehilangan kekuatan otot. Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah
serabut otot dan atroIi secara umum pada organ dan jaringan tubuh.
Regenerasi jaringan otot melambat dengan penambahan usia dan jaringan
atroIi digantikkan oleh jaringan Iibrosa (4).
Perlambatan, pergerakan yang kurang aktiI dihubungkan dengan perpanjangan
waktu kontraksi otot, periode laten dan periode relaksasi dari unit motor
dalam jaringan otot. Sendi-sendi seperti pinggul, lutut, siku, pergelangan
tangan, leher, dan vertebra menjadi sedikit Ileksi pada usia lanjut. Peningkatan
Ileksi disebabkan oleh perubahan dalam volume vertebralis, ankilosis
(kekakuan) ligamen dan sendi, penyusutan dan sklerosis tendon dan otot, dan
perubahan degeneratiI sistem ekstra piramidal (4).

Perubahan Normal Terkait Usia Indikasi Klinis
Penurunan tinggi badan progresiI
yang disebabkan oleh penyempitan
diskus intervertebra
Postur tubuh bungkuk dengan
penampilan barrel-chest
Kekuan rangka tulang dada pada
keadaan mengembang
Peningkatan resiko jantung
Penurunan produksi tulang kortikal
dan rabekular
Peningkatan resiko Iraktur
Penurunan massa otot dengan
kehilangan lemak subkutan
Kontur tubuh yang tajam
Pengkajian status hidrasis sulit
Penurunan kekuatan otot
Waktu untuk kontraksi dan relaksasi
muskular memanjang
Perlambatan waktu untuk bereaksi
Kekakuan ligamen dan sendi Peningkatan resiko cedera

Tabel 4. Perubahan normal sistem muskuloskeletal pada penuaan (4)

Sistem
muskuloskeletal
1. Peningkatan jaringan adiposa
2. Penurunan massa tubuh yang tidak berlemak dan
kandungan mineral tubuh
3. Penuruna tinggi akibat penurunan kelengkungan
tulang belakang dan penyempitan ruang
intervetebra
4. Penuruna pembentukan kolagen dan massa otot
5. Penurunan viskositas cairan sinovial, lebih
banyak membran sinovial yang Iibrotik

Tabel 5. Perubahan Iisiologis sistem muskuloskeletal pada lansia (9)
D. Alat Ukur Pengkajian Kebutuhan Aktivitas dan Latihan pada Lansia
. Indeks katz
Kata index oI activitaes oI daily living merupakan alat yang digunakan
secara luas untuk mengevaluasi kemampuan pasien dalam melakukan
aktivitas pelayanan personal hariannya. Dalam alat ini kemampuan pasien
dibagi menjadi 6 Iungsi seperti mandi, berpakaian, berpindah, kontinensi,
dan makan. Alat ini menjelaskan tingkat Iungsional pasien dalam satu waktu
dan secara objektiI memberi nilai penampilannya dengan skala nilai 3 (9).
Format pengkajian indeks katz (terlampir)
. Skala lawton
Lawton scale Ior instrumental activities daily living dalam. Alat ini
mengevaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri
secara lengkap yang dibutuhkan untuk melengkapi kehidupan mandiri
misalnya kemampuan memakai telepon, berbelanja, mencuci pakaian,
meminum obat-obatan dan menyiapkan makanan. Skala nilai 3 digunakan
untuk mengukur setiap aktivitas yang berkisar dari mandiri, membutuhkan
beberapa bantuan, hingga tidak mampu sepenuhnya (9).
Format pengkajian skala Lawton (terlampir)
. Indeks arthel
Digunakan untuk membantu dalam mengkaji kapasitas merawat diri lansia.
Mengevaluasi 10 hal yaitu, makan, melakukan eliminasi personal, berpindah
dari kursi roda ketempat tidur dan sebaliknya,masuk dan keluar kamar
mandi, berjalan di atas lantai, atau menjalankan kursi roda, mandi, naik turun
tangga, melepaskan dan berpakaian, mempertahankan kontinensi devekasi
dan mengontrol kandung kemih. Item-item tersebut dinilai berdasarkan
derajat bantuan yang diperlukan. asil dari penilaian tersebut akan
menunjukan perbaikan dan penurunan setiap waktunya (9).
Format pengkajian indeks barthel (terlampir)
Kemampuan otot.


Tabel 6. Penilaian kekuatan otot (11)
Wicara
Wicara mengalami perubahan pada terganggunya hemisIer kanan maupun
hemisIer kiri. Gangguan akibat kerusakan saraI yang mempengaruhi otot-otot
untuk berbicara sering tejadi pada aIasia, disartria, dan disIagia. Disartria termasuk
masalah artikulasi. Simbol-simbol ( kata-kata) digunakan secara tepat, tetapi
bicaranya mungkin berlebihan atau terganggu karena kendali motorik yang lemah.
Pengkajian disartria yang menyertai mungkin dideteklsi dengan cara meminta
klien untuk mengatakan hal-hal berikut: 'Mi,mi,mi (untuk menguji
bibir),La,la,la ( untuk menguji lidah ), dan ' Ga,ga,ga '(untuk menguji Iaring )
(4).
DeIisit dalam berbicara dapat dilihat pada hemiplegia sisi kiri dan sisi kanan.
Kesulitan dalam menemukan kata-kata dan disartria terutama sekali dibuat pada
keterlibatan tubuh bagian kanan (4).



E.NCP (nursing care plan)
Kasus
Ibu E, 60 tahun, 2 bulan yang lalu menderita stroke dan mengalami kelumpuhan
pada anggota badan sebelah kanan dan juga mengalami kesulitan dalam berbicara.
Ia mengikuti terapi untuk kelumpuhannya selama 2 minggu dan sudah di hentikan
sejak 3 minggu yang lalu. Saat ini sudah dapat berjalan dengan bantuan tongkat
maksimal 5 meter dan masih mengalami kelemahan pada tangan dan kaki.
Pengkajian
Identitas
Nama : Ny. E
Usia : 60 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit sekarang :
Riwayat penyakit dahulu :
Keluhan Utama :
Analisa Data
No. Data Masalah
Keperawatan
Etiologi Diagnosa
Keperawatan
1. DO:
- Kelumpuhan pada
anggota badan
sebelah kanan
- anya dapat
berjalan dengan
tongkat maksimal 5
meter
DS: -
ambatan
berjalan
Kekuatan otot
tidak memadai
ambatan
berjalan
berhubungan
dengan
kekuatan otot
tidak memadai
2. DO:
- Klien mengalami
kesulitan dalam
berbicara
- Klien menderita
stroke sejak 2 bulan
yang lalu
DS:
ambatan
komunikasi verbal
Perubahan
sistem saraI
pusat
ambatan
komunikasi
verbal
berhubungan
dengan
perubahan
sistem saraI
pusat
3. DO:
- Klien mengalami
kelemahan pada
tangan dan kaki
DS:
ambatan
mobilitas Iisik
Gangguan
neuromuskular
ambatan
mobilitas Iisik
berhubungan
dengan
gangguan
neuromuscular


No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1 ambatan berjalan
berhubungan dengan
kekuatan otot tidak
memadai
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4
minggu, klien dapat berjalan
minimal 10 meter tanpa alat
bantu berjalan,
1. Jelaskan kepada klien
atau keluarga tujuan dan
rencana untuk latihan
kekeuatan otot.
2. Berikan ROM pasiI atau
ROM aktiI (sesuai
indikasi)
3. Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan atau
luka selama pergerakan
atau beraktivitas
4. Lindungi pasien dari
trauma selama latihan
5. Kolaborasi dengan
Iisioterapis

2 ambatan komunikasi
verbal berhubungan
dengan perubahan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama
1. Pilih asisten keluarga
yang mengerti bahasa
klien

sistem saraI pusat 2. Gunakan kata dan
kalimat yang
sederhana, yang sesuai
3. Berdiri di depan klien
ketika berbicara
4. Gunakan papan gambar
jika sesuai
5. Berikan penguatan
yang positiI dan pujian
6. Dorong klien untuk
mengulang kata-kata

3 ambatan mobilitas
Iisik berhubungan
dengan gangguan
neuromuscular
1. Bantu pasien untuk
memakai tongkat
sebagai alat bantu
berjalan
2. Konsultasi dengan
Iisiolerapi mengenai
rencana ambulasi yang

dibutuhkan klien
3. Bantu pasien untuk
berpindah tempat
4. Instruksikan kepada
klien mengenai
berpindah yang aman
dan teknik ambulasi
5. Dorong ambulasi
mandiri dengan batasan
yang aman

DAFTAR PUSTAKA

1. EIIendi & MakhIudli. 2009. eperaatan esehatan omunitas. Teori dan
Praktik dalam eperaatan. Jakarta: Salemba Medika
2. Baughman, C Diane, dkk. 2000. Buku Saku Medikal Bedah. Jakarta: EGC
3. Feigin, V. 2006. Stroke. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
4. Stanley, Mickey & Patricia. 2006. Buku Afar eperaatan Gerontik Edisi 2.
Jakarta: EGC
5. ayasan Stroke Indonesi. 2009. 'Dua Macam Jenis Stroke dan Teknik Deteksi.
Diakses dari www.yastroki.org.id pada tanggal 31 Oktober 2011
6. 'Teori Penuaan. Diakses dari http://www.realantiaging.com/teori.htm#top
pada tanggal 31 Oktober 2011
7. Teori Penuaan. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/46363075/Teori-
Menua-Anging-Process pada tanggal 31 Oktober 2011
. bttp//JlqlllboolmosoclJ/flles/Jlsk1/104/jtptoolmosqJlflttlyootl5166J
bob2pJf
9. Stockslager, Jaime L & Liz. 2007. Buku Saku Asuhan keperaatan Geriatrik
Edisi 2. Jakarta: EGC
10.Miller, Carol A. 1999. Nursing Care oI Older Adults. Philadelphia: Lippincott
.Muttaqin, AriI. 2008. Buku Afar Asuhan eperaatan lien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Você também pode gostar