( Aktivitas Latihan ) Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar keperawatan gerontik I Kelompok 7 1. ani tuasikal ( G2B009010 ) 2. Vina Ayu Rosita ( G2B009019) 3. Tridamai K. Sarira ( G2B009029) 4. Isma alida UlIa (G2B009039) 5. Iga Mawarni ( G2B009049) 6. Elisa Gita ( G2B009057) 7. Silvia Eva ( G2B009068) 8. Nurul Laily R. ( G2B009078) 9. Dessy Restu Islami ( G2B009085) 10. Feri Fadhli ( G2B009093) 11. Aditya Krisna ( G2B009102)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011
A I PENDAHULUAN
A.Latar belakang Lansia adalah keadaan dimana seseorang berusia lebih dari 65 tahun. Lansia akan mengalami perubahan Iisiologis maupun psikologis sesuai penambahan usianya (1). Perubahan Iisiologis yang terjadi meliputi perubahan pada sistem kardiovaskular, sistem muskuloskeletal, sistem neurologis, sistem integumen, sistem reproduksi, dan sebagainya. Sistem kardiovaskuler pada lansia mengalami penurunan Iungsi sehingga kerja jantung kurang eIektiI. Fungsi organ yang menurun serta lingkungan yang kurang sehat dan pola hidup yang tidak baik meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit misalnya stroke. Stroke merupakan penyakit yang sering terjadi pada lansia. Stroke adalah kehilangan Iungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplay darah ke bagian otak (2). Menurut Stroke Association tahun 2006, stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap arteri utama menuju dan berada di otak, stroke terjadi ketika pembuluh darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi menuju otak pecah atau terblokir oleh bekuan sehingga otak tidak mendapat darah yang dibutuhkannya. Jika kejadian berlangsung lebih dari 10 detik akan menimbulkan kerusakan permanen otak (3). Stroke (Cerebrovascular Accident) adalah penyebab utama kematian pada tahun 2004 yang mencapai 144.070 orang yang dimana melebihi jumlah kematian karena penyakit kardiovaskular ataupun kanker. Faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit stroke meliputi hipertensi, hiperlipidemia, gout, dehidrasi, aterosklerosis berat, stenosis mitral, inIark miokardial tak bergejala, anemia, dan kadar serum trigliserida yang tinggi. Selain itu, riwayat stroke sebelumnya, ketidakaktiIan Iisik, merokok dan obesitas juga dapat menjadikan Iaktor resiko yang cukup berarti (4). Stroke terdiri dari 2 jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragic. Stroke iskemik mengalami proses arteriosklerosis atau darah kental yang mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh darah di otak. Sedangkan stroke hemoragic disebabkan pecahnya pembuluh darah akibat kerapuhan pembuluh atau anomali bawaan pada usia muda (5).
.Tujuan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep aktivitas dan latihan pada lansia 2. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah kesehatan yang berhubungan dengan gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan pada lansia 3. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Iisik dengan gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan pada lansia 4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan keperawatan pada lanjut usia dengan gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan
A II ISI
A.Teori penuaan 1. Teori Pakai & Rusak (Wear & Tear) (6) Menurut Dr August Weismann, ahli biologis Jerman tahun 1882. Mempercayai bahwa tubuh dan sel-selnya dapat rusak disebabkan oleh sering digunakan secara berlebihan. Bagian-bagian tubuh seperti liver (hati), lambung, ginjal, kulit, dan sebagainya dapat dirusak oleh racun yang berasal dari makanan yang dimakan dan dari lingkungan tempat tinggal. Makan secara lebih yang mengandung lemak, gula, kopi, alcohol, rokok, sinar UV matahari dan stress Iisik dan mental dapat merusak bagian tubuh. Dan, tanpa pernah merokok, minum alcohol, menghindari sinar UV, tubuh dapat menua disebabkan karena dipakai setiap hari. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan sistem reparasi semakin berkurang sesuai dengan bertambahnya umur . 2. Teori Neuro-endokrin (ormonal) (6) Vladimir Dilman, Ph.D. berIokus pada ear and tear theory dalam sistim neuro-endokrin, jaringan biokimiawi kompleks yang dapat mengkoordinasi hormon tubuh dan jaringan-jaringan penting lainnya. Neuro-endokrin dapat diartikan suatu proses penuaan yang berhubungan dengan kadar hormon. Pada saat muda, hormon tubuh bekerja bersama mengatur dan mengendalikan Iungsi-Iungsi organ tubuh. Organ tubuh yang berbeda, menghasilkan hormon yang berbeda, tetapi semua organ berada dalam perintah kelenjar hypothalamus. Kelenjar hypothalamus ini terletak di otak dan mempunyai tanggung jawab dalam produksi dan interaksi antara hormon-hormon tubuh. Dengan Iungsi kerja yang mengatur semua hormon, kelenjar ini dinamakan sebagai 'termostat tubuh '. ormon merupakan bagian vital dalam memperbaiki dan mengkoordinasi Iungsi-Iungsi tubuh. Pada waktu tua produksi hormon tubuh dapat berkurang, mengakibatkan kemampuan tubuh dalam memperbaiki sendiri (self-repaired) dan mengatur sendiri (self-regulation) menjadi menurun. 3. Teori Kontrol Genetik (6) Dalam Teori ini menyatakan bahwa semua orang mempunyai program genetik yang berada dalam DNA masing-masing, yang mengatur Iungsi tubuh dan pikiran individu. Penurunan genetik ini menentukan pada usia berapa seseorang mulai mengalami proses penuaan, dan usia seseorang meninggal. Setiap orang mempunyai kode genetika berbeda, masih dapat ditemukan variasi yang bisa mempengaruhi perkembangan dan kehidupan. 4. Teori Radikal Bebas (Free Radical) (6) Menurut riset anti-penuaan oleh Dr Denham arman tahun 1954 mengatakan teori radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu elektron yang terdapat di tubuh yang tidak mempunyai pasangan. Oleh sebab itu, elektron tersebut berusaha mencari elektron pasangannya agar bisa berikatan sehingga dapat stabil. Sebelum mempunyai pasangan, radikal bebas akan selalu bertabrakan antar sel-sel tubuh, untuk memperoleh pasangannya, termasuk menghantam sel-sel tubuh yang stabil/normal. Sehingga sel-sel akan cepat rusak dan menua, serta mempermudah timbulnya kanker. Oksigen merupakan salah satu sumber radikal bebas. Pada saat menarik naIas dan saat olah tubuh (exercise), produksi radikal bebas akan bertambah. Radikal bebas dapat di netralisir oleh anti-oksidans, selain diproduksi dalam tubuh, anti-oksidan dapat juga berasal dari luar misalnya vitamin A, C, E, dan sebagainya. 5. Teori Telomerase (6) Dasar teori dari telomerase ialah temuan yang diperoleh grup ilmuwan dari Geron Corporation di Menlo Park, CaliIornia. Telomer merupakan rangkaian asam nukleat yang terletak di ujung kromosom. Telomer mempunyai Iungsi untuk menjaga keutuhan kromosom. Pada saat sel tubuh membelah, telomer menjadi memendek. Pada saat ujung telomer mulai memendek, kemampuan sel dalam membelah (mereparasi) akan menjadi berkurang, melambat, dan sel tidak bisa membelah kembali (mati). al tersebut adalah mekanisme sel-sel 'jam tubuh, yang terbatas usianya. 6. Teori Crosslinking (6) Teori crosslinking diciptakan menurut Iakta bahwa saat bertambah tua, protein manusia yakni DNA dan molekul lainnya akan saling melekat, saling memilin (crosslink). Sehingga protein yang rusak tidak bisa dicerna oleh enzim protease, mengakibatkan berkurangnya elastisitas protein dan molekul. Sehingga di kulit dapat menjadi kerutan , dalam ginjal Iungsi penyaringan menjadi melemah dan di mata timbul katarak (kekeruhan lensa mata). 7. Teori imunologis (7) Dalam teori ini mengatakan bahwa bertambahnya umur seseorang menyebabkan kemampuan sistem imun menjadi berkurang baik secara kuantitatiI maupun kualitatiI akibatnya kemampuan dalam mengenali sel tubuh dan benda asing menjadi berkurang, sehingga mudah terkena penyakit autoimun. . Theories of Random Deterioration (7) Dalam teori ini mengemukakan bahwa suatu proses penuaan timbul akibat terdapatnya akumulasi kerusakan sel yang timbul dari radikal bebas yang menyerang molekul sapai berakibat rusaknya membrane sel.
B. Konsep aktivitas dan latihan pada lansia Lansia dapat mengalami penuaan yang optimal akan tetap aktiI dan mengalami penyusutan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun macam-macam aktivitas sebagai berikut (8): 1. Aktivitas Iisik AktiIitas Iisik adalah salah satu komponen yang snagat menggantungkan dari kesehatan mental yaitu olahraga. Dengan melakukan beberapa bentuk aktivitas erobik selama 20 menit, tiga atau empat kali oerminggu. Aktivitas Iisik merupakan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi kesehatan mental, seperti lansia yang melakukan aktivitas bekerja, mereka mempertahankan kualuitas hidup agar tetap sehat. Adapun tipe-tipe aktivitas Iisik yang dapat dilakukan lansia untuk mempertahankan tubuh yaitu: a. Kemandirian ( selIt eIIicacy) Kemandirian seseorang lansia akan menimbulkan keberanian lansia untuk beraktivitas. b. Latihan pertahanan ( resistance training) Latihan perubahan meliputi kecepatan gerak sendi luas lingkup gerak sendi ( rangge oI motion) dan jenis aktivitas Iisik bersiIat untuk ketahanan, dapat membantu jantung, paru-paru, otot dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat tubuh mereka bertenaga. Contoh berjalan kaki, nyeri ringan, berkebun atau disawah. Kekuatan yang dihasilkan karena pemendekan atau pemanjangan otot. c. Daya tahan Daya tahan akan meningkatkan kekuatan yang didapatkan dari latihan pertahanan aktivitas Iisik yang bersiIat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat dan mempertahankan bentuk tubuh serta membantu meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti osteoporosis (keroposan pada tulang). Contoh : membawa belanjaan, naik turun tangga dan angkat berat atau beban. d. Kelenturan Kelenturan merupakan komponen yang sangat penting ketika lansia melakukan kegiatan karena pada lansia banyak terjadi pembatasan luas lingkup gerak sendi akibat kekuatan otot dan tendon. Aktivitas Iisik yang bersiIat untuk kelenturan dapat membantu pergerakan lebih mudah, mempertahankan otot tubuh tetap lemas (lentur) dan sendi berIungsi dengan baik. Contoh : mencuci piring, pakaian, mobil dan mengepel lantai. e. Keseimbangan Keseimbangan pada lansia harus diperhatikan karena gangguan keseimbangan pada lansia saat kegiatan dapat menyebabkan lansia mudah terjatuh. 2. Aktivitas mental Aktivitas mental juga sama dengan pentingnya dengan aktivitas Iisik. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh mereka akan menolong pikiran mereka tetap aktiI, mengembangkan hobi dan menikmati aktivitas di waktu luang yang menyenangkan. Mereka lebih senang menghabiskan waktu seperti membaca dan mempelajari keterampilan yang baru. 3. Aktivitas sosial Aktivitas sosial pada lansia diperkirakan dapat memberikan kontribusi paling besar terhadap masa tua yang sukses. Lansia yang mengalami penuaan yang optimal akan tetap aktiI dan tidak mengalami penyusutan dalam kehidupan sosial. Mereka mempertahankan aktivitas pada usia dewasa pertengahan selama mungkin dan kemudian menemukan pengganti aktivitas yang sudah tidak dapat dilakukan lagi. Seperti partisipasi aktiI dalam kegiatan religius dapat menurunkan seiring dengan bertambahnya usia, beberapa mereka belum aktiI ditempat ibadah biasanya ingin melanjutkan aktivitas religius, bahkan tempat ibadah dapat menjadi sosial.
C. Proses penuaan 1. Penuaan pada sistem neurologi Perubahan yang terjadi pada sistem neurologis bisa merupakan kehilangan serta pengecilan (penyusutan) neuron, sekitar 10 pada usia 80 tahun. Penyaluran neuronkolinergik, norephineprin dopamin yang kurang seimbang dikompensasi dengan sel-sel yang menghilang, menghasilkan penurunan intelektual (4).
Perubahan normal terkait usia Implikasi klinis
Konduksi saraI periIer yang lebih lambat
Peningkatan lipoIisin sepanjang neuron-neuron
Termoregulasi oleh hipotalamus kurang eIektiI
ReIlek tendon dalam yang lebih lambat dan meningkatnya waktu reaksi Vasokonstriksi dan vasodilatasi yang tidak sempurna
Bahaya kehilangan panas tubuh.
Tabel 1 Perubahan normal sistem neurologis akibat penuaan (4)
2. Penuaan pada sistem kardiovaskuler Fungsi kardiovaskuler bertanggung jawab terhadap aktivitas pemenuhan kehidupan yang meliputi homeostatis, sirkulasi sel darah, pengeluaran CO 2 dan produk yang tidak berguna lainnya serta mengirim oksigen, nutrisi, dan zat lain keseluruh jaringan atau organ tubuh. Perubahan penuaan pada Iisiologi kardiovaskular tidak begitu berpengaruh. Perubaha itu terjadi saat lansia mengalami stres. Saat stres, kerja jantung masih normal, namun mekanisme adaptasinya berbeda dengan orang yang lebih muda, dengan ini menunjukkan kerja jantung menjadi kurang eIisien. Perubahan penuaan menyebabkan konsekuensi Iungsional secara primer yang meliputi elektroIisiologi dari jantung atau sistem konduksi. Perubahan penuaan pada sistem neurokonduktiI mencakup penurunan jumlah sel pacemaker, naiknya ketidakteraturan bentuk sel pacemaker dan menebalnya kulit disekitar sinus node. Selain itu, naiknya jumlah lemak miokardial, kolagen dan Iiber elastis yang berpengaruh pada sinus node itu (10). Perubahan lain yang mungkin terjadi adalah adanya penebalan atrium endokardium, katup atrioventrikular, terjadinya pengerasan setidaknya pada bagian mitralannulus dikatub aorta. asil akhir perubahan ini adalah gangguan kemampuan jantung dalam berkontraksi dengan baik. Kontraksi yang kurang eIektiI membuat pemenuhan pencapaian diastolik dan pengosongan sistolik membutuhkan waktu yang lebih lama. Miokardium juga memiliki Iaktor resiko lebih besar untuk terkena iritasi dan kurang resposiI pada impuls yang dikirim dari sistem saraI simpatik (10). Sistem kardiovaskular 1. Ukuran jantung agak mengecil 2. Kehilangan kekuatan kontraktil dan eIisiensi jantung 3. Penurunan curah jantung sekitar 30-35 pada usia 70 tahun 4. Penebalan katup jantung yang menyebabkan penutupan yang tidak sempurna (murmur sistolik) 5. Peningkatann ketebalan dinding ventrikel kiri sekitar 20 antara usia 30 dan 80 tahun 6. InIiltrasi jaringan Iibrosa dan nodus sinoatria dan jaras atrial internodal yang menyebabkan Iibrilasi dan Ilutter atrium 7. Dilatasi dan peregangan vena 8. Penurunan sebesar 30 dalam aliran darah arteri koroner antara usia 20 dan 60 tahun 9. Peningkatan kekuatan aorta yang menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik yang tidak proporsional dengan dastolik yang mengakibatkan pelebaran tekanan nadi 10.Perubahan elektrokardiogram: peningkatan interval PR, komplek QRS, dan QT; penurunan amplitudo komplek QRS; pergeseran aksis QRS ke kiri 11.Frekuansi jantung membutuhkan waktu yang lebih lama agar kembali normal setelah berolahraga 12.Penuruna kekuatan dan elastisitas pembuluh darah, yang berperan pada insuIisiensi pada arteri dan vena 13.Penurunan kemampuan merespons terhadap stres Iisik dan emosional
Tabel 3. Perubahan Iisiologis sistem kardiovaskular pada lansia (9)
3. Penuaan pada sistem muskuloskeletal Sistem skeletal Penurunan progresiI dalam tinggi badan adalah hal yang umum terjadi pada lansia dan terutama ditunjukkan kepada penyempitan diskusintervertebral dan penekanan pada kolumna spinalis. Bahu menjadi lebih sempit dan pelvis menjadi lebih lebar ditunjukkan pada peningkatan diameter anteroposterior dada. Ketika manusia mengalami penuaan , jumlah masssa otot tubuh mengalami penurunan. ilangnya lemak subkutan periIer cenderung mempertajam kontur tubuh dan memperdalam cekungan disekitar kelopak mata, aksila, bahu, dan tulang rusuk. Tonjolan tulang menjadi lebih menonjol. Jenis tulang termasuk jenis tulang kortikal dan trabekular, dan masing-masing mempunyai suatu peran struktural yang berbeda-beda. Daerah yang memiliki dampak besar akibat tekanan yang terjadi dari bergagai arah mengandung pola tulang trabekular. Fungsi utama tulang kortikal adalah sebagai pelindung terhadap beban dan gerakan rotasi dan lengkungan. Proses penerapan kalsium dari tulang untuk mempertahankan kadar kalsium darah yang stabil dan penyimpanan kembali kalsium untuk membentuk tulang baru dikenal sebagai remodeling (pembentukan kembali). Kecepatan Iormasi tulang baru mengalami perlambatan seiring dengan pertambahan usia yang menyebabkan hilangnya massa total tulang pada lansia (4). Sistem Muskular Kekuatan muskular mulai merosot sekitar usia 40 tahun dengan suatu kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun. Perubahan gaya hidup dan penurunan penggunaan sistem neuromuskular adalah penyebab utama untuk kehilangan kekuatan otot. Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah serabut otot dan atroIi secara umum pada organ dan jaringan tubuh. Regenerasi jaringan otot melambat dengan penambahan usia dan jaringan atroIi digantikkan oleh jaringan Iibrosa (4). Perlambatan, pergerakan yang kurang aktiI dihubungkan dengan perpanjangan waktu kontraksi otot, periode laten dan periode relaksasi dari unit motor dalam jaringan otot. Sendi-sendi seperti pinggul, lutut, siku, pergelangan tangan, leher, dan vertebra menjadi sedikit Ileksi pada usia lanjut. Peningkatan Ileksi disebabkan oleh perubahan dalam volume vertebralis, ankilosis (kekakuan) ligamen dan sendi, penyusutan dan sklerosis tendon dan otot, dan perubahan degeneratiI sistem ekstra piramidal (4).
Perubahan Normal Terkait Usia Indikasi Klinis Penurunan tinggi badan progresiI yang disebabkan oleh penyempitan diskus intervertebra Postur tubuh bungkuk dengan penampilan barrel-chest Kekuan rangka tulang dada pada keadaan mengembang Peningkatan resiko jantung Penurunan produksi tulang kortikal dan rabekular Peningkatan resiko Iraktur Penurunan massa otot dengan kehilangan lemak subkutan Kontur tubuh yang tajam Pengkajian status hidrasis sulit Penurunan kekuatan otot Waktu untuk kontraksi dan relaksasi muskular memanjang Perlambatan waktu untuk bereaksi Kekakuan ligamen dan sendi Peningkatan resiko cedera
Tabel 4. Perubahan normal sistem muskuloskeletal pada penuaan (4)
Sistem muskuloskeletal 1. Peningkatan jaringan adiposa 2. Penurunan massa tubuh yang tidak berlemak dan kandungan mineral tubuh 3. Penuruna tinggi akibat penurunan kelengkungan tulang belakang dan penyempitan ruang intervetebra 4. Penuruna pembentukan kolagen dan massa otot 5. Penurunan viskositas cairan sinovial, lebih banyak membran sinovial yang Iibrotik
Tabel 5. Perubahan Iisiologis sistem muskuloskeletal pada lansia (9) D. Alat Ukur Pengkajian Kebutuhan Aktivitas dan Latihan pada Lansia . Indeks katz Kata index oI activitaes oI daily living merupakan alat yang digunakan secara luas untuk mengevaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas pelayanan personal hariannya. Dalam alat ini kemampuan pasien dibagi menjadi 6 Iungsi seperti mandi, berpakaian, berpindah, kontinensi, dan makan. Alat ini menjelaskan tingkat Iungsional pasien dalam satu waktu dan secara objektiI memberi nilai penampilannya dengan skala nilai 3 (9). Format pengkajian indeks katz (terlampir) . Skala lawton Lawton scale Ior instrumental activities daily living dalam. Alat ini mengevaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara lengkap yang dibutuhkan untuk melengkapi kehidupan mandiri misalnya kemampuan memakai telepon, berbelanja, mencuci pakaian, meminum obat-obatan dan menyiapkan makanan. Skala nilai 3 digunakan untuk mengukur setiap aktivitas yang berkisar dari mandiri, membutuhkan beberapa bantuan, hingga tidak mampu sepenuhnya (9). Format pengkajian skala Lawton (terlampir) . Indeks arthel Digunakan untuk membantu dalam mengkaji kapasitas merawat diri lansia. Mengevaluasi 10 hal yaitu, makan, melakukan eliminasi personal, berpindah dari kursi roda ketempat tidur dan sebaliknya,masuk dan keluar kamar mandi, berjalan di atas lantai, atau menjalankan kursi roda, mandi, naik turun tangga, melepaskan dan berpakaian, mempertahankan kontinensi devekasi dan mengontrol kandung kemih. Item-item tersebut dinilai berdasarkan derajat bantuan yang diperlukan. asil dari penilaian tersebut akan menunjukan perbaikan dan penurunan setiap waktunya (9). Format pengkajian indeks barthel (terlampir) Kemampuan otot.
Tabel 6. Penilaian kekuatan otot (11) Wicara Wicara mengalami perubahan pada terganggunya hemisIer kanan maupun hemisIer kiri. Gangguan akibat kerusakan saraI yang mempengaruhi otot-otot untuk berbicara sering tejadi pada aIasia, disartria, dan disIagia. Disartria termasuk masalah artikulasi. Simbol-simbol ( kata-kata) digunakan secara tepat, tetapi bicaranya mungkin berlebihan atau terganggu karena kendali motorik yang lemah. Pengkajian disartria yang menyertai mungkin dideteklsi dengan cara meminta klien untuk mengatakan hal-hal berikut: 'Mi,mi,mi (untuk menguji bibir),La,la,la ( untuk menguji lidah ), dan ' Ga,ga,ga '(untuk menguji Iaring ) (4). DeIisit dalam berbicara dapat dilihat pada hemiplegia sisi kiri dan sisi kanan. Kesulitan dalam menemukan kata-kata dan disartria terutama sekali dibuat pada keterlibatan tubuh bagian kanan (4).
E.NCP (nursing care plan) Kasus Ibu E, 60 tahun, 2 bulan yang lalu menderita stroke dan mengalami kelumpuhan pada anggota badan sebelah kanan dan juga mengalami kesulitan dalam berbicara. Ia mengikuti terapi untuk kelumpuhannya selama 2 minggu dan sudah di hentikan sejak 3 minggu yang lalu. Saat ini sudah dapat berjalan dengan bantuan tongkat maksimal 5 meter dan masih mengalami kelemahan pada tangan dan kaki. Pengkajian Identitas Nama : Ny. E Usia : 60 tahun Jenis kelamin : perempuan Riwayat kesehatan Riwayat penyakit sekarang : Riwayat penyakit dahulu : Keluhan Utama : Analisa Data No. Data Masalah Keperawatan Etiologi Diagnosa Keperawatan 1. DO: - Kelumpuhan pada anggota badan sebelah kanan - anya dapat berjalan dengan tongkat maksimal 5 meter DS: - ambatan berjalan Kekuatan otot tidak memadai ambatan berjalan berhubungan dengan kekuatan otot tidak memadai 2. DO: - Klien mengalami kesulitan dalam berbicara - Klien menderita stroke sejak 2 bulan yang lalu DS: ambatan komunikasi verbal Perubahan sistem saraI pusat ambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan sistem saraI pusat 3. DO: - Klien mengalami kelemahan pada tangan dan kaki DS: ambatan mobilitas Iisik Gangguan neuromuskular ambatan mobilitas Iisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional 1 ambatan berjalan berhubungan dengan kekuatan otot tidak memadai Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 minggu, klien dapat berjalan minimal 10 meter tanpa alat bantu berjalan, 1. Jelaskan kepada klien atau keluarga tujuan dan rencana untuk latihan kekeuatan otot. 2. Berikan ROM pasiI atau ROM aktiI (sesuai indikasi) 3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan atau luka selama pergerakan atau beraktivitas 4. Lindungi pasien dari trauma selama latihan 5. Kolaborasi dengan Iisioterapis
2 ambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Pilih asisten keluarga yang mengerti bahasa klien
sistem saraI pusat 2. Gunakan kata dan kalimat yang sederhana, yang sesuai 3. Berdiri di depan klien ketika berbicara 4. Gunakan papan gambar jika sesuai 5. Berikan penguatan yang positiI dan pujian 6. Dorong klien untuk mengulang kata-kata
3 ambatan mobilitas Iisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular 1. Bantu pasien untuk memakai tongkat sebagai alat bantu berjalan 2. Konsultasi dengan Iisiolerapi mengenai rencana ambulasi yang
dibutuhkan klien 3. Bantu pasien untuk berpindah tempat 4. Instruksikan kepada klien mengenai berpindah yang aman dan teknik ambulasi 5. Dorong ambulasi mandiri dengan batasan yang aman
DAFTAR PUSTAKA
1. EIIendi & MakhIudli. 2009. eperaatan esehatan omunitas. Teori dan Praktik dalam eperaatan. Jakarta: Salemba Medika 2. Baughman, C Diane, dkk. 2000. Buku Saku Medikal Bedah. Jakarta: EGC 3. Feigin, V. 2006. Stroke. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer 4. Stanley, Mickey & Patricia. 2006. Buku Afar eperaatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC 5. ayasan Stroke Indonesi. 2009. 'Dua Macam Jenis Stroke dan Teknik Deteksi. Diakses dari www.yastroki.org.id pada tanggal 31 Oktober 2011 6. 'Teori Penuaan. Diakses dari http://www.realantiaging.com/teori.htm#top pada tanggal 31 Oktober 2011 7. Teori Penuaan. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/46363075/Teori- Menua-Anging-Process pada tanggal 31 Oktober 2011 . bttp//JlqlllboolmosoclJ/flles/Jlsk1/104/jtptoolmosqJlflttlyootl5166J bob2pJf 9. Stockslager, Jaime L & Liz. 2007. Buku Saku Asuhan keperaatan Geriatrik Edisi 2. Jakarta: EGC 10.Miller, Carol A. 1999. Nursing Care oI Older Adults. Philadelphia: Lippincott .Muttaqin, AriI. 2008. Buku Afar Asuhan eperaatan lien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika