Você está na página 1de 3

Penegakan diagnosis ca colon dengan pemeriksaan colon in loop Abstrak Pemeriksaan colon in loop adalah pemeriksaan radiologi dari

sistem colon dengan menggunakan media kontras. Pemeriksaan dengan metode kontras ganda, menggunakan barium sulfat sebagai media kontras positif dan udara sebagai media kontras negatif. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan radiologis berupa pemeriksaan colon in loop double contras dengan keluhan terdapat benjolan di perut bagian kanan tengah, nyeri, dan disertai susah BAB, berat badan pasien dirasakan makin menurun. Hasilnya pada pasien ini kontras mengisi rectum s/d flexura hepatica dengan akhiran cut off tepi irregular yang menetap pada berbagai posisi, kesan massa intra luminer flexura hepatica sangat mungkin malignancy. Kata kunci : ca colon, colon in loop. History Seorang pasien laki-laki usia 70 tahun datang dengan keluhan benjolan di perut bagian kanan tengah. Benjolan dirasakan semakin membesar semenjak 3 tahun yang lalu. Pasien merasa nyeri pada benjolan tersebut. Pasien kadang merasa mual namun tidak muntah. Buang air besar tidak lancar, kadang hingga 5 hari tidak BAB. Pasien juga merasa lemah dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Nafsu makan berkurang, berat badan dirasakan makin berkurang. Dari pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak lemah, compos mentis. Tanda vital tekanan darah: 140/90 mmHg, nadi: 80 x/menit, suhu: 36,6C. Pemeriksaan fisik abdomen: supel, turgor kulit baik, peristaltik (+) normal, perkusi timpani di hampir seluruh lapang abdomen kecuali pada bagian kanan tengah, Hepar/Lien teraba, teraba massa dengan diameter 5 cm, batas tidak tegas, konsistensi keras, terfiksir, ada nyeri tekan (+). Hasil colon in loop kontras mengisi rectum s/d flexura hepatica dengan akhiran cut off tepi irregular yang menetap pada berbagai posisi, kesan massa intra luminer flexura hepatica sangat mungkin malignancy. Diagnosis Tumor flexura hepatica suspek ca colon ascendens Terapi Laparotomi eksplorasi Diskusi Untuk mendukung diagnosis Ca colon, dilakukan pemeriksaan colon in loop, yaitu pemeriksaan radiologi terhadap daerah usus besar dengan memasukkan kontras media negatif, positif atau keduanya. Tujuan dari pemeriksaan ini untuk menggambarkan usus besar yang berisi kontras media,sehingga dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan yang terjadi baik pada mucosanya maupun yang terdapat pada lumen. Indikasi Pemeriksaan colon in loop, diperlukan pada kasus-kasus yang secara klinis diduga terdapat pada kelainan pada kolon, yaitu pada pasien dengan diare kronis, hematokezia, obstipasi kronis dan perubahan pola defekasi. Kontraindikasi pada perforasi, kolitis berat dimana dinding kolon menjadi sangat tipis dan berisiko terjadi perforasi, keadaan umum pasien yang jelek, ileus paralitik. Teknik ini jika digunakan bersama-sama fleksibel sigmoidoskopi merupakan cara

yang hemat biaya sebagai alternatif pengganti kolonoskopi untuk pasien yang tidak dapat mentoleransi kolonoskopi, atau digunakan sebagai pemantauan jangka panjang pada pasien yang mempunyai riwayat polip atau kanker yang telah di eksisi. Risiko perforasi dengan menggunakan barium enema sangat rendah, yaitu sebesar 0,02 %. Jika terdapat kemungkinan perforasi, maka sebuah kontras larut air harus digunakan daripada barium enema. Barium peritonitis merupakan komplikasi yang sangat serius yang dapat mengakibatkan berbagai infeksi dan peritoneal fibrosis. Tetapi sayangnya sebuah kontras larut air tidak dapat menunjukkan detail yang penting untuk menunjukkan lesi kecil pada mukosa kolon. Teknik pemeriksaan yakni pasien menjalan lavement untuk menggosongkan fecal material pada sistema colon. Pasca lavement pasien dipuaskan sampai pemeriksaan selesai dilakukan. Posisi pasien supine, dibuat foto polos abdomen (AP) untuk menilai kualitas persiapan pasien. Jika keadaan pasien tidak adekwat, pemeriksaan dapat dibatalkan untuk melakukan perbaikan persiapan pasien. Dilakukan pemasangan canula perectal dengan pengawasan fluoroskopi media kontras dimasukkan secara perlahan sampai dengan mengisi daerah rektosigmoid kemudian dilakukan pemotretan pada proyeksi PA, oblique kiri, lateral kiri. Di bawah pengawasan fluroskopi penambahan kontras sampai dengan caecum dan ileum terminalis secara penuh (sebagai indikator adanya refluks iliocaecal). Adanya refluks, berarti seluruh sistema colon terisi penuh, kemudian dilakukan pemotretan abdomen pada proyek di PA. Pasien BAB, dilakukan penilaian pengosongan systema colon. Jika pengosongan tidak atau belum sempurna pasien diminta sekali lagi BAB sampai pengosongan dianggap adekuat. Dilakukan pemasukan kontras negatif dengan pemompaan udara secara manual dengan pengawasan fluroskopi. Pemasukan udara dihentikan apabila seluruh systema colon terisi udara secara adekwat (distended). Dilakukan pemotretan seluruh abdomen pada proyeksi PA, additional foto dapat dilakukan apabila diperlukan, tidak terdapat proyeksi standar. Ada tiga gambaran radiologis utama pada kasus ca colon, yaitu : fungating type, polypoid type menyerupai polip, gambaran filling defect, annular type secara dominan menginfiltrasi dinding usus secara melingkar dan menyebabkan penyempitan lumen yang ireguler, disertai deformitas berbentuk apple core. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan colon in loop double kontras dengan menggunakan kontras BaSO4 dan udara. Double kontras relatif lebih sukar teknik penggunaannya dibanding kontras tunggal, karena harus melalui tahap-tahap tertentu agar hasil radiografi yang didapatkan benar-benar optimal. Kesimpulan Pemeriksaan colon in loop dapat digunakan untuk penegakan diagnosis ca colon. Teknik yang sering digunakan adalah dengan memakai double kontras barium enema, yang

sensitifitasnya mencapai 90% dalam mendeteksi polip yang berukuran >1 cm. pada pasien ini kontras mengisi rectum s/d flexura hepatica dengan akhiran cut off tepi irregular yang menetap pada berbagai posisi, kesan massa intra luminer flexura hepatica sangat mungkin malignancy. Referensi 1. Ghazali, Rusdy. 2001. Radiologi Diagnostik. Pustaka Cendekia Press: Yogyakarta 2. Depkes. 2006. Deteksi Dini Kanker Usus Besar, (Online), (http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/KankerUsus011106.htm) 3. Hasan et al, 2009. Adenocarcinoma colon imaging. www.emedicine.com Penulis Marissa Ayu Anindyta, Bagian Ilmu Kedokteran Radiologi, RSUD Saras Husada Purworejo

Você também pode gostar