Você está na página 1de 28

MODUL PRAKTIKUM LASER DAN SERAT OPTIK

LABORATORIUM REKAYASA FOTONIKA

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

Modul P1 OPTICAL DEVICE

1.

TUJUAN PRAKTIKUM : Adapun tujuan pada percobaan kali ini adalah untuk mengetahui attenuasi dari beberapa attenuator yang berupa beberapa jenis kaca.

2.

DASAR TEORI : Optical device merupakan peralatan yang memanipulasi gelombang cahaya sehingga mempunyai nilai kemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari dan perkembangan teknologi khususnya dalam dunia fotonika. Pada saat ini betapa pentingnya kebutuhan peralatan optik. Mulai dari peralatan rumah tangga, sistem komunikasi, serta dalam dunia medis. Beberapa contoh peralatan optik yang sering dijumpai yaitu : a. kamera, lensa, teropong, teleskop, mikroskop b. laser, LED c. CD-ROM, CD-RW, DVD-ROM, DVD-RW

2.1

Cermin Cemin awalmya terbuat dari kepingan atau lembaran logam mengkilap, biasanya

logam perak atau tembaga apabila bayangan yang dipantullan kembali adalah untuk dilihat tetapi juga bisa dari logam lain apabila hanya digunakan untuk memfokuskan cahaya. Kebanyakan cermin moden terdiri dari lapisan tipis aluminium disalut dengan kepingan kaca. Cermin ini disebut back silvered, di mana permukaan memantul dilihat melalui kepingan kaca. Pelapisan cermin dengan kaca membuat cermin tahan, tetapi mengurangi kualitas cermin karena tambahan biasan permukaan depan kaca. Cermin seperti ini membalikkan sekitar 80% dari cahaya yang datang. "Bagian belakang" cermin sering dicat hitam sepenuhnya untuk melindung logam dari pengikisan. 2.2 Lensa Lensa atau kanta adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya, biasanya dibentuk dari sepotong gelas yang dibentuk. Alat sejenis digunakan dengan jenis lain dari radiasi elektromagnetik juga disebut lensa, misalnya, sebuah lensa

gelombang mikro dapat dibuat dari "paraffin wax". Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata. Lensa terletak di depan kamera. Ada beberpa jenis lensa. Lensa normal, lensa lebar (wide) dan lensa panjang.

Lensa normal berukuran fokus sepanjang 50 mm atau 55 mm untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata

manusia. Selain lensa lebar, ada juga lensa tele. Lensa lebar bisanya mempunyai lebar fokusnya 16-24mm. Lensa ini cocok untuk mengambil gambar pemandangan. Lensa panjang adalah lensa yang memiliki focal length panjang. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasikan prespektif wajah yang mendekati aslinya. 2.3 Prisma

Gambar 2.1 Pembiasan cahaya oleh ptisma

Lensa Prisma adalah bentuk lensa di mana terdapat puncak/bagian yang tipis (apex) dan bagian yang tebal/dasar (base) yang dengan perbedaan bentuknya itu bisa memindahkan bayangan, dimana nilai 1 prisma itu berarti akan memindahkan bayangan sejauh 1 cm dari objek yang berjarak 1 meter. Arah tebal atau Base itu secara umum ada 4 yaitu: -BU (Base Up), tebal lensanya ada di atas -BD (Base Down), tebal lensanya ada di bawah -BI (Base In), tebal lensanya ada di dalam atau nasal/hidung -BO (Base Out), tebal lensanya ada di luar/temporal/arah telinga

2.4

Beam Splitter Beam splitter adalah suatu perangkat optic yang dapat membagi berkas cahaya

menjadi 2 (dua).

Beam splitter merupakan bagian penting dari sebagian besar interferometers. Seperti interferometer

Michelson, Mach-Zender, maupun interferometer lainnya.

Gambar 2.2 Beam Splitter

3. METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Peralatan Pada percobaan pertama, alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: Enam buah kaca yang berbeda jenis(3mm sun control window film prestige-70, super silver stopsol dark blue 8-mm, super silver dark blue 8 mm, indium clear(kevlar), Vkool 70%(Vkool 20% clear), llumar PP 60, sterling 50) Layar Laser He-Ne Lux Meter 3.2 Prosedur Percobaan Adapun langkah langkah dalam melakukan percobaan adalah sebagai berikut : Laser

Lux Kaca Meter Gambar 3.2 Prosedur percobaan Beam Splitter Merancang Peralatan sesuai dengan gambar Menyalakan Laser He-Ne Mengatur letak kaca agar berkas laser tepat mengenai di tengah kaca Ukur besar Intensitas reflektansi dan Intensitas cahaya laser dengan 6 kali percobaan dimulai dari kaca no.1 hingga no. 6

4. DATA PERCOBAAN No Jenis Kaca 1 3m Sun control window film prestige-70 super silver stopsol darkblue8mm 2 Super silver darkblue 8mm 3 Indium clear (Kevlar) Io Ii T

4 5 6

Vkool 70 (Vkool 20% clear) Llumar PP 60 Sterling 50

5. TUGAS KHUSUS Jelaskan fungsi dan aplikasi : cermin, lensa. prisma, beam splitter, dan beam expander, polarisator Jelaskan fungsi dan aplikasi: optical attenuator

MODUL P2 DAYA LASER

1.

TUJUAN Adapun tujuan pada percobaan kali ini adalah untuk mengetahui daya dari suatu laser

ketika ditembakkan ke sebuah bidang dari jarak yang berbeda. 2. DASAR TEORI

2.1 Pembangkitan Laser Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation ( Laser) adalah sebuah alat yang menggunakan efek mekanika kuantum, pancaran terstimulasi, untuk menghasilkan sebuah cahaya yang koherens dari medium "lasing" yang dikontrol kemurnian, ukuran, dan bentuknya. Pengeluaran dari laser dapat berkelanjutan dan dengan amplituda-konstan (dikenal sebagai CW atau gelombang berkelanjutan), atau detak, dengan menggunak teknik Q-switching, modelocking, atau gain-switching. Dalam operasi detak, banyak daya puncak yang lebih tinggi dapat dicapai. Sebuah medium laser juga dapat berfungsi sebagai amplifier optikal ketika di-seed dengan cahaya dari sumber lainnya. Signal yang diperkuat dapat menjadi sangat mirip dengan signal input dalam istilah panjang gelombang, fase, dan polarisasi; Ini tentunya penting dalam komunikasi optikal. Kata kerja "lase" berarti memproduksi cahaya koherens, dan merupakan pembentukan-belakang dari istilah laser. Absorpsi Absorpsi adalah tereksitasinya elektron dari E1 ke E2 akibat penyerapan foton dengan energi hv > (E2 - E1). Contoh gejala : garis-garis hitam pada spektrum cahaya matahari absorpsi pada gas di sekeliling matahari.

Gambar 2.1 Absorpsi

Emisi Spontan Emisi spontan adalah peluruhan elektron E2 ke E1 dimana pada proses ini terjadi dua proses yaitu emisi radiatif (memancarkan foton dengan energi = E 2 - E1, dan emisi non radiatif ( tidak memancarkan foton).

Gambar 2.2 Emisi spontan Emisi Terstimulasi Elektron yang sudah berada di E2 distimulasi oleh foton yang datang untuk meluruh ke E 1 sehingga akan memperkuat energi cahaya yang datang. (Amplification by Stimulated Emission of Radiation).

Gambar 2.3 Emisi terstimulasi 2.2 Photodetector Photo detector adalah elemen dalam dunia elektronika yang dalam system kerjanya berfungsi sebagai pendeteksi cahaya,dan mengubahnya menjadi besaran listrik,untuk kemudian dimanfaatkan sebagai suatu sensor dalam suatu system elektronika berikut adalah jenis dari photo detector berikut cara kerjanya dan pemanfaatannya adapun elemen photo detector yang sering dan umum di gunakan antara lain adalah opto coupler. Macam-macam detektor : Photoresistor Photodioda Phototransistor Photovoltaic

2.2.1 Prinsip kerja Photodioda Di bawah kondisi iluminasi, absorbsi foton di daerah deplesi membangkitkan pasangan elektron-hole (carrier). Carrier-carrier tersebut dibawa keluar oleh medan magnet dengan arah berlawanan dan menghasilkan photocurrent.Di bawah kondisi reverse bias tanpa ilumination, potensial barier meningkat sehingga menurunkan arus difusi.

Gambar 2.5 Skematik prinsip kerja photodioda

Dark current adalah arus yang melewati fotodioda tanpa sinyal optik input. Arus gelap termasuk fotocurrent diproduksi oleh radiasi background dan arus saturasi

semikonduktorjunction. Arus gelap harus dihitung dengan kalibrasi jika fotodioda digunakan untuk proximity sensor secara linier (membutuhkan keakuratan).Kecepatan performansi dari pn junction diode dibatasi oleh: Kapasitansi (dihasilkan dari muatan-charge) Waktu yang diperlukan membawa carrier dari junction (waktu drift pada deplesi) Waktu difusi carrier dekat daerah deplesi. daerah

Kelebihan Phototodioda 1. Arus output sangat linear sebagai fungsi sinar datang 2. Respon spektral luas, panjang gelombang lebih panjang daripada material semikonduktor lain 3. Noise rendah 4. Biaya rendah 5. Tahan lama 6. Efisiensi kuantum tinggi, hingga 80% 7. Tidak membutuhkan tegangan tinggi

Kekurangan Photodioda 1. Area kecil 2. Tidak ada penguatan internal (kecuali fotodioda avalenche). 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan Pada percobaan pertama, alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: Layar Laser He-Ne Lux Meter Penggaris 3.3 Prosedur Percobaan Adapun langkah langkah dalam melakukan percobaan adalah sebagaiberikut. Laser

Lux Meter Layar Gambar 3.1 Prosedur percobaan Merancang peralatan sesuai dengan gambar 3.1. Mengaktifkan Laser He-Ne Mengatur letak layar agar berkas laser tepat mengenai tengah layar Atur jarak layar terhadap Laser He-Ne sebesar 50 cm, 75 cm, 100 cm, 125 cm, 150 cm, 175 cm, 200 cm. Dari setiap jarak tersebut diukur intensitasnya menggunakan lux meter serta diukur diameter dari berkas yang mengenai layar tersebut.

4.

DATA PERCOBAAN No 1 2 3 4 5 6 7 Jarak (x) (cm) 50 75 100 125 150 175 200 I Laser (lux) d (mm) A (r) P (I/A)

Perhitungan Nilai daya laser diperoleh dri perhitungan menggunakan rumus 4.1 dan 4.2. A = r ............................................................... (4.1) P = I/A ............................................................... (4.2)

Keterangan : A = berkas luasan laser pada balok pembatas r = jari-jari P = daya laser I = Intensitas laser 5. TUGAS KHUSUS

1. Jelaskan jenis dan aplikasi detektor foto! 2. Jelaskan 2 buah contoh aplikasi laser di bidang kedokteran!

Modul P3 Laser Industri

1.

Tujuan Praktikum

1. Mengetahui peran laser di bidang industri 2. Menegetahui distribusi intensitas berdasarkan titik fokus lensa.

2.

Dasar Teori Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) merupakan sebuah

alat yang menggunakan efek mekanika kuantum, pancaran terstimulasi, untuk menghasilkan sebuah cahaya yang koherens dari medium "lasing" yang dikontrol kemurnian, ukuran, dan bentuknya. Pengeluaran dari laser dapat berkelanjutan dan dengan amplituda-konstan (dikenal sebagai CW atau gelombang berkelanjutan), atau detak, dengan menggunak teknik Q-switching, modelocking, atau gain-switching.

Jenis Laser Berdasarkan bentuk fisik bahan aktif: laser zat padat, zat cair dan gas. Bentuk khusus : laser elektron bebas (free- electron LASER) adalah bahan aktifnya terdiri dari elektron-elektron bebas dengan bergerak melewati susunan medan magnet yang periodik. Berdasarkan panjang gelombang yang dipancarkan : UV laser, visible, infra-merah Berdaskan durasi berkas cahaya: kontinu dan pulsa

Komponen Dasar dari LASER Untuk membuat suatu osilator dari amplifier, maka diperlukan suatu feedback positif yang sesuai. Dalam kasus Laser, feedback diperoleh dengan menempatkan bahanaktif diantara dua cermin pemantul (reflecting mirrors), seperti cermin bidang yangsejajar

Gambar skema lasing

Gelombang EM menjalar dalam arah yang tegak lurus dari cermin, sehingga terjadi pemantulan oleh kedua cermin, dan dikuatkan pada setiap lintasan melalui bahan aktif. Jika cermin-2 dibuat transparan sebagian, maka berkas cahaya output akan diperoleh dari cermin2. Agar terjadi emisi terstimulasi, maka harus ada inversi populasi. Pada kesetimbangan termal, absorpsi lebih dominan daripada emisi terstimulasi, sehingga diharapkan akan terjadi inversi populasi. Namun kenyataannya tidak pernah terjadi (setidaknya pada kasus steady state). Populasi inversi tidak akan pernah bisa dihasilkan oleh material dengan dua tingkatan energi (two-level). Agar terjadi inversi populasi, maka harus dilakukan pada three-level atau four level

Gambar skema laser (a) three-level(b)four-level

Perbedaan tingkat tiga level dengan empat level adalah ketika pada level tiga cahaya masuk melewati pumping yang kemudian dilanjutkan ke fast decay dimana cahaya turun dan kekuatannya masih dalam taraf rendah. Kemudian setelah laser menuju ke bawah maka kecepatan cahayanya semakin cepat. Sedangkan pada tingkat empat level cahaya masuk melalui pumping yang kemudian dilanjutkan ke fast decay dimana kondisi ini menunjukkan bahwa cahaya yang akan turun ditahan lebih lama kemudian setelah selang beberapa waktu cahaya tersebut baru diturunkan menuju ke fast decay yang terakhir. Perbedaan dari level tiga dan empat ini terletak pada posisi fast decay.

Sifat Sinar Laser

Penyebaran kecil Monokromatik Kecerahan Tinggi Koherensi tinggi

Klasifikasi Laser Laser diklasifikasikan kedalam 4-kelas berdasarkan pada potensi kerusakan pada organ biologis. Kelas I : Tidak berbahaya. Kelas I.A. : Laser ini tidak boleh langsung mengenai mata (scanner di supermarket). Batas atas dayanya 4.0 mW. Kelas II : Laser cahaya tampak berdaya rendah. Daya maksimum 1 mW. Kelas IIIA : Laser berdaya sedang (cw: 1-5 mW), yang hanya berbahaya jika mengenai mata secara langsung. (contoh : laser pointer). Kelas IIIB : Laser berdaya sedang. Kelas IV : Laser berdaya tinggi (cw: 500 mW, pulsed: 10 J/cm2).

3.

Prosedur percobaan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: Dua buah lensa cembung besar dan kecil Layar Putih Laser He-Ne Lux Meter

Prosedur dalam melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut :

Laser

Lensa Layar putih Gambar prosedur percobaan Lux Meter

Merancang Peralatan sesuai dengan gambar. Menyalakan Laser He-Ne. Mengatur letak lensa agar berkas laser tepat mengenai di tengah lensa. Ukur besar Intensitas reflektansi dan Intensitas cahaya laser dengan 6 kali percobaan dimulai dari lensa kecil dan dilanjutkan dengan menggunakan lensa besar.

4.

Data Percobaan F lensa Intensitas Diameter Daya Laser ( P )

Perhitungan Nilai daya laser diperoleh dri perhitungan menggunakan rumus 4.1 dan 4.2. A = r ............................................................... (4.1) P = I/A ............................................................... (4.2) Keterangan : A = berkas luasan laser pada balok pembatas r = jari-jari P = daya laser I = Intensitas laser 5. Tugas Khusus 1. Jelaskan jenis dan sifat-sifat laser 2. Jelaskan ukuran spot laser dititik fokus lensa, dan 2 buah aplikasi di industri

MODUL P4 Serat Optk

I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini secara umum adalah untuk mengetahui sifat-sifat laser serta mengetahui struktur dan cara kerja fiber optic. Sedangkan tujuan secara khusus adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara intensitas cahaya keluaran fiber optik berdasarkan fungsi jarak lateral, serta untuk mengetahui nilai pelemahan daya atau attenuasi.

II. Dasar Teori Fiber Optic (Serat optik) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Gambar 2.1 Bagian Bagian Serat Optik

Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Multimodestep index Pada jenis serat optik ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya terjadi dengan melalui beberapa lintasan cahaya, karena itu disebut multimode. Diameter inti (core) sesuai dengan rekomendasi dari CCITT G.651 sebesar 50 m m

dan dilapisi oleh jaket selubung (cladding) dengan diameter 125 mm. Pada jenis multimode step index ini, diameter core lebih besar dari diameter cladding. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan pemanduan cahaya pada fiber optik:

Gambar 2.2Multimodestep index 2. Multimode Graded Index Pada jenis serat optik multimode graded index ini. Core terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai ke batas core-cladding. Akibatnya dispersi waktu berbagai mode cahaya yang merambat berkurang sehingga cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaaan. Berikut adalah gambar perambatan gelombang dalam multimode graded index.

Gambar 2.3Fiber Optik Multimode Graded Index 3. Single Mode Serat optik single mode/monomode mempunyai diameter inti (core) yang sangat kecil 3 10 m m, sehingga hanya satu berkas cahaya saja yang dapat melaluinya. Oleh karena hanya satu berkas cahaya maka tidak ada pengaruh index bias terhadap perjalanan cahaya atau pengaruh perbedaan waktu sampainya cahaya dari ujung satu sampai ke ujung yang lainnya (tidak terjadi dispersi). Dengan demikian serat optik singlemode sering dipergunakan pada sistem transmisi serat optik jarak jauh atau luar kota (long haul transmission system). Sedangkan graded index dipergunakan untuk jaringan telekomunikasi lokal (local network).

Gambar 2.3 Single Mode

III. Metodologi Langkah langkah dari percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Mengatur peralatan percobaan : menyalakan laser He-Ne, memasang fiber pada microdisplacement. 2. Mengatur layar pada jarak z = 5-30 cm dari slit dengan range 5cm. 3. Mengukur Intensitas sinar laser sebelum melewati fiber optik. 4. Mengukur intensitas cahaya laser setelah melalui fiber optik dengan range 5-30 cm. 5. Membuat grafik berdasarkan data yang diperoleh, yaitu grafik Intensitas keluaran (Io) terhadap jarak. 6. Melakukan perhitungan nilai Attenuasi dengan menggunakan persamaan :

Gambar 3.1. Susunan peralatan percobaan

IV. Data Yang Diambil Dalam Prkatikum fiber optik kali ini data yang akan diambil adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tabel Pengukuran Intensitas Jarak (Cm) 5 10 15 20 25 30 Intensitas (LUX) Io A

Dimana Io adalah Intensitas keluaran laser danAttenuasi

V. Tugas Khusus Adapun tugas khusus pada praktikum Serat Optik ini adalah sebagai berikut : 1. Jelaskan Struktus dan prinsip kerja serat optik. 2. Jelaskan Fungsi dan aplikasi serat optik di bidang kedokteran. 3. Prakt : Pengukuran daya keluaran laser dari serat optik. Jelaskan penurunan daya dari sumber laser ke keluaran sera optik.

Modul P5 SERAT OPTIK UNTUK KOMUNIKASI

1.

TUJUAN Tujuan dari percobaan ini antara lain untuk mengukur nilai numerical apertur NA dari serat optik serta mengetahui peranan NA pada serat optik.

2.

DASAR TEORI : Numerical Apperture adalah suatu ukuran atau besaran sudut yang dibentuk dari berkas cahaya yang dipancarkan oleh sumber optik ke serat optik sehingga cahaya tersebut merambat tanpa mengalami gangguan.

Gambar 2.1 Numerical Apperture

Prinsip Perambatan Cahaya Dalam Serat optik :

Gambar 2.2 Lintas Cahaya Dalam Serat

Lintasan cahaya yang merambat di dalam serat : Sinar merambat lurus sepanjang sumbu serat tanpa mengalami gangguan Sinar mengalami refleksi, karena memiliki sudut datang yang lebih besar dari sudut kritis dan akan merambat sepanjang serat melalui pantulan-pantulan Sinar akan mengalami refraksi dan tidak akan dirambatkan sepanjang serat karena memiliki sudut datang yang lebih kecil dari sudut kritis

Jenis Serat Optik Multimode Step Index

Gambar 2.3 Multimode Step Index

Multimode Step Index memiliki kelibihan yaitu mudah terminasi, kopling efisien, tidak mahal. Tetapi disamping kelebihan, multimodde step index ini juga mempunyai kekurangan yaitu dispersi lebar, BW minimum. Multimode Graded Index

Gambar 2.4 Multimode Graded Index

Multimode graded index juga mempunyai kelebihan yaitu Dispersi lebih kecil dibanding dengan Multimode Step Index, Digunakan untuk jarak menengah dan lebar pita frekuensi besar dan juga mempunyai kekurangan diantaranya yaitu Harga relatif mahal dari SI, karena faktor pembuatannya lebih sulit. Singlemode Step Index

Gambar 2.5 Singlemode Step Index Singlemode step index memiliki keuntungan yaitu dispersi minimum, BW lebar,dan sangat efisien. Selain itu juga mempunyai kekurangan diantaranya yaitu NA kecil, butuh terminasi dan mahal.

Serat optik tidak menggunakan gelombang elektromagnetik atau listrik sebagai gelombang pembawanya melainkan menggunakan sinar atau cahaya laser. Sistem Komunikasi Serat Optik adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan Kabel Serat Optik sebagai media transmisinya yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dan tingkat keandalan yang tinggi. Sistem Komunikasi Serat Optik adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan Kabel Serat Optik sebagai media transmisinya yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dan tingkat keandalan yang tinggi.

Gambar 2.6 Serat optik Bagian - bagian serat optik antara lain : Bagian yang paling utama dinamakan inti (core) Terbuat dari kaca. Inti (core) mempunyai diameter yang bervariasi antara 8 200 mm tergantung jenis serat optiknya. indeks bias lebih besar daripada cladding Bagian kedua dinamakan lapisan selimut / selubung (cladding ) Bagian ini mengelilingi bagian inti dan mempunyai indeks bias lebih kecil dibanding dengan bagian inti, dan terbuat dari kaca. Cladding mempunyai diameter yang bervariasi antara 125 mm (untuk siglemode dan multimode step index) dan 250 mm (untuk multimode gradeindex) Bagian ketiga dinamakan jacket (coating) Bagian ini merupakan pelindung lapisan inti dan selimut yang terbuat dari bahan plastik elastik (PVC). Prinsip kerja dari serat optik yaitu sinyal awal yang berbentuk sinyal listrik pada transmitter diubah oleh transducer elektrooptik (Dioda / Laser Dioda) menjadi gelombang cahaya yang kemudian ditransmisikan melalui kabel serat optik menuju penerima / receiver yang terletak pada ujung lainnya dari serat optik, pada penerima sinyal optik ini diubah oleh

transducer Optoelektronik (Photo Dioda / Avalanche Photo Dioda) menjadi sinyal elektris kembali. Dalam perjalanan sinyal optik dari transmitter menuju receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel optik, sambungan-sambungan kabel dan konektor-konektor di perangkatnya, oleh karena itu jika jarak transmisinya jauh maka diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang berfungsi untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman sepanjang perjalanannya

Gambar 2.7 Prinsip kerja serat optik untuk komunikasi

Gambar 2.8 Komponen dalam transmisi serat optik Komponen komponen yang diperlukan dalam transmisi serat optik antara lain : Optical Transmitter Light Emitting Diode (LED), Laser Diode (LD), Injection Laser (IL), laser. Optical Receiver APD (Avalanche Photo Diode), PIN-diode (P intrinsic N Diode). Fiber Optik Cable

Step atau Graded Index, Single atau Multi mode Glass, Plastic Clad Silika, plastik. Connector SC, DIN, ST (Straight Tail), SMA, FOC (Fibre Optik Connector), Bionic . Sambungan Mekanik, Thermal, perekat Accecories T_connector, star connector, through connector, copling Coupler and Branches Alat untuk mencabangkan cahaya ke dalam dua jalur atau lebih (wavelength multiplexer) Repeater Terdiri atas optical receiver, elektronik, dan opticel transmitter Optical Amplifier Gain 20-30 dB

Dalam pentransmisian melalui serat optik ada beberapa hal yang menjadi karakteristik atau komponennya,yaitu: Sambungan (Connection) Coupler MRP Spesification (Minimum Required Power)

Ada 2 jenis koneksi pada serat optik, yaitu: Connector diperlukan apabila fiber dalam pentransmisiannya harus disambung/diputus. Beberapa jenis connector antara lain : Fiber to fiber ; Fiber to source ; Fiber to detector ; Multiport coupler connection. Splices diperlukan pada sistem fiber optik bila ada 2 fiber yang akan dihubungkan secara permanen. Bentuknya ada 2 macam antara lain : Outside plant splice dan Pigtail splice.

3.

PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Peralatan Dalam percobaan kali ini, adapun peralatan yang dibutuhkan antara lain adalah sebagai berikut yang tercantum di bawah ini: 1. Focusing Lensa 2. Fiber Lighting 3. Layar Datar 4. Micro-Diplacement 5. Penggaris

3.2 Prosedur Percobaan Adapun langkah langkah dalam melakukan percobaan adalah sebagai berikut :

Gambar Skema Peralatan

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam proses pengambilan data pada praktikum kali ini. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : Merangkai peralatan sesuai dengan gambar di atas Melakukan 9 percobaan dengan jarak fokus dan intensitas yang sudah di tentukan. Menukur ketebal ukuran dari laser dengan menggunakan penggaris Mengukur diameter spot dan jarak fokus laser dari sumber yang ditembakan sampai ke layar datar dengan menggunakan penggaris Nilai intensitas laser saat melewati fiber lighting berdasarkan percobaan Mengukur Intensitas Cahaya menggunakan Luxmeter dengan jarak yang sama dengan urutan percobaan.

4.

DATA PERCOBAAN a) MengetahuiJarak lensa ke panjang fokus b) Mengetahui Besar intensitas laser berdasarkan percobaan pada jarak lensa ke fokus c) Mengetahui nilai intensitas laser saat melewati fiber lighting berdasarkan percobaan dengan jarak x yaitu sebagai berikut : Jarak (x) Tepat pada titik fokus (2cm) 1cm di depan jarak fokus 1cm di belakang jarak fokus 2cm di belakang jarak fokus 3cm di belakang jarak fokus 4cm di belakang jarak fokus 5cm di belakang jarak fokus 6cm di belakang jarak fokus 7cm di belakang jarak fokus Intensitas (I0)

Kemudian Membuat grafik antara Jarak (x) dan Intensitas laser (I)

Menghitung besar Numerical Aperture dan Panjang Fokus berdasarkan perhitungan Cara menghitung Numerical Aperture NA = n sin 2f = Tan Tan = = ........... NA = n sin NA = ......... Cara menghitung panjang focus NA = n sin 2f = f = 5. TUGAS KHUSUS Mencari aplikasi serat optik pada bidang komunikasi beserta fungsinya dan gambarkan dalam diagram blok cara kerja Menjelaskan tentang perkembangan system komunikasi dengan fiber optik

PERATURAN DAN SANKSI

3.1 PERATURAN 1. Praktikum dimulai pukul 18.30 WLRF untuk regular dan incidental untuk LJ, toleransi keterlambatan 10 menit 2. Berpakaian rapi Laki-laki : standart kuliah, tidak memakai jaket standart kuliah, tidak memakai jaket, tidak ketat dan panjang

Perempuan :

baju mencapai pinggang 3. Membawa Tugas Pendahuluan ( TP ), dan Kartu Kendali 4. Wajib menyelesaikan kewajiban praktikum sebelumnya bila sudah masuk ke praktikum selanjutnya. 5. Wajib izin apabila tidak mengikuti praktikum minimal 1x24 jam kepada Koordinator Praktikum dan asisten. 6. Dilarang membuat keributan, makan dan minum, melakukan kegiatan diluar kegiatan praktikum. 7. Wajib merapikan kembali peralatan yang digunakan setelah selesai praktikum. 8. Asistensi dilakukan minimal 2x dalam seminggu. 9. Wajib izin bila pindah jadwal praktikum (koor praktikum dan asisten praktikum yang bersangkutan) 3.2 SANKSI 1. Terlambat lebih dari 10 menit, sanksi praktikan tidak bisa mengikuti praktikum. 2. Pakaian tidak sopan, wajib pulang untuk mengganti baju. 3. Tidak membawa TP dan kartu kendali maka praktikan tidak bisa mengikuti praktikum. 4. Apabila kewajiban praktikum sebelumnya belum diselesaikan maka praktikan tidak bisa mengikuti praktikum. 5. Apabila membuat keributan, makan, minum dan melakukan kegiatan diluar kegiatan praktikum maka akan dikeluarkan dari praktikum yang bersangkutan. 6. Bagi praktikan yang 2x melanggar peraturan praktikum wajib menghadap dewan asisten.

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM LASER DAN SERAT OPTIK 1. Format Laporan a. Kertas A4 70gram , spasi 1,5 margin 4433 b. Time New Roman 12 c. Cover Trebuchet MS 12 kecuali judul font ukuran 14 (standart TA) d. Susunan Laporan Halaman Judul Abstrak ( Indonesia, Inggris ) Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Grafik Bab I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan 1.3 Tujuan 1.4 Sistematika Laporan Bab II : Dasar Teori ( minimal 10 lembar ) Bab III : Metodologi Percobaan 3.1 Peralatan 3.2 Prosedur Percobaan Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan 4.1 Analisa Data 4.2 Pembahasan Bab V : Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran Daftar Pustaka Lampiran : ( Tugas Khusus )

2. Tugas Pendahuluan - Penempelan TP maksimal 1x24 jam sebelum praktikum dilaksanakan.

Você também pode gostar

  • Cepheid
    Cepheid
    Documento7 páginas
    Cepheid
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Reaksi Redoks
    Reaksi Redoks
    Documento16 páginas
    Reaksi Redoks
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Tutorial Animasi
    Tutorial Animasi
    Documento6 páginas
    Tutorial Animasi
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Revisi Pak Sar
    Revisi Pak Sar
    Documento8 páginas
    Revisi Pak Sar
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Data Alat
    Data Alat
    Documento5 páginas
    Data Alat
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Anggota Kelompok 6
    Anggota Kelompok 6
    Documento1 página
    Anggota Kelompok 6
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • RPP Ipater
    RPP Ipater
    Documento9 páginas
    RPP Ipater
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • RPP MT Usaha Dan Energi
    RPP MT Usaha Dan Energi
    Documento27 páginas
    RPP MT Usaha Dan Energi
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento1 página
    Daftar Isi
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isian Kontrak PKM 2013
    Daftar Isian Kontrak PKM 2013
    Documento1 página
    Daftar Isian Kontrak PKM 2013
    Rusli Mubarok
    Ainda não há avaliações
  • Kartu Jawaban
    Kartu Jawaban
    Documento1 página
    Kartu Jawaban
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • RPP Pencemaran
    RPP Pencemaran
    Documento3 páginas
    RPP Pencemaran
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Anggota Kelompok 6
    Anggota Kelompok 6
    Documento1 página
    Anggota Kelompok 6
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Documento12 páginas
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Lks Asas Black Buat Micro
    Lks Asas Black Buat Micro
    Documento3 páginas
    Lks Asas Black Buat Micro
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Identifikasi Bab 1 (Akmal, Inge, Suci)
    Identifikasi Bab 1 (Akmal, Inge, Suci)
    Documento6 páginas
    Identifikasi Bab 1 (Akmal, Inge, Suci)
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Kaldik 2014-2015 Bu Ratih
    Kaldik 2014-2015 Bu Ratih
    Documento6 páginas
    Kaldik 2014-2015 Bu Ratih
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Ragam Penilaian Proses Dan Hasil Belajar Siswa
    Ragam Penilaian Proses Dan Hasil Belajar Siswa
    Documento9 páginas
    Ragam Penilaian Proses Dan Hasil Belajar Siswa
    Suci Novira Aditiani
    100% (1)
  • Lks Ghs
    Lks Ghs
    Documento8 páginas
    Lks Ghs
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Portopolio ETA
    Portopolio ETA
    Documento18 páginas
    Portopolio ETA
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Undangan Perpisahan KKN
    Undangan Perpisahan KKN
    Documento1 página
    Undangan Perpisahan KKN
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Pengaruh Karakter Laut Terhadap Pantai
    Pengaruh Karakter Laut Terhadap Pantai
    Documento21 páginas
    Pengaruh Karakter Laut Terhadap Pantai
    Yudistira Ardi Nugraha
    Ainda não há avaliações
  • LKS Pengukuran Besaran Panjang
    LKS Pengukuran Besaran Panjang
    Documento5 páginas
    LKS Pengukuran Besaran Panjang
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Tugas 2 Assesmen - Wawancara
    Tugas 2 Assesmen - Wawancara
    Documento3 páginas
    Tugas 2 Assesmen - Wawancara
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Tugas 2 Asses - REV
    Tugas 2 Asses - REV
    Documento6 páginas
    Tugas 2 Asses - REV
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Tgs 2
    Tgs 2
    Documento9 páginas
    Tgs 2
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Tentang Matahari
    Tentang Matahari
    Documento15 páginas
    Tentang Matahari
    Christina Ria Ernawati
    Ainda não há avaliações
  • Microsoft Word Matahari Dan Bumi
    Microsoft Word Matahari Dan Bumi
    Documento34 páginas
    Microsoft Word Matahari Dan Bumi
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações
  • Diskusi Astrofisika Kelompok 5
    Diskusi Astrofisika Kelompok 5
    Documento7 páginas
    Diskusi Astrofisika Kelompok 5
    Aprilia Dwinta Karlina
    Ainda não há avaliações
  • Tgs 2
    Tgs 2
    Documento9 páginas
    Tgs 2
    Suci Novira Aditiani
    Ainda não há avaliações