Você está na página 1de 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi.

Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam program- program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehariharinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah tanda komunikasi (Widjaja, 1986). Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peran penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif, tetapi

berdasarkan logika dan rasional (penalaran) dalam melaksanakan segala kegiatan dan aktivitasnya. Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses komunikasi antar manusia. Komunikasi telah menjadi bahan dari kehidupan manusia. Berhasilnya suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah sumber (resource), pesan (message), saluran (chanel, media) dan penerima (receiver, audience). Dalam proses komunikasi bersamaan tersebut diusahakan melalui tukar menukar pendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan perilaku. Pada hakekatnya setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur tersebut yaitu sumber pesan, saluran, dan penerimaan, disamping masih terdapat pula unsur pengaruh (effects) dan umpan balik (feed back). Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang dilakukan senantiasa menambah efek yang positif atau efektivitas komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau khalayak), sebagai akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung/ maupun media massa jika perubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif (Anwar Arifin; 1984). Disiplin ilmu psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Pada diri komunikan, psikologi memberikan karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya; Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam mempengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak. Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu; bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respons pada individu yang lain. Psikologi meneliti proses mengungkapkan pikiran menjadi lambang, bentuk-bentuk lambang, dan pengaruh lambang terhadap perilaku manusia dan pada saat pesan sampai

pada diri komunikator, psikologi melihat kedalam proses penerimaan pesan, menganalisa faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhinya, dan menjelaskan berbagai corak komunikan ketika sendirian atau dalam kelompok. B. Tujuan Penelitian a. Mengetahui komunikasi orang tua anak di Kelurahan Siswodipuran Kota Boyolali. b. Mengetahui kepercayaan diri pada remaja di Kelurahan Siswodipuran Kota Boyolali. c. Mengetahui hubungan antara komunikasi orang- tua anak dengan kepercayaan diri pada remaja di Kelurahan Siswodipuran Kota Boyolali. C. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis Memberikan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian sederhana secara ilmiah dalam rangka mengembangkan diri dan melaksanakan fungsi perawat sebagai peneliti (researcher). 2. Bagi pembaca Dapat dijadikan bahan masukan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan topik yang sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi 1. Definisi Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya (Roger, 1995) Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid, 1998). Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua fihak untuk menyamakan persepsi dalam upaya mencapai tujuan bersama. Komunikasi merupakan proses dua arah. Kesamaan persepsi hanya bisa tercapai bila kedua pihak mendengar dan berbicara efektif (Widjono, 2006) Komunikasi terjadi antara pengirim pesan dan yang menerima pesan, bisa terjadi antara atasan dan bawahan atau dokter dengan perawatnya. Penekanan berada pada kebutuhan untuk berkomunikasi dan bekerjasama antara seluruh anggota dari organisasi, menjalankan fungsi sebagai kelompok yang saling bergantung membentuk satu kesatuan. (Perry & Potter,2000). 2. Sejarah komunikasi Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut

sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi". Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gesture, dan broadcasting. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut (www.wikipidia.com, 2006) 3. Tujuan Komunikasi Hewitt (1981) dalam Monica (1998), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut: a. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu b. Mempengaruhi perilaku seseorang c. Mengungkapkan perasaan d. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain e. Berhubungan dengan orang lain f. Menyelesaian sebuah masalah g. Mencapai sebuah tujuan h. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik i. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain 4. Proses Komunikasi Menurut Gates (1995) komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut : a. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh

orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan dapat berupa : 1) Informasi 2) Ajakan 3) Rencana kerja 4) Pertanyaan dan sebagainya b. Simbol/ isyarat Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan tertentu. c. Media/penghubung Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti : TV, radio, surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb. d. Mengartikan kode/isyarat Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode /dipahaminya. e. Penerima pesan Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah

f. Balikan (feedback) Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan. Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan bahan sebagai reaksi pertimbangan dari pesan dan yang diterimanya. Balikan untuk menumbuhkan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi membantu kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi. g. Gangguan Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan komunikasi diterimanya. adalah hal yang merintangi atau menghambat yang sehingga penerima salah menafsirkan pesan

5. Dasar Komunikasi Menurut Gates (1995) komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: Niat, Minat, Pandangan, Lekat, Libat. a. Niat menyangkut : 1) Apa yang akan disampaikan 2) Siapa sasarannya 3) Apa yang akan dicapai 4) Kapan akan disampaikan b. Minat, ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu: 1) Faktor obyektif : merupakan rangsang yang kita terima 2) Faktor subyektif : merupakan faktor yang menyangkut diri si penerima stimulus. c. Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada sasaran, menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kerangka pikir seseorang. d. Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima. e. Libat, merupakan keterlibatan panca indera sebanyak-banyaknya. 6. Jenis Komunikasi Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal. Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) ada dua jenis komunikasi yaitu verbal, dan non-verbal. a. Komunikasi verbal dengan kata-kata Komunikasi verbal mencakup aspek-aspek berupa ; 1) Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak

dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi. 2) Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. 3) Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi. 4) Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi. 5) Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti. 6) Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan. b. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa katakata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal : 1) Ekspresi wajah Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang. 2) Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan

bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya 3) Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan. 4) Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya. 5) Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas. 6) Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress 7. Bentuk Komunikasi Menurut Roger (1995) komunikasi sebagai proses memiliki bentuk : a. Bentuk Komunikasi berdasarkan cara penyampaian : 1) Komunikasi langsung Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat, komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita. A-------------------B selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung

2)

Komunikasi tidak langsung

Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll b. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran : 1) Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal. Komunikasi masa yang baik harus : a) b) c) d) 2) Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami Bentuk gambar yang baik Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok Komunikasi kelompok bertele-tele

pendengar (radio) Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik. Perawat----- ------Pengunjung puskesmas 3) telepon. Perawat----- ------Pasien c. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan : 1) Komunikasi satu arah Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio. A ------------------B Komunikasi perorangan Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui

2)

Komunikasi timbal balik.

Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik 8. Hambatan Komunikasi Menurut Monica (1998), hambatan dalam proses komunikasi meliputi : a. Hambatan dari Proses Komunikasi 1) Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional. 2) Hambatan dalam penyandian/symbol Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit. 3) Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan. 4) Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima 5) Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima, mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut. 6) Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya. b. Hambatan Fisik Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

c. Hambatan Semantik. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima d. Hambatan Psikologis Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad,M.(1997). Ilmu dan keinginan tahu epistemologi dalam filsafat. Bandung: Trigenda Karya Al-Migwar.(2006). Psikologi remaja petunjuk bagi guru dan orang tua. Bandung: Pustaka Setia. Angelis, Barbara (2003). Percaya diri.. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Arikunto,S.(2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta Azwar,S.(2005).Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogjakarta: pustaka pelajar offset. Cholichul hadi, (2007). Bagimana lebih memahami diri remaja. Available from: http://www.fpsi.unair.ac.id/downloads.php?cat_id=1&download_id=36 Djamarah, Syaiful (2006). Pola komunikasi orangtua dan anak dalam keluarga. Jakarta : PT. Rieneka Cipta Djiwandono.S.E.W.(2002). Psikologi pendidikan. Jakarta: grasindo. Elaine.L.Monica, Kepemimpinan dan Management Keperawatan ,pendekatan berdasarkan pengalaman, Penerbit buku kedokteran EGC 1998 Roger. B. Ellis Robert,J Gates and Neil kenwarthy, Interpersonal communication in Nursing Theory and Practice, Churcill Livingstone, 1995 Hurlock,E.(1997). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga. Iswidharmanjaya (2004). Suatu hari menjadi lebih percaya diri. Jakarta : PT: Elex Media Komputindo Jasinta. F. (2004). Mendengar http:///www.e_psikologi.com atau terdengar. Available from :

Jasinta. F. (2002). Pengaruh Keluarga Asal Terhadap Perkawinan. available from : http:///www.e_psikologi.com Jasinta. F. (2002). Percaya diri. available from : http:///www.e_psikologi.com Komunikasi, (2007). Available from : http:///www.wikipedia.com

Maria M. Bhoernomo (2001).Mentradisikan Dialog Dalam Keluarga. Available from :http:///www.tabloidnova.com Martina Rini S. Tasmin (2002). Perceraian dan Kesiapan Mental Anak. Available from : http:///www.e_psikologi.com Munks.F.J, knoers., haditono.S.(2002). Psikologi perkembangan pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta.UGM. Naning Widyastuti, (2005). Sikap orang tua tentukan perilaku anak. Available from : http:///www.pikiranrakyat.com Notoatmodjo,S.(2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: rinekacipta Notoatmodjo,S.(2003). Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Jakarta: rineka cipta. Notoatmodjo,S.(2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam.(2003). Konsep dan penerapan keperawatan. Jakarta:rineka cipta metodologi penelitian ilmu

Pardede.(2002). Remaja in: tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta: Sagung Ceto Rahmadona Fitria, (2007). Mengenal remaja lebih dekat. Available from : http:///www.WordPress.com weblog Santrock.J.w.(2002). Life-Span development perkembangann masa hidup. Jakarta: Erlangga. Schneider, S.A. (1999). Student study guide to accompany: Psychology: Contexts & applications (3rd Ed.). Boston: McGraw-Hill College Soetjiningsih.(2004). Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta: Sagungseto Surya, Hendra (2007). Percaya diri itu penting. Jakarta: Elex Media komputindo Widjono Adi, (2005). Humas organisasi publik dan teori koorientasi. Available from : http:///www.google.com

Você também pode gostar