Você está na página 1de 6

Keterangan Kasus : Register Perkara Jenis Perkara : 262/Pid.B/2010/PN.

Bdg : Penggelapan dan Perbuatan Curang mengenai Uang Proyek Pembangunan Lift PT.Akindo oleh PT.Pilar Pasal yang dituduhkan: Pasal 372 dan Pasal 378 KUHP Nama Terdakwa Nama Pelapor Penuntut Umum Penasihat Hukum Hakim Ketua Hakim Anggota Perihal : Yayu Yuarningsih : Tubagus Indra : Bernando Pangaribuan S.H., M.H., Charles Sinaga S.H, M.H. : Andi Hartanto S.H., M.H. : Bpk Matras Setiadji, S.H., M.H. : Arifin S.H., M.H., I Gusti Lanang S.H, M.H. : Pengajuan Saksi oleh Pihak Pelapor

Rangkuman Perkara : Perkara ini mengenai penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh terdakwa, Yayu Yuarningsih dalam proyek pengadaan dua lift untuk PT.Akrido oleh PT.Pilar milik pelapor, Tubagus Indra. Pelapor telah ditipu sebesar Rp 45.000.000,00 (Empat Puluh Lima Juta Rupiah) saat berlangsungnya proyek tersebut. Pada tanggal 11 Maret 2010, penuntut umum mengajukan delapan saksi atas rekomendasi pelapor yang berhalangan hadir pada hari itu. Dari 8 orang saksi yag diajukan hanya 3 orang saksi yang memiliki kaitan erat dengan kasus ini, sedangkan tersangka yang lain mengaku bagian dari proyek tapi tidak mengetahui adanya penipuan dan penggelapan dalam proyek tersebut. Sebelum dilaporkan sebagai tindak pidana, pelapor telah melaporkan kasus ini dalam ranah perdata.

Rangkuman Jalannya Persidangan : Persidangan kasus penipuan dan penggelapan dibuka dengan ketokan palu oleh hakim. Masing-masing pihak dalam kasus ini sudah berada di tempat, namun pelapor tidak hadir karena urusan pekerjaan. Semua pihak dalam persidangan ini mengenakan pakaian toga khusus untuk hakim, penuntut umum, dan penasihat hukum. Terdakwa dalam kasus ini tidak memakai pakaian tahanan stetapi memakai pakaian bebas rapi. Pertama-tama, saksi dipanggil seluruhnya ke ruang sidang, kemudian disumpah secara bersama-sama. Namun banyaknya saksi yang dihadirkan, maka hakim ketua menyuruh saksi keluar dan memanggil saksi satu per satu ke ruang persidangan. Selama proses persidangan berlangsung pihak yang aktif adalah hakim ketua, penuntut umum, dan penasihat hukum terdakwa. Kedua hakim anggota tidak tertarik dengan kasus, salah satu dari hakim anggota tertidur di tengah jalannya persidangan. Pemanggilan saksi berlangsung dengan baik, setiap saksi memberikan keterangan sesuai yang tertulis di Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Kedua belah pihak baik penuntut umum maupun penasihat hukum dapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi yang hadir sesuai dengan keterangannya di dalam BAP. Ada beberapa saksi yang gugup dan kebingungan menjawab pertanyaan karena tidak mengetahui duduk permasalahan dan takut statusnya berubah dari saksi menjadi tersangka. Hakim dengan intonasi yang baik meyakinkan mereka tentang kapasitas mereka di persidangan sebagai saksi dan tidak ada kemungkinan menjadi tersangka. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada saksi tidak ada yang menjerat atau memberatkan saksi. Pengadilan ditutup setelah keterangan saksi terakhir dan dibacakan agenda persidangan selanjutnya, yaitu mendengar keputusan saksi yang diajukan oleh terdakwa atau penasihat hukum dalam waktu 2 minggu mendatang. Sidang ditutup dengan ketokan palu dari hakim ketua sidang. Hingga akhir persidangan kedua hakim anggota hanya bersifat pasif dan segera meninggalkan ruangan saat sidang usai. Dapat disimpulkan, persidangan dengan agenda mendengar keterangan saksi dari pihak pelapor menghasilkan keadaan yang berbeda. Banyaknya saksi yang tidak mengetahui kasus yang terjadi membuat posisi terdakwa di untungkan dan pelapor dirugikan karena kehadiran saksi menguatkan indikasi tidak ada tindak pidana yang dituduhkan terjadi pada proyek pengadaan lift tersebut.

Rangkuman Keterangan Saksi : Saksi I (Ayah Pelapor)

Saksi bertugas sebagai perantara pada pembelian 2 unit lift dari PT.Pilar ke PT.Akindo Ada kerugian pada proyek pengadaan lift sebesar Rp 32.000.000,00 yang juga diketahui oleh terdakwa

Ada kerugian Rp 45.000.000,00 pada saksi akibat terdakwa meminjam uang dan belum dikembalikan

Hutang terdakwa kepada saksi akan dikembalikan ketika dana proyek cair, tetapi ketika dana cair tidak ada realisasinya

Kerjasama dengan terdakwa telah terjalin cukup lama, sehingga ada kepercayaan yang penuh pada tersangka dalam mengelola proyek

Tidak mengetahui sebelumnya ada gugatan perdata yang diajukan anaknya, Tubagus Indra kepada terdakwa

Saksi II (Bendahara Proyek) Dalam berlangsungnya proyek ada pengeluaran uang 4 kali atas perintah Pa Kasim, ayah Tubagus Indra Pertama, Rp 32.000.000,00 diserahkan kepada Saudara Soehari (teman terdakwa) secara tunai untuk keperluan proyek Kedua, Rp 1.300.000,00 diserahkan kepada Saudara Ihsan untuk disetorkan ke Bank Syariah a.n PT.Pilar

Ketiga, Rp 2.600.000,00 diserahkan PT.Akindo ke Saudara Heri sebagai jaminan bank Keempat, dana yang dipinjam terdakwa ke PT.Pilar sebesar Rp 45.000.000,00 Pada peminjaman dana terakhir bukan termasuk administrasi proyek

Sebelum proyek ini telah ada kerjasama dengan terdakwa Proyek pengadaan lift memang atas nama PT.Pilar tetapi dana dari terdakwa Soal peminjaman uang telah ada teguran melalui perantara untuk mengembalikan uang

Saksi III (Perantara Terdakwa) Saksi dalam proyek menjabat sebagai pengurus jaminan PT.Akrindo Mengakui menerima uang sebesar Rp 1.300.000,00 dan Rp 2.600.000,00 sebagai jaminan pelaksanaan proyek PT.Pilar Tidak mengetahui isi perjanjian hanya sebagai pelaksana teknis Semua pengeluaran atas izin dari Saudari Yayu, dan saksi hanya perantara saja Tugasnya sebagai perantara ditunjuk oleh Saudara Tubagus Indra Hanya mengetahui kerjasama antara Tubagus Indra dengan terdakwa

Saksi IV (Administrasi Proyek)

PT.Pilar pemenang tender pengadaan dua lift di PT.Akrindo Semua proses berjalan lancar hingga pertanggungjawaban dan telah diaudit BPK tanpa ada bukti kecurangan maupun tindak pidana

Tidak mengetahui hubungan proyek dengan tersangka Tidak mengetahui adanya penggelapan dana

Saksi V sampai VIII Pelaksana lapangan dalam proyek Tidak mengenal tersangkan dan tidak mengetahui ada penggelapan dana

Analisis Prosedur Persidangan : Kasus ini adalah tindak pidana dari laporan (pasal 1 butir 24 KUHAP) Tubagus Indra atas penggelapan dan perbuatan curang yang dilakukan rekannya, Yayu Yuarningsih dalam proyek pengadaan lift dari PT.Pilar kepada PT.Akrido. kasus ini sebelumnya telah diselesaikan di ranah perdata untuk mengembalikan uang yang dipinjam terdakwa terhadap pelapor. Pakaian yang digunakan oleh hakim, penuntut umum, dan penasihat hukum sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat 2,3, dan 5 PP no.27 tahun 1983. Pakaian panitera yng tertulis dalam PP no.27 tahun 1983 pasal 4 ayat 4 adalah jas berwarna hitam, kemeja putih dan dasi hitam. Panitera yang hadir adalah perempuan dengan menggunakan pakaian formal tanpa kemeja putih dan dasi hitam. Panitera yang hadir hanya satu orang hal ini bertentangan dengan pasal 27 ayat 2 UU no.2 tahun 1986 yang menyebutkan Panitera Pengadilan Negeri dibantu oleh seorang Wakil Panitera, beberapa orang PaniteraMuda, beberapa orang Panitera Pengganti, dan beberapa orang Jurusita. Tetapi, pekerjaan panitera pengadilan sesuai dengan pasal 45 UU no.2 tahun 1986 tentang panitera yang berfungsi sebagai sekertatis pengadilan. Prosedur dimulai dan dihentikannya pengadilan telah sesuai dengan aturan yaitu dibuka dengan ketokan palu hakim ketua sidang dan diakhiri dengan cara yang sama. Keterangan saksi dalam persidangan memenuhi syarat formil, yaitu keterangan saksi sah apabila diberikan di bawah sumpah (pasal 160 ayat 3 KUHAP). Selain itu, keterangan saksi juga memenuhi syarat materil, yaitu kesaksiannya merupakan hal-hal yang ia dengar, lihat, dan alami sendiri (pasal 1 butir 27 KUHAP). Saksi mengucapkan keterangannya sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan sesuai dengan pasal 185 ayat 1 KUHAP. Salah satu saksi dari kasus ini adalah ayah dari pelapor (pasal 168 KUHAP) yang terlibat dalam proyek pengadaan lift. Namun, kehadirannya telah memenuhi unsur di pasal 169 ayat 1 KUHAP karena terdakwa dan penuntut umum menghendakinya. Pada persidangan kali ini, keterangan ahli belum diperdengarkan. Saksi yang dihadirkan adalah saksi yang diajukan oleh penuntut umum atas rekomendasi pelapor. Saksi bersifat koperatif dengan tidak berbelit-belit dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Hakim, Penuntut Umum, dan Penasihat Hukum. Pasal yang dituduhkan adalah pasal 372 dan 378 KUHP. Pasal 372 Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah

kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan dan pasal 378 Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu padanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang . Unsur-unsur delik pasal 372 belum terbukti, proyek pengadaan atas nama PT.Pilar memang memakai dana dari terdakwa tapi proyek ini mendapat izin dari Tubagus Indra sebagai pemilik PT.Pilar berarti unsur melawan hukum belum terbukti. Saksi lain pun mengatakan prosedur berjalan sesuai dengan yang seharusnya bahkan telah diaudit oleh BPK. Ada piutang dari terdakwa kepada pelapor yang belum dibayar hingga kasus bergulir baik secara perdata maupun pidana membuktikan unsur delik pada pasal 378, yaitu menguntungkan diri sendiri dengan menggerakan orang lain supaya member hutang. Unsur melawan hukum terpenuhi karena niat baik untuk mengembalikan uang higga proyek selesai tidak terbukti apalagi telah disidang dalam lingkup perdata pengembalian uang belum terlaksana juga. Kesimpulan Perkara mengenai penggelapan dana dan perbuatan curang oleh Ibu Yayu kepada Bapak Tubagus dalam proyek pengadaan lift oleh PT.Akrindo kepada PT.Pilar belum terlihat benang merahnya pada keterangan saksi kali ini. Keterangan saksi cenderung meringankan terdakwa karena banyaknya saksi yang tidak mengetahui duduk perkara daripada yang mengetahui. Prosedur teknis pelaksanaan peradilan pun cukup tertib walaupun ada pelanggaran yang dilakukan hakim anggota selama jalannya sidang. Disamping itu, persidangan dengan agenda mendengar keterangan saksi dalam kasus penggelapan dan perbuatan curang oleh Ibu Yayu kepada Bapak Tubagus dalam proyek pengadaan lift sesuai dengan KUHAP.

Você também pode gostar