Você está na página 1de 14

1.

Revolusi Baru di Bidang Kesehatan: Runtuhnya Era Antibiotik


Terlalu sering mengonsumsi antibiotik sembarangan akan membuat kuman yang tadinya peka terhadap antibiotik menjadi tidak peka lagi. (dr. Zunilda Djanun, Spfk. Departemen Farmakologi dan Therapeitic FKUI) tentunya menjadi hal umum, apabila kita mengidap penyakit, dokter akan memberikan beberapa macam obat termasuk antibiotik. Padahal, dengan memberikan antibiotik secara terus menerus hanya akan membuat kuman kebal terhadap antibiotik. Hal itu disebabkan karena kuman berevolusi agar dia dapat bertahan di lingkungan yang keras. Akibatnya, semakin lama ada beberapa penyakit yang tidak dapat diobati lagi dengan antibiotik akibat kuman telah bermutasi menjadi lebih kuat terhadap antibiotik. Fakta Antibiotik Ternyata dalam perkembangan antibiotik dari zaman ke zaman, ditemukan munculnya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Bahkan , banyaknya masyarakat yang terlalu percaya obat ini dapat

menyembuhkan beberapa penyakit mengakibatkan penyalahgunaan antibiotik yang sebenarnya. antibiotik hanya dapat mengobati yang disebabkan oleh infeksi kuman bukan virus dan parasit dan menurut penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyebutkan, rata-rata pasien menghabiskan 40% biaya resep untuk membeli obat antibiotik yang sebenarnya tidak diperlukan. Bahaya Antibiotik Perlu kita ketauhi bahwa antibiotik dapat memanjakan tubuh kita karena yang berperang kuman tersebut adalah antibiotik, bukan sistem imun. Padahal, alamiahnya sistem imun yang seharusnya bekerja supaya mereka dapat memproduksi antibodi yang dapat melawan dan mengenali kuman tersebut agar tidak menyerang tubuh lagi. tapi kenyataannya kita justru dibuat lemah dan membiarkan kuman lebih kuat lagi dan bermutasi lebih ganas. Revolusi pada dunia kesehatan: Pengobatan sistem imun Harus disadari bahwa ternyata sistem imun sangat penting bagi perlindungan tubuh kita sendiri. bahkan dokterdr.Mehmet C.Oz atau kerap dikenal dr. Oz di The Oprah Winfrey Show mengatakan bahwa antibiotik akan dapat menimbulkan komplikasi dalam tubuh. Banyak dari pengobatan sekarang mengarah ke arah pengobatan sistem imun. vitamin, herbal, dan antioksidan merupakan langkah baik dalam pengobatan sistem imun.

Pengobatan sistem imun terbaik di dunia: Transfer Factor Setelah diteliti oleh Dr. Sherwood Lawrence, Transfer Factor menjadi alternatif terbaik pengobatan sistem imun karena merangsang sistem imun memproduksi antibodi untuk melawan kuman kepada tubuh dan membiarkan tubuh kita melawan sendiri dan selalu memberikan informasi apabila kuman tersebut bermutasi sehingga sistem imun dapat mengenali dan membunuhnya. tidak seperti antibiotik yang memanjakan tubuh tanpa bisa melawan kuman baru yang telah bermutasi. Transfer Factor juga terbukti tertinggi meningkatkan sistem imun sebanyak 243% menurut penelitian yang diadakan oleh para ilmuwan di Institute Longevity Medicine, California, USA. Banyak pakar yang mengakui kehebatan Transfer Factor. Dari Kementrian Kesehatan Rusia sampai penasehat kementrian pertahan Amerika Serikat dan juga salah satu professor W.H.O, DR. Darryl See. M.D , mengatakan bahwa belum pernah ditemukan sejenis herbal dan produk suplemen kesehatan atau obat-obatan yang mempunyai kekuatan dalam merangsang dan meningkatkan daya imun seperti Transfer Factor. Bahkan, seluruh rumah sakit dan klinik di Rusia sudah menggunakan Transfer Factor sebagai pengganti antibiotik di negaranya karena terbukti hebat khasiatnya. Hanya tinggal menunggu waktu Transfer Factor akan hadir di setiap rumah sebagai pelindung kesehatan terbaik untuk manusia. Selamat tinggal era antibiotik. Sumber : http://www.4lifesistemimun.com/revolusi-baru-di-bidang-kesehatan-runtuhnya-era-antibiotik/

2. Cuci Darah Tidak Harus Ke Rumah Sakit


Data seluruh dunia menunjukkan bahwa penyebab gagal ginjal stadium akhir sebagian besar disebabkan oleh DM atau kurang lebih 40-60% dari penyandang cuci darah. Perkembangan kerusakan pada ginjal, biasa disebut komplikasi DM ke ginjal dimulai dari tahap awal yaitu hiperfiltrasi yang ditandai dengan banyak kencing dan berkembang menjadi kebocoran ginjal dalam bentuk lepasnya protein albumin di urin yang disebut mikroalbuminuria, berlanjut ke proteinuria yang menetap berupa kencing yang berbusa. Tahap lebih lanjut terjadi kerusakan fungsi ginjal yang dapat diukur dari menurunnya kemampuan filtrasi ginjal dan dapat berlanjut sampai dengan stadium 5 atau tahap akhir gagal ginjal kronis. Stadium 5 gagal ginjal kronis ini memerlukan tindakan terapi pengganti ginjal yang kita kenal sebagai cuci darah yaitu suatu sistem yang dibuat untuk menggantikan sebagian fungsi

ginjal dengan menggunakan mesin dengan teknologi mutahir dan tabung ginjal pengganti yang disebut dializer. Prosedur ini umumnya dilakukan selama 4-5 jam, 2-3 kali/minggu di rumah sakit yang memiliki fasilitas hemodialisis (cuci darah). Tindakan cuci darah ini dilakukan seumur hidup bagi pasien yang dinyatakan sebagai penyandang stadium 5 gagal ginjal kronik sedangkan cuci darah yang bersifat sementara dilakukan pada orang yang mengalami fungsi ginjal sesaat (gagal ginjal akut) dan apabila penyebabnya telah dapat diatasi dengan baik maka cuci darah tidak diperlukan lagi. Sekarang Bentuk lain dari terapi pengganti ginjal adalah CAPD (cuci darah melalui rongga perut) yaitu menggunakan selang steril ke dalam perut lalu diisi dan dikeluarkan oleh penderita setelah menjalani masa latihan dengan berprinsip pada kebersihan yang sangat cermat. Cara ini sangat praktis bagi orang yang aktif bekerja karena tidak memerlukan sering datang ke rumah sakit, dapat dikerjakan di mana saja oleh dirinya sehingga mereka yang tinggal berjauhan dari pusat cuci darah dapat berhemat untuk waktu dan biaya. Sumber: http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=31682

3. PERAWATAN LUKA DAHULU DAN SEKARANG Banyak cara yang telah dikembangkan untuk membantu penyembuhan luka, seperti dengan menjahit luka, menggunakan antiseptic dosis tinggi, dan juga pembalutan dengan menggunakan bahan yang menyerap. Namun, ketika diteliti lebih lanjut, ternyata cara penyembuhan seperti ini sama sekali tidak membantu bahkan berisiko memperburuk luka. Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya kita akan menggunakan antiseptic pada luka dengan tujuan menjaga luka tersebut agar menjadi steril. Bahkan antiseptic seperti hydrogen peroxide, povidone iodine, acetic acid, dan chlorohexadine selalu tersedia di kotak obat.

Sekarang perlu diketahui, bahwa antiseptik-antiseptik seperti itu dapat mengganggu proses penyembuhan dari tubuh kita sendiri. Masalah utama yang timbul adalah antiseptic tersebut tidak hanya membunuh kumankuman yang ada, tapi juga membunuh leukosit yaitu sel darah yang dapat membunuh bakteri pathogen dan jaringan fibroblast yang membentuk jaringan kulit baru. Sehingga untuk membersihkan luka, cara yang terbaik adalah dengan membersihkannya dengan menggunakan cairan saline dan untuk luka yang sangat kotor dapat digunakan water-presure. Untuk perawatan di rumah, dapat menggunakan air yang mengalir atau menggunakan shower. Demikian pula dengan penggunaan balutan. Zaman dahulu orang percaya bahwa membiarkan luka dalam kondisi bersih dan kering akan mempercepat proses penyembuhan. Sehingga, pada zaman dahulu luka dibalut dengan menggunakan kain pembalut yang tipis yang memungkinkan udara masuk dan membiarkan luka mengering hingga berbentuk koreng. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, pertanyaan tersebut dibantah. Pengatahuan sekarang telah membuktikan bahwa luka dalam kondisi kering dapat memperlambat proses penyembuhan dan akan menimbulkan bekas luka. Balutan dalam kondisi lembab atau sedikit basah merupakan cara yang paling efektif untuk menyembuhkan luka. Balutan tersebut tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan zatzat udara yang lain. Kondisi yang demikian merupakan lingkungan yang baik untuk sel-sel tubuh tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimum, karena pada dasarnya sel dapat di lingkungan yang lembab atau basah. Kecuali sel kuku dan rambut, sel-sel tersebut merupakan sel mati. Pengetahuan dahulu menyatakan bahwa scab atau bekas luka yang mengering atau koreng merupakan penghalang alami untuk mencegah hilangnya kelembaban. scab juga mencegah sel-sel baru untuk berkolonisasi di area luka. Ketika scab tersebut mulai berubah bentuk, sel epidermis harus masuk ke lapisan dermis yang paling dalam sebelum melakukan proliferasi, karena disanalah daerah yang lembab sehingga sel dapat hidup. Dan dari proses itu kita dapat mengetahui bahwa dalam lingkungan kering, luka akan memulih dari dalam ke luar. Sedangkan, bila kita dapat mengoptimalkan lingkungan yang lembab pada luka, proses penyembuhan akan berlangsung dari daerah pinggir/sekitar dan dari dalam secara serempak.

Namun, penyembuhan dengan menggunakan lingkungan yang lembab masih menjadi hal yang baru dan jarang diaplikasikan di masyarkat. Masyarakat kebanyakan berpendapat bahwa lingkungan yang lembab akan menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit. Akan tetapi pernyataan ini tidak disertai dengan kenyataan bahwa tubuh kita mempunyai system imun yang sangat efisien. Segala jenis luka dengan berbagai tingkat kesterilannya memang merupakan bentuk kolonisasi dari bakteri, tapi koloni bakteri tersebut selama masih dalam jumlah yang wajar tidak menimbulkan risiko infeksi. Masalah akan timbul jika bakteri tersebut mulai melipatgandakan koloninya. Jika tubuh kita dalam kondisi yang normal, maka antibody dalam tubuh akan dapat mencegah bakteri untuk tidak bermitosis. Klien dengan luka biasanya akan lebih jarang mengeluhkan rasa nyeri atau sakit yang dirasakan ketika luka dibiarkan dalam lingkungan yang lembab yaitu dengan pembalutan yang lembab. Balutan tersebut akan menjaga saraf dari lingkungan luar dengan memberikan lingkungan yang lembab, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Jika dengan balutan yang kering, dikhawatirkan saraf akan mudah mengalami risiko kerusakan selama berproliferasi. Cara-cara merawat luka: Usahakan agar luka tetap bersih selama proses penyembuhan. Bersihkan luka dengan larutan saline sollution: larutkan dua sendok teh garam ke dalam air panas, lalu biarkan dingin. Gunakan antiseptic yang alamiah. Dapat menggunakan Echinacea angustifolia, calendula, daun teh dan lavender. Perbanyak intake protein dalam tubuh ketika sedang terluka. Terutama pasca operasi, kebutuhan kalori dan protein dalam tubuh akan meningkat 20-50 persen. Perbanyak intake berbagai vitamin dan zat lainnya: o Vitamin A untuk membantu pembentukan jaringan yang luka o Vitamin B1 untuk mensintesis kolagen o Vitamin B5 untuk mempercepat proses penyembuhan

o Vitamin C untuk mempercepat pembentukan kolagen dan elastin, juga untuk mempercepat pertumbuhan o Vitamin E untuk membantu menghilangkan bekas luka o Zn untuk menstimulasi proses penyembuhan luka o Lemak essensial untuk memnyempurnakan proses penyembuhan luka Gunakan madu untuk menyembuhkan luka. Madu mengandung enzim-enzim dan zat anti-viral, dapat mempercepat penyembuhan luka, dan menurunkan risiko infeksi lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan balutan sintetik semi-oklusif. Madu juga dapat mempercepat pertumbuhan sel-sel yang baru. Selain beberapa pengobatan-pengobatan yang telah disebutkan diatas, ada juga metode penyembuhan luka yang juga dianjurkan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu terapi tekan. Terapi ini lebih dipergunakan untuk klien dengan luka pada kaki yang mana saraf pada kaki pun ikut terganggu. Terapi ini sangat efektif untuk membantu proses penyembuhan dan dapat mencegah risiko terjadinya luka ini kembali. Metode terapi tekan ini biasanya menggunakan balutan non elastis, dua atau empat lapis balut tekan, dan pembalut yang pendek dan lentur. Balut tekan terdapat mermacam-macam cara, namun tetap dapat memberikan tekanan secara permanent atau terus-menerus. Hal ini disebabkan adanya perbedaan struktur dan kandungan dari serabut elastometric. Balut tekan berguna untuk manajemen luka saraf. Balutan ini sangat mudah digunakan ketika kita ingin mengganti balutan yang lama. Balutan ini harus sering diganti, dengan tujuan untuk mengurangi pembengkakkan. Pembalut ini sangat elastis, sehingga dapat mengukur seberapa bengkak luka yang ada. Kekuatan tekanan yang dihasilkan merupakan interaksi dari beberapa prinsip, yaitu: Struktur fisik dan elastomeric properties pembalut tersebut. Ukuran dan bentuk dari tubuh ketika balutan itu sedang digunakan. Teknik dan keterampilan yang memasang balutan tersebut.

Aktivitas sehari-hari yang dilakukan klien. Jika luka sudah membaik atau sembuh, disarankan agar balut tekan tetap digunakan dengan tujuan untuk mengontrol risiko pembengkakkan, memperbaiki system saraf dan mencegah risiko terjadinya luka ini kembali. Sumber sekarang.html : http://spmb-nusantara.blogspot.com/2010/01/perawatan-luka-dahulu-dan-

4. Mengenal Lebih Jauh Teknologi USG


Tidak sedikit ibu hamil yang masih bersikap antipati terhadap perkembangan teknologi kedokteran:( Salah satunya, teknologi ultrasonografi atau ultra sound yang biasa dikenal dengan singkatan USG. Sampai saat ini, belum ditemukan adanya efek samping bagi ibu hamil yang menjalani pemeriksaan USG. Berbeda dengan teknologi X-ray/sinar X yang menyebabkan efek negatif pada bayi oleh adanya pengaruh radiasi, USG hanya memakai perantara gelombang suara yang tidak membahayakan kesehatan bayi dan ibu. Pemeriksaan USG, sederhananya, dengan menempelkan sebuah alat yang disebut dengan transducer ke permukaan perut ibu hamil. Alat ini kemudian mengirimkan gelombang suara frekuensi tinggi yang akan menimbulkan reaksi pada bayi. Pantulan suara atau gema tersebut diterjemahkan oleh komputer dengan menghasilkan gambar-gambar dan perilaku janin anda. Jika dulu, USG hanya menampilkan gambar hitam-putih yang lebih mirip dengan klise foto atau siluet, sekarang ini telah berkembang USG 4 dimensi. Dengan USG 4 dimensi, ibu hamil akan benar-benar menimati bentuk dan gambar janinnya seperti sedang menonton film. Bahkan, jantung bayi akan terlihat sangat jelas, berikut katup dan sekat-sekat jantung . Nih, alat USG yang sudah memakai sistem 4 dimensi: Namun, bisa dikatakan kalau USG 4 D ini masih terlalu mahal, di Mesir sendiri sekitar 200-300 pound. Meski demikian, ibu-ibu hamil tidak perlu berkecil hati, karena dengan USG 2 Dimensi pun sudah cukup untuk mengetahui kondisi janin:)

Lalu, apa saja manfaat yang kita bisa dapatkan melalui pemeriksaan USG? Beberapa di antaranya: 1. Mengukur badan janin agar tanggal persalinan bisa diperkirakan sejak 2. Melihat posisi janin dan tali plasenta. 3. Melihat jumlah janin. 4. Melihat cacat dan kelainan pada rahim ibu hamil. 5. Mengetahui volume air ketuban, sehingga jika terjadi hidramnion dan polyhidramnion atau kelebihan air ketuban. Ternyata USG bukan hanya memakai alat transducer yang ditempel di perut ibu. Ada juga sistem USG yang disebut transvaginal, yang dimasukkan ke permukaan vagina ibu hamil. Bahkan, sistem ini lebih akurat hasilnya dan anda tidak perlu khawatir karena sangat aman digunakan dan tidak sakit. Seperti gambar disamping: Sumber : http://twinshappyfamily.wordpress.com/2010/10/07/mengenal-lebih-jauh-teknologiusg/#more-209

5. Ibu Bersalin Jaman Dulu dan Sekarang (dipandang dari kacamata ibu dan dokter)
20 TAHUN YANG LALU....... 1. Ibu menjalani proses persalinan sendirian, tanpa didampingi oleh suami atau keluarga dekat lainnya. 2. Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, langsung dibawa ke kamar bayi untuk dimandikan. 3. Setelah mandi dan dibedong, bayi diletakkan di boks dalam kamar bayi yang berjendela kaca. Ibu dan keluarga lainnya menonton bayi dari balik kaca bak ikan dalam akuarium.

4. Bayi diserahkan kepada ibu untuk disusui hanya dalam jam-jam tertentu. 5. Di luar jam menyusui, apabila bayi menangis maka diberikan susu formula dalam botol. 6. Saat pulang dari rumah sakit/rumah bersalin, susu formula dalam kaleng yang masih tersisa dibawakan kepada ibu, sehingga ibu dapat melanjutkan pemakaiannya di rumah. 7. Ibu pulang ke rumah setelah 3 hari dalam perawatan 8. Di rumah, terkadang masih dikekang dengan berbagai peraturan, misalnya: tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari, tidak boleh duduk bersimpuh di lantai, tidak boleh tidur di pagi atau siang SEKARANG...... 1. Ibu menjalani proses persalinan dengan pendampingan dari suami atau keluarga dekat yang lain. (ibu lebih tenang dengan dukungan doa dan semangat dari orang terdekatnya, sehingga proses persalinan berjalan lebih lancar) 2. Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, dilakukan pembersihan lendir seperlunya kemudian bayi langsung ditengkurapkan di dada ibu sehingga kulit ibu dan kulit bayi saling bersentuhan (inisiasi menyusu dini) 3. Bayi dibiarkan menempel di dada ibu sambil merangkak mencari payudara guna mendapatkan ASI 4. Setelah berlangsung kira-kira 1 jam maka bayi diangkat dan dibersihkan serta dilakukan penimbangan dan pengukuran panjang badan. Bayi tidak dimandikan saat baru lahir. 5. Bayi berada sekamar dengan ibu selama 24 jam. 6. Bayi tidak diberikan apa pun kecuali ASI, hatta saat itu ASI belum keluar. 7. Ibu dan bayi pulang ke rumah setelah minimal 36 jam dalam perawatan. Sumber : http://drprita.multiply.com/reviews/item/20

6. Inilah Metode-Metode Yang Di Gunakan Untuk Sunat Pada Zaman Dahulu Sampai Sekarang
Sunat atau khitan atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi. Kata sirkumsisi berasal dari bahasa Latin circum (berarti memutar) dan caedere (berarti memotong). Beberapa metode cara menyunat : METODE KLASIK & DORSUMSISI Metode klasik sudah banyak ditinggalkan tetapi masih bisa kita temui di daerah pedalaman. Alat yang digunakan adalah sebilah bambu tajam/pisau/silet. Para bong supit alias mantri sunat langsung memotong kulup dengan bambu tajam tersebut tanpa pembiusan. Bekas luka tidak dijahit dan langsung dibungkus dengan kassa/verban sehingga metode ini paling cepat dibandingkan metode yang lain. Cara ini mengandung risiko terjadinya perdarahan dan infeksi, bila tidak dilakukan dengan benar dan steril. Metode Klasik kemudian disempurnakan dengan metode Dorsumsisi, Khitan metode ini sudah menggunakan peralatan medis standar dan merupakan khitan klasik yang masih banyak dipakai sampai saat ini. Di Sunda dikenal dengan sebutan sopak lodong, umumnya bekas luka tidak dijahit walaupun beberapa ahli sunat sudah memodifikasi dengan melakukan pembiusan lokal dan jahitan minimal untuk mengurangi risiko perdarahan.

10

METODE STANDAR SIRKUMSISI KONVENSIONAL Metode inilah yang paling banyak digunakan hingga saat ini. Cara ini merupakan penyempurnaan dari metode dorsumsisi dan merupakan metode standar yang digunakan oleh banyak tenaga dokter maupun mantra (perawat). Beberapa Rumah Sakit jaman dahulu juga menggunakan cara ini Alat yang digunakan semuanya sesuai dengan standar medis dan membutuhkan keahlian khusus untuk melakukan metode ini. METODE LONCENG Pada metode ini tidak dilakukan pemotongan kulup. Ujung penis hanya diikat erat sehingga bentuknya mirip lonceng, akibatnya peredaran darahnya tersumbat yang

mengakibatkan ujung kulit ini tidak mendapatkan suplai darah, lalu menjadi nekrotik, mati dan nantinya terlepas sendiri. Metode ini memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar dua minggu. Alatnya diproduksi di beberapa negara Eropa, Amerika, dan Asia dengan nama Circumcision Cord Device. METODE KLAMP Pada metode ini, ujung kulup dilebarkan, lalu ditahan agar tetap meregang dengan cara memasang semacam cincin dari karet. Biasanya, ujung kulup akan menghitam dan terlepas dengan sendirinya. Prosesnya cukup singkat sekitar 3-5 menit. Kelebihan metoda ini adalah: Mudah dan aman dalam penggunaan, tidak memerlukan penjahitan dan perban,tidak mengganggu aktivitas sehari-hari pasien,perdarahan minimal bahkan bisa tidak

berdarah,tidak sakit setelah khitan, tanpa perawatan pasca khitan dan langsung pakai celana dalam dan celana panjang.

11

METODE LASER ELEKTROKAUTERY Metode ini sedang booming dan lagi heboh-hebohnya di masyarakat dan lebih dikenal dengan sebutan Khitan Laser. Penamaan ini rasanya kurang tepat karena alat yang digunakan samasekali tidak menggunakan Laser. Tapi sebenernya cara ini menggunakan sebuah elemen seperti cutter bentuknya.. yang dipanaskan. METODE FLASHCUTTER Metode ini merupakan pengembangan dari metode elektrokautery. Bedanya terletak pada pisaunya yang terbuat dari logam yang lurus (kencang) dan tajam. Flashcutter langsung dapat hidup (tanpa PLN) karena didalamnya sudah terdapat energi dari rechargeable battery buatan Matshusita Jepang. Flashcutter pertamakali diluncurkan di Indonesaia tahun 2006 oleh Uniceff Corporation. Cara pemotongan pada khitan sama seperti mempergunakan pisau bedah (digesek, diiris). Dalam hitungan detik preputium terpotong dengan sempurna, (tanpa pendarahan, dan dengan luka bakar sangat minimal). METODE LASER CO2 Istilah yang lebih tepat untuk Khitan Laser yang sesungguhnya adalah dengan metode ini. Fasilitas Laser CO2 sudah tersedia di Indonesia. Salah satunya, di Jakarta. Laser yang digunakan adalah laser CO2 Suretouch dari Sharplan. Berikut tahapan sunat dengan laser tersebut: Setelah disuntik kebal (anaestesi lokal), preputium ditarik, dan dijepit dengan klem. Laser CO2 digunakan untuk memotong kulit yang berlebih. Setelah klem dilepas,kulit telah terpotong dan

12

tersambung dengan baik, tanpa setetes darahpun keluar. Walaupun demikian kulit harus tetap dijahit supaya penyembuhan sempurna. Dalam waktu 10-15 menit, sunat selesai. Sumber : http://gugling.com/2010/09/18/metode-metode-yang-di-gunakan-untuk-sunat/

7. BEDAH PLASTIK
BEDAH PLASTIK DALAM PANDANGAN UMUM Bedah Plastik adalah suatu cabang Ilmu Bedah yang mengerjakan operasi Rekonstruksi dan Estetik. Istilah Plastik sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu plasticos yang berarti dapat diubah atau dibentuk bukan dengan menggunakan bahan dari plastik, tetapi dengan menggunakan bahan dari tubuh sendiri (lemak, tulang rawan, kulit,dan lain-lain) atau bahan artificial (implant) seperti silikon padat untuk memancungkan hidung atau silikon gel untuk membesarkan payudara.

PERBEDAAN BEDAH PLASTIK ZAMAN DULU DENGAN ZAMAN SEKARANG Operasi plastik zaman dulu bisa diibaratkan seperti merapikan seprei dengan

menyembunyikan bagian kusutnya di bawah kasur, artinya operasi dilakukan dengan meremajakan lapisan lemak di permukaan kulit wajah tanpa menyentuh lapisan otot dan jaringan ikat di antara kulit dan tulang wajah. Perbedaannya dengan bedah plastik zaman sekarang ini dapat meremajakan kedua lapisan tersebut. Di samping itu, ada kelebihan lain yaitu mampu menyembunyikan bekas jahitan di garis rambut, belakang lipatan hidung, dan bawah dagu.

JENIS BEDAH PLASTIK Jenis bedah plastik secara umum dibagi dua jenis yaitu rekonstruksi dan kosmetik ( Estetik ), yang membedakan operasi Rekonstruksi dan Estetik adalah dari tujuan prosedur

13

pembedahan

itu

sendiri.

Pada

operasi

rekonstruksi

diusahakan

mengembalikan

bentuk/penampilan serta fungsi menjadi lebih baik atau lebih manusiawi setidaknya mendekati kondisi normal. Pada operasi estetik, pembedahan dilakukan pada pasien-pasien normal (sehat), namun menurut norma bentuk tubuh kurang harmonik (misalnya, hidung pesek), maka diharapkan melalui operasi bedah plastik estetik didapatkan bentuk tubuh yang mendekati sempurna. JENIS-JENIS PEMBEDAHAN REKONSTRUKSI Rekonstruksi kelainan bawaan seperti sumbing bibir dan langitan, hipospadi (alat kelamin pria melengkung), hemangioma (kelainan pembuluh darah pada kulit). Cacat akibat trauma/kecelakaan seperti luka bakar, kontraktur akibat luka bakar, pengangkatan tumor, ablati payudara, Cacat karena Infeksi seperti noma, dimana penderita mengalami disfigurasi yang memprihatinkan, Bedah Kraniofasial dan bedah maksilofasial, khusus menangani kelainan bawaan bentuk kepala dan muka (patah tulang muka akibat kecelakaan). Bedah mikro (seperti traumatik amputasi jari yang memerlukan penyambungan pembuluh darah). Sumber : http://budiviro.blog.com/2011/06/08/bedah-plastik-dan-buddhisme/

14

Você também pode gostar