Você está na página 1de 9

3/28/2012

Agama dan Perubahan Sosial:


Max Weber dan Etika Protestan
Dr. Sukamto

Agama Pendorong Perubahan Sosial? Sosial?

Karya Weber The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (Die Protestantische Ethik und der Geist des Kapitalismus) pertama kali diterbitkan dalam Archiv fr Sozialwissenschaft und Sozialpolitik Volume XX dan XXI tahun 1904-1905.

3/28/2012

A. Fakta (Titik Pijak)


Karena

kenyataan menunjukkan bahwa para pemimpin bisnis dan pemilik modal, maupun para para pekerja perusahaan yang berkeahlian tinggi, staf ahli yang terdidik, baik secara teknis maupun bisnis, ternyata adalah penganut protestan (Weber 2006:3).

Misalnya

pada tahun 1895 di Baden terdapat modal yang dipajaki:


Per 1000 orang Protestan Per 1000 orang Katolik 954.000 589.000

Pada tahun 1895 di Baden populasi sebagai berikut: Protestan 37 persen, Katolik 61,3 persen, dan Yahudi 1,5 persen.
PROTESTAN KATOLIK

Gymnasien Realgymnasien Oberrealschulen Realschulen Hohere Burgerschulen Avarage

43 69 52 49 51 48

46 31 41 40 37 42

3/28/2012

Di antara lulusan Katolik yang menyiapkan untuk terjun dalam kehidupan bisnis kelas menengah jumlahnya masih jauh lebih sedikit daripada jumlah persentase orang-orang Protestan (Weber 2006:7). Sebaliknya, hal ini menjadi kenyataan bahwa orang-orang Protestan baik sebagai kelas-kelas yang memerintah dan diperintah, baik sebagai mayoritas dan minoritas, telah menunjukkan khusus untuk mengembangkan rasionalisme ekonomi yang tidak dapat diamati pada tingkat yang sama di antara orang-orang Katolik (Weber 2006:9).

Perbedaan ini menurut Weber perlu dicari dalam karakter intrinsik permanen dari kepercayaan keagamaan mereka, dan tidak hanya pada situasi historis-politis eksternal belaka. Weber menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan semangat Kapitalisme adalah sikap yang mencari profit secara rasional dan sistematis.

Dimana sikap ini didasari atas konsep panggilan (Beruf) dalam teologi Luther yaitu bahwa kerja dalam aspek panggilan (Bab III) merupakan suatu tugas yang digariskan Tuhan. Konsepsi mengenai panggilan ini kemudian menghasilkan suatu dogma sentral dari seluruh kelompok umat Protestan yang menyumbangkan signifikansi keagamaan dalam aktivitas duniawi sehari-hari terutama tentang kerja, mencari untung dan penggunaan uang (capital).

3/28/2012

B. Calvinisme
Weber menemukan sumber-sumber semangat Kapitalisme ini secara umum dalam Protestantisme terutama Calvinisme dan Puritanisme (Bab IV). Dalam Calvinisme doktrin yang pada umumnya dianggap paling mendasar adalah predestinasi. Kristus telah wafat hanya demi kaum terpilih. Orang-orang terpilih di dunia hanya dimaksudkan untuk memuliakan Tuhan.

Aktivitas sosial dari orang-orang Kristen di dunia ini terutama adalah in majorem gloriam Dei (semua demi kemuliaan Tuhan). Pertanyaannya adalah bagaimana setiap individu bisa yakin bahwa dirinya terpilih?

Agar dapat memperoleh kepercayaan diri atas predestinasi itu aktivitas duniawi (KERJA) yang hebat diusulkan sebagai sarana yang paling sesuai untuk menghilangkan keraguraguan keagamaan dan memberi kepastian akan persoalan rahmat (state of grace).

3/28/2012

Maka betapapun tiada artinya perbuatan baik sebagai sarana untuk mencapai keselamatan, namun perbuatan itu sangat diperlukan sebagai suatu tanda pemilihan (electi).

Bahkan bagi Calvinis, menurut Weber Tuhan tidak hanya menuntut umatnya sebuah perbuatan baik, tetapi menuntut satu kehidupan yang dipenuhi dengan perbuatan baik yang dipadukan ke dalam satu sistem yang menyatu. Sebab hanya dengan suatu perubahan fundamental di dalam makna keseluruhan dari kehidupan pada setiap waktu dan pada setiap tindakan atau perilaku, maka pengaruh rahmat (grace) yang mentransformasikan manusia dari status naturae menuju status gratiae dapat dibuktikan.

C. Pietisme
Pilihan tidak dapat dibuktikan dengan hanya mempelajari teologi. Pietisme dengan suatu ketidakpercayaan yang mendalam dari Gereja mengenai para teolog ... Mulai mengumpulkan para pengikutnya dari praxis pietatis di dalam conventicles yang dipindahkan dari dunia. Supaya membuat Gereja yang tak terlihat dari yang terpilih terlihat di atas bumi ini.

Sukamto, M.Div. (trahutama@yahoo.com)

3/28/2012

Spener berkata perbuatan baik adalah intensi atau maksud untuk memuliakan Tuhan. Pekerjaan dalam suatu panggilan juga merupakan suatu aktivitas asketis par excellence bagi Francke...

Sukamto, M.Div. (trahutama@yahoo.com)

Beberapa ajaran-ajaran Protestantisme yang berpengaruh terhadap elemenelemen fundamental kapitalisme modern adalah:

1. Kerja

istirahat bagi orang suci adalah di dunia nanti, sedangkan bagi manusia di bumi supaya yakin akan state of grace-nya harus mengerjakan suatu pekerjaan dari Dia yang mengutusnya. Hanya aktivitas yang bisa meningkatkan kemuliaan Tuhan. Membuang-buang waktu merupakan dosa pertama dan dosa yang mematikan.

3/28/2012

Seperti yang dikatakan oleh Paulus mereka yang tidak bekerja tidak berhak mendapat makan termasuk orang kaya meskipun sudah bisa hidup dengan kekayaannya, karena ketidakmauan bekerja dilihat sebagai gejala berkurangnya kemungkinan untuk memperoleh rahmat.

Thomas Aquinas (Abad Pertengahan) kerja hanya merupakan naturali ratione yang perlu untuk memelihara setiap individu dan masyarakat. Kerja sebagai suatu keharusan demi kelanjutan hidup. Calvinisme terutama sekte puritanisme kerja sebagai Beruf atau panggilan. Kerja tidaklah sekedar pemenuhan keperluan, tetapi suatu tugas suci.

Sikap hidup yang diinginkan dari doktrin ini disebut oleh Weber sebagai Askese Duniawi (innerweltliche Askese, innerworldly ascesticism), yaitu intensifikasi pengabdian agama yang dijalankan dalam kegairahan kerja-kegairahan kerja sebagai gambaran dan pernyataan dari manusia yang terpilih (Abdullah 1988:9).

Sukamto, M.Div. (trahutama@yahoo.com)

3/28/2012

Kekayaan tidaklah baik jika itu menyebabkan sikap malas.

Sukamto, M.Div. (trahutama@yahoo.com)

2. Mencari untung

memanfaatkan segala keuntungan dari setiap kesempatan yang ada. Jika Tuhan menunjukkan dengan jalan yang syah untuk mencapai hasil yang lebih banyak, dibanding dengan jalan lain tetapi kesempatan itu tidak digunakan ini dianggap telah menolak untuk menerima anugerahNya.

3. Penggunaan Kekayaan

Manusia hanyalah seorang wali atau pengawas dari barang-barang yang datang kepada manusia hanya melalui rahmat Tuhan. Seperti seorang pelayan dalam cerita perumpamaan di dalam Kitab Suci, dia harus bertanggung jawab terhadap setiap uang yang dipercayakan kepadanya.

3/28/2012

Pada sisi produksi kekayaan pribadi, askese menyalahkan baik ketidakjujuran dan keserakahan impulsif. Ketamakan, mammonisme itu hanya usaha menjadi kaya demi diri sendiri.

Você também pode gostar