Você está na página 1de 8

Page |1

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim, Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmatnya makalah ini dapat penulis selesaikan. Tidak lupa terimakasih juga penulis ucapkan kepada Amran SE, Msi selaku Dosen Mata Kuliah Pengantar Agribisnis. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan dari rekan-rekan seperjuangan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik bagi rekan-rekan di STIE Bulungan Tarakan, maupun bagi diri penulis sendiri.

Tarakan, 01 Juli 2011 Penulis,

Rizki Mulyadi

DAFTAR ISI

Page |2

KATA PENGANTAR................................................................................................................1 DAFTAR ISI.............................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................................................3 B. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................3 C. SISTEMATIKA PENULISAN.....................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN AGRIBISNIS......................................................................................4 B. PELUANG DAN TANTANGAN AGRIBISNIS INDONESIA..........................................4 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN........................................................................................................7 B. SARAN...................................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................8

Page |3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Era perdagangan bebas telah menyongsong, yang menuntut adanya usaha yang lebih keas dari para pelaku sektor agribisnis Indonesia untuk dapat memenangkan kompetisi di pasar bebas dunia. Sumber daya alam Indonesia yang merupakan modal yang sangat berharga, sehingga keberadaannya sering diagung-agungkan sebagai salah satu faktor yang dapat diunggulkan, saat ini sudah tidak dapat lagi untuk disombongkan. Selain itu, kapasitas sumber daya manusia, kondisi ekonomi dan sosial politik serta produktivitas yang rendah menjadi kendala utama Indonesia dalam meningkatkan kualitas hidupnya di sektor agribisnis. Permasalahan di atas membuat penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul Peluang dan Tantangan Agribisnis Indonesia.

B. TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Agribisnis.

C. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini terbagi dalam 3 BAB yang terdiri dari : BAB I : Pendahuluan, yang mengutarakan latar belakang, , penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : Pembahasan, berisi uraian secara ringkas teori teori yang menjelaskan tentang permasalahan yang akan diteliti dan pembahasan dari topik permasalahan tersebut. BAB III : DAFTAR PUSTAKA Penutup, berisi Kesimpulan dan Saran

Page |4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AGRIBISNIS Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri adalah Pertanian sedangkan bisnis adalah usaha yang menghasilkan uang, dengan demikian pengertian Agribisnis adalah setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun juga pengusahaan pengelolaan hasil pertanian.

B. PELUANG DAN TANTANGAN AGRIBISNIS INDONESIA

Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal dan hidup di pedesaan yang umumnya hidup dan berusaha di bidang pertanian adalah juga merupakan bagian dari agribisnis, dari setiap petani memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil yang bermanfaat. Peranan lainya yang dilakukan petani dalam usaha taninya adalah sebagai pengelola. Apabila keterampilan bercocok tanam sebagai juru tani pada umumnya adalah keterampilan tangan, otot dan mata maka keterampilan sebagai pengelola mancakup kegiatan pikiran didorong oleh kemauan. Tercakup didalamnya terutama pangambilan keputusan atau penetapan pilihan dari alternatif-alternatif yang ada dan merupakan prilaku petani ( Mosher,A.T., 1969). Banyak persoalan yang dihadapi petani, baik yang berhubungan langsung dengan produksi dan pemasaran hasil pertanian maupun dengan hal-hal yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain merupakan usaha bagi petani, pertanian sudah merupakan usaha bagi petani, pertanian sudah merupakan bagian dari hidupnya sehingga tidak hanya aspek ekonomi, tetapi aspek lainya semua memegang peranan penting dalam tindakan petani. Namun demikian, dari segi ekonomi pertanian, berhasil tidaknya produksi dan tingkat harga yang diterima oleh petani untuk hasil produksinya merupakan faktor yang sangat mempengaruhi prilaku dan kehidupan petani (Mubyarto, 1986). Sejalan dengan kemajuan teknologi maupun perkembangan struktur sosial, ekonomi dan budaya, Teknologi Pengendalian Hama terpadu di pedesaan dapat membantu warga desa dalam meningkatkan usahataninya, meningkatkan pengelolaan untuk mendapatkan nafkah dalam usahataninya. Sedangkan teknologi adalah pengetahuan untuk menggunakan daya cipta manusia dalam menggali sumber daya alam dan memanfaatkanya guna untuk meningkatkan kesejahteraan (Anonimous, 1988).

Page |5

Secara ekonomis, bahwa teknologi baru khususnya teknologi PHT harus sesuai dengan kemampuan daya beli petani dan keuntungan dari teknologi tersebut harus benar-benar tampak. Secara sosial teknologi baru dapat segera disebarluaskan dikalangan masyarakat setempat. Teknologi baru secara sosial akan mempengaruhi sikap petani terhadap teknologi itu sendiri apakah petani menerima, ragu-ragu atau menolak teknologi tersebut. Secara Teknis Teknologi baru harus tidak banyak menanggung resiko, tersedia setiap saat, tidak menimbulkan efek samping yang cukup merugikan, cukup sederhana, tidak menyulitkan petani serta dapat menimbulkan motivasi untuk berproduksi dengan menggunakan teknologi baru khususnya teknologi Pengendalian Hama Terpadu ( PHT). Dalam menerapkan Konsep PHT yang berwawasan lingkungan maka seseorang perlu mengadopsi elemen dasar dan Komponen PHT. Proses pengadopsian inovasi tersebut melalui Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu ( SLPHT), kegiatan tersebut pada hakekatnya ingin merubah perilaku petani dengan mengenal teknologi baru melalui proses belajar disawah dengan pengalaman sendiri. Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan terjadi proses adopsi teknologi PHT oleh petani dan masyarakat disekitarnya ( Bappenas, 1993). Teknologi PHT, tidak semua dapat diterima dan diadopsi petani, artinya inovasi tersebut mungkin juga ditolak oleh petani, hasil sementara yang diperoleh dari kegiatan pelatihan dan pengembangan PHT sebagai program Nasional yang telah berlaku sejak tahun 1990/1991 menunjukan terjadinya penurunan penggunaan Pestisida lebih dari 50 % dari jumlah pengguna rata-rata permusim, sehingga terjadi penghematan ( Bappenas, 1993). Pada dasarnya petani tidak hanya bertujuan untuk memperoleh produksi yang tinggi tetapi yang lebih penting bagi petani adalah adanya pendapatan yang relatif tinggi. Oleh karena itu, disamping peningkatan produksi, penekanan biaya produksi serta berusaha mendapatkan harga yang layak sehingga mencapai pendapatan yang optimal merupakan tujuan utama bagi petani, keuntungan yang diperoleh dari proses usahatani juga tergantumng dari efektif atau tidaknya dari faktor-faktor produksi yang digunakan, seperti luas lahan pertanian, sarana produksi dan pengalokasian tenaga kerja. Selanjutnya peningkatan pendapatan patani akan tergantung bagaimana unsur-unsur produksi dialokasikan oleh petani serta kemampuanya sebagai pengelola, mampu memilih alternatif yang paling menguntungkan. Kenaikan hasil proses pada umumnya tidak disebabkan oleh perubahan satu input saja melainkan oleh perpaduan dari beberapa macam input, makin banyak input dalam batas-batas tertentu diharapkan makin besar pola output yang diterima oleh petani.

Page |6

Menurut Wakil Presiden Boediono, pengembangan sektor agribisnis nasional hingga kini masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain, termasuk di Asia. Dibandingkan negara lain, termasuk Thailand sektor agribisnis kita masih jauh tertinggal. Sektor agribisnis di Indonesia belum menyatu dengan sektor-sektor lain dalam mendukung pembangunan nasional. Di negara lain sektor agribisnis telah menyatu dengan sektor jasa, industri dan lainnya. Sektor pertanian, perikanan dan peternakan telah menyatu dengan sektor jasa dan indsutri, sedangkan di negara kita belum ada keterkaitan satu sama lain. Namun, Indonesia memiliki potensi agribisnis yang besar dan masih dapat mengejar ketertinggalan dengan negara lain. Potensi agribisnis Indonesia luar biasa, bahkan yang terbesar di Asia Tenggara dan Asia. Kita penghasil minyak sawit, karet dan beras terbesar di dunia. Kita juga penghasil kakao, kopi, teh, minyak atsiri, perikanan terbesar. Ini semua adalah basis bagi pengembangan agribisinis di tanah air kita yang masih ketinggalan. Menurut pakar agribisnis, ketertinggalan Indonesia dalam sektor agribisnis karena para pelaku bisnis lebih mementingkan keuntungan jangka pendek dengan menjualnya sebagai bahan mentah. Padahal masih banyak nilai tambah yang bisa diambil dan dimanfaatkan dari produk-produk agribisnis. Pemerintah telah melakukan perbaikan dan pembenahan untuk mendukung sektor agribisnis agar lebih maju, seperti pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia dan kebijakan serta aturan yang mendukung.

Page |7

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk bersaing di era perdagangan bebas di sektor agribisnis. Hal ini didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah dan kondisi geografis Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa. Tantangannya adalah bagaimana supaya semua sumber daya itu dapat dikelola secara efektif dan efisien agar menghasilkan output yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

B. SARAN Indonesia adalah negara penghasil minyak sawit, karet, dan beras terbesar di Asia Tenggara bahkan di Asia. Oleh karena itu sudah semestinya pemerintah memberikan perhatian lebih kepada sektor agribisnis mengingat prospek dari sektor ini yang cukup menjanjikan di masa mendatang.

Page |8

DAFTAR PUSTAKA

http://sobatbaru.blogspot.com/ http://belajar.internetsehat.org/ http://www.agrina-online.com/ http://agribisnis.deptan.go.id/ http://e-jurnal.perpustakaan.ipb.ac.id/ http://agribisnis.pedagangkakionline.com/ http://www.antaranews.com/

Você também pode gostar