Você está na página 1de 22

PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN GAS DAN DEBU DALAM TAMBANG BAWAH TANAH I.

Pengukuran dan Pengendalian Gas Dalam Tambang Bawah Tanah 1.1.Pengukuran Gas Dalam Tambang Bawah Tanah A.Untuk Gas Karbon Monoksida Latar Belakang Gas Karbon Monoksida (CO) adalah salah satu gas yang berbahaya terdapat pada kegiatan penambangan batubara bawah tanah Gas CO sangat berbahaya bagi pernapasan manusia bila terisap walaupun dalam persentase yang kecil yang akan menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh, oleh sebab itu perlu dilakukan tala pengukuran gas CO dan perlu dibakukan. Pengukuran ini mengacu kepada standar Mine Safety and Health Of America (MSHA) 1.Ruang Lingkup Standar ini meliputi 'detinisi, alat pelindung diri, perlatan yang digunakan dan tata pengukuran yang digunakan untuk mengukur kadar gas CO dalam udara dengan aman dan benar. 2.Defenisi Tata pengukuran adalah petunjuk yang berupa aturan-aturan yang hams dilakukan dalam melakukan pengukuran dengan benar. Gas karbon monoksida (CO) adalah salah satu gas yang berbahaya yang terdapat pada kegiatan penambangan batubara bawah tanah. Gas CO sangat berbahaya bagi pernapasan bila terhisap, oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran gas CO untuk mengetahui konsentrasi CO yang ada pada lokasi keja. 3.Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang memenuhi syarat standar keselamatan meliputi masker gas, topi pengaman, sepatu pengaman, pakaian keja dan alat penyelamat diri (self rescuer). 4. Metode dan Peralatan yang Digunakan Metode absorbsi CO yang menggunakan tabung detektor. Metode absorbsi CO yang menggunakan monitor gas CO.

5. Tata Pengukuran.

Lokasi PengukuranPengambilan Percontoh. Pengukuradpengambilan percontoh gas karbon monoksida (khususnya pada tambang batubara bawah tanah) yang dilakukan pada : Setiap permuka kerja dari tempat penggalian. Setiap penggalian lubang maju. Tempat yang jaraknya barang dari 30 cm kearah ambrukan bahan penggalian atau pada sisi jalan udara kotor keluar. Pengukuradpengambilan percontoh gas karbon monoksida (khususnya pada tembang bawah tanah lainnya) yang dilakukan pada : Persimpangan jalan aliran udara dimana udara kotor keluar dari lokasi ke ja. 6.Pengukuran. Metode absorbsi CO yang menggunakan tabung detektor adalah sebagaiberikut ; - Pergunakan tabung detektor dan pompa yang masih baik. - Potong kedua uju'ng tabung dengan alat pernotong tabung. - Masukkan tabung kedalam pompa. - Isap udara dengan cara menekan pompa. - Baca dm catat perubahan warna pada skala. - Peke jam selesai, rapihkan peralatan. Metode absorbsi CO yang menggunakan alat monitor gas CO digital. - Kalibrasikan dulu alat monitor gas CO. - Tempatkan alat ukur pada daerah yang akan diukur. - Hidupkan alat monitor gas CO digital sampai pembacaan pada alat stabil. - Baca dan catat hasil pengukuran. - Pekejaan selesai, rapihkan peralatan. B.Untuk Gas Carbon Dioksida Latar Belakang Persentase Carbon Dioksida dalam udara dapat bertambah besar ditambang bawah tanah akibat proses pernapasan manusia, proses oksidasi, nyala lampu, kebakaran dan peledakan. Apabila konsentrasi C02 makin naik yang biasanya diikuti oleh penurunan persentase oksigen oleh sebab itu perlu dilakukan pengukuran karbon dioksida dan perlu distandarkan. Standar ini mengacu kepada Mine Safety and Health of America.

1.Ruang Lingkup

Standar ini meliputi definisi, alat pelindung diri, metode dan peralatan yang digunakan, dan tata pengukuran gas karbon dioksida dengan benar dan aman. 2.Defenisi Tata pengukuran Gas C02 adalah gas yang berbahaya yang terdapat pada kegiatan penambangan bawah tanah. Gas C02 sangat berbahaya bagi pernapasan, oleh sebab itu perlu dilakukan pengukuran gas C02 untuk rnengetahui konsentrasi C02 yang ada pada lokasi kerja. 3.Alat Pelindung Diri Alat pelindung din yang memenuhi syarat standar keselamatan meliputi topi pengaman, pakaian kerja, sepatu pengaman dan alat penyelamat diri, masker gas (selfresquer). 4. Metode dan Peralatan yang Digunakan Metode absorbsi C02 yang mensgunakan tabung detector Metode absorbsi C02 yang menggunakan gas C02 digital 5. Tata Pengukuran. Metode absorbsi C02 yang menggunakan tabung detektor dildukan sebagai berikut : - Pergunakan tabung detektor dan pompa yang masih baik. - Keluarkan udara densan cara menekan pompa - Potong kedua ujung tabung dengan alat pemotong tabuns - Masukkan tnbung kednlam pompa - Tekan pompa sekurang-kuranznya tiza kali - Baca dan catat perubahan warna pnda skala Metode absorbsi C02 yang niengsunakan alaf nlonitor gas C02 digital dilakukan sebagai berikut : - Kalibrasikan alat monitor C02 - Tempafkan alat ukur pada daerah yang akan diukur - Hidupkan monitor gas C02 digital sarnpai pembacaan pada alat stabil - Baca dan catat hasil pengukuran 6.Lokasi pengukuran pengarnbilan percontoh. Pengukuradpengarnbilan percontoh gas karbon dioksida dilakukan pada ternpat sebagai benkut : - Udara dilingkungan ternpat kerja. - Tempat yang berdekatan dengan sumber ernisi CO2,

C.Untuk Gas Metana Latar Belakang Pada kegiatan penambangan batubara bawah tanah kehadiran gas-gas pengotor dan berbahaya mutlak diatasi. Gas metana sangat mudah meledak pada konsentrasi 5 s/d 15 % apabila terkena percikan api. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran konsentrasi gas metana dilokasi tempnt kerja. Untuk penyeragaman pengduran perlu distandarkan. Pengukuran ini rnengacu kepada standar Mine Safety Health Of America (MSHA) 1.Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, alat pelindung diri, metode dan peralatan yang digunakan dan tata pengukuran yang dipakai untuk mengukur kadar gas CHq dalarn udara tarnbang batubara bawah tanah dengan aman dan benar. 2.Defenisi Tata pengukuran adalah petunjuk yang berupa aturan-aturan yang hams dilakukan dalam melakukan pengukuran dengan benar. Gas rnetana (CHq) adalah salah satu gas yang berbahaya yang terdapat pada kegiatan penambangan batubara baivah tanah. Gas metana sangat mudah meledak apabila ada percikan api, oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran gas metana untuk mengetahui konsentrasi metana sang ada pada tempat kerja. 3.Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang memenulii syarat standar keselamatan meliputi topi pengaman, sepatu pengarnan, pakaian kerja dan alat penyelamat diri (self rescuer) serta masker gas apabila diperlukan 4. Metode dan Peralatan yang Digunakan Metode absorbsi metana yang rnenggunakan tabung detektor. Metode absorbsi metana yang menggunakan monitor gas metana 5. Tata Pengukuran. Lokasi PengukuranPengambilan Percontoh. Pengukuradpengambilan percontoh gas metana dilakukan pada ternpat sebagai bcrikut : - Setiap permuka kerja dari tempat pengalian - Seriap penggllian lubang maju - Persimpangan jalan aliran udara dimana udara kotor keluar dari lokasi kerja

Metode absorbsi metana yang menggunakan tabung detector Pergunakan tabung detektor dan ponipa yang masih baik. Potong kedua ujung tabung dengan alat pemotong tabung Masukkan tabung kedalam pompa. Isap udara densan cara menekan pompa Baca dan catat perubahan warna pada skala. Pekerjaan selesai, rapihkan peralatan.

Metode absorbsi metana yang menygunakan alat monitor gas metana disital. - Kalibrasikan dulu alat monitor gas nietana. - Tenlpatkan alat ukur pada daerah yang akan diukur. - Hidupkan alat monitor gas nletana digital sanlpai pernbacaan pada alat stabil. - Baca dan catat hasil pengukuran. - Pekerjaan selesai, rapikan peralatan. KUALITAS UDARA TAMBANG a. Gas b. Debu c. Suhu d. Kelembaban Komposisi Gas Dalam Udara No. Jenis Gas %Volume 1. Nitrogen 78,09 2. Oksigen 20,95 3. CO2 00,03 4. Argon 00,93 %Berat 75,55 23,13 00,05 01,27

Gas Tambng Dan Alat Deteksi NAB Dan Pengaruh Gas Tambng Gas SG NAB Fatal Point Pengaruh % % O2 1,16 19,6 6,0 Tidak Beracun N2 0,97 80,0 Tidak Beracun CO2 1,53 00,5 18,0 Menyesakkan CH4 0,55 01,0 5 15 Meledak CO 0,99 00,01 0,03 Racun, Meledak NO2 1,59 00,0005 0,005 Beracun H2S 1,19 00,02 0,1 Racun, Meledak SO2 2,26 00,0005 0,1 Beracun ALAT/METODE DETEKSI GAS TAMBANG

Gas Alat/Metode Deteksi CH4 Flame Safety Lamp/Oxidation Catalyc O2 Sda + Liquid Obs. Stain Tube/Oxytec CO2 Liquid Abs. Stain Tube CO Liquid Abs. Stain Tube Nox Electrochemical Sensor Stain Tube H2S Electrochemical Sensor Stain Tube SO2 Electrochemical Sensor Stain Tube H2 Electrochemical Sensor Stain Tube Radon Radiation Detector Peralatan yang digunakan untuk mengukur udara tambang Vane Anemometer (lihat gambar 1) Stop Watch Tongkat Meteran Peralatan keselamatan kerja untuk operator pengukur

Ketentuan umum Vane anemometer yang digunakan harus dikalibrasi, sehingga dapat diketahui faktor koreksinya. Pengukuran dilakukan pada lubang bukan yang penampang dan luasnya relatif sama sepanjang 10 meter. Apabila terdapat persimpangan atau belokan, pengukuran dilakukan minimal 5 meter sebelum persimpangan atau belokan tersebut. Pada saat pengukuran, vane anemometer harus tegak lurus terhadap aliran udara dan tidak terhalang oleh operator. Pengukuran dilakukan pada aliran udara yang laminer, dihindari pengukuran pada aliran udara yang turbulen.

Cara pengukuran kecepatan udara kontinu ( Cara Traverse ) Cara Traverse Untuk Luas Penambang < 14 m2 Tentukan gerakan traverse horizontal atau vertikal dengan interval yang sama dan dilakukan selama minimal satu menit. Untuk mendapatkan harga rata-rata, pengukuran dilakukan minimal satu menit.

Cara Traverse Untuk Luas Penampang > 14 m2. Pengukuran cara Traverse untuk luas penampang lubang bukaan yang besar (> 14 m2) dapat dilakukan dengan cara : - mengukur kecepatan udara hanya pada setengah bagian penampang lubang bukaan;

mengukur kecepatan udara sekaligus pada keseluruhan penampang lubang bukaan;

1. Cara Traverse Dengan Membagi Penampang Atas Dua Bagian. Siapkan alat pengukur dan alat-alat lainnya. Bagilah penampang menjadi dua bagian yang sama secar imajiner. Tentukan titik awal dan titik akhir. Tentukan gerakan traverse horizontal atau vertikal dengan interval yang sama dan dilakukan selama minimal satu menit. Untuk mendapatkan harga rata-rata, pengukuran dilakukan minimal tiga kali. Lakukan pengukuran untuk bagian yang lain dengan cara yang sama.

2. Cara Traverse Tanpa Membagi Penampang. Siapkan alat pengukur dan alat-alat lainnya. Tentukan titik awal dan titik akhir. Tentukan gerakan traverse horizontal atau vertikal dengan interval yang sama dan dilakukan selaam 2 menit. Untuk mendapatkan harga rata-rata, pengukuran dilakukan minimal tiga kali.

1.2.Pengendalian Gas Dalam Tambang Bawah Tanah Isolasi Daerah Bekas Tambang Gunakan Handak Permissible Exp. Hindari Genangan Air/penyangga Yang lapuk Hindari mesin tambang menghasilKan Gas beracun Larutkan dengan Air Gunakan Ventilasi Yang efektif Pedomani Dan Patuhi Peraturan

2.1.Pengukuran Debu Dalam Tambang Bawah Tanah Pedoman Kualitas Udara Tambang Sesuai KEPMEN PE 555 K/26/MPE/1995 1. 2. 3. 4. 5. Temp udara tambang 18-24 C Kelembaban Relatif maks. 85 % CO maks. 00,005 % Methane maks. 0,25% H2S maks. 0,001 %

6. 7. 8. 9.

NO2 maks. 0,0003 % Kecepatan Udara ventilasi min. 7 m/dtk KTT harus menunjuk petugas mengawasi dan mengukur kondisi ventuilasi/udara Lokasi pengujian udara tambang pada jalan masuk/keluar udara, dekat persimpangan, 50 m dari tempat kerja, Lain-lain lihat pasal 523, 525, 369, 370

Klasifikasai Debu Tambang 1. 2. 3. 4. 5. 6. Debu Fibrogenic, Silica dan batubara Merusak Pernapasan Debu Carcinogenic, Radon dan Asbestos Merusak Pernapasan Debu Toxic, Lead dan Arsenic, Uranium Meracuni tubuh dan aliran darah Debu Radioactive, Uranium dan Thorium Bahaya Radiasi Debu Eksplosive, besi, seng dan batubara Bisa meledak/terbakar Debu Nuisance, gypsum, kaolin dan kapur Sesak napas/mengganggu pernapasan 7. Debu Inert Faktor Bahayanya Debu Tambang 1. Komposisi Kimia/mineral 2. Konsentrasi, >60 gr/m3 udara debu batubara bisa meledak NAB 10 mg/m3 udara (Kepmen Kes 260/MEN/KES/1998) 3. Ukuran Partikel, <20 mesh debu batu bara bisa meledak < 5-7 micron mudah terhisap 4. Exposure time 5. Daya Tahan/Kesehatan Seseorang 2.2.Pengendalian Debu Dalam Tambang Bawah Tanah Pengendalian Debu Tambang 1. Pencegahan 2. Removal/Pembersihan 3. Suppression/Penekanan 4. Isolasi/Covering 5. Dillution/Pengenceran/Ventilasi 6. Teknologi 7. Mutasi Pada pertambanga bawah tanah, mengontrol debudi fasilitasi dengan system ventilasi dan penyemprotan air pada permukaan batubara dimana batubara tersebut dipotong. Kuantitas dari udara dan jarak dari batas akhir udara terhadap permukaan sangat penting.

Jika tidak dikontrol, debu yang berlebihan akan meingkatkan kebutuhan alat dan biaya maintenance dan mengurangi umur penggunaan dari komponen kendaraan dan system. Debu yang sangat pekat juga menandakan bahwa permukaan muatan jalan mengalami degradasi.Pengumpulan data pada kualitas udara dilakukan dengan menggunakan pengukur endapan debu dan beroperasi sepanjang waktu lamanya pertambangan. Air mungkin hadir sebagai bentuk yang paling murah dari pengontrol debutetapi bisa berkontribusi kepada deteriorasi dari permukaan jalan. Debu bisa dikontrol oleh aplikasi dari penekanan pengeceran yang mana bisa meningkatkan penetrasi air kepada permukaan jalan, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk air berevaporasi. Pencegahan Ledakan Gas Dan Debu Batubara Pada lembaran plastik digunakan produk kimia. Lembaran-lembaran ini mudah dibawa dan diangkut, namun pada waktu melepas atau memasang lembaran, timbul listrik statik. Fenomena ini adalah fenomena yang sama dengan timbulnya bunga api pada waktu membuka baju, karena terjadi listrik statik akibat gesekan mendadak dengan pakaian dalam, di mana listrik statik mudah terjadi pada waktu kelembapan udara kurang dari 60%. Di Jepang, plastik yang digunakan di dalam tambang bawah tanah, dibatasi hanya barang yang diproses anti muatan listrik. Plastik (ketebalan 0,1mm dan 0,2mm) dan saluran udara yang digunakan di dalam tambang bawah tanah, dibuat khusus untuk tambang bawah tanah dengan pemrosesan anti muatan listrik. Pada barang yang diproses anti muatan listrik, walaupun terjadi listrik statik, muatan listrik mudah dilepas, dan untuk mencegah muatan listrik, peraturan keselamatan kerja mewajibkan untuk memasang pembumian (grounding). Fenomena muatan listrik statik ini kebanyakan dipengaruhi oleh kelembapan relatif dari lingkungan. Pada umumnya telah diketahui, bahwa pada waktu temperatur lebih tinggi dari 10oC dan kelembapan relatif lebih dari 70%, jarang sekali terjadi kondisi muatan listrik yang bahaya (muatan listrik yang menimbulkan luahan listrik, yang dapat menyulut gas metan dan debu batu bara). Proses Terjadinya Listrik Statik Proses terjadinya listrik statik yang umum, dapat diringkas sebagai berikut. 1. Pada waktu benda bergesekan 2. Pada waktu zat cair mengalir di dalam pipa dan slang 3. Pada waktu menarik lepas benda yang bersentuhan

4. Pada waktu menyemprotkan zat cair, serta pada waktu zat cair dan serbuk bertumbukan Pada waktu memindahkan zat cair 5. Pada waktu benda mengalami kehancuran 6. Pada waktu zat cair beterbangan (cerai berai) 7. Pada waktu zat cair jatuh menetes Tujuan Pembumian Listrik static Pembumian adalah perbuatan menghubungkan benda logam dengan bumi secara listrik, agar potensial listrik benda logam menjadi hampir sama dengan potensial listrik bumi. Pembumian adalah penanganan yang paling mendasar di antara penanganan listrik statik. Tujuan pembumian adalah sebagai berikut : 1.Mencegah benda untuk bermuatan listrik statik, dengan membocorkan (memindahkan) listrik statik yang menetap pada benda ke bumi. 2.Mencegah indusksi listrik statik dari benda bermuatan listrik ke benda yang ada di dekatnya atau ke benda yang besentuhan dengannya. 3.Mengendalikan peningkatan potensial listrik benda bermuatan listrik, serta mencegah keluahan (pelepasan) listrik statik yang timbul darinya (dari benda bermuatan).Pembumian adalah perbuatan membocorkan listrik statik yang timbul pada benda ke bumi. Jadi, harus dipahami betul, bahwa pembumian efektif untuk mencegah benda untuk bermuatan listrik, namun tidak efektif untuk mencegah timbulnya listrik statik.Timbulnya Listrik Statik Dan Muatan Listrik Pada Pekerjaan Di Tambang Bawah Tanah. Kecelakaan Listrik Statik Penyebab dari hasil penyelidikan, tidak dapat dipastikan dari mana sumber api penyulut ledakan gas. Namun, dengan memperhatikan hasil penyelidikan kondisi lapangan, maka di dalam laporan disebut perkiraan, bahwa muatan listrik statik pada air jet yang kemungkinan menjadi sumber api penyulut. Berikut ini ditunjukkan kronologi peristiwa hingga terjadi ledakan gas. 1.Di ruang pengeboran, tutup plastik penutup lubang pengeboran yang sedang menghentikan penyaluran gas atau slang perut ular untuk penyaluran gas, terlepas karena emisi gas yang tidak normal, sehingga gas mengalir masuk ke dalam lorong. 2.Muatan listrik statik yang terdapat pada air jet yang sedang melakukan ventilasi di ruang pengeboran, menyulut gas emisi, sehingga terjadi ledakan.

Dari hasil pengujian yang dilaksanakan di tambang bawah tanah, dapat diketahui, bahwa apabila terdapat debu yang tercampur dan mengalir dengan kecepatan tinggi di dalam saluran udara, serta pembumiannya tidak dilaksanakan dengan tepat, maka pada nozel air jet dan saluran udara dapat timbul listrik statik yang cukup untuk menyulut gas. Kemudian, dari pengamatan kawat pembumian di bawah mikroskop, terlihat adanya jelaga yang menempel pada penampang, sehingga dapat diperkirakan, bahwa kawat pembumian sudah terputus sebelum terjadi kecelakaan. PRINSIP DASAR VENTILASI Suatu proses pengaliran udara bersih dari permukaan/luar ke dalam tambang bawah tanah Tujuan Ventilasi Tambang a. Menyediakan udara bersih dan oksigen yang cukup untuk kebutuhan pernapasan pekerja tambang dan proses kegiatan didalam tambang b. Mengencerkan konsentrasi gas-gas beracun dan berbahaya dan debu di dalam tambang sampai dibawah NAB dan mengeluarkannya dari dalam tambang c. Menjaga suhu dan kelembaban udara tambang sehingga dapat menjaga kenyamanan pekerja. Sistem Ventilasi Tambang Ventilasi Alam a. Prinsip ventilasi alam ini adalah udara dari atmosfer dapat mengalir dengan sendirinya ke dalam tambang b. Pengaliran udara tersebut disebabkan tekanan udara di luar lebih besar dari pada udara di dalam tambang Ventilasi Bantu (Buatan). a. Prinsip ventilasi buatan ini, udara dari luar dapat mengalir ke dalam tambang dengan bantuan Fan atau mesin ventilasi b. Ventilasi buatan ini dilakukan dengan cara/ system tekan, yaitu dipasang Fan pada "Down Cast Shaft dan system hisap, yaitu dengan memasang Fan pada Up Cast Shaft. Ventilasi Buatan a. Sistem Hembus/Tekan (Forcing System) - Memasang Fan pada Down Cast Shaft - Operator tambang mendapat udara segar - Semua jenis angin dapat dipakai

- Dilusi gas lebih cepat - Pengecekan kebocoran lebih mudah b. Debu menyebar dalam tambang System Hembus Ventilasi Buatan a. Sistem Hisap (Exhausting System) - Memasang Fan pada Up Cast Shaft - Debu terkumpul dalam pipa (vent. tube) - Debu dapat tertampung dengan Dust Collector - Gas-gas dalam tambang belum terdilusi - Kebocoran pipa angin sulit terdeteksi System Jaringan Vetilasi 1. Sistem Penekanan Udara bersih dari sambungan aliran udara diteka sampai ke ujung sambungan pipa ventilasi oleh sebuah kipas dan udara kembali melalui ujung pipa lain yang telah dikembangkan. Katup masuk yang berada pada selang mesti lebih panjang hingga ke hulu tekanan udara (min. 5m). Sebaliknya, ada bahaya pada re-sirkulasi udara. Kipas semestinya merupakan bagian dari pipa yang memperpanjang aliran udara segar. Sehingga dapat diaskes setelah letusa, ketika aliran itu sendiri tidak dimasuki. Pipa harus terjaga dengan baik dan bebas dari kebocoran, untuk meghantarkan udara sebanyak mungkin ke ujung lain yang telah dikembangkan. Ujung pipa mungkin rusak oleh letusan jika terlalu dekat ke permukaan. Jarak dari permukaan hingga ke ujung penghantar, L, semestinya kurang dari 7 m sesuai Regulasi Sistem Keamanan Penambangan Jepang. 2. Sistem Pembuangan Udara dari sekitar permukaan yang bekerja dibuang melalui pipa ventilasi, dan secara otomatis digantikan oleh udara segar. Persyaratan penanganan pipa sama dengan penjelasan di atas, namun mesti memberhentikan udara yang kembal di antara pintu masuk hingga ke ujung lain yang telah dikembangkan (min. 5 m) dibagian hilir, untuk menjegah air masuk kembali ke ujung. Sistem ini tidak digunakan secara umum karena air segar yang melewati arah tersebut akan cenderung masuk ke pipa ventilasi pembuangan secara langsung dan sangat sedikit udara yang akan mencapai permukaan, sebab kecapatan yang rendah, dan katup masuk pada pipa yang digunakan aliran udara yang kembali tidak dapat selalu dekat dengan permukaan, memperlihatkan pada bahaya kerusakan oleh letusan. Jarak dari permukaan ke katup masuk pipa pembuangan, L, harus kurang dari 2 m untuk memastikan udara mencapai permukaan. 3. Sistem Kelengkapan

Dalam sistem kelengkapan pembuangan (gambar 6), tambahan pada pipa ventilasi membuang udara dari ujung lain yang telah dikembangkan, ada pipa tambahan yang menekan beberapa udara segar aliran bagian atas kepermukaan. Panjang dari pipa tambahan kira-kira sekitar 6-60 m. Jarak dari permukaan ke katup ujung dari pipa pembuangan dan pipa penekanan kelengkapan tambahan sekitar 5 m dan lebih baik lebih panjang biasanya dari kelengkapan tersebut adalah 10 m. Ini untuk memastikan udara masuk ke pipa penekanan tambahan adalah udara yang bersih yang menuju aliran dan bukan udara yang kembali dari permukaan. Pengemudian kipas harus selalu berkaitan sehingga jika kipas pembuangan utama dihentikan dengan alas an-alasan tertentu, kipas penekanan juga berhenti. Kebalikan dari sistem kelengkapan pembuangan utama adalah sistem kelengkapan penekan yang diperlihatkan pada gambar 7. 1.2 Elemen-Elemen Ventilasi Elemen-elemen ventilasi dan factor-faktor yang behubungan secara umum diklasifikasikan atas: (i) Struktur Jaringan Ventilasi Geometri dan hubungan aliran udara, posisi regulator, pintu-pintu dan kipas (ii) Tekanan Pada Hembusan Udara Resistensi ventilasi (iii) Kipasn Ciri rata-rata hembusan udara dan tekanan pada kipas, efisiensi terhidar. (iv) Tekanan Ventilasi Udara Kelembaban udara dan pebedaan ketinggian. Emisi methanol, perubahan temperature dan kepekatan. (v) Aliran Udara Rata-Rata Pada Hembusan Udara Telah Diganti Aliran udara melalui rata-rata udara yang berganti saat mengalir. (vi) Kebocoran Udara Aliran udara yang tidak melewati jalan biasanya. Dua elemen teakhir tidak berbeda dengan aliran udara biasa, bagaimanapun, dibutuhkan perhatian khusus dalam hal-hal tertentu. Sebuah node dan lubang didefinisikan sebagai berikut : Node: Sebuah tempat dimana dua atau lebih aliran udara berkaitan. Secara umum merupakan persimpangan aliran udara namun terkadang dibangun dalam setengah dari aliran yang dibutuhkan. Mesh: Sebuah sirkui dekat yang terdiri atas beberapa aliran udara. 2. Persamaan Dasar Ada dua persamaan dasar berhubungan dengan aliran udara, yaitu sebagai berikut: (1) Jumlah Rata-Rata aliran udara pada node adalah nol Rumus 2.1 Dimana s adalah jumlah aliran udara yang terhubung pada node Q adalah rata-rata aliran udara di dalam node dan nilai positif artinya mengalir ke dalam sedangkan negative berarti mengalir ke luar. Tanda-tanda ini mungkin

berubah namun mesti digunakan secara constant. Ini diubah ke hubungan jumlah massa aliran udara ke dalam node sama dengan nol jika kelembaban udara tidak constant. Rumus 2.1 Dimana M adalah massa aliran udara ke dalam node (2) Jumlah Tekanan Dalam Sirkuit Lubang yang Berubah-ubah Adalah Nol Rumus 2.2 Dimana m adalah jumlah aliran udara yang mengisi lubang tersebut. Sejumlah petunjuk dalam mengelilingi lubang mesti diperbaiki untuk menghitung persamaan dasar (2.2) P adalah nilai positif ketika tekanan berkurang sesuai petunjuk (petunjuk aliran udara dan petunjuk untuk mengelilingi memiliki aturan yang sama), fan nilai negative ketika tekanan meningkat sesuai petunjuk (petunjuk aliran udara dan petunjuk untuk mengelilingi memiliki aturan yang tidak sama). Tandatanda mungkin juga berubah tetapi mesti digunakan secara constant. Terlebih ketika tekanan kipas atas ventilasi alam berada pada lubang, perlu untuk menambahkan nilai pada jumlah ini. Persamaan Untuk Penurunan Tekanan Hubungan antara dua kecepatan udara (aliran udara dasar) dan penurunan tekanan adalah sebagai berikut: K L C V K L C Q2 P = = (2.3), (2.4) A A3 Dimana: P = Penurunan tekanan (Pa= N/m2) L = Panjang lin udara (m) V = Kecepatan udara (m/s) A = Bagian hambatan lin udara (m2) K = Faktor pergeseran (N s2/m4) C = Lingkaran lin udara (m) Q = Banyaknya lin udara (m3/s) Daya Tahan Ventilasi KCL/A3 adalah jika kesatuan ukuran dan bentuk lin udara tertentu sesuai dengan ketentuan gaya pegas sebagai berikut: R = K L C / A3 (2.5) R biasa disebut Daya Tahan Ventilasi Daya tahan ventilasi, hubungan antara dua aliran udara dasar dan penurunan tekanan dalam bentuk sedarhana adalah sebagai berikut: P = R Q2 (2.6) Unit daya tahan ventilasi adalah (N s2/m8) Nilai-nilai factor pergeseran K dapat dilihat pada tebel 1 dan 2. Nilai-nilai pada tabel sesuai dengan kondisi udara standar (1,2 kg/m3) dan keharusan mengukuti

persamaan di mana perbedaan kepadatan berasal dari kondisi standart. r = R.d / D Dimana: r = Kondisi daya tahan berubah-ubah R = Kondisi starndar daya tahan d = Kepadatan udara ditetapkan berubah-ubah (kg/m3) D = Kepadatan udara kondisi standar (kg/m3) Tabel 1. Faktor pergeseran K(N s2/m4) untuk batubara tambang lin udara dan pembukaan udara dikondisi standar (1,2 kg/m3) (Sumber: Kharkar) Tipe Lin Udara Lurus Kelokan/Liku Bersih Penyebab Penyusukan Moderately Obstructed Bersih Penyebab Penyusukan Moderately Obstructed Smood Lined Unlined (rock boited) Timbered 0,0046 Contoh 2 A 4 m dari empat persegi panjang jalan udara dengan panjang 500 m dan berisi satu kenaikan sudut kanan kelokan dijalah udara dan kelalaian hamabatan jala udara itu lurus kecuali kelokan, jika terowongan untuk pas jalan 50 m3/s jika udara pertengahan kepada ton 1,1 kg/m3. Hitunglah daya tahan dan peneurunan tekanan. Penyelesaian Diameter pertengahan hidrolik jalan udara d = 4 x daerah/luas keleiling = 4 x 8/12 = 2,67 m Dari tabel 1. factor pergeseran untuk jalan udara diperkirakan K= 0,0091 N s2/m4 dikepadatan standar. Dari tabel 3. kami perkirakan sama dengan panjang kelokan 20 m dari persamaan 2.5. R = K L C / A3 = 0,0091 x (500+20) x 12/83 = 0,111 N s2/m8 untuk keadaan standar r = R.d/D = 0,111 x 1,1/1,2 = 0,102 N s2/m8 untuk kepadatan 1,1 kg/m3 di Lin udara 50 m3/s dan kepadatan 1,1 kg/m3, pergeseran penurunan tekanan p = r.Q2 = 0,102 x 502 = 255 Pa 2.2.2 Kesatuan Daya Tahan Venilasi Beberapa kesatuan daya tahan ventilasi bekas latihan menurut kesatuan Lin udara dan menggunakan tekanan disetiap mengikuti. (1) Weisbach

Daya tahan ventilasi jalan yang mana mengeluarkan 1 kgw/m2 (=9,8066 Pa), perbedaan tekanan ventilasi 1 m3/s lin udara dasar cepat dari 1 weisbach. Kesatuan dasar pula kgw s2/m8 (2) Murgue Kecepatan daya tahan ventilasi itu dikesatuan weibach yaitu sukar untuk praktis. Peneurunan kecepatan normal jalan udara dari kesatuan terlalu kecil 0,00015. Oleh karena itu, kesatuan yang lain dari mengalirkan 0,001 dan ini disebut morgue

Hukum Kirchhoff :
Hukum Kirchhoff Dua hukum yang mengatur perilaku jaringan listrik dikembangkan oleh ahli fisika Jerman yaitu Gusatav Robert Kirchhoff (1824 1887). Meskipun hukum ini dikembangkan terutama untuk jaringan listrik, hukum tersebut dapat juga diterapkan untuk analisis jaringan ventilasi.

Hukum Kirchhoff I :
Hukum Kirchhoff I Dari suatu jaringan ventilasi dimana empat jalur udara bertemu pada suatu titik atau junction. Menurut hukum Kirchhoff, kuantitas udara yang meninggalkan junction harus setara dengan kuantitas udara yang masuk ke junction. Q1 + Q2 = Q3 + Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Hukum Kirchhoff I :
Hukum Kirchhoff I Bila kuantitas udara yang meninggalkan junction dianggap positip dan kuantitas udara yang masuk dianggap negatif, maka jumlah seluruhnya menjadi nol. Q1 + Q2 Q3 Q4 = 0 Oleh karena itu persamaan umum yang menyatakan hukum Kirchhoff I dapat dinyatakan sebagai berikut : SQ = 0

Hukum Kirchhoff II :
Hukum Kirchhoff II Hukum Kirchhoff II menyatakan bahwa jumlah pressure drop di sekitar jalur tertutup harus sama dengan nol yang dapat dinyatakan dalam bentuk yang paling sederhana sebagai : S Hl = 0 Jika headloss searah jarum jam mengelilingi jalur tertutup ini , maka persamaannya adalah : Hl = Hla + Hlb + Hlc Hld = 0 Hla, Hlb dan Hlc adalah positip karena kuantitas Q1 yang mengalir melalui jalur a,c dan c searah dengan penjumlahan, Hld adalah negatip karena Q2 mengalir berlawanan dengan arah penjumlahan.

Jaringan seri :

Jaringan seri Jaringan seri didefinisikan sebagai suatu jaringan yang mempunyai jalur saling berkait ujung satu dengan ujung lainnya sehingga kuantitas udara yang mengalir melalui setiap jalur adalah sama.

Jaringan seri :
Jaringan seri kuantitas udara yang mengalir melalui setiap jalur udara adalah sama, sehingga dalam bentuk umum dapat dinyatakan dengan : Q = Q1 = Q2 = Q3 Dengan menerapkan hukum Kirchhoff II terhadap jaringan ini dalam arah berlawanan jarum jam akan memberikan hasil : Hl = Hl1 + Hl2 + Hl3 - Hm = 0 Tekanan fan Hm adalah setara dengan head loss total dari titik A B. Apabila tidak terdapat fan maka persamaannya dapat disederhanakan menjadi : Hl = Hl1 + Hl2 + Hl3

Jaringan seri :
Jaringan seri head loss total dari rangkaian seri adalah sama dengan penjumlahan head loss dari masing-masing jalur udara. Hl = R1[Q][Q] + R2[Q][Q] + R3[Q][Q] + .. Karena dalam rangkaian seri kuantitas udara yang mengalir sama pada setiap jalur maka persamaan di atas dapat ditulis : Hl = R1 Q2 + R2 Q2 + R3 Q2 + Atau Hl = (R1 + R2 + R3 + ) Q2 = Req Q2 Req adalah tahanan ekuivalen dari jaringan seri, yang merupakan penjumlahan dari seluruh tahanan dari masingmasing jalur udara Oleh karena itu dalam jaringan seri berlaku Req = = R1 + R2 + R3 +

Jaringan paralel :
Jaringan paralel Jaringan dianggap paralel apabila total udara yang mengalir terbagi dalam masing-masing jalur udara Dalam ventilasi tambang pencabangan ini disebut splitting dan cabang-cabangnya disebut sebagai split. Terdapat dua macam splitting yaitu natural splitting dan contlloed splitting.

Jaringan paralel :
Jaringan paralel Dari hukum Kirchhoff I dalam jaringan paralel dapat ditulis persamaan umum sebagai berikut : Q = Q1 + Q2 + Q3 + Sehingga dalam jaringan paralel kuantitas total merupakan penjumlahan kuantitas yang mengalir melalui jalur udara tunggal. Dari hukum Kirchhoff II dapat ditunjukkan bahwa : Hl = Hl1 = Hl2 = Hl3 = .. berarti bahwa head loss untuk paralel adalah sama.

Jaringan paralel :

Jaringan paralel Tahanan ekuivalen untuk jaringan paralel dapat ditentukan dari persamaan berikut : dengan Q adalah total kuantitas dan Hl adalah head loss dari jaringan paralel dari A ke B.

Contoh :
Contoh Empat jalur udara disusun secara paralel dengan kuantitas total 100000 cfm. Carilah head loss untuk jaringan paralel dan kuantitas udara yang mengalir ke masing-masing jalur.

solusi :
solusi Hl = Req Q2 = (0,124 x 10-10) x (100000)2 = (0,124 x 10-10) x 1010 = 0,124 in

solusi :
solusi Q1 = = 9540 cfm Q2, Q3, dan Q4 lihat Tabel dan untuk checking maka total semuanya 100000 cfm. nilai masing-masing Q, ditentukan dengan rumus dst persamaan di atas disebut juga Quantity divider rule.

JARINGAN SEDERHANA DENGAN NATURAL SPLITTING :


JARINGAN SEDERHANA DENGAN NATURAL SPLITTING Jaringan dianggap sebagai jaringan sederhana apabila jalur-jalur yang ada dapat disederhanakan menjadi jalur ekuivalen. Jaringan sederhana dapat terdiri dari kombinasi jaringan paralel dan seri.

ANALISIS JARINGAN KOMPLEKS :


ANALISIS JARINGAN KOMPLEKS Jaringan dianggap komplek apabila jaringan paralel yang ada di dalamnya saling berkait dan tumpang tindih sehingga tidak dapat dilakukan pemisahan atau direduksi menjadi jaringan ekuivalen. Penyelesaian jaringan ventilasi kompleks didasarkan pada persamaan Atkinson dan hukum Kirchhoff. Untuk menerapkan hukum ini memerlukan terminologi dalam jaringan ventilasi yaitu : Junction : Titik dimana tiga atau lebih jalur udara bertemu Branch/cabang: segmen atau garis yang menghubungkan dua junction Mesh : loop atau lintasan tertutup

ANALISIS JARINGAN KOMPLEKS :


ANALISIS JARINGAN KOMPLEKS Jaringan dianggap komplek apabila jaringan paralel yang ada di dalamnya saling berkait dan tumpang tindih sehingga tidak dapat dilakukan pemisahan atau direduksi menjadi jaringan ekuivalen. Penyelesaian

jaringan ventilasi kompleks didasarkan pada persamaan Atkinson dan hukum Kirchhoff. Untuk menerapkan hukum ini memerlukan terminologi dalam jaringan ventilasi yaitu : Junction : Titik dimana tiga atau lebih jalur udara bertemu Branch/cabang: segmen atau garis yang menghubungkan dua junction Mesh : loop atau lintasan tertutup

contoh :
contoh Jaringan ini terdiri dari 6 (enam) cabang dan empat junction dengan fan yang ditempatkan di cabang 1 (satu) dan mengeluarkan udara dengan arah seperti tercantum dalam gambar.

Dari persamaan Atkinson dapat ditulis persamaan : :


Dari persamaan Atkinson dapat ditulis persamaan : Hl1 = R1[Q1][Q1] Hl4 = R4[Q4][Q4] Hl2 = R2[Q2][Q2] Hl5 = R5[Q5][Q5] Hl3 = R3[Q3][Q3] Hl6 = R6[Q6][Q6] Dengan menggunakan hukum Kirchhoff diperoleh persamaan : Junction A : -Q1 + Q2 + Q3 = 0 Junction B : -Q2 + Q4 + Q6 = 0 Junction C : -Q3 Q6 + Q5 = 0 Jumlah mesh (Nm) = Nb Nj + 1 = 6 4+1 = 3 Mesh 1 : -Hm + H1 + H2 + H4 = 0 Mesh 2 : H3 H6 H2 = 0 Mesh 3 : H6 + H5 H4 = 0

solusi :
solusi Persamaan di atas dapat dinyatakan dengan mengganti headnya menjadi tahanan dan kuantitas, sehingga persamaan masing-masing mesh adalah : Mesh 1 : -Hm + [Q1][Q1]R1 + [Q2][Q2]R2 + [Q4][Q4]R4 = 0 Mesh 2 : [Q3][Q3]R3 [Q6] [Q6]R6 [Q2][Q2]R2 = 0 Mesh 3 : [Q6][Q6]R6 + [Q5][Q5]R5 [Q4][Q5]R4 = 0 Karena Q1 diketahui maka Q2 Q6 dapat diketahui dengan menggunakan persamaan : Q2 = Q1 Q3 Q4 = Q2 Q6 = Q1 Q3 Q6 Q5 = Q3 + Q6 Jika Q2,Q4 dan Q6 dimasukkan dalam mesh 1 3 , namun penyelesaian persamaan persamaan tersebut dapat menjadi rumit sehingga perlu adanya perhitungan teknik iterasi (perhitungan numerik) untuk mendapatkan hasil yang pasti.

PENCABANGAN TERKENDALI (CONTROLLED SPLITTING) :


PENCABANGAN TERKENDALI (CONTROLLED SPLITTING) Bila jalur jalur udara disusun secara paralel dan udara dengan kuantitas tertentu diuat untuk mengalir pada suatu cabang, maka digunakan pencabangan terkendali (controlled splitting). Pencabangan terkendali dimaksudkan untuk mendapatkan kuantitas aliran udara yang diiginkan agar dapat masuk ke tempat kerja. Aliran udara dikendalikan dengan membuat tahanan buatan dengan memasang alat yang disebut regulator dan tahanan buatan merupakan bentuk shock loss. Cabang yang tanpa ada tahanan

buatannya (regulator) disebut free split. Regulator berfungsi seperti damper dalam sistem pemanas dalam rumah. Regulator biasanya dibuat sebagai bukaan dengan ukuran yang dapat diatur dalam bentuk pintu tambang. Besarnya shock loss yang ditimbulkan divariasikan dengan merubah ukuran bukaan misalnya menggunakan pintu geser (sliding door).

Prosedur menghitung ukuran regulator :


Prosedur menghitung ukuran regulator Menghitung besarnya headloss pada masing masing cabang Cabang dengan nilai tertinggi adalah free split Besarnya shockloss untuk cabang selain free split adalah selisih antara headloss pada cabang tertinggi dengan head loss cabang yang bersangkutan.

TUGAS VENTILASI TAMBANG PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN DEBU DALAM TAMBANG BAWAH TANAH D I S U S U N OLEH RAHMAT AFRIANSYAH 07306010 JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

2011

Você também pode gostar

  • Brochure ZK
    Brochure ZK
    Documento2 páginas
    Brochure ZK
    Rahmat Afriansyah
    Ainda não há avaliações
  • A89STO Abstract
    A89STO Abstract
    Documento5 páginas
    A89STO Abstract
    Rahmat Afriansyah
    Ainda não há avaliações
  • 7 - Infiltrasi
    7 - Infiltrasi
    Documento29 páginas
    7 - Infiltrasi
    Rahmat Afriansyah
    Ainda não há avaliações
  • Air Asam Tambang
    Air Asam Tambang
    Documento4 páginas
    Air Asam Tambang
    Rahmat Afriansyah
    Ainda não há avaliações
  • Panasbumi
    Panasbumi
    Documento16 páginas
    Panasbumi
    Rahmat Afriansyah
    Ainda não há avaliações
  • Distruibusi Tegangan
    Distruibusi Tegangan
    Documento12 páginas
    Distruibusi Tegangan
    Rahmat Afriansyah
    Ainda não há avaliações