Você está na página 1de 18

KIMIA ORGANIK II ALKOHOL-ETER

NAMA NIM JURUSAN SEMESTER D.PENGAJAR

: REGA PAULINZA : 2010 312 008 : TEKNIK KIMIA : IV (EMPAT) : NENY ROCHYANI ST.MT

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG TAHUN AJARAN 2012

ALDEHID-KETON
regapaulinza@gmail.com

A.

Aldehid
Aldehid (alkanal) adalah turunan alkana dimana 1 atom H dari alkana diganti dengan gugus fungsi -CH=O sehingga aldehid dengan : O RS : R-C-H RE :CnH2nO2 Penamaan Aldehid

a. Mengganti akhiran alkana (ana) menjadi alkanal (al).


contoh :

(Propanal)

b. Penomoran cabang disesuaikan dengan nomor pada gugus fungsi


yang terkecil contoh : O CH3-CH2-CH-C-H C2H5 Pembuatan Aldehid (2 etil Butanal)

a. Mengoksidasi alkohol primer.


Contoh : O CH3-CH2-OH + O2 kering (destilasi kering) c. Mereaksikan alkil ester asam format dengan senyawa Grignard CH3-C-H +H2O b. Memanaskan campuran natrium karboksilat dan natrium format

regapaulinza@gmail.com

d. Oksidasi dari metilbenzen e. Reduksi dari asam klorida

Sifat-sifat Aldehid

a. berbentuk gas pada suhu kamar,


tak berwarna

b. baunya tajam c. larutanya dalam H2O dari 40 % disebut formalin


Kegunaan Aldehid

a. Sebagai desinfektans, b. Mengeraskan protein (mengawetkan contoh-contoh biologik), c. Membuat damar buatan

regapaulinza@gmail.com

B.

Keton
Keton (alkanon) adalah senyawa turunan alkana dengan gugus karbonil yang terletak diantara gugus alkil. Sehinga mempunyai : RE : O RS : R-C-R' Penamaan Keton Mengganti akhiran alkana (ana) menjadi alkanon (anon) contoh : O CH3-C-CH3 propanon (dimetil keton)

Pembuatan Keton a. Mengoksidasi alkohol sekunder contoh : O CH3-C-OH-CH3 +O2 CH3-C-CH3 +H2O b. Destilasi kering garam-garam alkali/alkali tanah karboksilat. c. Destilasi kering kalsium asetat. Sifat keton a. Suhu kamar berupa zat cair tidak berwarna b. Mudah menguap c. Mudah terbakar d. Berbau manis e. Mudah larut dalam air regapaulinza@gmail.com

Kegunaan Keton a. Bahan sintesis b. Bahan dasar pembuatan kloroform dan iodoform c. Untuk pembuatan kosmetik (cat kuku, parfum, dsb) d. Pelarut senyawa organik e. Bahan pelarut macam-macam plastik dan gas etana

C. Reaksi-reaksi Aldehid dan Keton Hampir semua reaksi yang diperlihatkan oleh aldehida dan keton dapat tercakup dalam kategori reaksi berikut ini: (1) reaksi adisi karbonil (2) reaksi enol atau enolat (3) reaksi oksidasi-reduksi a. Adisi Nukleofilik Reaksi yang paling karakteristik senyawa karbonil adalah adisi terhadap ikatan rangkap karbon-oksigen. Reaksi ini melibatkan serangan suatu nukleofil pada karbon karbonil menghasilkan intermediateI (spesies antara) tetrahedral dalam mana oksigen mengemban muatan negatif. Sepsies ini kemudian terprotonasi atau berkaitan dengan suatu asam Lewis menghasilkan produk.

Jika reaksi dikatalisis dengan asam, mula-mula elektrofil terikat pada oksigen kemudian diikuti dengan serangan nukleofil terhadap karbon karbonil yang telah teraktifkan.

1. Adisi air, hidrasi. Aldehida dan keton dapat bereaksi dengan air menghasilkan 1,1diol, atau geminal (gem) diol. Reaksi ini adalah revesible (dapat

regapaulinza@gmail.com

balik), gem diol dapat melepaskan air menjadi keton atau aldehida kembali.

Posisi kesetimbangan dipengaruhi oleh besarnya dan sifat kelistrikan gugus R. Contoh:

Formaldehida terhidrasi secara sempurna, sedangkan hidrat aseton pada kesetimbangan dapat diabaikan. Hal ini terjadi karena gugus metil pada aseton menstabilkan ikatan rangkap karbonilnya melalui pengaruh mendorong electron dan juga dipengaruhi rintangan steriknya.

Faktor kelistrikan dan rintangan sterik bukan hanya mempengaruhi posisi kesetimbangan tapi juga terhadap kecepatan reaksi adisi. Keadaan transisi untuk pembentukan produk harus berkarakter sebagian tetrahedral dan sebagian ikatan nukleofil dengan karbon. Faktor-faktor yang menstabilkan atau mengdestabilkan produk adisi relatif terhadap starting materials diharapkan mempunyai pengaruh yang serupa terhadap keadaan transisi.

regapaulinza@gmail.com

Sebagai contoh, reaksi adisi terhadap formaldehid, sikloopropanon, dan heksafluoroaseton berjalan lebih cepat (lebih reaktif) dari pada aseton, sedangkan senyawa-senyawa seperti di-t-butil keton dan asetofenon bereaksi jauh lebih lambat. Kecepatan reaksi adisi terhadap senyawa karbonil tidak hanya dipengaruhi oleh struktur senyawa karbonil tapi juga dipengaruhi oleh kondisi dimana reaksi itu dijalankan. Dalam hal hidrasi asetaldehida, reaksi hanya berjalan lamnat pada pH 7, tetapi bila pH dinaikkan atau diturunkan maka reaksi berjalan lebih cepat. Adapun mekanisme reaksinya masing-masing adalah sebagai berikut: Mekanisme reaksi pada kondisi asam

Mekanisme reaksi pada kondisi basa (alkalis)

2. Adisi alkohol Alkohol dapat mengadisi ke dalam gugus karbonil aldehida dan keton menghasilkan hemiasetal untuk aldehida dan hemiketal untuk keton.

regapaulinza@gmail.com

Umumnya hemiasetal dan hemiketal tidak stabil untuk diisolasi. Dengan adanya asam mineral, suatu hemiasetal atau hemiketal dapat bereaksi dengan satu molekul alkohol lagi membentuk suatu asetal atau ketal. Perubahan ini analog dengan pembentukan eter melalui reaksi SN1.

Pembentukan asetal dari aldehida dan alkohol sederhana seperti etanol dapat dipermudah dengan cara memindahkan air dari system reaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara distilasi azeotropik dengan benzena. 3. Adisi hidrogen sianida dan kondensasi benzoin Hidrogen sianida akan mengadisi kedalam senyawa karbonil (kecuali jika rintangan sterik cukup tinggi) menghasilkan sianohindrin.

Benzaldehida dapat mengalami reaksi bimolekuler menghasilkan a-hidroksi keton. Reaksi ini secara spesifik dikatalis dengan ion sianida, da disebut kondensasi benzoin. Ion sianida mengubah aldehida menjadi sianohidrin yang kemudian berubah menjadi suatu karbonion yang distabilkan oleh konjugasi dengan gugus sianida.

regapaulinza@gmail.com

4. Kondensasi Dengan Amoniak dan Turunannya Amina primer bereaksi dengan aldehida dan keton menghasilkan imna N-tersubstitusi. Senyawa-senyawa seperti ini biasanya dapat diisolasi.

Amina sekunder bereaksi dengan aldehida dan keton menghasilkan enamina.

regapaulinza@gmail.com

Hidrazin dapat mengalami mono atau dikondensasi dengan aldehida dan keton.

Pereaksi Grignard dapat mengadisi ke dalam gugus karbonil aldehida dan keton. Reaksi diawali dengan terbentuknya ikatan koordinasi gugus karbonil dengan magnesium, diikuti dengan suatu adisi langkah lambat menghasilkan kompleks magnesium alkoksida yang mana dengan asam encer menghasilkan alkohol.

Jika alkohol yang dihasilkan peka terhadap asam kuat maka hidrolisis dapat dilakukan dengan larutan ammonium klorida. Adisi pereaksi Grignard terhadap formaldehida menghasilkan alkohol primer, dan terhadap aldehida lainnya menghasilkan alkohol sekunder. Sedangkan adisi pereaksi Grignard terhadap keton akan menghasilkan alkohol tersier. Reaksi Reduksi dan Oksida Terhadap Aldehida dan Keton 1. Reduksi dengan hibrida logam Untuk mereduksi aldehida dan keton menjadi alkohol biasanya digunakan kompleks hibrida logam, dan yang paling sering digunakan adalah lithium aluminium hibrida (LiAlH4) dan natrium borohibrida (NaBH). Pereaksi-pereaksi ini bertindak sebagai sumber ion hibrida. Lithium aluminium hibrida mempunyai reaktivitas yang tinggi, agen pereduksi yang kuat, cepat dan efisien mereduksi gugus karbonil aldehida, keton, asam dan turunannya, dan sejumlah gugus fungsi tak jenuh polar yang lain. Pereaksi ini sangat sensitive terhadap kelembaban sehingga penanganannya harus dalam eter kering sebagaimana penanganan yang dilakukan pada pereaksi regapaulinza@gmail.com

Grignard. Semua hydrogen dalam aluminium efektif untuk mereduksi.

Natrium borohibrida adalah agen pereduksi yang cukup lembut, digunakan dalam etanol atau etanol berair. Dibawah kondisi inio akan mereduksi aldehida dan keton dengan cepat, tetapi lembam (inert) terhadap gugus fungsi asam, ester, amida, nitril dan gugus nitro. Ester borat yang terbentuk sebagai spesies antara produk akan terhidrolisis bila dipanaskan bersama air, dan borohibrida yang lebih akan rusak didalam proses pemanasan. Semua hidrogen pada boron efektif untuk mereduksi.

2. Reduksi dengan hidrogenasi katalitik Hidrogenasi katalitik adalah metode yang paling banyak dilakukan untuk mereduksi aldehida dan keton menjadi alkohol. Reduksi ini dapat dijalankan dalam pelarut lembam atau dalam cairan murni, dan menggunakan katalis Ni, Pd atau Pt. Hidrogenasi gugus karbonil aldehida atau keton jauh lebih lambat daripada hidrogenasi ikatan rangkap karbon-karbon. Oleh karena itu biasanya tidak mungkin dapat mereduksi secara katalitik suatu gugus karbonil dalam adanya ikatan rangkap karbon-karbon tersebut.

regapaulinza@gmail.com

Gugus karbonil suatu keton dapat direduksi menjadi gugus metilen dengan amalgam seng dan asam hidrolorida.

3. Oksidasi aldehida dan keton Aldehida adalah kelas senyawa organic yang paling mudah teroksidasi. Mereka dengan mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat oleh berbagai agen pengoksidasi, bukan hanya oleh pereaksi-pereaksi permanganat dan dikromat tetapi juga oleh agen pengoksidasi yang relatif lemah seperti ion perak dan ion tembaga.

Reaksi ini digunakan untuk membedakan antara aldehida dan keton, dan dikenal dengan uji Tollen. Keberadaan aldehida ditandai dengan terbentuknya lapisan perak pada wadah/tabung reaksi. Reaksi ini pula digunakan dalam proses penbuatan cermin, dan aldehida yang digunakan adalah formaldehida. (Pertimbangan ekonomis/murah). Uji laboratorium yang lain untuk aldehida adalah dengan menggunakan pereaksi Fehling dan pereaksi Benedict. Pereaksi Fehling terdiri dari kompleks Cu2+ dengan ion tartrat, sedangkan pereaksi Bendict terdiri dari kompleks Cu2+ dan ionnitrat. Keduanya dalam larutan basa.

regapaulinza@gmail.com

Reaksi dengan pereaksi Tollen atau Fehling mengubah ikatan CH menjadi ikatan C-0. Karena keton tidak mempunyai hidrogen yang menempel pada atom karbon karbonil maka keton tidak dapat dioksidasi dengan pereaksi-pereaksi ini. Didalam suatu reaksi yang dikenal dengan oksidasi BaeyerVilliger, keton dapat berubah menjadi ester oleh reaksi dengan peroksida. Peroksida yang umum digunakan adalah asam perbenzoat, asam m-kloroperbenzoat, asam perasetat, dan asam trifluoroperasetat.

Reaksi ini dikatalis dengan asam dan melibatkan suatu adisi perasaan kepada gugus karbonil.

c.

Reaksi Enol atau Enolat Aldehida dan Keton 1. Halogenasi Halogenasi aldehida terhadi menurut skema berikut:

Reaksi dapat dipercepat dengan penambahan asam atau basa. Telah ditemukan bahwa kecepatan halogenasi suatu keton berbanding langsung dengan konsentrasi keton dengan konsentrasi asam yang ditambahkan, tetapi tidak tergantung pada konsentrasi atau jenis hologen yang digunakan (klor, brom atau iod). Oleh karena itu langkah lambat reaksi adalah langkah yang tidak melibatkan hologen, yaitu langkah pembentukan enol. Jadi mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut:

regapaulinza@gmail.com

Halogenasi terhadap keton asimetris seperti metil propil keton memperlihatkan bahwa orientasi halogenasi terhadi lebih dominan pada karbon a yang lebih tersubstitusi. Hal ini tampaknya disebabkan oleh kestabilan yang tinggi untuk enol yang karbon ikatan rangkapnya lebih tersubstitusi. Didalam halogenasi terkatalis-basa terhadap keton, ditemukan juga bahwa kecepatan reaksi sama sekali tidak tergantung pada konsentrasi dan identitas halogen. (Kita gunakan istilah terpromosi karena basa dikonsumsi secara stoikimetri dalam reaksi keseluruhan). Didalam reaksi ini, langkah pertama dan langkah penentu kecepatan reaksi adalah langkah pelepasan proton dari karbon-a menghasilkan ion enolat.

Orientasi substitusi selalu terjadi pada karbon-a yang kurang tersubstitusi.

Jika halogen yang digunakan berlebihan maka dapat terjadi trihalometil keton, yang selanjutnya pecah menghasilkan asam dan tirhalometan. regapaulinza@gmail.com

Reaksi ini dikenal sebagai reaksi haloform.

2. Kondensasi aldol Jika suatu aldehida sederhana diolah dengan larutan basa encer akan mengalami reaksi kondensasi aldol.

Adapun mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut: Langkah I : pembentukan ion enolat

regapaulinza@gmail.com

Langkah 2 : adisi nukleofilik

Langkah 3 : perpindahan proton

Dimungkinkan pula terjadi kondensasi campuran dari dua aldehida yang berbeda. Sebagai contoh adalah kondensasi asetaldehida dengan propionaldehida yang menghasilkan empat macam produk alkol.

Aldol aromatis yang memungkinkan membentuk system konjugasi sulit untuk diisolasi karena mereka akan mengalami dehidrasi dalam kondisi pembuatannya menghasilkan senyawa karbonil a,btak jenuh:

regapaulinza@gmail.com

Reaksi kondensasi aldol dapat pula dikatalis dengan asam menghasilkan senyawa karbonil a,b-tak jenuh.

regapaulinza@gmail.com

SUMBER : Leni Juariah.2010.Bahan Ajar Kimia Kelas XII Semester Genap. Ugama. Logic The Quickest and Easiest Solution. Yogyakarta; Kantor Pusat Tim Tutor.99.9% Rumus Kimia.Yogyakarta;Cahaya Atma Pusaka. http://ernizzz.host22.com/Aldehid.html

regapaulinza@gmail.com

Você também pode gostar