Você está na página 1de 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lipid

Lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Para ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan kedalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya ester, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut pelarut organik; (2) ada hubungan dengan asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh mahluk hidup. Jadi berdasarkan sifat fisika tersebut, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut lemak tersebut. Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30% (Poedjiadi, 2006).

Salah satu Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita terutama karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E, dan K. Manusia dapat

digolongkan mahluk omnivore. Artinya makanannya terdiri dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak dan lemak dari berbagai sumber maupun tanaman. Minyak merupakan jenis makanan yang paling padat energi, yaitu mengandung 9 kkal per gram atau 37 kilojoul per gram (Winarno, 1992).

2.1.1. Penggolongan lipid

Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar, yakni: 1. lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya: lemak atau gliserida dan lilin(waxes); 2. lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya: fosfolipid ; 3. derivate lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya: asam lemak, gliserol, dan sterol. Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang besar, yakni: 1. lipid yang dapat disabunkan yaitu dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak; 2. lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid.

Dan beberapa golongan lipid berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu: (1) asam lemak, (2) lemak (3) lilin, (4) fosfolipid, (5) stingolipid, (6) terpen, (7) steroid, (8) lipid kompleks (Poedjiadi, 2006).

2.2 Lemak

Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom karbon. Jadi setiap kabon mempunyai gugus OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester yang disebut monogliserida atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul gliserol dapat mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.
HO CH2 R1 COO CH2 HO CH2 R1 COO CH2

HO CH

HO CH

R2 COO - CH

R2 COO - CH

HO CH2 Gliserol

HO CH2 monogliserida

R3 COO CH3 digliserida

R3 COO CH2

trigliserida

Gambar 1. Struktur Lemak

R1 COOH, R2 COOH, dan R3 COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Asam lemak yang terdapat dialam ialah asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat (Poedjiadi, 2006).

2.2.1 Sifat-Sifat Lemak

Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda. Seperti halnya lipid pada umumnya, lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut. Semua gliserida larut dalam ester kloroform atau benzena. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik.

Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama diudara akan menimbulkan rasa bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas. Disamping itu dapat Pula terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau tengik. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya ketengikan. Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang manis (Poedjiadi, 2006).

2.2.2 Asam-Asam lemak

Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum: O R C OH Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau tidak jenuh dan terdiri atas 4 sampai 24 buah atom karbon. Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon tidak jenuh. Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap. Beberapa asam lemak yang umum terdapat sebagai ester dalam tumbuhan atau hewan tertera pada table.

Tabel 1. Beberapa asam lemak yang umum nama Asam lemak jenuh Rumus Titik lebur (oC)

Asam butirat Asam kaproat

C3H7COOH C5H11COOH

-7,9 -1,5 sampai -2,0

Asam palmitat Asam stearat

C15H31COOH C17H35COOH

64 69,4

Asam lemak tidak jenuh

Asam oleat Asam linoleat Asam linolenat (Poedjiadi, 2006)

C17H33COOH C17H31COOH C17H29COOH

14 -11 Cair pada suhu yang sangat rendah

Dari table tampak bahwa asam lemak jenuh yang mempunyai rantai karbon pendek, yaitu asam butirat dan asam kaproat mempunyai titik lebur yang rendah. Ini berarti bahwa kedua asam tersebut berupa zat pada suhu kamar. Makin panjang rantai karbon, maka titik leburnya tinggi. Asam palmitat dan stearat berupa zat padat pada suhu kamar.

Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur lebih rendah. Disamping itu makin banyak jumlah ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya. Hal ini tampak pada titik lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik lebur asam oleat. Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Asam kaproat larut sedikit dalam air, sedangkan asam palmitat, asam stearat, oleat dan linoleat tidak larut dalam air. Umumnya asam lemak larut dalam ester atau alkohol panas (Poedjiadi, 2006).

2.3 Darah

Gambar 2. Sampel Darah Manusia (http://id.wikipedia.org/wiki/Darah)

Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sebagian besar sel darah terdiri atas sel darah merah atau eritrosit sedangkan sel darah putih atau leukosit relative sangat sedikit, yaitu 2 permil dari jumlah eritrosit. Disamping itu eritrosit dan leukosit masih ada partikel lain yang disebut trombosit. Trombosit mempunyai fungsi penting pada penggumpalan darah. Darah beredar keleluran tubuh melalui sistem sirkulasi.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Darah).

2.3.1. Komposisi darah Darah tersusun atas air (91,0%), protein (8,0%) Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen, mineral (0,9%) natrium klorida, natrium karbonat, fosfor, magnesium, besi, dll.

Pada darah terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:

Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%) mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah.

Keeping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%) bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah

Sel darah putih atau leukosit (0,2%) bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri (http://id.wikipedia.org/wiki/Darah).

2.3.2. Manfaat Darah 1. pernafasan, transport oksigen dari paru-paru kejaringan dan karbondioksida dari jaringan keparu-paru.

2. gizi, transport zat-zat yang diabsorbsi melalui dinding usus 3. eksresi, transport sisa metabolism keginjal, keparu-paru, kulit dan usus untuk dibuang 4. mengatur suhu tubuh dengan meratakan panas badan.

5. mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh 6. mengatur keseimbangan air dalam tubuh 6. perlawanan terhadap peradangan 8. transport hormon 9. transpor metabolit Apabila darah yang telah diberi antikoagulan diputar dengan pemusingan(sentrifuga), maka sel-sel darah akan mengendap, sedangkan plasma darah akan berada diatasnya (Poedjiadi, 2006).

2.4. Kolesterol

Gambar 3. Stuktur Kolesterol (http//www.sribd.com/doc/7674101/makalah lipid)

Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia. Kolesterol merupakan komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma, dan juga merupakan bahan awal pembentukan asam empedu serta hormon steroid. Sterol dan derivatnya sukar larut dalam larutan berair tetapi larut dalam pelarut organik, terutama alkohol. Sehingga senyawa ini dimasukkan kedalam golongan lipid. Ketidaknormalan dalam metabolisme atau pengankutan kolesterol lewat plasma rupa-rupanya ada kaitannya dengan dengan perkembangan arterosklerosis. Selain itu batu empedu yang yang terjadi tersusun terutama dari kolesterol (Montgomery, 1993).

Kolesterol merupakan steroida penting, bukan saja karena merupakan komponen membran tetapi juga karena merupakan pelopor biosintetik umum untuk steroida lain termasuk hormon steroida dan garam empedu (Page, 1985).

Kolesterol dihubungkan dengan metabolisme lipid, dan merupakan sumber untuk sintesa hormon steroid. Ia dieksresikan ke dalam empedu sebagai kolesterol yang tak berubah atau asam empedu, kolesterol dipertahankan dalam bentuk larutan didalam empedu oleh garam-garam empedu dan fospolipid. Kolesterol yang dilepaskan dari jaringan tepi diesterifikasi di dalam plasma dengan asam lemak yang berasal dari lesitin oleh lesistin kolesterol asiltransferase (LCAT) dan diangkut sebagai HDL ke hepar. Ester kolesterol ini bias diangkut ke lipoprotewin lain oleh penukaran dengan trigliserida.

Penurunan ester kolesterol plasma timbul bila terdapat kerusakan sel parenkim hepar, karena defesiensi LCAT yang berasal dari hepar. Terdapat defisiensi LCAT yang jarang, pada mana terjadi akumulasi kolesterol bebas di dalam plasma dan jaringan (Baron, D.N 1990). 2.4.1 Manfaat kolesterol

Pembentuk dinding sel tubuh Kolesterol dibutuhkan sebagai salah satu komponen pembentuk dinding-dinding sel tubug. Dinding-dinding sel itu lah yang membentuk tubuh dengan baik.

Pembentukan hormon Kolesterol merupakan bahan penting yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai bahan dasar pembentukan hormon testotero, estrogen dsn progesteron.

Pembentukan vitamin D Kolesterol ini dibutuhkan untuk membuat vitamin D yang penting bagi kesehatan tulang dan kulit.

Membantu proses kerja tubuh di empedu Sebagai bahan pembentukan asam dan garam empedu yang berfungsi mengemulsi lemak di dalam tubuh

Sumber energi Sebagai salah satu senyawa lemak, maka kolestrol itu merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori yang sangat tinggi bagi tubuh (Graha, 2010).

2.4.2 Jenis-jenis kolesterol

Lemak dalam darah terdiri dari beberapa jenis yakni, kolesterol, trigliserida, fospolipid dan asam lemak bebas. Tiga jenis pertama disebut lippoprotein yang terbagi menjadi 4 bagian kilomikron, yakni very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Dari yang kelima yang penting diketahui adalah HDL dan LDL (Wiryowidagno, 2002). 1. Low Density Lipoprotein (LDL) ini sering disebut dengan istilah kolesterol jahat adalah kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol dan lemak di dalam darah.

Kadar LDL yang tinggi dan pekat ini akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding pembulu darah pada saat transportasi dilakukan. Kolesterol yang melekat itu perlahan-lahan akan mudah membentuk tumpukan-tumpukan yang mengendap, seperti plak pada dinding-dinding pembulu darah. Akibatnya saluran darah terganggu dan ini bisa meningkatkan resiko penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke, jantung koroner, dan lain sebagainya (Graha, 2010). 2. High Density Lippoprotein (HDL) ini sering disebut dengan istilah kolesterol baik. Kolesterol HDL ini mengangkut kolesterol lebih sedikit dan mengandung banyak protein. HDL berfungsi membuang kelebihan kolesterol yang dibawa oleh LDL dengan membawanya kembali kehati dan kemudian diurai kembali. Dengan membawa kelebihan koletserol yang dibawa oleh LDL tadi, maka HDL membantu mencegah terjadinya pengendapan dan mengurangi terjadinya plak dipembulu darah yang dapat mengganggu peredaran darah dan membahayakan tubuh. Karena itu kolesterol HDL ini disebut kolesterol baik (Graha, 2010).

2.4.3 Kolesterol dan Peranannya Pada Beberapa Penyakit

Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan adanya lemak jenuh dan kolesterol dan timbulnya penyakit jantung koroner, obesitas, serta sejumlah penyakit kanker termasuk kanker payudara dan kanker colon (usus besar). Untuk itu kita dianjurkan untuk menggurangi konsumsi zat-zat ini. Kolesterol dengan lemak berhubungan erat dengan timbulnya arterosklorosis endapan lemak dan garam-garam lain dalam dinding pembulu darah nadi (arteri) sehingga pembulu darah menjadi kaku (sklerosis), yang mengakibatkan menurunnya aliran darah pada bagian yang seharusnya mendapat suplai. Jika sklerosis menyerang arteri koronaria yang menyalurkan darah ke otot jantung maka jantung kekurangan suplai oksigen dan terjadilah angina pectoris atau infrak jantung, yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar (Uripi, 2002).

2.4.4. Obat-Obat Penurun Kolesterol

Pengobatan dapat dilakukan secara farmakologi dengan obat-obatan dan non farmakologi tanpa obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Penurunan kadar kolesterol dalam darah dengan pengobatan non farmakologi dapat dilakukan dengan cara: 1. Menghentikan kebiasaan merokok 2. Berolahraga, bila badan tidak berolahraga maka kadar kolesterol, kadar HDL rendah dan menimbulkan kelebihan berat badan 3. Membatasi makanan yang merupakan sumber kolesterol 4. Mengkonsumsi makanan berserat. Serat sayuran dan buah dapat mencegah penyerapan kolesterol sehingga menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Bila pengobatan secara non farmakologi tidak memberikan pengaruh maka diperlukan pengobatan dengan obat-obatan (Baraas, 1993). Obat-obatan yang diberikan untuk mengatasi masalah kolesterol ini sangat berbeda antara penderita satu dengan yang lain. Hal ini di pengaruhi oleh faktor resiko masingmasing orang berbeda, disamping itu umur, kedaan tubuh dan juga kemungkinan efek samping yang terjadi berbeda, hal itu yang menjadi pertimbangan para dokter untuk memilih obat kolesterol yang tepat bagi pasiennya. Ada beberapa jenis obat untuk kolesterol, yaitu: 1. Satin, menurunkan kolesterol dengan meningkatkan pembuangan kolesterol LDL dari aliran darah dan menghambat kemampuan tubuh untuk memproduksi kolesterol di hati. Satin tidak hanya mengurangi kolestrol ketingkat normal saja, tetapi juga mencegah terjadinya penyumbatan pembulu darah yang dapat menimbulkan serangan jantung dan stroke. 2. Bile acid sequestrants (Resin), Obat ini berfungsi menurunkan kadar LDL kolesterol dalam darah, tetapi tidak seefektif satin. Jenis obat ini hanya mampu menurunkan sekirat 10-20% kadar LDL dalam darah. 3. Cholesterol absorption inhibitors (Ezetimibe), yang mana obat ini menurunkan kadar LDL kolesterol 18-20% dan dapat menurunkan kadar total kolesterol serta meningkatkan LDL kolesterol dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus. 4. Nicotinic acid or niacin (Asam Nikotinat), dengan dosis yang tinggi mampu menurunkan total kolsterol, LDL kolesterol, trigliserida dan juga menaikkan kadar HDL kolesterol. 5. Fibrates (Asam Fibrat), Jenis obat asam fibrat ini baik untuk menurunkan kolesterol dan juga trigliserida.

Dimana pengobatan alternative juga sering digunakan seperti menkonsumsi bawang putih, apel teh hitam dan akupuntur (Graha, 2010).

2.5 Pemeriksaan Kolesterol

Pemeriksaan kolesterol itu dilakukan setelah terlebih dahulu puasa sepanjang malam kurang lebih 9-12 jam lamamya sebelum pemeriksaan. Tujuan puasa ini adalah agar tidak terjadi kesalah pengukuran karena adanya pengaruh lemak yang baru dikonsumsi yang berasal dari makanan yang baru saja dimakan. Biasanya dokter melakukan pemeriksaan kolesterol ini di pagi hari dan pasien harus puasa sebelumnya. 24 jam sebelum melakukan pemeriksaan kolesterol ini pula, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik yang berat ataupun olahraga berat karena kelelahan yang amat sangat dapat mempengaruhi pula hasil tes yang dilakukan. Kemudian pemeriksaan lemak dalam darah dimulai dengan cara mengambil darah dari tubuh pasien yang akan diperiksa. Darah yang telah diambil itu diukur kadar kolesterolnya. Pemeriksaan ini dapat menghasilkan informasi perkiraan kadar kolesterol yang beredar didalam sirkulasi darah seseorang. Hasil data yang ditemukan dalam pemeriksaan itu akan dibandingkan dengan table klasifikasi kadar kolesterol standar dalam dunia kedokteran yang ada sehingga dapat dianalisis bagaimana kedaan kolesterol seseorang itu. Disamping hasil pemeriksaan darah, para dokter akan mendiagnosis pasiennya dengan menanyakan riwayat kolesterol tinggi dikeluarga pasien serta penyakitpenyakit yang dideritanya sebagai bahan analisis terhadap kedaan pasiennya (Graha, 2010).

2.5.1. Hasil dari Pemeriksaan Kolesterol

Kolesterol biasanya diketahui lewat pemeriksaan darah dilaboraturium. Kolesterol itu diukur dalam satuan milligram per desiliter darah yang biasanya disingkat mg/dl, dan ada juga yang menggunakan satuan millimol per liter darah disingkat dengan mmol/L. ketika mendapat hasil dari pemeriksaan kolesterol dari sebuah laboraturium atau rumah sakit biasanya di kertas laporan hasilnya akan tertera informasi sebagai berikut: Total Kolesterol HDL Kolesterol LDL Kolesterol Trigliserida

Keempat komponen diatas merupakan lemak utama dalam darah yang diukur dan dapat memberikan hasil yang memberikan gambaran tubuh seseorang. Total Kolesterol Total kolesterol menunjukkan jumlah antara HDL kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida. Tabel 2. Kadar dari Total Kolesterol pada Darah Total Kolesterol Kurang dari 200 mg/dl (5,17 mmol/L) 200-239 mg/dl (5,17-6,18 mmol/L) Lebih dari 240 mg/dl(6,21 mmol/L) (Graha, 2010) Dalam melihat hasil dari total kolesterol ini perlu juga diperhatikan nilai dari masingmasing jenis kolesterol yaitu HDL kolesterol, LDL kolesterol dan juga trigliseridanya. Standart yang baik Batas normal tertinggi Tinggi

HDL Kolesterol Kadar dari HDL menunjukkan seberapa besar kolesterol baik yang dimiliki dalam darah karena HDL ini berperan di dalam tubuh untuk membawa kolesterol yang berada didalam darah menuju ke hati untuk diproses lebih lanjut dan menghindari terjadinya penumpukan kolesterol di saluran darah. Tabel 3. Kadar dari Kolesterol HDL pada Darah Kolesterol HDL Kolesterol HDL Kurang dari 40 mg/dl (1,04 mmol/L) Lebih dari 60 mg/dl (1,56 mmol/L) (Graha,2010) Rendah Tinggi

Semakin tinggi angka dari HDL dalam darah yang dimiliki eseorang, maka akan semakin baik, dan sebaliknnya. LDL Kolesterol Kadar LDL menunjukkan berapa banyak kolesterol yang kurang baik didalam darah, dimana kolesterol ini dibawa dari hati ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Bila kadar ini berlebihan dapat membuat penimbunan pada saluran darah yang membahayakan tubuh. Tabel 4. Kadar dari Kolesterol LDL pada Darah Kolesterol LDL Kurang dari 100 mg/dl (2,6 mmol/L) 100-129 mg/dl (2,6-3,34 mmol/L) 130-159 mg/dl (3,34-4,13 mmol/L) 160-189 mg/dl (4,14-4,90 mmol/L) Optimal Mendekati Optimal Batas Normal Tertinggi Tinggi

Lebih dari 190 mg/dl (4,91 mmol/L) (Graha, 2010)

Sangat Tinggi

Semakin tinggi kadar LDL yang dimiliki oleh darah dapat memberikan informasi akan resiko yang makin tinggi pada tubuh terhadap penyakit jantung. Trigliserida Tabel 5. Kadar dari Trigliserida pada Darah Trigliserida Kurang dari 150 mg/dl (1,69 mmol /L) 150-199 mg/dl (1,69-2,25 mmol/L) 200-499 mg/dl (2,26-2,65 mmol/L) Normal Batas Normal Tertinggi Tinggi

Lebih besar dari 200 mg/dl (5,64 mmol/L) Sangat Tinggi (Graha, 2010)

Você também pode gostar