Você está na página 1de 12

BAB IV BENDUNG ( OVER FLOW WEIR )

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bendung selain digunakan sebagai peninggi elevasi muka air, juga dapat digunakan sebagai alat ukur debit air. Bendung dan bendungan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Bendung dibuat sebagai peninggi elevasi muka air sehingga dengan kondisi permukaan air yang telah dibendung air akan dialirkan ke tempat yang kita inginkan. Sedangkan bendungan digunakan untuk menampung aliran, bila terjadi over flow diharapkan tidak terjadi banjir besar yang diakibatkan terlalu tingginya elevasi permukaan air yang mengalir pada saluran tersebut, atau dengan kata lain fungsi daripada bendungan tersebut sebagai pengendali banjir.

2. Maksud dan Tujuan Menghitung debit, koefisien debit, dan volume rata-rata.

B.

ALAT YANG DIGUNAKAN 1. 2. 3. 4. 5. Multi Purpose Teaching Flume Model bendung dengan model sky jump Point Gauge Mistar/pita ukur Alat ukur debit (ember, stop watch, gelas ukur)

43

44
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010

Yo Total head line Q P Loncatan Hidrolik Y1

Gambar 2.1 Aliran pada bendung

C.

DASAR TEORI 1. Debit melalui Bendung Bendung merupakan konstruksi untuk menaikkan permukaan air di sungai dan berfungsi juga sebagai sarana pengukur debit aliran. Di samping itu bendung juga merupakan bentuk bangunan pelimpah yang paling sederhana. Sifat-sifat aliran yang melalui bendung pada awalnya dikenal sebagai dasar perencanaan pelimpah dengan mercu bulat, yakni profil pelimpah yang ditentukan sesuai dengan bentuk-bentuk permukaan tirai luapan bawah atas bendung mercu tajam. Debit yang mengalir di atas bendung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Q = 2045,1 x H 2,5994 atau Q=
2 Cd .B 2.g (Yo P) 3 3

Dengan (Yo - P) adalah jarak vertikal antara muka air hulu bendung dengan puncak bendung dan B adalah lebar bendung.

2. Loncatan Hidrolik pada Bendung Aliran air yang melewati bendung akan mengalami loncatan hidrolik akibat terjadinya pelepasan energi karena berubahnya kondisi aliran dari

45
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010

super kritik menjadi aliran sub kritik. Pada umumnya, loncatan hidrolik dipakai sebagai peredam energi pada hilir bendung, saluran irigasi atau struktur hidrolik lainnya serta untuk mencegah pengikisan struktur dibagian hilir. Suatu loncatan hidrolik dapat terbentuk pada saluran apabila memenuhi persamaan sebagai berikut : Yo / Y1 = (-1+ 1 8F 2 ) Keterangan: Yo Y1 F = Tinggi muka air di hulu loncatan hidrolik ( m ) = Tinggi muka air di hilir loncatan hidrolik ( m ) = Bilangan Froud =

vi gxYi

Adapun panjang loncatan air dapat dihitung dengan rumus empiris sebagai berikut L = 5 s.d. 7 (Yo-Yc) Keterangan: L = panjang loncatan hidrolik (m)

D.

PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Memasang model bendung pada saluran terbuka. 2. Mengalirkan air kedalam saluran terbuka. 3. Menghitung debit yang terjadi. 4. Mencatat harga Yo. 5. Menentukan besarnya koefisien debit yang melalui bendung dengan menggunakan rumus di atas. 6. Mengamati loncatan hidrolik yang terjadi pada aliran di hilir bendung, ukur Y1, Yo dan tentukan kecepatan yang terjadi pada aliran di hulu loncatan hidrolik, bandingkan panjang loncatan hidrolik tersebut dengan rumus. 7. Mengulangi percobaan diatas dengan debit yang lain.

46
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010

E.

ANALISIS PERHITUNGAN 1. Pada kondisi bukaan I P= 0,15 m B= 0,0984 m Tabel 2.1 kondisi bukaan I menggnakan bendungan

V (m3) 0.00077 0.00082 0.00085

t (dtk) 1.09 1.12 1.13 =

Q (m3/dtk) 0.000706 0.000732 0.000752 0.002190

Y0 (m) 0.168 0.168 0.168

Yt (m) 0.044 0.044 0.044

L (m) 0.24 0.24 0.24

Cd 1.006 1.043 1.071

Sumber : Hasil pengujian dan perhitungan -Menghitung volume rata-rata

Rumus:

Vrata

v1 v 2 v3 3 =
= = 0.00081 m3

-Menghitung Waktu rata-rata Rumus : = = = 1.11 detik

-Menghitung Debit ( Q ) -Rumus : Q Q1 = = = 0.000706 m 3 /dtk Q2 = = 0,000732 m 3 /dtk


V t

47
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010

Q3 = = 0.000752 m 3 /dtk -Menghitung Debit Rata-rata ( Q ) Rumus :


Q

= =

Q1 Q2 Q3 3

= 0.00073 m 3 /dtk -Menghitung Cd Rumus : Cd Cd 1 Cd 2 Cd 3 =

3Q 2B 2 g (Yo P) 3

= 1.00610 = 1.04316 = 1.07166

-Menghitung Cd rata-rata Rumus:

Cd

= =

Cd1 Cd 2 Cd 3 3

= 1.01881

-Panjang loncatan hidrolik Rumus : Nilai L = 7 *(Yo-Yt) = 7*(0.168 - 0.044 ) = 0.868 m

48
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010

2. Pada kondisi bukaan II P= 0,15 m B= 0,0984 m Tabel 2.2 kondisi bukaan II menggunakan bendungan
V (m3) 0.00149 0.00188 0.00185 t (dtk) 1.00 1.06 1.03 = Q (m /dtk) 0.00149 0.00177 0.00179 0.00505
3

Y0 (m) 0.183 0.183 0.183

Yt (m) 0.056 0.056 0.056

L (m) 0.26 0.26 0.26

Cd 0.85538 1.01613 1.02761

Sumber : Hasil pengujian dan perhitungan -Menghitung volume rata-rata

Rumus:

Vrata

v1 v 2 v3 3 =
= = 0.00174 m3

-Menghitung Waktu rata-rata Rumus :


rata

= = = 1.03 detik

-Menghitung Debit ( Q ) Rumus : Q Q1 = = = 0.00149 m 3 /dtk Q2 = = 0.00177 m 3 /dtk


V t

49
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010

Q3 = = 0.00179 m 3 /dtk

-Menghitung Debit Rata-rata ( Q ) Rumus :


Q

= =

Q1 Q2 Q3 3

= 0.00168 m 3 /dtk

-Menghitung Cd Rumus : Cd =

3Q 2B 2 g (Yo P) 3

Cd 1 = 0.85538 Cd 2 = 1.01613 Cd 3 = 1.02761

-Menghitung Cd rata-rata Rumus:

Cd

= =

Cd1 Cd 2 Cd 3 3

= 0.96637

-Panjang loncatan Hidrolik Rumus : Nilai L = 7 *(Yo-Yt) = 7*(0.183 - 0.056 ) = 0.889 m

50
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010

3. Pada kondisi bukaan III P= 0,15 m B= 0,0984 m Tabel 2.3 kondisi bukaan III menggunakan bendungan
V (m3) 0.00285 0.00243 0.00287 t (dtk) 1.00 1,03 1.03 = Q (m /dtk) 0.00285 0.00236 0.00278 0.00799
3

Y0 (m) 0.189 0.189 0.189

Yt (m) 0.067 0.067 0.067

L (m) 0.28 0.28 0.28

Cd 0.404664 0.531122 0.541239

Sumber : Hasil pengujian dan perhitungan -Menghitung volume rata-rata

Rumus:

Vrata

v1 v 2 v3 3 =
= = 0.00272 m3

-Menghitung Waktu rata-rata Rumus :


rata

= = = 1.02 detik

-Menghitung Debit ( Q ) Rumus : Q Q1 = = = 0.00285 m 3 /dtk Q2 = = 0.00236 m 3 /dtk


V t

51
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010

Q3

= = 0.00278 m 3 /dtk

-Menghitung Debit Rata-rata ( Q ) Rumus :


Q

= =

Q1 Q2 Q3 3

= 0.00266 m 3 /dtk -Menghitung Cd Rumus : Cd =

3Q 2B 2 g (Yo P) 3

Cd 1 = 1.27349 Cd 2 = 1.05454 Cd 3 = 1.24221 -Menghitung Cd rata-rata Rumus:

Cd

= = = 1.19008

-Panjang loncatan hidrolik Rumus : Nilai L = 7 *(Yo-Yt) = 7*(0.189 - 0.067 ) = 0.854 m -Gambar profil aliran bendung

Gambar tampak samping aliran

52
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010

F.

GRAFIK Tabel 2.4 Jumlah bukaan rata-rata pada tiap kondisi


Bukaan I II III Q 0.00073 0.00168 0.00266 V(m3) 0.00081 0.00174 0.00272 Cd 1.01881 0.96637 1.19008 Yo 0.168 0.183 0.189

Sumber : hasil praktikum mekanika fluida dan hidraulika 2010

0.003

Hubungan volume terhadap debit (Q)


0.00266 0.00168 0.00073 0 0.001 Volume (m3) 0.002 0.003
Debit Linear (Debit)

Q(debit) (m3/detik)

0.002 0.001 0

y = 1.0104x - 8E-05 R = 1

0.003 0.0025 0.002 0.0015 0.001 0.0005 0 0

Hubungan antara Cd terhadap Yo


0.00266 0.00168 0.00073 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 y = 1.0104x - 8E-05 R = 1 Debit Linear (Debit)

Muka air hulu bendung/Yo

Koefisien debit /Cd

0.003 Q (debit) m3/detik 0.002 0.001 0 0

Hubungan Cd terhadap debit(Q)


0.00266 0.00168 0.00073 0.5 1 Koefisien debit /Cd 1.5 y = 0.0061x - 0.0048 R = 0.5447 Q(m3/detik) Linear (Q(m3/detik))

53
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010

G.

PEMBAHASAN Loncatan hidraulik digunakan sebagai peredam energi pada hilir bendung, saluran irigasi atau struktur hidraulik lainnya, serta untuk mencegah pengikisan struktur dibagian lain. Adapun data dari percobaan : L1 = 0.868 m L2 = 0.889 m L3 = 0.854 m

Dari hasil perhitungan: 1. Hubungan antara volume terhadap debit adalah berbanding lurus. Jika volume bertambah besar, maka Q akan bertambah besar. Dapat dilihat di grafik, nilai koefisien determinasi (R2) adalah 1, artinya besar debit sangat dipengaruhi oleh volume air. 2. Hubungan antara Cd terhadap Yo adalah berbanding lurus. Jika nilai Cd bertambah besar, maka Yo juga bertambah besar.Dapat dilihat di grafik, nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0.299, artinya nilai Cd tidak berpengaruh besar terhadap tinggi muka air hulu. 3. Hubungan antara Cd terhadap Q adalah berbanding lurus. Jika nilai Cd bertambah besar, maka Yo juga bertambah besar.Dapat dilihat di grafik, nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0.544, artinya nilai Cd cukup berpengaruh terhadap besarnya debit.

54
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010

H.

KESIMPULAN Bendung dibuat sebagai peninggi elevasi muka air sehingga dengan kondisi permukaan air yang telah dibendung air dapat di alirkan ke tempat yang kita inginkan. Bendungan digunakan untuk menampung aliran, bila terjadi over flow, sehingga tidak terjadi banjir yang besar yang di akibatkan terlalu tingginya elevasi permukaan air yang mengalir pada saluran tersebut. Dari data perhitungan diatas kita dapat mendapat nilai nilai sebagai berikut : Cd rata-rata : Bukaan I Bukaan II Bukaan III = 1.01881 = 0.96637 = 1.19008

Q rata-rata

Bukaan I Bukaan II Bukaan III

= 0.00073 m 3 /dtk = 0.00168 m 3 /dtk = 0.00266 m 3 /dtk = 0.00081 m3 = 0.00174 m3 = 0.00272 m3

V rata-rata

Bukaan I Bukaan II Bukaan III

Você também pode gostar