Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
bersifat pulih kembali (reversibel). Komponen anesthesia yang ideal terdiri: 1. hipnotik 2. analgesia 3. relaksasi otot Keadaaan anestesi biasanya disebut anestesi umum, ditandai oleh tahap tidak sadar diinduksi, yang selama itu rangsang operasi hanya menimbulkan respon reflek autonom. Jadipasien tidak boleh memberikan gerak volunteer, tetap perubahan kecepatan pernapasan dan kardiovaskuler dapat dilihat. Keadaan anestesi berbeda dengan keadaan analgesia, yang didefinisikan sebagai tidak adanya nyeri. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh agen narkotika yang dapat menghilangkan nyeri sampai pasien sama sekali tidak sadar. Sebaliknya, barbiturate dan penenang tidak menghilangkan nyeri sampai pasien sama sekali tidak sadar. Banyak teori telah dikemukan, tetapi sampai sekarang belum ada keterangan yang memuaskan bagaimana kerja obat anestetika. Ditinjau dari vaskularisasi, jaringan terbagi atas: 1. kaya pembuluh darah, contoh otak dan organ lainya, misalnya jantung, ginjal, hati dsb. 2. miskin pembuluh darah, contohjaringan lemak, tulang, dsb. Obat anestetika yang masuk kepembuluh darah atau sirkulasi kemudian menyebar ke jaringan. Yang pertama terpengaruh oleh obat anestetika ialah jaringan yang kaya akan pembuluh darah seperti otak, sehingga kesadaran menurun atau hilang, hilangnya rasa sakit, dsb. Teknik Anestesi Umum Teknik anestesi umum di dunia kedokteran dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
I. Parenteral
Obat anestesi masuk ke dalam darah dengan cara suntikan IV atau IM. Untuk selanjutnya dibawa darah ke otak dan menimbulkan keadaan narkose. Obat anestesi yang sering digunakan adalah:
1. Pentothal
Dipergunakan dalam larutan 2,5% atau 5% dengan dosis permulaan 4-6 mg/kg BB dan selanjutnya dapat ditambah sampai 1 gram.
Penggunaan:
1. untuk induksi, selanjutnya diteruskan dengan inhalasi. 2. operasi-operasi yang singkat seperti: curettage, reposisi, insisi abses.
Cara Pemberian:
Larutan 2,5% dimasukkan IV pelan-pelan 4-8 CC sampai penderita tidur, pernapasan lambat dan dalam. Apabila penderita dicubit tidak bereaksi, operasi dapat dimulai. Selanjutnya suntikan dapat ditambah secukupnya apabila perlu sampai 1 gram.
Komplikasi:
1. Lokal: Di tempat suntikan, apabila ke luar dari pembuluh darah sakit sekali merah dan bengkak.
Tindakan:
infiltrasi dengan anestesi lokal kompres 1. Menekan pusat pernafasan: Kecepatan menyuntik harus hati-hati jangan sampai pernafasan berhenti. 1. Menekan jantung: Tekanan darah turun sampai nadi tak teraba. 1. Larynx Spasme: diberi O2 murni
kalau diberi succinyl choline IV 25-50 mg untuk melemaskan spasme sambil dibuat pernafasan buatan.
Kontra Indikasi:
1. 2. 3. 4. 5. 6. Anak-anak di bawah 4 tahun Shoch, anemia, uremia dan penderita-penderita yang lemah Gangguan pernafasan: asthma, sesak nafas, infeksi mulut dan saluran nafas Penyakit jantung Penyakit hati Penderita yang terlalu gemuk sehingga sukar untuk menemukan vena yang baik.
1. Ketalar (Ketamine)
Diberikan IV atau IM berbentuk larutan 10 mg/cc dan 50 mg/cc. Dosis: IV 1-3 mg/kgBB, IM 8-13 mg/kgBB 1-3 menit setelah penyuntikan operasi dapat dimulai.
Komplikasi:
1. menekan pusat pernafasan , tetapi lebih kurang daripada pentothal. 2. merangsang jantung: tekanan darah naik 3. sekresi kelenjar ludah dan saluran pernafasan bertambah
Penggunaan:
1. operasi-operasi yang singkat 2. untuk indikasi penderita tekanan darah rendah
Kontra Indikasi:
Penyakit jantung, kelainan pembuluh darah otak dan hypertensi.
Catatan
Oleh karena komplikasi utama dari anestesi secara parenteral adalah menekan pusat pernafasan, maka kita harus siap dengan peralatan dan tindakan pernafasan buatan terutama bila ada sianosis.
II. Perrectal
Obat anestesi diserap lewat mukosa rectum kedalam darah dan selanjutnya sampai ke otak. Dipergunakan untuk tindakan diagnostic (katerisasi jantung, roentgen foto, pemeriksaan mata, telinga, oesophagoscopi, penyinaran dsb) terutama pada bayi-bayi dan anak kecil. Juga dipakai sebagai induksi narkose dengan inhalasi pada bayi dan anak-anak. Syaratnya adalah: 1. rectum betul-betul kosong 2. tak ada infeksi di dalam rectum Lama narkose 20-30 menit. Obat-obat yang digunakan: Pentothal 10% dosis 40 mg/kgBB Tribromentothal (avertin) 80 mg/kgBB
III. Inhalasi
Obat anesthesia dihirup bersama udara pernafasan ke dalam paru-paru, masuk ke darah dan sampai di jaringan otak mengakibatkan narkose. Obat-obat yang dipakai: 1. Induksi halotan. Induksi halotan memerlukan gas pendorong O2 atau campuran N2O dan O2. Induksi dimulai dengan aliran O2 > 4 ltr/mnt atau campuran N2O:O2 = 3:1. Aliran > 4 ltr/mnt. Kalau pasien batuk konsentrasi halotan diturunkan, untuk kemudian kalau sudah tenang dinaikan lagi sampai konsentrasi yang diperlukan. 2. Induksi sevofluran Induksi dengan sevofluran lebih disenangi karena pasien jarang batuk walaupun langsung diberikan dengan konsentrasi tinggi sampai 8 vol %. Seperti dengan halotan konsentrasi dipertahankan sesuai kebutuhan. 3. Induksi dengan enfluran (ethran), isofluran ( foran, aeran ) atau desfiuran jarang dilakukan karena pasien sering batuk dan waktu induksi menjadi lama.
Hampir semua orang akrab dengan sensasi mulut tidur ketika kita pergi ke dokter gigi. Bahwa perasaan adalah hasil dari anestesi lokal, dokter gigi menyuntikkan larutan ke dalam mulut untuk memblokir rasa sakit selama prosedur gigi. Meskipun kegunaan mereka untuk mencegah nyeri, aplikasi untuk jarum dikenal dan ditakuti menghasilkan banyak kecemasan pada pasien gigi. Hari ini, kita dapat merasa lega bahwa ada teknik modern anestesi lokal yang memungkinkan kita untuk mengunjungi lebih menyenangkan. Selain itu, pasien cemas dapat menggunakan obat penenang dan teknik psikologis lain untuk bersantai pasien. Namun, anestesi lokal tidak cukup pada beberapa pasien. Pasien muda dan beberapa orang dengan cacat tertentu tidak mentoleransi pengobatan walaupun anestesi lokal biasa gigi. Pada pasien ini, anestesi umum dianjurkan.
Anestesi umum diproduksi oleh agen farmakologi yang mengakibatkan pasien tidur nyenyak (kehilangan kesadaran dan refleks). Karena sifat dan risiko dari jenis anestesi, itu diberikan dalam ruang operasi rumah sakit di bawah perawatan anestesi. Dokter gigi anak memberikan perawatan gigi di ruang operasi dengan pasien tertidur dengan anestesi. Pengobatan Gigi Anestesi Indikasi paling umum untuk anestesi umum ketik perawatan gigi adalah: 1. Status gigi atau kondisi pasien secara signifikan kompleks. 2. Karena usia tidak mampu untuk menolak atau mentoleransi nyeri, atau bekerja sama dengan pengobatan. 3. Kondisi medis yang sangat diperlukan untuk melakukan perawatan di bawah anestesi umum di sebuah rumah sakit yang lain dapat menimbulkan risiko signifikan bagi kesehatan pasien. 4. Anestesi lokal tidak efektif atau kontraindikasi. 5. Negara ketakutan atau kecemasan dan bahwa penundaan pengobatan dapat mengakibatkan rasa sakit, infeksi atau komplikasi. 6. Parah gigi trauma mana anestesi lokal tidak efektif. 7. Dengan alasan cacat atau ketidakmampuan untuk mentoleransi ressitri atau sakit, atau bekerja sama dengan pengobatan. Adalah penting bahwa dokter gigi anak memeriksa pasien dan menentukan apakah jenis anestesi ini diindikasikan untuk pasien ini. Jika demikian, akan memerlukan konsultasi medis yang diperlukan,
termasuk ahli anestesi untuk menjadwalkan perawatan gigi di rumah sakit. Beberapa tahun yang lalu itu praktek umum untuk beberapa rencana kesehatan menolak untuk menutup layanan anestesi umum dan rawat inap untuk pasien ini. Hari ini, berkat UU 352 Desember 22, 1999 dan kesadaran untuk perusahaan asuransi, layanan ini umumnya ditutupi oleh rencana kesehatan pasien di Puerto Rico. Kami mendorong orang tua atau wali orang yang telah mencoba namun gagal untuk menyelesaikan perawatan gigi anak-anak mereka karena kecemasan dan perilaku di kantor dokter gigi, untuk berkonsultasi dengan dokter gigi anak. Profesional ini dapat memandu Anda jika anestesi umum akan sesuai dalam kasus ini.
Several methods of anesthesia are available. The method of anesthesia that is chosen for or by a patient depends upon the nature of the surgical procedure and the patient's level of apprehension. The following table illustrates the choices of anesthesia, a description of the anesthetic technique, and the usual indications for that technique.
Usual Indications
Simple oral surgery procedures such as minor soft tissue procedures and basic tooth extractions. Patients may elect to have wisdom teeth removed with local anesthetic.
Sedation with (laughing gas) and oxygen is Local Anesthetic administered through a nasal breathing apparatus. The patient remains conscious in a relaxed condition. Nitrous oxide has a sedative and analgesic (pain- controlling) effect. Office Based Intravenous Anesthesia with Local Anesthetic* Medications are administered through an intravenous line (I.V.). The patient falls asleep and is completely unaware of the procedure being performed. Medications most commonly used are Fentanyl (opiate), Versed (benzodiazepine), Ketamine, and Diprivan. Supplemental oxygen is delivered through a nasal breathing apparatus and the patient's vital signs are closely monitored.
to more involved procedures such as removal of wisdom teeth and placement of dental implants.
Intravenous anesthesia includes I.V. sedation and general anesthesia for all types of oral surgery. A patient may choose intravenous anesthesia for simple procedures depending on their level of anxiety. Most people having their wisdom teeth removed or having a dental implant placed will choose intravenous anesthesia. General anesthesia and/or I.V. sedation may be necessary if local anesthesia fails to anesthetize the surgical site which often occurs in the presence of infection. Indicated for patients undergoing extensive procedures such as face and jaw reconstruction and TMJ surgery. Also indicated for patients with medical conditions such as heart disease or lung disease who require general anesthesia.
*To administer general anesthesia in the office, an oral surgeon must have completed at least three months of hospital based anesthesia training. Qualified applicants will then undergo an in office evaluation by a state dental board appointed examiner. The examiner observes an actual surgical procedure during which general anesthesia is administered to the patient. The examiner also inspects all monitoring devices and emergency equipment and tests the doctor and the surgical staff on anesthesia related emergencies. If the examiner reports successful completion of the evaluation process, the state dental board will issue the doctor a license to perform general anesthesia. The license is renewable every two years if the doctor maintains the required amount of continuing education units related to anesthesia.
Again, when it comes to anesthesia, our first priority is the patient's comfort and safety. If you have any concerns regarding the type of anesthesia that will be administered during your oral surgery procedure, please do not hesitate to discuss your concerns with your doctor at the time of your consultation.
and good conversation, and facilitate digestion. Your Oral Surgeon is dedicated to treating elderly patients with care and commitment to comfort and health. Elderly patients as a group tend to avoid dental visits for a variety of reasons, including: more pressing medical concerns, anxiety about treatment, the hardship of transportation, or fixed incomes. Once their oral health has reached an unmanageable point, fear and embarrassment further keep these patients away from the dentist. For elderly patients embarrassed or fearful of their current oral state, sedation dentistry provides the opportunity for your Oral Surgeon to treat these conditions while the patient remains relaxed and unaware until "awaking to an improved oral state!
functions. The patient may experience mild amnesia and may fall asleep not remembering all of what happened during their appointment.
There are many advantages to using Nitrous Oxide
The depth of sedation can be altered at any time to increase or decrease sedation. There is no after effect such as a "hangover". Inhalation sedation is safe with no side effects on your heart and lungs, etc. Inhalation sedation is very effective in minimizing gagging. It works rapidly as it reaches the brain within 20 seconds. In as few as 2-3 minutes its relaxation and pain killing properties develop.
Though there are no major contraindications to using nitrous oxide, you may not want to use it if you have emphysema, exotic chest problems, M.S., a cold or other difficulties with breathing. You may want to ask your dentist for a "5 minute trial" to see how you feel with this type of sedation method before proceeding.
ABSTRACT
Providing dental care for developmentally disabled patients who require general anesthesia is challenging for both dentists and anesthesiologists. This study aimed to compare the efficacy of two anesthetic methods for dental care. The researchers retrospectively analyzed morbidity data following anesthesia using either a reinforced laryngeal mask airway (LMA) or endotracheal intubation anesthesia for a two-year time period. The subjects were developmentally disabled patients receiving dental care. Statistical analyses were by unpaired student t-tests and chisquare tests. Patients were who anesthetized with a reinforced laryngeal mask airway had a significantly shorter recovery period and lower postanesthetic complication rates when compared to patients undergoing endotracheal intubation anesthesia. Although hypoxemia (SPO2 90%) during dental care occurred more frequently when using the reinforced laryngeal mask airway, the difference was not significant. Nausea and vomiting were the major complications in the postanesthetic care unit and after discharge. When complication rates were compared in the two patient groups, nausea and vomiting were significantly higher during postanesthetic care and after discharge in the intubated group. In conclusion, reinforced laryngeal mask airway provides general anesthesia with less risk of side effects for developmentally disabled patients undergoing dental care.