Você está na página 1de 17

KONSEP PENYAKIT GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER PADA KASUS ANGINA PECTORIS

I. PENGERTIAN Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinis dimana terjadi sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien beristirahat. II ETIOLOGI / PENYEBAB. Angina Pectoris adalah merupakan menifestasi sistem miocard, yang biasanya disebabkan akibat penyempitan atau penyumbatan arteri koroner atau arteriosklerosis. Faktor resiko (Studi Framingham) Obesitas Hipertensi Hiperlipidemia Merokok Emosi Diabetis Melitus Kurang exercise (kurang olahraga) Keturunan Umur Jenis kelamin Kepribadian Faktor Presipitasi. Emosi Stress Kerja terlalu berat Hawa dingin Hawa terlalu panas dan lembab Makan terlalu banyak Banyak merokok Faktor yang memperberat : Obesitas Hipertensi Anemia Hipertiroidisme Aritmia Penyakit Paru Obstruksi Menahun / Kronik ObatGolongan Ergotamin, Amfetamin Simpato mimetik. II. TANDA DAN GEJALA

a. b. c. -

Secara umum biasanya penderita mengeluh sakit dada sentral atau retrosentral yang dapat menyebar ke salah satu / kedua lengan, leher, atau punggung baik pada waktu beraktivitas ataupun beristirahat. Disini dapat dibagi tiga klinis yaitu : 1. Pasien dengan Angina Pectoris Stabil ; Pola sakit dadanya dapat dicetuskan kembali oleh suatu kegiatan dan oleh faktor-faktor pencetus tertentu, dalam 30 hari terakhir tidak ada perubahan dalam hal frekuensi, lama dan faktor-faktor pencetusnya (sakit dada tidak lebihlama dari 15 menit. Pasien dengan Angina Pectoris Tidak Stabil ; Umumnya terjadi perubahan polameningkatnya frekwensi, parahnya dan atau lama sakitnya dan faktor pencetusnya. Angina Prinzmetal (Variant) Terjadi karena spasme arteria koronaria. Ciri khas gejala sakit dada pada AP : letaknya Di daerah sternal / substernal / dada sebelah kiri dan menjalar ke lengan kiri, kadang-kadang dapat juga menjalar kepunggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Sakit dada juga dapat timbul di tempat lain, dari daerah epigastrium sampai ke leher, gigi dan bahu. b. Kualitasnya Seprti ditekan benda berat (pressure like) Seperti di jepit (squeezing) Terasa panas (burning) Atau hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort) Hubungan dengan aktivitas : Sakit dada biasanya timbul pada saat aktivitas : Jalan cepat, tergesa-gesa, jalan mendaki / menaiki tangga. Aktivitas minimal (mandi, makan kenyang, emosi). Atau bisa juga pada saat istirahat / pada waktu tidur malam hari. d. lamanya serangan. Biasanya 1 5 menit, jika lebih lama dari 20 menit adalah serangan IMA keluhan lain serangan AP adalah dapat di sertai sesak napas, perasaan lelah, dan berkeringat IV PATOFISIOLOGI c.

2.

3.

a.

Spasme pembuluh darah koroner, dan atau Arteriosklerosis

Penyempitan pemebuluh darah koroner

Berkurangnya aliran pembuluh darah koroner

Suplai darah dan oksigen berkurang (tidak adanya keseimbangan antara kebutuhan oksigen miokard dan kemampuan pembuluh darah koroner menyediakan oksigen secukupnya untuk kontraksi miokard).

Iskemia Miokard.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG. o o o Elektro kardiogram ~ depresi segmen S1 elevasi segmen S1, Foto Rontgen Thorax ~ sering kali bentuk normal. Laboratorium ~ : - Kadar enzim dalam darah : CPK, SGOT, LDH (Normal) - Lipid darah untuk menemukan faktor resiko hiperlipidemia - Gula darah untuk menemukan DM sebagai faktor resiko. Exercise Test ~ biasanya timbul nyeri dengan EKG depresi segmen S. Thallium Exercise Myocardial Imaging ~ Melihat daerah yang iskemia Penyadapan jantung ~ melihat penyempitan arteri koroner Arteriografi koroner meningkat.

o o o o

VI PENATALAKSANAAN MEDIS ( THERAFI / PENGOBATAN) 1. Mencari faktor resiko dan mengobatinya, perubahan cara hidup, cara makan, berhenti merokok. 2. Perhatikan dan menghendari faktor presipitasi. 3. Mencari dan menghendari / mengobati faktor yang memperberat. 4. Pengobatan. Menghilangkan sakit dada.

Memperbaiki kwalitas hidup. Memperpanjang umur a. Pengobatan saat serangan dengan menggunakan obat-obatan vasodilatasi perifer dan koroner, kalau perlu terapi O2. b. Mencegah timbulnya serangan. - Lorg Acting Nitrate. - Obat penghambat beta adrenergik. - Antagonis kalsium - Obat-obat lain (penenang, digitalis, diuretik). 5. pada kasus yang berat dapat dilakukan pemebedahan jantung koroner. VII KOMPLIKASI. 1. IMA (Infark Miokard Akute) 2. Ketidak stabilan listrik (konduksi) atau aritmia (irama). 3. Gangguan mekanis jantung atau kegagalan memompa Gagal jantung kiri. Gagal ventrikel kanan Renjatan kardiogenik. Emboli atrei sistemik. Sumbatan pembuluh darah otak Ruptur jantung.

VIII DAFTAR PUSTAKA.

1. Doenges . E. Marylin. Dkk. Nursing Care Planing. Edisi 3. 1993. EGC. Jakarta. 2. Ismudianti. Rilantono. Lily. Prof. Dr. DSAP. Dkk. Buku Ajar Ilmu Kardiologi. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.

3. Price , A. Sylvia. Wilson . M. Lorraine. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Buku I. Edisi 4.1994. EGC. Jakarta. 4. Soeparman. DR. Dr. Dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi Kedua. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS ANGINA PICTORIS. PENGKAJIAN. 1. Aktivitas / Istirahat. Gejala :

Pola hidup monoton, kelemahan. Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan. Nyeri dada bila bekerja. Terbangun bila nyeri dada.

Tanda 2. Sirkulasi Gejala Tanda

: : :

Diespnea saat kerja Riwayat penyakit jantung. Hipertensi. Kegemukan. Takhikardia, aritmia. Tekanan darah (normal/mringkat/menurun) Kulit/membran mukosa lemban/dingin/pucat pada adanya vasokontriksi. Mual nyeri ulu hati saat makan. Diet tinggi/kolesterol/lemak.Garam.Protein.Miras. Ikat pinggang sesak/distensi gaster.

4. Makanan/cairan. Gejala :

Tanda 5. Integritas ego. Gejala Tanda

: :

Stresor saat kerja. Ketakutan , mudah marah.

6. Nyeri / Ketidaknyamanan. Gejala : Nyeri dada subternal, anterior menyebar ke rahang leher, bahu, & ekstremitas atas ( baisanya pada kiri ) Kualitas / macam ( ringan sampai sedang, tekanan berat tertekan, tejepit, terbakar ). Durasi ( > 15 mmneit, kadang-kadang > 30 menit) ratarata 3 menit. Penghilang istirahat, obet anti angina. Nyeri dada yang berubah ubah frekuensi, durasi, kualitas. 7. Pernafasan. Gejala Tanda : : Dispnea saat kerja. Riwayat merokok. Meningkat pada frekuensi / irama & ganguan kedalaman.

8. Penyuluhan / Pembelajaran. Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, DM. Kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi. Penggunaan alkohol teratur, narkotik.

DIAGNOSA KEPERAWATAN. 1. Nyeri, berhubungan dengan : Laporan nyeri dengan berbagai frekuensi, durasi, dan integritas.

Fokus menyempit. Perilaku distraktif. ( Menangis, gelisah, merintih, mondarmandir ). Respon otomatis ( berkeringat, TD & nadi berubah, ditasi pupil, penglihatan / penurunan frekuensi nafas ) Tujuan jangka pendek Tujuan jangka panjang : Menyatakan pemahaman / menunjukan nyeri hilang. : Melapporkan episode angina menurun dalam frekuensi, durasi dan beratnya.

Rencana Keperawatan. 1. Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada, frekuensi & durasi, intensitas & lokasi nyeri. 2. Letakan pasien & istirahat total selama episode angina. 3. Tinggiakan kepala tempat tidur bila pasien nafas pendek. 4. Pantau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina. Rasionalisasi. 1. Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil. 2. Menurunkan kebutuhan O2 miokard untuk meminimalkan resiko cedera jaringan / nekrosis. 3. Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan nafas pendek berulang. 4. TD dapat meningkatkan secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah janung dipengaruhi, termasuk takhikardi. 2. Ancietas, berhubungan dengan : Krisis situasi. Ancaman terhadap konsep diri ( gangguan citra diri / kemampuan.) Ancaman terhadap perubahan status kesehatan ( ketidakmampuan bahkan kelemahan ). Dapat dibuktikan dengan Perubahan hidup, peningkatan tegangan / ketidakberdayaan. Ketakutan, gelisah. Takut mati sehubungan dengan kenyataan. Tujuan jangka pendek : : Menyatakan kesadaran akan perasaan ancietas dan cara sehat yang sesuai. Melaporkan ancietas berkurang. Menunjukan strategi, koping efektif / pemecahan masalah.

Tujuan jangka panjang

Rencana Tindakan. 1. Jelaskan tujuan dan prosedur. 2. Tingkatkan ekspresi dan perasaan dan biaekan pasien / orang terdekat untuk mengetahui hal ini sebagai reaksi normal. 3. Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya. Rasionalisasi 1. Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosa dan prognosa. 2. Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kebocoran internal dan gambaran pemahaman perasaan. 3. Meyakinkan pada psien bahwa perannya tidak berubah.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan : Kurang pemajanan. Informasi tidak akurat / kesalahan inerprestasi. Tidak mengenal sumber informasi. Dapat dibuktikan dengan : Adanya pertanyaan. Pernyataan masalah. Tidak akurat dalam mengikuti instruksi. Tujuan jangka panjang : Berpartisipasi dalam proses belajar. Mencari informasi. Kenyataan pemahaman kondisi / proses penyakit dan pengobatan. Berpartisipasi dalam proses pengobatan. Melakukan perubahan pola hidup.

Tujuan jangka pendek :

Rencana Tindakan. 1. Bantu pasien / orang terdekat untuk mengidentifikasi sumber fisik, stres dan emosi dengan mendiskusikan cara yang dapat mereka hindari. 2. Kaji pentingnya kontrol gerak badan, menghentikan merokok, perubahan diet dan olah raga. 3. Dorong pasien untuk menghindari program yang ditentukan dan pencegahan untuk menghindari kelelahan. Rasionalisasi. 1. 2. Merupakan langkah penting untuk pembahasan serangan. Pengetahuan faktor resiko penting memberikan pasien

kesempatan untuk membuat perubahan kebutuhan. 3. Takut terhadap penceetus serangan dapat menyebabkan pasien menghindari partisipasi pada aktivitas yang salah akibat untuk meningkatkan perbaikan ( meningkatkan kekuatan miokard dan membentuk sirkulasi koleteral ).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ANGINA PECTORIS.

PENGKAJIAN
I. BIODATA. A. IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis kelamin Pendidikan Agama Suku / Bangsa Status perkawinan Alamat Tgl masuk RS / Pusk Tgl pengkajian Nomor register Dignosa medis B. : : : : : : : : : : : : Ny. Atikah. 53 th. Perempuan. Sarjana ( S 1 ). Islam. Banjar / Indonesia. Kawin. Jl. Vanili Rt 06 / 03 Mekatani. Guntung Payung. 11 11- 2001 11 11- 2001 240829 Angina Pectoris.

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB. Nama : Tn. Ahmad S. Umur : 56 th Jenis kelamin : Laki-laki Pendidikan : Sarjana ( S 1 ) Pekerjaan : Pensiunan PNS Agama : Islam Alamat : Jl. Vanili Rt 06 / 03. Mekatani. Guntung Payung.

II.

RIWAYAT PENYAKIT. A. Keluhan utama. Nyeri dada kiri dan menjalar ketangan. B. Riwayat penyakit sekarang. Nyeri dirasakan pada saat px bangun tidur jam 05.00. Nyeri seperti di tekan dan ditusuk dirasakan selama 1-2 menit, hilang setelah istirahat dan dirasakan lagi apabila mulai beraktifitas. Nyeri menjalar keseluruh regio dada Riwayat penyakit terdahulu.

C.

Sebelumnya pasien hanya mempunyai riwayat HT dan gastritis. Belum pernah menderita nyeri dada seperti ini.

III.

PEMERIKSAAN FISIK. A. Keadaan umum. Kesadaran : Komposmentis. Vital sign TD : 140 / 90 mmhg Nadi : 92 x / mt B. Kulit.

Temp : 37,5 C. Resp : 24 x / mt

Kulit pucat& lembab berkeringat. Lesi (-), tanda peradangan (-). Turgor kulit lambat kembali, setelah ditekan ( terutama pada ekstremitas bawah.

4 5 detik)

C.

Kepala. rambut. Penglihatan.

Bentuk kepala mesosepal. Warna rambut hitam pekat, tampak adanya uban pada sebagian Distribusi rambut merata. Tidak terdapat adanya benjolan.

D.

Bentuk mata simetris kiri dan kanan. Tidak terdapat adanya oedema palpebra. Sklera mata keruh, tidak ikterik. Reaksi pupil terhadap cahaya (+).

E.

Penciuman & Hidung. Bentuk hidung simetris. Pernafasan cuping hidung (+). Tidak terdapat kotoran pada lubang hidung. Pendengaran Mulut. & Telinga. Bentuk telinga simetris kiri dan kanan. Lubang telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret. Pendengaran berfungsi baik.

F.

G.

Bentuk bibir simetris atas dan bawah. Mukosa bibir kering dan tampak pucat. Warna lidah merah muda. Jumlah gigi lengkap, tidak terdapat adanya lubang & caries gigi.

H.

I.

Leher. Bentuk leher dextra dan sinistra simetris. Terdapat peningkatan jugularis vena preassure. Tidak terdapat peningkatan kelenjar thyroid. Tidak ada batasan gerak leher. Dada / Pernafasan / Sirkulasi. Bentuk simetris, retraksi dinding dada (+). Pasien mengatakan nyeri dada seperti ditusuk dan ditekan, nyeri menjalar keseluruh regio dada. Nafas sesak dan batuk. Bj 1 & Bj 2 kurang jelas, terdengar Bj 3. Abdomen.

J.

Bentuk simetris, ascites (-). Tidak teraba pembesaran hati dan limfe. Bunyi tympani (+), ascites (-). Terdengar suara bising usus.

K.

Sistem reproduksi. Jenis kelamin perempuan. Menurut pasien ia sudah Aminorrhoe pada usia 50 th. Mempunyai anak 3 orang. Ekstremitas atas & bawah. Akral hangat. Ada pembatasan gerak tangan kanan karena terpasang infus . Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, pertumbuhan kuku normal. Pada ekstremitas bawah terdapat oedema pitting pada kedua tungkai bawah Tonus otot lemah, tidak dapat berdiri sendiri.

L.

IV.

KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL & SPIRITUAL. A. Aktivitas & Istirahat. Di Rumah : Aktifitas sehari-hari dirumah saja sebagai ibu rumah tangga. Pola istirahat siang antara 1 2 jam sehari. Istirahat malam 6 jam. Di RS : pola istirahat siang 1 jam saja. Dan istirahat malam 6 jam.pasien sering terbangun tengah malam.

B.

Personal hygiene. Pola mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas 3 4 x seminggu. Ganti baju 2 x sehari. Sanitasi air bersih dari sumur. Sejak masuk RS pasien tidak dapat mandi, hanya diseka saja. Nutrisi. Makan 3 x sehari, dengan porsi 1 - 1 piring + sayur dan lauk. Pasien suka minum air putih saja, kurang suka minum air the dan kopi. Sejak masuk RS diet bubur rendah garam Porsi makan sedikit, hanya porsi saja yang dapat dihabiskan. Eliminasi. Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari. Pola BAK 4 6 x sehari. Tidak pernah mengalami gangguan dalam eliminasi. Sejak masuk RS sampai dengan sekarang ( pengkajian ) pasien belum ada BAB. Sexualitas. Psikososial. Lamanya menikah 30 tahun. Suami pasien 1 orang, berusia 56 tahun. Pasien tampak ramah dan komunikatif terhadap perawat.

C.

D.

E.

F. G.

Spiritual. Pasien beragama Islam. Menurut pasien ia selalu menjalankan ibadah salat meskipun dalam keadaan nyeri seperti ini.

V.

PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN. A. Laboratorium. N O 1 HARI & TANGGAL Selasa 13-11-01 JENIS PEMERIKSAAN GDS HB Leokosit. LED KATEGORI NORMAL 70 115 12 14 gr % 5000 10,000 / mm3 0 10 mm / jam HASIL PEMERIKSAAN 100 mg / dl 10 gr % 7000 / mm3 35 mm / jam

Hasil

1. Rontgen : 13-11-01 : Tidak ada gambaran pembesaran jantung.

B. D.

EKG. Hasil Pengobatan

: Ischemia Miokard. : Ivfd RL D 5 % 1 : 1 16 tts / mt. Isoh tab3 x 1 tab. Diltiazin 3 x 1 tab. Aspilet 3 x 1 tab. Strokain 3 x 1 tab. Ulsikur inj 3 x 1 amp / IV.

ANALISA DATA
N O 1

DATA SUBYEKTIF & OBYEKTIF

ETIOLOGI

MASALAH Resiko penurunan curah jantung.

Data subyektif : Ischemia miokard Pasien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri, rasa menusuk dan menyebar ke lengan kiri bagian dalam

Data Subyektif : Pasien mengatakan nyeri berulang.

Respon otomatis dari rasa patofisiologi penyakitnya.

Nyeri.

Data Obyektif : Terlihat raut muka tegang, Berkeringat,&gelisah, Resp 24 x / mt. TD 140 / 90 mmhg

3.

Ancaman terhadap Data Subyektif : Pasien sering bertanya perubahan status kesehatan. tentang penyakitnya. Data Obyektif : Pertanyaan mengenai penyakitnya, baik mengenai keadaan, tindak lanjut dan resiko yang bisa muncul.

Cemas

INTERVENSI KEPERAWATAN
N O 1 HARI &
TANGGAL

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN Nyeri berhubungan dengan respon otomatis ditandai dengan : Berkeringat TD 140 / 90 mmhg. Resp 24 x / mt. Jangka panjang : Melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi, durasi, dan beratnya. Jangka pendek : Melaporkan / menunjukan nyeri berkurang / hilang dalam 24 jam.

PERENCANAAN TINDAKAN 1. Identifikasi terjadinya pencetus, catat lokasi, durasi, intensitas dan lokasi nyeri. 2. Letakan pasien dan istirahat total selama episode angina RASIONALISASI 1. Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil. 2. Menurunkan kebutuhan O2 miokard untuk meminimalkan resiko cedera jaringan / nekrosis. 3. Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan nafas pendek berulang. 4. TD dapat meningkat secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis.

IMPLEMENTASI 1. Observasi keadaan umum pasien, mencatat lokasi nyeri, durasi, dan intensitas nyeri. 2. Menganjurkan pasien untuk tetap beristirahat total selama masa penyembuhan. 3. Menganjurkan pasien untuk mengatur posisi meninggikan kepala saat terjadi nafas pendek. 4. Mengobservasi tanda vital tiap 5 menit saat / selama episode angina berlangsung.

Selasa 13-11-01

3. Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien nafas pendek.

4. Observasi tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina.

Selasa 13-11-01

Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan, ditandai dengan seringnya pasien bertanya mengenai penyakitnya. Raut muka tegang dan gelisah. Resp 24 x / mt.

Jangka panjang : Menyatakan kesadaran perasaan ancietas dan cara sehat yang sesuai. Jangka pendek : Melaporkan ancietas berkurang dalam 24 jam. Jangka panjang : Berpartisipasi pada perilaku / aktivitas yang menurunkan kerja jantung. Jangka pendek : Melaporkan penurunan rasa nyeri ( angina ) dalam 24 jam

1. Amati perasaan dan biarkan pasien / orang terdekat untuk mengetahui ini sbg reaksi normal. 2. Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya. 3. Beritahu program medis yang dibuat. 1. Observasi tanda vital.

1. Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacauan interna.

2. Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarganya tidak berubah 3. Untuk menurunkan tingkat kecemasan
1. Deteksi secara dini terjadinya angina dan penurunan curah jantung. 2. Mencegah terjadinya serangan berulang.

1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang Fatofisiologis penyakitnya. 2. Menganjurkan kepada keluarga untuk memotivasi kesembuhann ya. 3. Menjelaskan kepada keluarga & pasien ttg prosedur pengobatan
1. Mengobservasi tanda vital setiap 5 menit selama serangan, tiap 2 jam saat relaksasi.

Selasa 13-11-01

Resiko terjadi penurunan curah jantung berhubungan dengan ischemia berulang.

2. Pantau kondisi yang dapat memperparah terjadinya penyakit.

3. Pertahankan posisi baring yang nyaman.

3. Memungkinkan untuk

istirahat dengan tenang.

2. HE tentang pentingnya pengobatan teratur untuk mempercepat penyembuhan dan pencegahan. 3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi jumlah pengunjung yang datang.

Rusdianor A. Rasyid

CATATAN PERKEMBANGAN.

NO 1.

HARI /
TANGGAL

NO DXN No II

PERKEMBANGAN
S : Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya. O : Pasien tampak tenang. Pola tidur siang lebih lama 2 jam. A : Masalah dapat teratasi. P : Teruskan HE.

PARAF

Jumat 16-11-01

2.

Sabtu. 17-11-01

No 1

S : Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang. O : TD 120 / 90 mmhg. Pasien tampak tenang. A : Masalah dapat teratasi. P : Teruskan perawatan pasien. I : Kolaborasi dengan medis dalam pemberian therapi. E : Pasien diperbolehkan rawat jalan. S : Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang. O : Pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja jantung. A : Tidak terjadi ischemia berulang. P : teruskan perawatan pasien. I : Kolaborasi dengan medis dalam pemberian therapy lanjutan.

3.

Sabtu. 17-11-01

No III

Angina Pictoris Cardio Vaskuler

146

Você também pode gostar