Você está na página 1de 12

CHEMISTRY

Laporan Kimia Koloid


BY: Bangkit Yudha Prawira (06) Jasmine Amelia (17) Riza Adrian S (30) Rorry Haulana ( 32 ) Sepma Viraticha (34)

XI IPA 1 SMAN 1 Jember Tahun Ajaran 2011/2012

KEGIATAN I Membuat Sol Belerang Tujuan : Membuat koloid sol belerang dari serbuk belerang kasar, gula, dan air.

Dasar Teori : Dispersi adalah cara pembuatan partikel koloid dari partikel kasar(suspensi) menjadi partikel koloid. Dalam cara dispersi ada beberapa cara lain salah satunya adalah cara mekanik. Cara mekanik dilakukan dengan penggerusan atau penggilingan untuk zat padat, serta dengan pengadukan atau pengocokan untuk zat cair. Setelah diperoleh partikel yang kehalusannya sesuai koloid, lalu didispersikan ke dalam medium (pendispersinya). Salah satu contoh nya adalah pembuatan sol belerang. Alat :

1. Tabung reaksi 2. Bekker glass 3. Spatula 4. Pembakar spiritus 5. Kaki tiga (tripod) Bahan :

1. Serbuk belerang 2. Gula 3. aquadest

Cara Kerja

1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Campurkan sendok teh gula dan 1 sendok teh belerang dalam lumpang. 3. Gerus campuran itu sampai halus. 4. Tambahkan 1 sendok teh gula dan gerus lagi sampai halus. 5. Tambahkan lagi sendok teh gula dan gerus lagi sampai halus 6. Ulangi pekerjaan ini sampai 3 kali. 7. Ambil setengah sendok teh campuran itu dan masukkan ke dalam tabung reaksi 2 yang berisi 5 mL aquadest, lainnya sisihkan lagi. 8. Ambil setengah sendok teh campuran itu, masukkan dalam tabung reaksi 1 yang berisi 5 mL aquadest. Hasil Pengamatan: No Volume Air Belerang serbuk Campuran bening / keruh

Belerang dan Gula 1 2 3 4 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL sendok teh kasar sendok teh agak kasar sendok teh agak halus sendok teh halus (saring jika masih terjadi endapan) Keruh bening (masih ada endapan) bening (endapan halus) Bening tanpa endapan

Analisis Data : 1. Belerang praktis tidak larut dalam air, jelaskan bagaimana belerang yang digerus bersama gula dapat membentuk sol belerang? (Apakah fungsi gula dalam proses ini?) Belerang tidak dapat larut dalam air. Tapi belerang menjadi dapat larut jika ditambahkan gula. Gula membantu belerang untuk larut karena sifat gula yang mudah larut dalam air. Fungsi gula dalam proses ini adalah membantu proses pembentukan koloid. Karena dengan adanya gula, belerang dapat bercampur sempurna dengan air dan membentuk koloid. 2. Bandingkan warna campuran dalam tabung 1 4. Campuran dalam tabung berapakah yang membentuk koloid? Tabung 4. Karena pada tabung 4, larutan sudah tampak bening dengan endapan halus hampir tak kasat mata.

3. Mengapa pembuatan sol belerang menurut percobaan ini digolongkan sebagai cara dispersi? Bagaimanakah prinsip utama pembuatan koloid secara dispersi? Karena pembuatan sol belerang ini mengubah ukuran partikel serbuk belerang yang ukurannya lebih besar ke ukuran partikel yang lebih kecil. Dan proses ini dilakukan secara mekanik yaitu mengubah fisis serbuk belerang. Prinsip utama pembuatan koloid yaitu mengubah partikel koloid dari partikel suspensi menjadi partikel koloid, atau membentuk koloid melalui cara fisika. Kesimpulan : Sol belerang dibuat dengan cara dispersi yaitu mengubah ukuran partikel yang lebih besar menjadi ukuran yang lebih kecil yang dilakukan secara mekanik.

KEGIATAN II Membuat Koloid Tujuan : Membuat koloid sol BaSO4 dalam air dari campuran larutan BaCl2 dengan larutan Na2SO4. Dasar Teori : Pembuatan koloid dapat dilakukan melalui cara kondensasi. Cara kondensasai adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil(larutan) menjadi partikel koloid. Cara kondensasi merupakan cara kimia, melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut. Reaksi dekomposisi rangkap dapat digunakan untuk membentuk koloid dari larutan BaCl2 dengan larutan Na2SO4, yaitu sol BaSO4. BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) sol + 2 NaCl(aq) Alat :

1. Gelas kimia 2. Tabung reaksi 3. Pipet tetes 4. Gelas ukur Bahan 1. Larutan BaCl2 2. Larutan Na2SO4 3. Larutan BaSO4 4. Larutan NaCl 5. Aquades Langkah Kerja: 1. Ambil larutan 5 mL BaCl2 dan 5 mL Na2SO4. 2. Campur larutan 5 mL BaCl2 dan 5 mL Na2SO4 ke dalam tabung reaksi, amati yang terjadi. 3. Ambil larutan 5 mL BaCl2 0,5 M; 0,01 M dan 5 mL Na2SO4 0,5 M; 0,1 M, tapi yang tersedia adalah larutan BaCl2 dan Na2SO4 0,1 M, maka dilakukan pengenceran untuk mendapatkan kemolaran yang sesuai. 4. Apabila telah didapat kemolaran yang sesuai, campur, kemudian amati perubahan yang terjadi. :

Hasil Pengamatan:

No 1 2 3

5 mL BaCl2 (aq) 0,1 M 0,05 M 0,001 M

5 mL Na2SO4 (aq) 0,1 M 0,05 M 0,001 M

Campuran bening / keruh Keruh Keruh Sedikit bening

Keterangan banyak endapan lebih sedikit endapan terdapat sedikit endapan

Analisis Data : 1. Bandingkan warna campuran dalam tabung 1-3. Campuran dalam tabung berapakah yang membentuk koloid? Tabung 3. Karena Pada tabung 1 dan 2 terdapat endapan yang mengindikasi bahwa zat dalam tabung masih merupakan heterogen.

2. Bagaimanakah prinsip utama pembuatan koloid secara kondensasi? Pembuatan koloid dari partikel kecil(larutan) menjadi partikel koloid. Dengan melibatkan cara kimiawi melalui cara reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut. Kesimpulan : Pembuatan koloid secara kondensasi yaitu pembuatan koloid dengan mengubah partikel kecil menjadi partikel yang lebih besar atau dari larutan menjadi koloid dengan melibatkan cara kimia.

KEGIATAN III Menambahkan Larutan Elektrolit pada Koloid Tujuan : Mengetahui pengaruh penambahan elektrolit pada sol Fe(OH)3 dan sol As2S3 bila ditambah zat elektrolit dengan konsentrasi yang berbeda beda. Dasar Teori : Alat :

1. Tabung reaksi 2. Bekker glass 3. Spatula 4. Pipet tetes

Bahan

1. Larutan NaCl 0,5 M 2. Larutan NaCl 1,5 M 3. Larutan BaCl2 0,75 M 4. Endapan BaSo4 0,01 M 5. Sol Belerang 6. Larutan FeOH3 7. Aquadest Langkah Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Ambil sisa sol belerang yang tidak digunakan pada kegiatan I dan sol BaSO4 pada kegiatan II 3. Bagi sol BaSO4 menjadi 3 bagian. 4. Tambahkan NaCl 0,5 M sebanyak BaSO4 yang telah dibagi menjadi 3, kemudian di tabung 2, tambahkan NaCl 1,5 M, dan di tambahkan BaCL2 0,75 M di tabung 3. 5. Ulangi untuk 2 jenis larutan lainnya. 6. Amati tabung reaksi tersebut, dan catat kecepatan terjadinya kekeruhan. Hasil Pengamatan: Sol Elektrolit yang ditambahkan NaCl 0,5 M BaSo4 NaCl 1,5 M BaCl2 0,75 M Kecepatan terjadinya kekeruhan Diam bening Hampir keruh Lama tetap keruh

NaCl 0,5 M Belerang NaCl 1,5 M BaCl2 0,75 M NaCl 0,5 M FeOH3 NaCl 1,5 M BaCl2 0,75 M

Hampir keruh Hampir keruh Hampir keruh Tetap keruh Lama-lama mengendap Hampir keruh

Analisis Data : 1. Bagaimanakah pengaruh penambahan koloid pada partikel-partikel koloid? Bila dua koloid yang berbeda muatan dicampurkan, maka kedua koloid tersebut akan terkoagulasi. Hal ini disebakan kedua koloid saling menetralkan sehingga terjadi gumpala. Apabila muatan koloid yang diberikan sama, maka tidak akan ada perubahan fisis pada koloid, namun terjadi penambahan muatan sejenisnya. 2. Dari kegiatan I di atas, elektrolit mana yang menyebabkan penggumpalan tercepat? FeOH3. Karena FeOH3 memiliki muatan positif terbesar dibanding elektrolit lainnya, sehingga kemampuan untuk mengikat koloid lebih besar dibanding yang lainnya. Kesimpulan : Dua koloid yang berbeda muatan akan mengalami koagulasi atau penggumpalan apabila dua koloid tersebut dicampurkan. Apabila dua koloid tersebut memiliki muatan yang sama maka tidak akan terjadi koagulasi.

KEGIATAN IV Mengetahui penerapan efek Tyndall Tujuan : Mengetahui salah satu sifat koloid.

Dasar Teori : Efek Tyndall adalah salah satu sifat koloid yang disebabkan penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Jika berkas cahaya dilewatkan melalui sistem koloid, maka berkas cahaya tersebut terlihat jelas. Berbeda jika berkas cahaya dilewatkan melalui larutan , maka akan sepenuhnya dilewatkan. Akan tetapi, jika berkas cahaya dilewatkan melalui suspensi, maka berkas cahaya tersebut seluruhnya tertahan dalam suspensi tersebut. Alat :

1. Gelas kimia 2. Tabung reaksi 3. Pipet tetes 4. Gelas ukur 5. Senter Bahan :

1. Larutan kanji 2. Larutan gula 3. Larutan sabun 4. Sol BaSO4 5. Sol Belerang 6. Sol Fe(OH)3

Langkah Kerja: 1. Siapkan tabung reaksi, larutan yang akan diuji, dan senter. 2. Buat masing-masing larutan a. Larutan kanji (kanji + aquades) b. Larutan gula (gula + aquades) c. Larutan sabun (sabun + air, nantinya disenterkan pada bagian buih) d. Sol BaSO4 (dibuat dari sol yang telah dibuat, kemudian dibagi menjadi 3) e. Sol Belerang (dibuat dari sol yang telah dibuat, kemudian dibagi menjadi 3) f. Sol Fe(OH)3 dibuat dari : FeCl3(aq) + 3 H2O Fe(OH)3(s) + 3 HCl

Kemudian, sol Fe(OH)3 tersebut dipanaskan, sehingga didapatkan sol yang berwarna lebih gelap 3. Ambil 10 mL larutan dan koloid yang akan diuji seperti yang tertera dalam tabel. 4. Ambil senter dan arahkan berkas sinarnya pada masing-masing tabung reaksi. 5. Amati berkas sinar yang dilewatkan oleh partikel-partikel dalam campuran tersebut

Hasil Pengamatan: No Campuran Berkas sinar dihamburkan /diteruskan 1 2 Larutan kanji Larutan gula Dihamburkan Diteruskan Koloid (sol) Larutan (bukan koloid) 3 4 5 6 Larutan sabun Sol BaSO4 Sol Belerang Sol Fe(OH)3 Dihamburkan Dihamburkan Dihamburkan Dihamburkan Koloid (buih) Koloid (sol) Koloid (sol) Koloid (sol) Koloid / Bukan

Analisis Data : 1. Campuran manakah yang menghamburkan sinar? Larutan kanji, sabun, Sol BaSO4, Sol Belerang, dan Sol Fe(OH)3. 2. Bagaimanakah sifat koloid terhadap cahaya? Apakah yang dimaksud dengan Efek Tyndall? Sifat koloid yaitu dapat menghamburkan cahaya yang dilewatkan. Efek Tyndall adalah salah satu sifat koloid yang disebabkan penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Jika berkas cahaya dilewatkan melalui sistem koloid, maka berkas cahaya tersebut terlihat jelas. Hal ini disebabkan oleh ukuran partikel kolodi yang relatif lebih besar dibanding ukuran partikel larutan. 3. Bagaimanakah cara membedakan larutan sejati dan koloid? Cara yang paling mudah untuk membedakan larutan, koloid, atau suspensi adalah menggunakan sifat efek Tyndall. Dengan mengarahkan berkas sinar pada larutan. Jika berkas sinar tersebut dihamburkan oleh cairan, maka cairan tersebut adalah koloid. Karena, hanya koloid yang memiliki efek Tyndall dan bersifat menghamburkan berkas sinar. Jika larutan sejati, maka berkas sinar akan diteruskan. Tidak dihamburkan karena ukuran partikel terlalu kecil

Kesimpulan : Salah satu sifat koloid adalah Efek Tyndall yaitu penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Apabila termasuk koloid maka sinar akan dihamburkan sedangkan apabila termasuk larutan maka akan diteruskan.

KEGIATAN V Menentukan cairan kondensasi & dispersi Alat :

1. Gelas kimia 2. Tabung reaksi 3. Pipet tetes 4. Gelas ukur 5. Spatula 6. Kaki tiga 7. Pembakar spiritus 8. Korek api Bahan :

1. 5 ml larutan FeCl3 2. 3 ml aquadest

Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan! 2. Ambil 5 mL larutan FeCl3 dan masukkan ke dalam tabung erlenmeyer 3. Tambahkan 3 mL aquadest ke dalam tabung erlenmeyer yang berisi 5 ml larutan FeCl3 4. Siapkan kaki tiga dan api untuk memanaskan larutan tersebut 5. Panaskan larutan tersebut di atas api selama 5 sampai 10 menit, sambil diaduk terus menerus 6. Setelah mendidih, singkirkan apinya dan amati apa yang terjadi pada larutan tersebut 7. Bandingkan larutan yang telah dipanaskan dan sebelum dipanaskan, kemudian golongkan cairan yang sudah dipanaskan ke dalam cairan kondensasi atau dispersi

Hasil Pengamatan:

Cairan FeCl3 + air yang sudah dipanaskan terlihat lebih pekat dibandingkan yang belum dipanaskan. Maka proses ini dinamakan kondensasi, yaitu perubahan cairan dari larutan menjadi koloid.

Você também pode gostar