Você está na página 1de 6

MODEL ALIRAN AIR TANAH

Cindhy Ade Hapsari1, Lutfhi Adhytia Putra2, Ratu Rima Novia Rahma3, Riandy Surya Irawan4 Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper Kampus IPB, Dramaga, Bogor, 16680 Email: alchemist.genz@gmail.com1, ladhytiaputra@yahoo.com2, raturimanoviarahma@yahoo.co.id3, ndie_paulwalker@yahoo.com4

Abstrak: Air dalam tanah mengalir dari suatu titik yang memiliki energi yang lebih tinggi, menuju ke titik dimana energi yang terdapat lebih rendah. Aliran air dalam tanah terjadi karena adanya rembesan air yang melewati pori-pori tanah. Sifat air yang dapat melewati pori-pori tanah disebut dengan permeabilitas. Permeabilitas air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran pori, jenis tanah, dan kepadatan tanah. Proses bergeraknya air dalam tanah melalui celah, pori-pori tanah, dan batuan menuju muka air tanah disebut dengan infiltrasi atau perkolasi ke dalam tanah. Infiltrasi yang terjadi di dalam tanah berubah-ubah dipengaruhi oleh intensitas air, kondisi permukaan tanah, struktur tanah, serta kelembaban tanah dan udara yang terdapat di dalam tanah. Ukuran pori, kemantapan pori, kandungan air, dan profil tanah juga ikut menentukan kapasitas infiltrasi. Praktikum bertujuan untuk mempelajari model miniatur aliran air dalam tanah dan pola aliran air dalam tanah, dengan menggunakan alat groundwater flow model box, pulpen, penggaris, ember, stopwatch, selang, dan pompa. Dari hasil pengukuran dapat diketahui bahwa ketinggian atau head air terus bertambah seiring bertambahnya waktu. Dari grafik juga dapat diketahui pola aliran air tanah yang cenderung konstan pada ketinggian sekitar 30 cm, dimana pada ketinggian tersebut tanah mulai jenuh oleh air. Kata kunci: Groundwater Flow Model Box, Head, Infiltrasi, Perkolasi, Permeabilitas

PENDAHULUAN
Tanah merupakan material yang permeabel, artinya air dapat dengan bebas mengalir melalui pori-pori diantara partikel-partikel tanah. Air dalam tanah mengalir dari suatu titik yang memiliki energi yang lebih tinggi, menuju ke titik dimana energi yang terdapat lebih rendah. Aliran air dalam tanah terjadi karena adanya rembesan air yang melewati pori-pori tanah. Sifat air yang dapat melewati pori-pori tanah disebut dengan permeabilitas. Permeabilitas air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran pori, jenis tanah, dan kepadatan tanah. Proses bergeraknya air dalam tanah melalui celah, pori-pori tanah, dan batuan menuju muka air tanah disebut dengan infiltrasi atau perkolasi ke dalam tanah. Infiltrasi yang terjadi di dalam tanah berubah-ubah dipengaruhi oleh intensitas air, kondisi permukaan tanah, struktur tanah, serta kelembaban tanah dan udara yang terdapat di dalam tanah. Ukuran pori, kemantapan pori, kandungan air, dan profil tanah juga ikut menentukan kapasitas infiltrasi. Meskipun tanah merupakan material yang bersifat permeabel, namun dalam perjalanannya aliran air dalam tanah ini seringkali melewati suatu lapisan akuifer yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air atau impermeabel. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan tekanan antara air tanah yang berada di bawah lapisan penutup dan air tanah yang berada diatasnya, yang dikenal dengan air tanah tertekan dan air tanah bebas. Berbagai model aliran dalam tanah dan pola aliran dalam tanah dengan menggunakan model miniatur aliran air dalam tanah akan dipelajari dalam praktikum kali ini.

Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

METODE PRAKTIKUM
Pada praktikum ini, lokasi praktikum bertempat di pertigaan Astra (Asrama Putra) Jl. Wageningan IPB Dramaga Bogor. Praktikum yang telah dilakukan bertujuan untuk mempelajari model miniatur aliran air dalam tanah dan pola aliran air dalam tanah, dengan menggunakan alat groundwater flow model box, pulpen, penggaris, ember, stopwatch, selang, dan pompa. Fungsi dari penggaris di sini adalah untuk mengukur tinggi aliran air pada selang. Langkah-langkah praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pertama, hitung semua dimensi pada alat model miniatur aliran air dalam tanah dengan menggunakan penggaris. Kemudian, air dimasukkan pada salah satu kolom air di sisi box dengan syarat pertahankan air agar tidak melebihi permukaan tanah. Kedua, setelah semua persiapan sudah siap, lakukan pengamatan dengan menggunakan stopwatch. Aturan di sini, pencatatan head dilakukan hingga permukaan air dalam kedua sisi kolom mempunyai ketinggian yang sama. Waktu yang telah ditentukan yaitu 30 detik sekali untuk pencatatan head. Selama perhitungan berlangsung, selang ditandai dengan pulpen setiap 30 detik sekali agar diketahui berapa kenaikan pada setiap periodenya. Setelah permukaan air pada kedua kolom memiliki ketinggian yang sama, lakukan pengukuran pada setiap selang dengan menggunakan penggaris dari ujung selang di bagian bawah box. Ketiga, catat semua hasil praktikum. Kemudian, dari data yang telah diperoleh, profil head air digambarkan di dalam grafik hubungan antara selang air yang disimbolkan dengan sumbu x dan head air yang disimbolkan dengan sumbu y. Grafik tersebut dibuat dengan menggunakan program Microsoft Excel.

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL PERCOBAAN

Gambar 1. Model Miniatur Aliran dalam Tanah Tampak Depan

Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Gambar 2. Model Miniatur Aliran dalam Tanah Tampak Belakang Tabel 1. Head Air pada Model Miniatur Aliran dalam Tanah Tinggi Air ( Head ) pada Selang (cm) I II III IV 14.3 18.8 17 18.6 17 20.4 21.4 26.4 16.2 21.2 23.3 26.7 19.4 23.9 25.3 28.9 21 25.6 26.2 29.2 22.2 25.9 26.2 29.4 25.2 26.8 26.5 29.8 25.7 28 27.5 28.8 26.1 28 27.7 29.1 26.5 28 27.7 29.8 27.1 28.5 28 30 27.6 28.7 29.2 29.8 28.1 29.3 29.6 30.3 28.8 29.4 30 30.7

Waktu (detik) 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420

V 26.1 27.8 28 31.2 29.9 29.6 30.6 29.7 30.4 30.2 30.2 30.9 30.9 30.9

Dari Tabel diatas didapatkan grafik sebagai berikut :

Gambar 3. Profil Head Air pada Model Miniatur Aliran Air dalam Tanah
Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

PEMBAHASAN Aliran air dalam tanah terjadi karena adanya rembesan air yang melewati pori-pori tanah. Sifat air yang dapat melewati pori-pori tanah disebut dengan permebealitas. Permeabilitas air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran pori, jenis tanah, dan kepadatan tanah. (Anonim, 2008). Proses bergeraknya air dalam tanah melalui celah, pori-pori tanah, dan batuan menuju muka air tanah disebut dengan infiltrasi atau perkolasi ke dalam tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga akhirnya air tersebut masuk kembali sistem air permukaan (Puspitasari, 2012). Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan dengan menggunakan model miniatur aliran air dalam tanah yang dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2. Dari gambar 1 dapat diketahui dimensi dari box berisi tanah yang digunakan sebagai model miniatur aliran air dalam tanah yang berisi pasir, tanah, dan batu kali dengan susunannya masing-masing. Dapat dilihat pada gambar 1, dimana arsiran berwarna abu-abu menunjukkan bahwa bagian tersebut berisi pasir, arsiran kehitaman menunjukkan bahwa bagian tersebut berisi tanah dan arsiran berbentuk batu menunjukkan bagian tersebut berisi batu kali. Pada bagian belakang box kaca tersebut dipasangi selang sebagai penunjuk ketinggian (head) air yang terdapat dalam tanah tersebut. Selang dipasang dengan jarak antar selang sebesar 20 cm. Dalam kondisi awal kering, kemudian air ditambahkan pada salah satu kolom air di sisi box dengan menggunakan pompa. Air yang ditambahkan tidak boleh melebihi permukaan tanah. Setelah itu pompa dimatikan dan mulai mengukur profil head air di dalam tanah setiap 30 detik sekali dengan cara mengamati tinggi air di dalam selang di bagian belakang model miniatur aliran air. Pengukuran profil head air terus dilakukan sampai ketinggian air di kedua sisi kolom mempunyai ketinggian yang sama. Hasil dari pengukuran profil head air dalam tanah dapat dilihat dalam tabel 1. dan grafiknya dalam gambar 3. Dari hasil pengukuran tersebut dapat diketahui bahwa ketinggian atau head air terus bertambah seiring bertambahnya waktu. Tetapi pertambahannya semakin lama semakin kecil atau berkurang, bahkan ada beberapa yang tidak mengalami pertambahan atau konstan. Hal tersebut terjadi karena kandungan air dalam tanah yang semakin bertambah dan kondisi tanah yang mulai jenuh oleh air. Dari grafik juga dapat diketahui pola aliran air tanah yang cenderung konstan pada ketinggian sekitar 30 cm, dimana pada ketinggian tersebut tanah mulai jenuh oleh air. Menurut Maryono (2004) dalam Anonim (2010), infiltrasi berubah-ubah sesuai dengan intensitas curah hujan. Akan tetapi setelah mencapai limitnya, banyaknya infiltrasi akan berlangsung terus sesuai dengan kecepatan absorbsi setiap tanah. Pada tanah yang sama kapasitas infiltrasinya berbeda-beda, tergantung dari kondisi permukaan tanah, struktur tanah, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Di samping intensitas curah hujan, infiltrasi berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan udara yang terdapat dalam tanah. Menurut Arsyad (1989) dalam Anonim (2010), sifat khusus dari tanah yang menentukan dan membatasi kapasitas infiltrasi antara lain adalah ukuran pori, kemantapan pori, kandungan air, dan profil tanah. Laju masuknya hujan ke dalam tanah ditentukan terutama oleh ukuran pori dan susunan pori-pori besar.
Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Pori yang demikian itu dinamakan pori aerasi, oleh karena pori-pori mempunyai diameter yang cukup besar yang memungkinkan air keluar dengan cepat sehingga tanah beraerasi dengan baik. Kapasitas infiltrasi hanya dapat terpelihara jika porositas semula tetap tidak terganggu selama waktu tidak terjadi hujan (porositas mantap). Laju infiltrasi terbesar terjadi pada kandungan air yang rendah dan sedang. Jumlah dan ukuran pori yang menentukan adalah jumlah pori-pori yang berukuran besar. Makin banyak pori-pori besar maka kapasitas infiltrasi makin besar pula. Atas dasar ukuran pori tersebut, tanah liat kaya akan pori halus dan miskin akan pori besar. Sebaliknya fraksi pasir banyak mengandung pori besar dan sedikit pori halus. Dengan demikian kapasitas infiltrasi pada tanah-tanah pasir jauh lebih besar daripada tanah liat. Tanah-tanah yang bertekstur kasar menciptakan struktur tanah yang ringan. Sebaliknya tanah-tanah yang terbentuk atau tersusun dari tekstur tanah yang halus menyebabkan terbentuknya tanah-tanah yang bertekstur berat. Tanah dengan struktur tanah yang berat mempunyai jumlah pori halus yang banyak dan miskin akan pori besar. Sebaliknya tanah yang ringan mengandung banyak pori besar dan sedikit pori halus. Dengan demikian kapasitas infiltrasi dari kedua jenis tanah tanah tersebut akan berbeda pula, yaitu tanah yang berstruktur ringan kapasitas infiltrasinya akan lebih besar dibandingkan dengan tanah-tanah yang berstruktur berat (Saifuddin, 1986 dalam Anonim 2010).

KESIMPULAN
Dari percobaan menggunakan model miniatur aliran air dalam tanah dapat disimpulkan bahwa praktikan telah mampu mempelajari mengenai model aliran air dalam tanah dan juga mampu mempelajari pola aliran air dalam tanah. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data pengukuran profil air dalam model miniatur aliran air dalam tanah yang telah didapatkan praktikan seperti yang tercantum dalam poin hasil dan pembahasan.

Daftar Pustaka
Anonim. 2008. Permeabilitas dan Aliran Air dalam Tanah. [terhubung berkala] http://elearning.gunadarma.ac.id/doc/modul/mekanika_tanah_lanjut/bab1_ permeabilitasdanaliranairdalamtanah.pdf (Diakses tanggal 6 Mei 2012) Puspitasari. 2012. Siklus Hidrologi. [terhubung berkala] http://puspitaphysic.blogspot.com/2012/03/siklus-hidrologi-proses-terjadinya.html (Diakses tanggal 6 Mei 2012) Anonim. 2010. Infiltrasi. [terhubung berkala] http://www.unhas.ac.id/lkpp/tani/6%20Infiltrasi.pdf (Diakses tanggal 6 Mei 2012)

Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Lampiran

Gambar 1. Groundwater Flow Model Box Tampak Depan

Gambar 2. Groundwater Flow Model Box Tampak Belakang

Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Você também pode gostar