Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERHIPTANI – IAEA
ANGGARAN DASAR
PERHIPTANI – IAEA
MUKADIMAH
BAB I
NAMA, WAKTU, WILAYAH KERJA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Pasal 2
Waktu
PERHIPTANI didirikan pada tanggal 6 Juli 1987 di Subang, Jawa Barat untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.
1
Pasal 3
Wilayah Kerja dan Tempat Kedudukan
BAB II
ASAS, SIFAT DAN TUJUAN
Pasal 4
Asas
Pasal 5
Sifat
Pasal 6
Tujuan
BAB III
LINGKUP KEGIATAN
Pasal 7
2
2. Menjalin kerjasama dengan lembaga penelitian, Perguruan Tinggi, organisasi
profesi dan dadan-badan lain di dalam negeri maupun di luar negeri untuk
pengembangan dan penyebarluasan penyuluhan pertanian;
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
3
BAB V
KEPENGURUSAN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 9
Pasal 10
Struktur Organisasi
3. Pengurus Daerah terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris,
Bendahara, Bidang-Bidang dan anggota yang dipilih dalam Musyawarah
Daerah;
BAB VI
TUGAS DAN KEWENANGAN PENGURUS
Pasal 11
Pengurus Pusat
4
c. Menetapkan rencana kerja tahunan;
Pasal 12
Pengurus Wilayah
5
Pasal 13
Pengurus Daerah
Pasal 14
Pengurus Cabang
6
e. Menyampaikan laporan berkala kepada Pengurus Daerah sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun;
BAB VII
ALAT KELENGKAPAN
Pasal 15
Alat Kelengkapan PERHIPTANI
Pasal 16
Kongres
7
Pasal 17
Konperensi
Pasal 18
Musyawarah Daerah
Pasal 19
Rapat Anggota
8
Pasal 20
Forum Komunikasi Profesi
1. Forum Komunikasi Profesi yang dimaksud pada pasal 15 ayat (2) adalah
wadah partisipasi aktif anggota PERHIPTANI di dalam berbagai kegiatan
pembangunan nasional;
Pasal 21
Forum Kaji Ilmiah dan Organisasi
1. Forum Kaji Ilmiah dan Organisasi yang dimaksud pada pasal 15 ayat (3)
diselenggarakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan penyuluh,
khususnya penyuluhan pertanian dan pengembangan organisasi
PERHIPTANI di tingkat pusat, wilayah, daerah, maupun cabang;
BAB VIII
KEKAYAAN
Pasal 22
Pasal 23
9
2. Kekayaan PERHIPTANI Wilayah dapat dialihkan kepada pihak lain oleh
Pengurus Wilayah. Pengalihan kekayaan tersebut harus dipertanggung-
jawabkan oleh Pengurus Wilayah kepada Konperensi atau Konperensi Luar
Biasa;
BAB IX
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
Pasal 24
Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 25
Pembubaran
BAB X
ATURAN PERALIHAN
Pasal 26
10
Pasal 27
BAB XI
PENUTUP
Pasal 28
Lain-lain
1. Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat
yang tidak bertentangan dengan jiwa dari Anggaran Dasar;
Pasal 29
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Desember 2008
ttd ttd
11
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERHIPTANI – IAEA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan
Anggaran Dasar.
Pasal 2
Semua pengertian dan singkatan dalam Anggaran Dasar (A.D) berlaku pula
dalam Anggaran Rumah Tangga (A.R.T).
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
2. Anggota luar biasa, adalah Warga Negara Indonesia yang berminat dan
berperan serta dalam penyuluhan pertanian;
Pasal 4
1
3. Dalam hal organisasi tingkat Cabang belum terbentuk, maka formulir
pendaftaran anggota diserahkan kepada Pengurus Daerah;
Pasal 5
a. Bicara dan hak suara pada Rapat Anggota sesuai dengan tata tertib
yang berlaku;
2
Pasal 6
Pasal 7
a. Permintaan sendiri;
b. Meninggal dunia;
2. Pemberhentian dimaksud pada ayat (1) butir 3 dan butir 4 di atas dilakukan
atas dasar adanya tindakan yang bertentangan dengan kode etika penyuluh
pertanian, disiplin organisasi dan atau merugikan nama baik PERHIPTANI
dari anggota yang bersangkutan.
3
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 8
Pembentukan Cabang/Daerah/Wilayah
Pasal 9
Susunan Pengurus
Pasal 10
Pengurus Pusat
4
6. Untuk memelihara kesinambungan aktivitas pengurus, Ketua Umum
Pengurus Pusat yang telah menyelesaikan tugasnya dapat diangkat menjadi
salah seorang Dewan Pembina, Dewan Etika, dan atau Dewan Pakar;
8. Dalam hal Ketua Umum meninggal dunia atau halangan tetap, sehingga tidak
dapat melaksanakan tugas jabatannya, maka salah satu dari Ketua dapat
menjabat sebagai Ketua Umum setelah mendapatkan persetujuan Rapat
Pengurus Pusat, sampai jabatan kepengurusannya berakhir.
Pasal 11
Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang
4. Apabila Ketua berhalangan karena sesuatu hal, untuk sementara waktu tidak
dapat menjalankan tugas jabatannya, maka Wakil Ketua berkewajiban
melaksanakan tugas jabatan Ketua sampai Ketua siap untuk melaksanakan
tugasnya kembali;
5. Dalam hal Ketua meninggal dunia atau berhalangan tetap sehingga tidak
dapat melaksanakan tugas jabatannya, maka Wakil Ketua secara otomatis
menjabat sebagai Ketua sampai masa jabatan kepengurusannya berakhir.
Pasal 12
Penggantian dan Pemberhentian Pengurus
5
3. Penggantian dan pemberhentian anggota Pengurus Wilayah disahkan dan
dikukuhkan oleh Pengurus Pusat; Pengurus Wilayah; Pengurus Daerah; dan
Pengurus Cabang.
BAB IV
ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 13
Kongres
6
Pasal 14
Konperensi
Pasal 15
Musyawarah Daerah
7
Pasal 16
Rapat Anggota
Peserta Rapat Anggota adalah Pengurus Cabang dan dihadiri oleh anggota
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota.
Pasal 17
Rapat Pengurus
BAB V
DEWAN PEMBINA, DEWAN ETIKA, DAN DEWAN PAKAR
Pasal 18
Jumlah Anggota Dewan Pembina, Dewan Etika, dan Dewan Pakar masing-masing
sekurang-kurangnya 3 orang dan sebanyak-banyaknya 7 orang.
Pasal 19
Anggota Dewan Pembina, Dewan Etika, dan Dewan Pakar diangkat dan
diberhentikan oleh Ketua Umum PERHIPTANI atas dasar Keputusan Rapat
Pengurus Pusat PERHIPTANI.
8
BAB VI
KEKAYAAN
Pasal 20
Pasal 21
BAB VII
PENUTUP
Pasal 22
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Pasal 23
9
Pasal 24
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Desember 2008
ttd ttd
10