Você está na página 1de 9

Tahapan penganggaran modal

Penganggaran modal adalah pembuatan keputusan perencanaan jangka panjang untuk berinvestasi dalam proyek-proyek. Penganggaran modal merupakan suatu alat pengambilan keputusan dan pengendalian yang berlangsung beberapa tahun. Ada enam tahap dalam penganggaran modal yaitu: 1. Tahap identifikasi, mengenali jenis proyek pengeluaran modal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan strategi organisasi. Sebagai contoh, suatu diferensiasi produk untuk meningkatkan profitabilitas dapat dipromosikan oleh proyek-proyek yang mengembangkan produk-produk baru, pelanggan baru, atau pasar baru. 2. Tahap pencarian, menjajaki penanaman modal alternatif yang akan mencapai tujuan organisasi. Regu lintas fungsi dari seluruh bagian rantai nilai mengevaluasi teknologi, mesin, dan proyek alternatif. 3. Tahap akuisisi informasi, mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang mungkin terjadi dari penanaman modal alternatif. Keuntungan dan kerugian ini dapat berupa kualitatif atau kuantitatif. 4. Tahap pemilihan, memilih proyek yang akan dijalankan. Organisasi memilih proyek yang memiliki keuntungan yang jauh lebih melebihi kerugianya. Analisa kuantitatif menggunakan model keputusan yang didasarkan pada keuntungan dan kerugian keuangan. 5. Tahap pembiayaan, mendapatkan dana untuk membiayai proyek. Termasuk dalam sumber pembiayaan adalah aliran kas yang dihasilkan secara internal. Dan ekuitas serta sekuritas hutang yang dijual dipasar modal. 6. Tahap penerapan dan pengendalian, mengerjakan proyek dan mengawasi kinerjanya. Pada saat proyek diimplementasikan, perusahaan mengevaluasi apakah penanaman modal sesuai dengan jadwal dan masuk dalam anggaran. Ketika proyek menghasilkan aliran kas masuk,

pengawasan dan pengendalian mencakup audit pasca investasi yang membandingkan rencana proyek dengan realisasi. Pada umumnya proyek penganggaran modal membutuhkan peningkatan modal kerjapengeluaran kas( cash outly) pada umumnya pada saat proyek dimulai yang akan kembali pada akhir proyek. Keuntungan kualitatif dan kuantitatif non-keuangan ini tidak dipertimbangkan dalam analisis keuangan formal. Dalam tahap pemilihan, manajer memutuskan apakah perlu membeli mesin yang baru. Intinya metode penggaran yang akan dibahas adalah: 1. Nilai sekarang neto (NPV) 2. Tingkat pengembalian hasil internal (IRR) 3. Payback 4. Tingkat pengembalian akuntansi akrual (AARR)

Aliran kas yang didiskontokan ( DCF)


Metode aliran kas yang didiskontokan memperlakukan semua penerimaan aliran kas masuk dan keluar dimasa depan yang diharapkandari sebuah proyek, bagaikan mereka terjadi pada satu waktu tertentu. Kunci utama metode ini adalah nilai waktu dari uang (time value of money). Nilai waktu dari uang menganggap bahwa satu dolar (atau unit moneter lain) yang diterima hari ini lebih berharga dari pada yang diterima dimasa yang akan datang. Alasanya adalah bahwa yang diterima hari ini dapat diinvestasikan, misalkan, jika pada suku bunga 10% pertahun, maka akan bertambah menjadi 1,10 pada akhir tahun. Nilai waktu dari uang adalah peluang ( keuntungan yang hilang setiap tahun) karena tidak dimilikinya hari ini. Pada umumnya para akuntan manajmen mengabaikan nilai waktu dari uang dalam analisis jangka pendek karena nilai bunga yang hilang tidak signifikan.

Kedua metode ini adalah metode nilai sekarang neto (NPV) dan metode pengembalian kas internal (IRR) metode DCF menggunakan tingkat pengembalian hasil yang diinginkan , yang merupakan tingkat pengembalian investasi tahunan minimal yang akan diterima. RRR merupakan keuntungan yang dapat diharapkan oleh sebuah organisasi untuk sebuah organisasi dengan risiko yang sebanding. RRR juga disebut tingkat diskonto,hurdle rate, biaya modal atau biaya kesempatan dari modal. Diasumsikan tingkat pengembalian hasil yang diinginkan.

Metode nilai sekarang


Metode nilai sekarang menghitung kerugian atau keuntungan moneter yang diharapkan dari sebuah proyek dengan melakukan diskonto pada semua aliran kas masuk dan keluar yang diharapkan dimasa depan ke saat ini, dengan menggunakan tingkat pengembalian yang diharapkan. Hanya proyek-proyek yang mempunyai nilai NPV positif atau nol yang bisa diterima. Hal ini disebabkan karena keuntungan dari proyek ini sama atau melebihi biaya modal ditempat lain. Jika semua faktor sama maka semakin tinggi NPV , semakin baik. Langkah dalam metode NPV adalah sebagai berikut: 1. Langkah pertama, gambarkan sketsa aliran kas masuk dan keluar. 2. Langkah kedua, pilih tingkat suku bunga majemuk yang benar dan lampiran 3. Langkah ketiga, jumlahkan nilai sekarang untuk mendapatkan nilai sekarang Pada umumnya kalkulator memberikan hasil yang berbeda dari hasil yang didapatkan dengan menggunakan faktor dalam tabel dilampiran C . hal ini disebabkan karena faktor: 1. Faktor dalam tabel hanya mempunyai tiga digit, sementara kalkulator memiliki delapan atau bahkan lebih

2.

Tabel mengasumsikan bahwa aliran kas terjadi pada akhir periode, sedangkan pada kalkulator aliran kas diasumsikan terus menerus.

Metode tingkat pengembalian hasil internal


Metode pengembalian hasil internal , menghitung tingkat diskonto dimana nilai sekarang aliran kas masuk yang diharapkan dari sebuah proyek sama dengan nilai sekarang aliran kas keluar yang diharapkan jadi, IRR merpakan tingkat diskonto yang menjadikan NPV =0 Bagaimana cara menetukan tingkat diskonto yang menghasilkan NPV=0 ? dalam banyak kasus, para analis memecahkan permasalahan penganggaran modal memiliki program komputer atau kalkulator untuk memberikan nilai tingkat pengembalian hasil internal. Tanpa program komputer atau kalkulator , jawabanya juga didapatkan dengan pendekatan trial-anderorror. Langkah satu, coba hitung NPV proyek dengan menggunakan salah satu tingkat diskonto Langkah dua, jika NPV yang dihitung kurang dari nol, coba tingkat diskonto yang lebih rendah. Sebuah proyek hanya akan diterima jika IRR-nya sama atau lebih besar dari tingkat pengembalian hasil yang diinginkan (RRR).

Perbandingan nilai sekarang neto dan metode tingkat pengembalian hasil internal
Salah satu kelebihan NPV adalah metode ini menyatakan perhitungan dalam dolar, dan bukan pada presentase. Oleh karena itu, kita dapat menjumlahkan NPV dari proyek individu untuk

menghitung NPV proyek kombinasi. Sebaliknya, IRR dari proyek individu, tidak bisa ditambahkan atau dirata-ratakan untuk menghasilkan IRR proyek kombinasi. Namun IRR diterapkan secara meluas karena para manajer mendapati bahwa IRR lebih mudah dipahami dan mungkin, pada umumnya keputusan mereka tidak akan berpengaruh dengan menggunakan satu metode atau yang lainya. Walaupun demikian, dalam beberapa kasus , ketika dua proyek lini yang dibandingkan, atau jumlah investasi yang berbeda, mungkin kedua metode mungkin tidak menghasilkan keputusan yang sama. Para manajer tidak menggunakan IRR berasumsi bahwa tingkat diskonto sama dengan tingkat pengembalian yang dihasilkan proyek. Peluang investasi seperti ini mungkin tidak ada. Manajer yang menggunakan NPV berasumsi bahwa dana yang didapat dari proyek tandingan dapat diinvestasikan kembali pada tingkat RRR perusahaan tersebut. Metode NPV biasanya dianggap sebagai metode yang lebih baik dibanding IRR. Kelebihan NPV yang lain adalah metode ini dapat dgunakan ketika RRR berfluktuasi sepanjang masa proyek.

Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas dapat dikerjakan dalam beragam format. Andaikan manajer berpendapat bahwa penghematan yang ramalkan sulit diperkirakan. Variasi pada aliran kas masuk tahunan, RRR sangat mempengaruhi NPV mesin , juga bervariasi sepanjang masa manfaat proyek. Analisis sensitivitas membantu manajer untuk memusatkan perhatian pada keputusan yang sangat sensitif pada asumsi yang berbeda dan tidak perlu mencemaskan keputusan yang tidak begitu sensitif.

Metode payback
Payback menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal neto sebuah proyek, dalam bentuk aliran kas yang diharapkan dimasa depan. Seperti halnya NPV dan IRR , metode ini tidak membedakan sumber aliran kas seperti dari operasi,

penjualan atau pembelian peralatan, atau investasi serta pengembalian modal kerja. Payback sangat sederhana untuk dihitung ketika proyek memiliki aliran kas yang seragam. Hal yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut: Aliran kas seragam Metode payback menekankan likuiditas, sebuah faktor yang sering berperan penting dalam pengembalian keputusan penganggaran modal. Para manajer lebih menyukai proyek yang memilki payback lebih pendek ( proyek yang lebih likuid) dari pada proyek yang memilki payback panjang, jika semua komponen lain sama. Dengan metode ini, organisasi lebih memilih sebuah periode cutoff untuk sebuah proyek. Semakin besar risiko sebuah proyek, semakin pendek periode cutoff nya. Aliran kas tidak seragam Saat keadaan seperti ini, maka perhitungan payback dilkukan secara kumulatif: aliran kas tahunan diakumulasikan hingga jumlah investasi awal neto terpenuhi. Perusahaan sering menggunakan metode payback bersamaan dengan analisis DCF dan memilih proyek dengan NPV positif yang juga memilki periode payback yang singkat. Manajmen cenderung menekankan payback yang singkat disaat masa depan tidak pasti.

Metode tingkat pengembalian akuntansi akrual


Metode ini membagi perhitungan akuntansi akrual dari rata-rata pendapatan tahunan sebuah proyek dengan perhitungan akuntansi akrual investasi. Hal ini juga disebut sebagai tingkat pengembalian akuntansi. Metode AARR serupa dengan IRR dimana kedua metode ini menghitung presentase tingkat pengembalian. AARR menghitung keuntungan dengan menggunakan pendapatan operasi setelah mempertimbangkan akrual dan pajak. Sementara metode IRR menghitung keuntungan berdasarkan aliran kas dan nilai waktu dari uang. Oleh karena aliran kas dan nilai

waktu dari uang merupakan inti dari keputusan penganggaran modal, maka metode IRR dianggap lebih baik daripada metode AARR.

Mengevaluasi permasalahan manajer dan kesesuaian tujuan


Seorang manajer yang menggunakan metode DCF untuk mengambil keputusan penganggaran modal dapat mengambil keputusan yang tidak konsisten dengan keputusan yang akan dibuat jika AARR digunakan untuk mengevaluasi kinerja. Jelas sekali, terdapat ketidakkonsistenan dalam menggunakan NPV sebagai metode yang terbaik bagi pengambilan keputusan penganggaran modal dan kemudian menggunakan metode yang berbeda untuk mengevaluasi kinerja dalam waktu yang singkat.

Aliran kas yang relevan


Salah satu tantangan terbesar dalam penganggaran modal, terutama sekali analisis DCF adalah menentukan aliran kas mana yang relevan dalam pemilihan investasi. Aliran kas yang relevan adalah perbedaan aliran kas yang yang diharapkan dimasa depan diantara dua pilihan yakni terus menggunakan mesin lama, atau membeli mesin baru.

Aliran setelah pajak yang relevan


Pendekatan diferensial digunakan pada pengambilan keputusan yang diperkenalkan pada bab 11. Selanjutnya dibuat perbandingan antara aliran kas keluar sebagai hasil penggantian mesin lama dan penghematan aliran kas keluar masa depan dengan penggunaan mesin baru. Untuk mendapatkan penghematan kas yang lebih banyak, membebankan depresiasi yang lebih tinggi. Dengan menanamkan pada mesin baru. Biaya depresiasi sendiri tidak mempengaruhi aliran kas sebab depresiasi merupakan biaya non-kas. Tetapi biaya depresiasi yang lebih tinggi akan menurunkan pendapatan kena pajak. Dengan logika jika suatu perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan aktiva , maka akan muncul aliran pajak keluar, dan jika rugi saat menjual aktiva maka akan muncul keuntungan pajak atau penghematan.

Sebuah proyek biasanya mempunyai tiga kategori aliran kas : investasi awal neto proyek yang mencakup pengadaan aktiva baru dan kebutuhan penambahan modal kerja , dikurangi aliran kas dari penjualan aktiva yang ada saat ini, aliran kas dari operasi setelah pajak.

Mengelola proyek
Ada dua aspek dalam pengelolaan proyek yakni: pengendalian manajmen aktivitas investasi dan pengendalian manajmen proyek secara keseluruhan. 1. Pengendalian manajmen aktivitas investasi Meliputi hal: Proyek penganggaran modal, seperti pembelian mesin baru mudah untuk diterapkan. Proyek lain seperti membangun sesuatu yang baru , kompleks dan membutuhkan waktu yang lama. Pada kasus yang terakhir , mengawasi dan mengendalikan anggaran serta jadwal investasi sangat penting bagi kesuksesan proyek secara keseluruhan. 2. Pengendalian manajmen proyek audit pasca investasi Audit pasca investasi memberikan umpan balik bagi manajmen tentang kinerja sebuah proyek sehingga manajmen dapat membandingkan hasil realisasi dengan keuntungan serta biaya yang diharapkan pada saat proyek dipilih. Audit pasca investasi proyek modal membutuhkan informasi keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan proyek tersebut. Tetapi informasi aliran kas tersebut mungkin sulit untuk dapat dipisahkan dari aliran kas perusahaan keseluruhan.

Pertimbangan strategis dalam penganggaran modal


Strategi perusahaan merupakan sumber keputusan penganggaran modal strategisnya. Strategi yang mendasari beberapa keputusan penanaman modal adalah kepemimpinan dibidang teknologi. Keputusan penanaman modal yang strategis mengharuskan para manajer mempertimbangkan banyak faktor yang mungkin sulit untuk diperhitungkan . beberapa

investasi strategis dibuat untuk terhindar dari situasi kerugian bersaing . pertimbangkan beberapa kesulitan yang dapat menjustifikasikan investasi teknologi untuk mengukur manfaat dari dibuatnya banyak produk yang berbeda.

Aset yang tidak terukur dan penganggaran modal


Perusahaan melakukan investasi strategis pada asset yang tidak terukur seperti merek dagang, basis pelanggan, dan modal berupa karyawan yang berbakat. Manajmen puncak dapat menggunakan sebuah alat penganggaran modal, seperti NPV, untuk mengevaluasi sebuah asset perusahaan yang tidak terukur. Pertimbangkanlah pelanggan sebagai asset yang tidak terukur , analisa NPV menyoroti nilai pelanggan jangka panjang. Sebuah perbandingan perubahan NPV menyoroti tahun demi tahun tentang apakah para manajer telah berhasil mempertahankan hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan pelanggan.

Você também pode gostar