Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I.23
PENYELIDIKAN BATUBARA BERSISTEM PADA CEKUNGAN SUMATERA SELA-
TAN, DAERAH MUARAKILIS DAN SEKITARNYA, KABUPATEN TEBO, PROVINSI
JAMBI
Dahlan Ibrahim
Kelompok Program Penelitian Energi Fosil, PSDG
SARI
”Daerah penyelidikan terletak di Kecamatan Tebo Ilir, Ilir Tengah dan Muaratabir, Kabupaten Tebo,
Propinsi Jambi. Secara geografis dibatasi oleh koordinat 01030’ - 01045’ LS dan 102030’ – 102045’ BT.
Daerah ini secara geologi regional termasuk Cekungan Sumatera Selatan, Sub Cekungan Jambi. Stra-
tigrafinya tersusun oleh batuan sedimen berumur Tersier dan Kuarter dengan formasi pembawa batubara
adalah Formasi Airbenakat, Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai yang masing-masing berumur Mio-
sen Tengah-Akhir, Miosen Akhir-Pliosen dan Plio Plistosen. Endapan batubara yang potensial terdapat
pada Formasi Muaraenim sehingga penyelidikan lebih difokuskan pada formasi ini.
Kegiatan penyelidikan batubara bersistem adalah kelanjutan dari beberapa penyelidikan batubara
bersistem sebelumnya pada Cekungan Sumatera Selatan yang didasarkan atas lembar peta topografi
Bakosurtanal skala 1: 50.000. Pekerjaan lapangan terdiri atas pemetaan geologi batubara dan pemboran
dangkal (≤ 100 m). Maksudnya adalah untuk mengetahui geologi dan potensi endapan batubara dengan
tujuan melengkapi data base batubara pada Cekungan Sumatera Selatan khususnya dan Indonesia pada
umumnya.
Dari dari data singkapan dan pemboran disimpulkan bahwa Formasi Muaraenim mengandung 4 (empat)
lapisan batubara dengan ketebalan ≥ 1 m yaitu lapisan A (ketebalan rata-rata 2,5 m), B (2,90 m), C (2,85
m) dan D (3 m) serta 4 (empat) lapisan batubara dengan ketebalan < 1 m. Pada Formasi Kasai terdapat
sedikitnya dua lapisan batubara dengan ketebalan < 1 m.
Kualitas batubara Formasi Muaraenim tercermin pada nilai TM yang berkisar antara 49,33 – 57,22 %,
IM 9,73 – 12,46 %, Ash 2,81 – 19,62 %, St 0,20 – 0,67 % dan CV 4638 – 5537 kal/gr. Tampak bahwa nilai
Total Moisture (TM) cukup tinggi, kandungan abu bervariasi, kadar sulfur relatif rendah (< 1 %) sedang-
kan berdasarkan nilai kalori (CV) batubara Formasi Muaraenim dapat digolongkan sebagai low - medium
rank coal.
Hasil penghitungan sumber daya batubara daerah Muarakilis dan sekitarnya berjumlah sekitar 73.986.219
ton yang dapat diklasifikasikan sebagai sumber daya hipotetik.”
I.23 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Stratigrafi
Struktur Geologi
Lembar Muarabungo secara stratigrafi ter-
Struktur yang mempengaruhi Lembar Mua-
susun oleh batuan-batuan yang berasosiasi
rabungo cukup kompleks, meliputi proses
dengan Cekungan Sumatera Selatan pada Sub
tektonik yang berlangsung sejak Karbon hingga
Cekungan Jambi dan sebagian kecil berasosiasi
Resen. Unsur struktur utama yang terdapat di
dengan Cekungan Sumatera Tengah. Urutan
lembar ini adalah lipatan dan sesar.
stratigrafi Lembar Muarabungo dapat dikelom-
pokkan atas tiga yaitu Urutan Pra Tersier,
Perlipatan umumnya berarah Barat – Timur
Tersier dan Kuarter. Urutan Pra Tesier beru-
dan Baratlaut – Tenggara. Lipatan berarah
mur mulai Karbon Awal – Perm Tengah terdiri
Barat – Timur mempengaruhi batuan Pra Ter-
atas Formasi Terantam (Karbon Awal), For-
sier, sedangkan berarah Baratlaut - Tenggara tan, kusam, menampakkan struktur kayu yang
mempengaruhi batuan Pra Tersier dan Tersier. cukup jelas dan menunjukkan karakteristik
Ciri lipatan menunjukkan pengaruh deformasi rank batubara yang rendah (low rank coal). Ket-
pada batuan Pra Tersier lebih kuat dibanding- erdapatn lapisan-lapisan batubara di daerah
kan Tesier dan Kuarter. Sumai ini memberikan harapan setidaknya
sebagian lapisan-lapisan batubara tersebut
Pensesaran umumnya dapat dibagi atas empat masih menerus ke daerah di Selatan yaitu dae-
arah yaitu BaratBaratlaut – Timur Tenggara, rah Muarakilis dan sekitarnya.
Baratlaut – Tenggara, Timurlaut – Baratdaya
dan TimurTimurlaut – BaratBaratdaya. Pen-
sesaran pada batuan Pra Tersier lebih kuat
dibandingkan pada Tersier. KEGIATAN PENYELIDIKAN
Pemboran
Indikasi Endapan Batubara
Kegitan pemboran batubara bersifat pem-
Daerah penyelidikan tersusun oleh beberapa boran dangkal (kedalaman ≤ 100 meter) yang
formasi pembawa batubara berumur Tersier dilakukan dengan metoda pemboran inti (cor-
yaitu Formasi Airbenakat (Miosen Tengah – ing). Penentuan titik bor mengacu kepada data
Akhir), Formasi Muaraenim (Miosen Akhir singkapan batubara di permukaan sedan-
– Pliosen Awal) dan Formasi Kasai (Plio Plis- gkan interval dan kedalamannya dirancang
tosen). Namun yang cukup potensial adalah sedemikian rupa sehingga dapat menembus
pada Formasi Muaraenim. Pada formasi lain- lapisan-lapisan batubara target. Lokasi bor
nya endapan batubara umumnya terbentuk juga harus memperhatikan beberapa persyara-
berupa lapisan-lapisan tipis dengan penye- tan diantaranya kemudahan akses jalan untuk
baran lateral terbatas. mobilisasi peralatan bor dan ketersediaan sum-
ber air sebagai bahan pencuci dan pembilas.
Penyebaran Formasi Muaraenim di daerah
penyelidikan cukup luas yaitu di bagian ten- Pemboran bertujuan antara lain untuk melacak
gah yang membentuk suatu struktur antiklin kontinuitas lapisan batubara ke arah lateral,
berarah Baratlaut – Tenggara dengan kemir- mengetahui lebih rinci urutan perlapisan bat-
ingan kedua sayap relatif landai. Informasi uan secara vertikal, mengukur ketebalan tiap
dari penyelidikan endapan batubara bersistem lapisan (batubara dan batuan pengapitnya) den-
terdahulu di sebelah Utara daerah penyelidikan gan lebih akurat dan untuk memperoleh conto
yaitu di daerah Sumai dan sekitarnya (Dahlan batubara yang lebih fresh dari pengaruh kon-
Ibrahim dkk.,2010) Formasi Muaraenim men- taminasi dan oksidasi di permukaan.
gandung beberapa lapisan batubara dengan
ketebalan mencapai sekitar 11 meter dengan Pemboran menghasilkan inti bor berukuran NQ
kenampakan fisik berwarna hitam kecokla- (diameter 47,6 cm). Pengamatan terhadap inti
I.23 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
bor terutama adalah pemerian sifat teknis bat- jalan dan lain-lain.
uan dan batubara. Pengambilan conto inti bor
batubara dilakukan untuk keperluan pengujian Pada kegiatan pemetaan ini dilakukan juga
kualitas batubara di laboratorium. pengambilan conto batubara di permukaan,
tujuannya adalah untuk membandingkan kual-
Peralatan yang digunakan pada pemboran ada- itas batubara di permukaan terhadap conto
lah 1 (satu) unit mesin bor merk Jecro seri 200 batubara hasil pemboran atau untuk memper-
beserta kelengkapan dan peralatan penunjang. oleh conto lapisan batubara yang tidak terwakili
Kelengkapan dan peralatan penunjang tersebut dalam pemboran.
antara lain Mast/tripod, pompa pembilas dan
pompa pengantar, rod, core barrel, inner tube, Peralatan dan perlengkapan pemetaan geologi
reamer, mata bor (bit), dongkrak, kunci-kunci, antara lain adalah kompas geologi, palu geologi,
klem, core catcher, slang air, tenda, corebox, Global Positioning System (GPS), pita ukur/roll-
casing, bentonit dan lain-lain. Pemakaian casing meter, kaca pembesar, pacul/linggis, kamera,
dan bentonit dilakukan apabila secara teknis peta topografi, kantong conto, alat-alat tulis
ada kemungkinan dinding pemboran runtuh dan lain-lain.
akibat jenis litologi yang rapuh atau kurang
kompak misalnya berupa batupasir lepas. Pemetaan geologi batubara dilakukan untuk
mengetahui pola penyebaran, jumlah lapisan,
Pemetaan Geologi dimensi dan bentuk geometris dari lapisan
batubara di daerah penyelidikan, sehingga
Pemetaan geologi batubara dilakukan untuk kegiatan ini lebih difokuskan pada areal for-
mengetahui pola penyebaran, jumlah lapisan, masi pembawa endapan batubara. Kegiatan ini
dimensi dan bentuk geometris dari lapisan dilakukan dengan menginventarisir lokasi sing-
batubara di daerah penyelidikan, sehingga kapan batubara, mengamati karakteristik dari
kegiatan ini lebih difokuskan pada areal for- endapan batubara, mengamati batuan pengapit
masi pembawa endapan batubara. Kegiatan ini dari lapisan batubara serta mengamati aspek-
dilakukan dengan menginventarisir lokasi sing- aspek geologi lainnya (morfologi, stratigrafi,
kapan batubara, mengamati karakteristik dari sedimentasi, struktur geologi) yang dapat
endapan batubara, mengamati batuan pengapit membantu penafsiran bentuk geometris dari
dari lapisan batubara serta mengamati aspek- lapisan batubara. Kegiatan ini biasanya dilaku-
aspek geologi lainnya (morfologi, stratigrafi, kan dengan pengamatan pada lintasan-lintasan
sedimentasi, struktur geologi) yang dapat tertentu yang berpotensi menunjukkan data
membantu penafsiran bentuk geometris dari geologi permukaan seperti sungai-sungai atau
lapisan batubara. Kegiatan ini biasanya dilaku- alur sungai, tebing bukit atau lembah, irisan
kan dengan pengamatan pada lintasan-lintasan jalan dan lain-lain.
tertentu yang berpotensi menunjukkan data
geologi permukaan seperti sungai-sungai atau Pada kegiatan pemetaan ini dilakukan juga
alur sungai, tebing bukit atau lembah, irisan pengambilan conto batubara di permukaan,
Peralatan dan perlengkapan pemetaan geologi Analisis petrografi dilkukan terutama untuk
antara lain adalah kompas geologi, palu geologi, mengetahui komposisi maseral (bahan tum-
Global Positioning System (GPS), pita ukur/roll- buhan pembentuk batubara) dari batubara,
meter, kaca pembesar, pacul/linggis, kamera, nilai reflektansi vitrinit (derajat kematangan)
peta topografi, kantong conto, alat-alat tulis dan kandungan mineral (lempung, oksida besi,
dan lain-lain. pirit). Analisis ini disamping untuk mengeta-
hui rank dari batubara, juga dapat membantu
Analisis Laboratorium penafsiran lingkungan pengendapan batubara.
I.23 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
memberikan informasi tambahan antara lain Muaraenim berumur Miosen Akhir – Pliosen.
mengenai kualitas, material penyusun sedi- Endapan Kuarter terdiri atas Formasi Kasai
men, kondisi pengendapan dan lain-lain. berumur Plio-Plistosen dan Aluvium berumur
Holosen.
Hasil pengolahan data akan disusun menjadi
laporan lengkap mengenai potensi endapan Endapan batubara dijumpai pada Formasi
batubara pada kedalaman lebih ≤ 100 m, dan Muaraenim dan Formasi Kasai, namun yang
kemungkinan prospek pengembangan di masa potensial adalah pada Formasi Muaraenim.
mendatang. Pelamparan masing-masing formasi dapat dia-
mati pada Gambar ......
Struktur Geologi
HASIL PENYELIDIKAN
Daerah penyelidikan dipengaruhi struktur lipa-
Morfologi tan dan sesar. Struktur lipatan berupa antiklin
dan sinklin berarah relatif Baratlaut - Teng-
Daerah penyelidikan secara umum dicirikan gara sedangkan sesar berupa sesar normal
oleh satuan morfologi perbukitan bergelom- berarah relatif Timurlaut – Baratdaya. Sesar
bang sedang, perbukitan bergelombang rendah normal umumnya memotong sumbu lipatan,
dan dataran. Satuan morfologi perbukitan ber- dimensinya lebih kecil sehingga disimpul-
gelombang sedang umumnya ditempati oleh kan sebagai sesar-sesar lokal yang terbentuk
batuan Tersier Formasi Muaraenim dan For- kemudian.
masi Airbenakat. Satuan morfologi perbukitan
rendah umumnya ditempati oleh Formasi Kasai. Penyebaran Batubara
Satuan dataran melampar di sepanjang aliran
S. Batanghari dan S. Tabir yang ditempati oleh Dari hasil penyelidikan lapangan pada periode
Aluvium. I dan periode II telah ditemukan 20 (dua puluh)
lokasi singkapan batubara dan batuan lainnya.
Pola aliran sungai di daerah penyelidikan Dari 12 (dua belas) lokasi batubara, 2 (dua)
secara umum menunjukkan pola dendritik yang lokasi diantaranya tidak terukur karena sing-
mencerminkan jenis batuan yang relatif homo- kapannya sudah tertimbun dan hanya diperoleh
gen dengan kemiringan lapisan yang landai. berdasarkan informasi penduduk. Dari data
singkapan terdapat 2 (dua) singkapan batubara
Stratigrafi pada Formasi Muaraenim dengan ketebalan ≥
1 m yaitu lokasi SKL-07 (ketebalan 4 m) dan
Stratigrafi daerah penyelidikan tersusun oleh SKL-09 ketebalan 1 m); sedangkan singkapan
Endapan Tersier dan Endapan Kuarter. Batuan lainnya ketebalannya < 1 m.
Tersier tersusun oleh Formasi Airbenakat
berumur Miosen Awal - Tengah dan Formasi Hasil pemboran menunjukkan terdapat 3 (tiga)
Dari kompilasi data singkapan dan pemboran Analisis laboratorium dilakukan terhadap
disimpulkan bahwa di daerah penyelidikan conto inti bor dan sebagian conto singkapan.
terdapat 4 (empat) lapisan batubara dengan Sesuai dengan fokus penyelidikan conto batu-
ketebalan ≥ 1 m yang diberi notasi masing- bara yang dianalisis terutama adalah conto
masing Lapisan A (ketebalan rata-rata 2,5 m), batubara Formasi Muaraenim dan sebagian
Lapisan B (2,90 m), Lapisan C (2,85 m) dan kecil dari Formasi Kasai. Analisis meliputi ana-
Lapisan D (3 m). Sedangkan lapisan batubara lisis proksimat, ultimat dan petrografi.
dengan ketebalan < 1 m masing-masing adalah
lapisan : P (0,40 m), Q (0,50 m), S (0,50 m), T a. Analisis Proksimat dan Ultimat
(0,25 m) dan U (0,40 m). Lapisan R ketebalannya
tidak diketahui karena tidak terukur. Analisis proksimat dan ultimat antara lain
untuk mengetahui kandungan moisture (IM,
Lapisan A, B, C, D, P, Q, R dan S merupakan FM, TM), kandungan zat terbang (VM), kandu-
lapisan batubara Formasi Muaraenim sedang- ngan abu (Ash), karbon tertambat (FC), kadar
kan Lapisan T dan U adalah lapisan batubara sulfur total (St), nilai kalori (CV), berat jenis
Formasi Kasai. Pada Formasi Kasai diperkira- (RD), indek kekerasan batubara (HGI), kandun-
kan masih ada beberapa lapisan lain (ketebalan gan unsur-unsur (C,H,N,S,O).
umumnya < 1 m dan pelamparan lateral san-
gat terbatas) namun tidak diamati secara rinci Analisis proksimat dan ultimat antara lain
karena bukan prioritas dalam penyelidikan. untuk mengetahui kandungan moisture (IM,
FM, TM), kandungan zat terbang (VM), kandun-
Kualitas Batubara gan abu (Ash), karbon tertambat (FC), kadar
sulfur total (St), nilai kalori (CV), berat jenis
Megaskopis (RD), indek kekerasan batubara (HGI), kandun-
gan unsur-unsur (C,H,N,S,O).
Pengamatan megaskopis dari batubara baik
dari singkapan maupun dari conto inti bor Hasil analisis proksimat dan ultimat disarikan
memperlihatkan bahwa ciri fisik batubara pada tabel 2 dan tabel 3 terlampir. Dari hasil
pada Formasi Muaraenim umumnya batubara analisis proksimat dan ultimat dapat disim-
berwarna hitam – hitam kecoklatan, kusam – pulkan bahwa :
kusam berlapis, masih terlihat struktur kayu,
I.23 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Kualitas batubara antar lapisan pada Formasi conto batubara yang berasal dari inti bor dan
Muaraenim tidak memperlihatkan perbedaan singkapan. Conto-conto BKL-01/1, BKL-01/2
yang cukup signifikan antara lapisan bawah dan BKL-0/3 adalah conto-conto dari inti bor,
ke arah atas. Perbedaan nilai kalori batubara sedangkan conto-conto SKL-07, SKL-10 dan
tampaknya lebih dipengaruhi oleh kandungan SKL-14 berasal dari conto-conto singkapan.
abu pada batubara yang kemungkinan disebab- Hasil analisis petrografi disarikan pada tabel 4
kan persentase lapisan pengotor pada conto dan tabel 5 terlampir.
tersebut, makin tinggi kandungan abu meny-
ebabkan berkurangnya nilai kalori (CV). Dari hasil analisis petrografi tampak bahwa
secara umum nilai reflektansi vitrinit pada tiga
Secara umum kualitas batubara Formasi Muar- lapisan Formasi Muaraenim (A, B, C dan D)
aenim pada lapisan A, B, C dan D tercermin tidak menunjukkan perbedaan yang menyo-
pada nilai TM yang berkisar antara 49,33 % – lok yaitu antara 0,27 % – 0,39 %, tergolong
57,22 %, IM antara 9,73 % – 12,46 %, Ash antara batubara peringkat rendah (low rank coal).
2,81 % – 19,62 %, St antara 0,20 % – 0,67 % dan Komposisi maseral seperti umumnya batu-
CV antara 4638 kal/gr – 5537 kal/gr. Dari kisa- bara Indonesia didominasi oleh maseral Vitrinit
ran nilai beberapa parameter tampak bahwa dengan persentase > 85 %. Analisis material
nilai Total Moisture (TM) tergolong cukup tinggi, mineral menunjukkan persentase pirit terdapat
kandungan abu bervariasi, kadar sulfur relatif dalam persentase sangat kecil yaitu rata-rata
rendah (< 1 %) sedangkan berdasarkan nilai 0,1 %.
kalori (CV) batubara Formasi Muaraenim dapat
digolongkan sebagai low - medium rank coal. Sumber Daya Batubara
Kandungan belerang total (St) tergolong kecil Berdasarkan Klasifikasi Sumberdaya dan
(< 1 %), hal ini diperkirakan akibat kondisi Cadangan Batubara Standar Nasional Indone-
pengendapan pada bagian pinggir cekungan sia (SNI) amandemen 1-SNI 135014-1998 dari
yang kurang dipengaruhi oleh infiltrasi air laut Badan Standarisasi Nasional, sumberdaya
(marin) sehingga kandungan belerang cukup batubara di daerah Muarakilis dapat dikelom-
kecil. pokan kedalam sumber daya sumberdaya
hipotetik (Hypothetical resource), kriteria perhi-
Dari hasil analisis ultimat tampak bahwa tungan adalah sebagai berikut :
persentase C pada keempat lapisan berkisar
antara 68,94 % - 71,32 %, persentase S juga • Jarak titik informasi adalah tidak dibatasi
kecil (< 1 %) yaitu berkisar antara 0,24 % - 0,84 sejauh tingkat keyakinan geologi
%.
• Tebal lapisan batubara yang dihitung adalah
b. Analisis Petrografi tebal rata-rata dari ketebalan di setiap titik
informasi pada lapisan tersebut.
Analisis petrografi dilakukan terhadap 6 (enam)
• Panjang sebaran kearah jurus adalah lis memberikan beberapa gambaran mengenai
sejauh tingkat keyakinan geologi setelah potensi endapan batubara :
dikurangi oleh panjang untuk sumberdaya
tereka. • Paling tidak terdapat 4 (empat) lapisan batu-
bara dengan ketebalan > 1 meter dengan
• Lebar kearah kemiringan dibatasi sam- ketebalan maksimum mencapai 4 meter.
pai kedalaman 100 m dengan besar sudut
kemiringan yang dihitung adalah sudut • Kemiringan lapisan relatif landai yaitu seki-
kemiringan rata-rata pada lapisan tersebut. tar 10º
• Berat jenis yang dihitung adalah berat jenis • Kontinuitas lapisan ke arah lateral ditinjau
rata-rata dari hasil analisis. dari segi ketebalan tidak cukup konsisten
namun diperkirakan cenderung menebal
• Rumus untuk menghitung sumberdaya ada- ke arah Baratlaut.
lah : Sumberdaya = Panjang (m) x Tebal (m)
x Lebar (m) x Berat Jenis ( ton/m3). • Kualitas batubara tercermin pada nilai TM
yang berkisar antara 49,33 – 57,22 %, IM
Sesuai kriteria SNI Ketebalan minimum lapisan 9,73 – 12,46 %, Ash 2,81 – 19,62 %, St 0,20
batubara yang dihitung sumber dayanya adalah – 0,67 % dan CV 4638 – 5537 kal/gr, dapat
1,00 m (Untuk batubara low rank coal). Sehingga digolongkan sebagai low rank coal.
perhitungan sumber daya hanya dilakukan pada
lapisan-lapisan batubara A, B, C dan D pada • Tata guna lahan di daerah ini sebagian
Formasi Muaraenim. Sumber daya batubara besar merupakan areal perkebunan kelapa
pada Formasi Kasai diabaikan karena kete- sawit dengan usia tanaman sekitar 5 - 15
balannya < 1,00 m. Hasil penghitungan sumber tahun dan dianggap merupakan usia yang
daya dicantumkan pada tabel 6 terlampir. masih sangat produktif.
Dari hasil perhitungan disimpulkan bahwa • Akses jalan untuk transportasi lewat darat
sumber daya batubara daerah Muarakilis dan atau sungai cukup menjanjikan
sekitarnya berjumlah sekitar 73.986.219 ton
yang dapat diklasifikasikan sebagai sumber Dengan memepertimbangkan beberapa faktor
daya hipotetik. di atas disimpulkan daerah ini cukup prospek
untuk dikembangkan untuk beberapa tahun
mendatang namun tidak untuk saat ini karena
keberadaan perkebunan kelapa sawit dengan
Prospek Pemanfaatan dan Pengemban- usia yang masih produktif dengan tingkat harga
gan Batubara jual yang masih cukup tinggi di pasaran.
Hasil penyelidikan batubara di daerah Muaraki- Untuk penyelidikan bersistem selanjutnya dis-
I.23 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
akses jalan yang rusak, berlumpur dan licin. Herman D., dkk, 2000, An Outline of The Geology
Untuk pelaksanaan ke depan diharapkan of Indonesia, Indonesian Association of
ada perencanaan yang lebih tepat baik dari Geologist, IAGI, Jakarta
segi waktu (kondisi musim/cuaca) maupun
jenis dan tonase peralatan bor yang dipakai. Ibrahim, D., dkk., 2010, Penyelidikan B atubara
Bersistem pada Cekungan Sumatera Sela-
• Disarankan melanjutkan penyelidikan ke tan daerah Sumai dan Sekitarnya,
sebelah barat dari daerah ini pada kegiatan Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi,
tahun anggaran berikutnya. Bandung
I.23 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
I.23 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Keterangan :
Qa Aluvium
KUARTER
QTk Fm. Kasai
Tabel 2. Kualitas Rata-Rata Batubara Daerah Muarakilis Berdasarkan Hasil Analisis Proksimat
FM TM IM VM FC ASH St RD CV
Lapis-
HGI
an
% % % % % % % gr/cm3 kal/gr
Lapisan Unsur
C H N S O
Tabel 4. Perbandingan Hasil Analisis Petrografi Tiap Lapisan Reflektan Vitrinit dan Komposisi
Maseral
I.23 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Tabel 5. Perbandingan Hasil Analisis Petrografi Tiap Lapisan dan Kandungan Material Mineral
Tabel 6. Hasil Penghitungan Sumber Daya Batubara Hipotetik Daerah Muarakilis (Dihitung hanya
pada Formasi Muaraenim)
SKL-07; 2,50
A 19.150 10 567 1,34 36.374.468
SKL-09
Gambar 4. Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Muarakilis, Propinsi Jambi
I.23 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011