Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TOPIK PENELITIAN
Topik penelitian dalam jurnal ini adalah membuat suatu program terkait
implementasi multifaceted program terhadap penurunan angka terjadinya resiko infeksi
saluran kemih dengan terpasangnya kateter.
LATAR BELAKANG
TUJUAN
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan umum penulisan makalah sharing journal
ini adalah untuk mengetahui implementasi multifaceted program terhadap penurunn resiko
infeksi saluran kemih terkait kateter.
METODE
Sampling: pada penelitian ini menggunakan 40 tempat tidur diruangan rawat inap
dengan menggunakan teknik observasi dan melhat data direkam medis. asuhan
keperawatan diberikan oleh RNS dengan di bantu oleh LPNs dan asisten perawat.
Status kateter telah didokumentasikan oleh perawat secara terstruktur dalam rekam
medis elektronik dengan baik, tetapi dokter tidak rutin untuk meninjau kembali
dokumentasi yang berhubungan dengan perawatan pasien yang terpasang kateter.
Data-data dikumpulkan dengan menggunakan review grafik, data yang dikumpulkan
termasuk demografi, pemasangan kateter pada saat masuk ruangan, pelepasan
kateter sebelum pulang dari rumah sakit, dokumentasi indikasi untuk kateterisasi, total
durasi kateterisasi (dalam hari) , dan penggantian kateter dalam waktu 48 jam.
Pada saat studi berlangsung, rata-rata lama pasien tinggal di rumah sakit (LOS)
adalah 4,6 hari. Penyakit-penyakit yang umumnya ditemui meliputi Sindrom Koroner Akut
(AKS), Pneumonia, Atrial Fibrilation, Eksaserbasi COPD dan Gagal Jantung Kongestif
(CHF). Sampel yang digunakan dalam studi ini sebanyak 99 sampel, dengan melihat
rekam medis dari pasien. Periode yang digunakan sebagai pembanding dalam studi ini
dibagi menjadi tiga periode, yaitu periode awal, periode intervensi dan periode perawatan
lanjutan seperti pada tabel 1.
Selama dilakukan studi penelitian ini, terdapat 20-31% kasus pemasangan kateter
indwelling, dengan 63-74% kateter dilepas sebelum pasien keluar dari rumah sakit. Dari
tiga periode yang diteliti, diketahui bahwa indikasi yang umum untuk pemasangan kateter
adalah karena retensi urin. Pendokumentasian untuk semua indikasi pemasangan kateter
meningkat dari periode awal sebesar 80% menjadi 89% pada periode perawatan lanjutan.
Durasi median dari pemasangan kateter sekitar 3-4 hari tanpa adanya perbedaan yang
signifikan untuk semua periode.
Pada gambar 2 dijelaskan mengenai rasio penggunaan kateter selama 111 minggu
(selama waktu dilakukan studi penelitian). Pada grafik P dapat diketahui bahwa rasio
pemakaian kateter urin sebesar 12% pada periode awal, yang kemudian turun menjadi
11.7% pada periode intervensi dan pada periode perawatan lanjutan turun menjadi 7,8%.
Penurunan yang terjadi mulai periode awal sampai periode perawatan lanjutan sebesar
0,65. Hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan pemasangan kateter setelah dilakukan
intervensi penuh pada pasien, yaitu sebesar 33-35%. Penurunan tindakan pemasangan
kateter urin juga berdampak pada menurunnya kasus infeksi saluran kemih berhubungan
dengan pemasangan kateter (CAUTI). Seperti yang dijelaskan pada gambar 3, terjadi
penurunan kejadian CAUTI yang awalnya sebesar 3,53 per 1000 menjadi 0,7 per 1000 hari
terpasang kateter. Pada gambar 3 juga dijelaskan bahwa mulai periode awal sampai
dengan perawatan lanjutan, rata-rata jumlah hari antara kejadian CAUTI adalah 101 hari.
Namun sejak adanya implementasi penuh hanya ada satu kejadian CAUTI pada bangsal
dilakukannya studi, dengan interval hari 412 hari antara infeksi terjadi.
Dalam penelitian ini, didapatkan bahwa dengan dilakukannya intervensi multifaceted dapat
menurunkan kejadian penggunaan kateter urin sebesar 33-35% yang juga berdampak
secara signifikan pada kejadian infeksi saluran kemih. Studi ini juga melakukan kombinasi
intervensi dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai penurunan
CAUTI, namun tidak didapatkan perbedaan penurunan yang signifikan sampai perawatan
lanjutan selesai dilakukan. Dari periode awal sampai perawatan lanjutan pada studi yang
dilakukan di bangsal ini dapat mencapai tingkatan rendah dalam penggunaan kateter,
program yang dijalankan dalam penelitian ini secara tidak langsung juga dapat
menurunkan tingkat kejadian CAUTI.
Namun demikian, studi yang dilakukan juga memiliki keterbatasan. Hal ini berkaitan
dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasional yang
menyebabkan sulitnya untuk meyakinkan bahwa penurunan yang terdeteksi dalam
penelitian ini bukan merupakan usaha dari kegiatan-kegiatan yang sebelumnya telah
dilakukan. Peneliti juga menggunakan periode tertentu untuk penelitian ini sehingga
membatasi kemampuan untuk mengevaluasi keefektifan dari setiap komponen.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa peneliti berhasil menurunkan kejadian penggunaan
kateter urin dengan menggunakan intervensi multi komponen yang tidak menyebabkan
peningkatan kejadian jatuh atau penggantian kateter. Hal tersebut menggambarkan
seberapa pentingnya hambatan yang berasal dari diri perawat sendiri seperti
pengembangan inisiatif-inisiatif untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Metode dalam jurnal ini bisa diterapkan di Indonesia karena bersifat sederhana dan
menyeluruh. Dikatakan sederhana disebabkan dalam metode ini hanya berfokus dalam 5
komponen dasar yang berkaitan dengan manajemen rumah sakit dalam memberlakukan
sebuah aturan untuk meningkatkan kualitas pelayannannya dengan memperhatikan
kebutuhan pasien akan harus/tidaknya terpasang kateter dengan melihat resiko terjadinya
ISK, kinerja perawat yang dituntut untuk bisa melakukan tindakan keperawatan mandiri dan
pengambilan keputusan ketika sudah terdokumentasi pencatatan perkembangan pasien
dengan lengkap dan tepat serta pendidikan multidisplin yang melibatkan dokter dalam
menentukan penatalaksanaan klinis (pemasangan kateter) yang sebelumnya tidak secara
rutin meninjau dokumentasi dan seringkali tidak mengetahui status kateter. Dikatakan
menyeluruh karena dalam pelaksanaan komponen kegiatannya dibutuhkan kolaborasi
antara perawat, dokter, pasien dan institusi.