Você está na página 1de 10

Manusia adalah makhluk sosial.

Mereka hanya dapat hidup berkembang dan berperan


sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah
satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah
komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan
manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan
manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali.
Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita
harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi.
Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang dialaminya. Orang
memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya sendiri atau lingkungan
sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu sangat jelas dan mudah dipahami orang
lain, namun terkadang makna itu buram, tidak dapat dipahami dan bahkan bertentangan
dengan makna sebelumnya. Dengan memahami komunikasi maka orang dapat
menafsirkan peristiwa secara lebih fleksibel dan bermanfaat.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau
keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan
harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami
pesan-pesan yang disampaikan. Contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat
dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui
telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak
langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi
dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-
lain.
Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak
komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan
komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non
verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang
berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai
macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa
membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.Bentuk komunikasi non verbal
sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol,
pakaian seragam, warna dan intonasi suara.
Komunikasi Verbal
Pengertian Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol verbal, baik
secara lisan maupun tertulis. Komunikasi verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara yang kita sadari
termasuk kedalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan
secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara verbal.
Komunikasi verbal ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
ü Disampaikan secara lisan / bicara atau tulisan
ü Proses komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah
ü Kualitas proses komunikasi seringkali ditentukan oleh komunikasi non verbal (Herlina,
tanpa tahun)

Fungsi bahasa sebagai Bentuk Komunikasi Verbal


Bahasa dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa didefinisikan sebagai
seperangkat simbol, dengan alunan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut,
yang digunakan dan dipahami suatu komunitas (Herlina, Tanpa tahun).
Menurut Larry Barker (Mulyana, 243) bahasa memiliki 3 fungsi sebagai berikut:
1. Penamaan (naming/labeling)
Penamaan merupakan fungsi bahasa yang mendasar. Penamaan atau penjulukan
merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang yang menyebut
namanya sehingga dapat dirujuk dalam berkomunikasi
2. Interaksi
Fungsi interaksi merujuk pada berbagai gagasan dan emosi yang dapat mengunadang
simpati pengertian ataupun kemarahan dan kebingugan
3. Transmisi Informasi
Yang dimaksud dengan fungsi transmisi informasi adalah bahwa bahasa merupakan
media untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Bahasa merupakan media
transmisi informasi yang bersifat lintas waktu, artinya melalui bahasa dapat disampaikan
informasi yang menghubungkan masa lali, masa kini, masa depan sehingga
memungkinkan adanya kesinambungan budaya dan tradisi.
Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakuakan, ternyata komunikasi verbal hanya
memiliki porsi 35 %, sisanya adalah komunikasi nonverbal. Dengan porsi demikian pun,
bahasa masih memiliki keterbatasan yaitu:
1) Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek
Kata-kata adlah kategori untuk menunjuk pada objek tertetu . Tidak semua kata tersedia
untuk menunjuk pada objek.
2) Kata-kata bersifat ambigu dan konstektual
Dikatakan bersifat ambigu karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan
interprestasi orang-orang yang berbeda.
3) Adanya pencampuradukan fakta dan penafsiran.
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta, penafsiran dan penilaian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelancaran Komunikasi Verbal
1) Faktor Intellegensi
Orang yang memiliki intellegensi yang tinggi biasanya memiliki banyak pembendaharaan
kata dibandingkan orang yang memiliki intellegensi rendah.
2) Faktor budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Seperti di Indonesia yang memiliki
keragaman suku. Suku Sunda, Batak memiliki bahasanya masing-masing.
3) Faktor Pengetahuan
Orang yang memiliki pengetahuan banyak akan mendorong yang bersangkutan untuk
berbicara lancar dengan pembendaharaan kata yang banyak
4) Faktor Kepribadian
Orang memiliki sifat pemalu, atau pendiam biasanya sedikit berbicara pada orang lain
disebabkan tidak terbiasa berkomunikasi.
5) Faktor Biologis
Adanya kelainan sehingga mengganggu saat berbicara.
6) Faktor Pengalaman
Orang yangbanyak berkomunikasi baik berbicara dengan orang lain, individu atau massa,
akan dapat berbicara secara lancar.

Komunikasi Nonverbal
Pengertian Komunikasi Nonverbal
Beberapa pengertian dan pendapat Komunikasi nonverbal dari beberapa ahli
diantaranya :
Menurut Edward Sapir, Komunikasi nonverbal adalah sebuah kode yang luas yang ditulis
tidak di mana pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh semua (an
elaborate code that is written nowhere, known to none, and understood by all).
Molandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi: komunikasi antar budaya
memberikan batasan-batasannya sebagai berikut :
1) Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata.
2) Komunikasi nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara
3) Komunikasi nonverbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi
makna oleh orang lain
4) Komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu,
gerak, isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain.
Adapun ciri-ciri komunikasi nonverbal diantaranya :
ü Disampaikan dengan menggunakan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement),
postur/lipologi, pembahasa, kinesic/sentuhan, penampilan fisik, ruang, jarak, waktu,
consumer product dan artefak
ü Proses komunikasi implisit dan dapat terjadi dua arah maupun satu arah
ü Kualitas proses komunikasi tergantung pada pemahaman terhadap persepsi orang lain

Fungsi Komunikasi Nonverbal


Fungsi pesan nonverbal dalam hubungannya dengan pesan verbal menurut Mark L.
Knapp (1972: 9-12) dalam (Herlina Tanpa tahun) ada lima, yaitu:
1. Repitisi, yaitu mengulang kembali pesan yang disampaikan secara verbal
2. Subtitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal
3. Kontradiksi, yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan
verbal
4. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna nonverbal.
5. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal menggaris bawahinya.

Komunikasi ini sangat penting, namun memiliki hambatan. Diantara hambatan tersebut
yaitu:
1. Hambatan konsepsi atau pemahaman
Dalam berkomunikasi sangat penting bagi kebermaknaan suatu komunikasi.
Keslahpahaman ini bisa terjadi jika:
1. Komunikasi nonverbal bersifat insting, dan tidak dipelajari
2. Adanya keyakinan bahwa fenomena nonverbal seperti ekspresi wajah, postur tubuh
3. Banyaknya gerak isyarat yang digunakan dalam komunikasi membuatnya sulit untuk
dipelajari secara praktis dalam hubungannya dengan perilaku manusia.
4. Hambatan sejarah
Cara pergerakan dalam pengucapan bahasa dianggap perlu dilakukan menarik perhatian
audience, bukan sebagai pelengkap dan penguat pesan yang disampaikan.
3. Hambatan metodologi
Diperlukan peralatan yang mahal untuk mempelajari komunikasi nonverbal.

Klasifikasi Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non verbal belum memiliki kesepakatan yang sama yang dipegang teguh
oleh para ahli, namun menurut Duncan komunikasi non verbal dibagi jadi 6 jenis, yakni:
1. Kinesik atau gerak tubuh
2. Paralinguistic atau suara
3. Proksemik atau penggunaan jarak dan ruang sosial
4. Olfaksi atau penciuman
5. Sentitifitas kulit
6. Artifaktual seperti pakaian dan kosmetik

Gaya Komunikasi non Verbal


Ada beberapa gaya dan tingkah laku yang dilakukan pada saat seseorang berkomunikasi
secara tidak langsung atau non verbal, diantaranya adalah
1. Gaya Afiliatif
Gaya afiliatik adalah gaya yang sifatnya ramah, hangat, bersahabat. Apabila ada kontak
fisik biasanya dilakukan dengan beberapa kontak tubuh tertentu seperti kontak mata,
tersenyum, nada ramah dalam suara, dan percakapan dalam personal topic.
2. Teknik-teknik Dominan
Banyak orang-orang menggunakan teknik ini dalam komunikasi secara tidak sadar. Ada
yang menghindar agar tidak dapat dikuasai orang lain, namun ada juga yang harus
mampu untuk mendominasi atau mengendalikan komunikasi tersebut, contohnya Dosen.
3. Pola-pola umum yang lain dalam interaksi
Ada sejumlah gaya-gaya umum yang merupakan kombinasi-kombinasi selaras dari
sinyal-sinyal verbal dan non verbal yang berbeda-beda, misalnya: dependent, submissive
dan versus dominant, percaya diri sendiri dan yakin versus ragu-ragu, depresi versus
gembira.

Perbedaan Antara Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal


Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
dalam arti. kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu
makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan- perbedaan. Dalam pemikiran Don
Stacks dan kawan-kawan, ada tiga perbedaan utama di antara keduanya yaitu
kesengajaan pesan (the intentionality of the message), tingkat simbolisme dalam
tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act or message), dan pemrosesan
mekanisme (processing mechanism). Kita mencoba untuk menguraikannya satu per
satu. (Anonim, Tanpa tahun) :
a. Kesengajaan (intentinolity) Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan
nonverbal adalah persepsi mengenai niat (intent).
Pada umumnya niat ini menjadi lebih penting ketika kita membicarakan lambang atau
kode verbal. Michael Burgoon dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan
verbal adalah komunikasi kalau pesan tersebut
1) dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan
2) diterima oleh penerima secara sengaja pula
Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. atau intent tersebut. Persepsi
sederhana mengenai niat ini oleh seorang penerima sudah cukup dipertimbangkan
menjadi komunikasi nonverbal. Sebab, komunikasi nonverbal cenderung kurang
dilakukan dengan sengaja dan kurang halus apabila dibandingkan dengan komunikasi
verbal. Selain itu, komunikasi nonverbal mengarah pada norma-norma yang berlaku,
sementara niat atau intent tidak terdefinisikan dengan jelas. Misalnya, norma-norma
untuk penampilan fisik. Kita semua berpakaian, namun berapa Bering kita dengan
sengaja berpakaian untuk sebuah situasi tertentu? Berapa kali seorang teman memberi
komentar terhadap penampilan kita? Persepsi receiver mengenai niat ini sudah cukup
untuk memenuhi persyaratan guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.
1. Perbedaan perbedaan simbolik (symbolic differences)
Kadang-kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa dampak simbolik
dari komunikasi kita. Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau model tertentu,
mungkin akan dipahami sebagai suatu `pesan’ oleh orang lain (misalnya berpakaian
dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita).
Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang
diantarai (mediated form of communication). Dalam arti kita mencoba mengambil
kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata-kata yang
kita gunakan adalah abstraksi yang telah disepakati maknanya, sehingga komunikasi
verbal bersifat intensional dan harus ‘dibagi’ (shared) di antara orang-orang yang terlibat
dalam tindak komunikasi. Sebaliknya, komunikasi nonverbal lebih alami, isi beroperasi
sebagai norma dan perilaku yang didasarkan pada norma. Mehrabian menjelaskan
bahwa komunikasi verbal dipandang lebih eksplisit dibanding bahasa nonverbal yang
bersifat implisit. Artinya, isyarat-isyarat verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus
yang eksplisit dan lewat aturan-aturan sintaksis (kalimat), namun hanya ada penjelasan
yang samar-samar dan informal mengenai signifikansi beragam perilaku nonverbal.
Mengakhiri bahasan mengenai perbedaan simbolik ini, kita mencoba untuk melihat
ketidaksamaan antara tanda (sign) dengan lambang (symbol). Tanda adalah sebuah
representasi alami dari suatu kejadian atau tindakan. la adalah apa yang kita lihat atau
rasakan. Sedangkan lambang merupakan sesuatu yang ditempatkan pada sesuatu yang
lain. Lambang merepresentasikan tanda melalui abstraksi. Contoh, tanda dari sebuah
kursi adalah kursi itu sendiri, sedangkan lambang adalah bagaimana kita menjelaskan
kursi tersebut melalui abstraksi. Dengan perkataan lain, apa yang secara fisik menarik
bagi kita adalah tanda (sign) dan bagaimana menciptakan perbedaan yang berubah-
ubah untuk menunjukkan derajat ketertarikan tersebut adalah lambang (symbol).
Komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa nonverbal, dalam arti is dapat dipakai untuk
membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubah-ubah, sedangkan
bahasa nonverbal lebih mengarah pada reaksi-reaksi alami seperti perasaan atau emosi.
c. Mekanisme pemrosesan (processing mechanism)
Perbedaan ketiga antara komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan dengan bagaimana
kita memproses informasi. Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak,
kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi mengendalikan
perilaku- perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologis (perilaku yang dipelajari dan perilaku
sosial).
Satu perbedaan utama dalam pemrosesan adalah dalam tipe informasi pada setiap
belahan otak. Secara tipikal, belahan otak sebelah kiri adalah tipe informasi yang lebih
tidak berkesinambungan dan berubah-ubah, sementara belahan otak sebelah kanan, tipe
informasinya Iebih berkesinambungan dan alami (pada uraian di bawah, Malandro dan
Barker juga menjelaskan mengenai hal ini).
Berdasarkan pada perbedaan tersebut, pesan-pesan verbal dan nonverbal berbeda
dalam konteks struktur pesannya. Komunikasi nonverbal kurang terstruktur. Aturan-
aturan yang ada ketika kita berkomunikasi secara nonverbal adalah lebih sederhana
dibanding komunikasi verbal yang mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan
sintaksis. Komunikasi nonverbal secara tipikal diekspresikan pada saat tindak
komunikasi berlangsung. Tidak seperti komunikasi verbal, bahasa nonverbal tidak bisa
mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa mendatang. Selain itu,
komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah pemahaman mengenai konteks di
mana interaksi tersebut terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks
tersebut.
Perbedaan lain tentang komunikasi verbal dan nonverbal dapat dilihat dari dimensi-
dimensi yang dimiliki keduanya. Gagasan ini dicetuskan oleh Malandro dan Barker
seperti yang dikutip dalam buku Komunikasi Antar Budaya tulisan Dra. Ilya Sunarwinadi,
M.A.:
1. Struktur >< Nonstruktur
Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai hukum atau aturan-aturan tata
bahasa. Dalam komunikasi nonverbal hampir tidak ada atau tidak ada sama sekali
struktur formal yang mengarahkan komunikasi. Kebanyakan komunikasi nonverbal
terjadi secara tidak disadari, tanpa urut-urutan kejadian, yang dapat diramalkan
sebelumnya. Tanpa pola yang jelas, perilaku nonverbal yang sama dapat memberi arti
yang berbeda pada saat yang berlainan.
1. Linguistik >< Nonlinguistik
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari anal usul, struktur, sejarah, variasi regional dan
ciri-ciri fonetik dari bahasa. Dengan kata lain, linguistik mempelajari macam-macam segi
bahasa verbal, yaitu suatu sistem dari lambang-lambang yang sudah diatur pemberian
maknanya. Sebaliknya. pada komunikasi nonverbal, karena tidak adanya struktur
khusus, maka sulit untuk memberi makna pada lambang. Belum ada sistem bahasa
nonverbal yang didokumentasikan, walaupun ada usaha untuk memberikan arti khusus
pada ekspresi-ekspresi wajah tertentu. Beberapa teori mungkin akan memberikan
pengecualian pada bahasa kaum tuna-rungu yang berlaku universal, sekalipun ada juga
lambang-lambangnya yang bersifat unik.
1. Sinambung (continuous) >< Tidak Sinambung
(discontinuous) Komunikasi nonverbal dianggap bersifat sinambung, sementara
komunikasi verbal didasarkan pada unit-unit yang terputus-putus. Komunikasi nonverbal
baru berhenti bila orang yang terlibat di dalamnya meninggalkan suatu tempat. Tetapi
selama tubuh, wajah dan kehadiran kita masih dapat dipersepsikan oleh orang lain atau
diri kita sendiri, berarti komunikasi nonverbal dapat terjadi. Tidak sama halnya dengan
kata-kata dan simbol dalam komunikasi verbal yang mempunyai titik awal dan akhir yang
pasti.
1. Dipelajari ><Didapat
secara Ilmiah Jarang sekali individu yang diajarkan cara untuk berkomunikasi secara
nonverbal. Biasanya is hanya mengamati dan mengalaminya. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa manusia lahir dengan naluri-naluri dasar nonverbal. Sebaliknya
komunikasi verbal adalah sesuatu yang harus dipelajari.
1. Pemrosesan dalam Bagian Otak sebelah Kiri >< Pemrosesan dalam Bagian Otak
sebelah Kanan
Pendekatan neurofisiologik melihat perbedaan dalam pemrosesan stimuli verbal dan
nonverbal pada diri manusia. Pendekatan ini menjelaskan bagaimana kebanyakan
stimuli nonverbal diproses dalam bagian otak
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, tanpa tahun. Bacaan Kuliah: Modul 6 Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal.
Argiris C., 1994. Good communication that block learning. HBR. July – Agustus
Bacaan Mata Kuliah Ilmu Pernyataan : Materi 5 Komunikasi Nonverbal. Psikologi
Universitas Pendidikan Indonesia. ______, tanpa tahun.
Chandra, Ade. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi.
http://aurajogja.files.wordpress.com/2006/09/pengantar-ilmu-komunikasi-a5.pdf.(16
marer 2014).
GLEDIS JEINLEF MANOPO, PERANAN OPINION LEADER DALAM MENINGKATKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK MENUNJANG PROGRAM BERSIH ECENG
GONDOK DANAU TONDANO . _____, tanpa tahun
Graham, H.G., 1991. The Impact of non verbal communication of organization: A survay
of perceptions. The journal of Business communication. Winter 1991.
Herlina, tanpa tahun. Bacaan Mata Kuliah Ilmu Pernyataan : Materi 4 Komunikasi Verbal.
Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Pitasari, D.Kusuma.2007. Proses Komunikasi PT. Indofood-Vendor-Petani Kentang Di
Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Faperta UPN “Veteran”
Yogyakarta. Skripsi.
Prijosaksono, Aribowo dan Sembel, Roy. 2002. Komunikasi Yang Efektif http://www.
inline.or.id. (16 Maret 2014).
wantysastro http://wantysastro.wordpress.com/2013/06/01/pengertian-komunikasi-
verbal-dan-nonverbal-beserta-contoh-dan-slogan-produk/ (Diakses 16 Maret 2014)

Você também pode gostar